Rabu, 1 Mei
- Proyek. Asli. Rencana Kencan.
Sembari menyantap bekal makan
siang yang dimasak oleh Mariko selama istirahat, aku berbincang dengannya
mengenai seberapa cepatnya bulan April berlalu dan kemudian dia bertanya
tentang rencana jadwalku untuk bulan ini.
Satu-satunya hal yang sudah
kuputuskan sejauh ini ialah kencan di hari Sabtu ini. Karena aku tidak tahu apa
yang akan terjadi nanti, sangat sulit untuk memikirkan rencana.
Saat aku tidak bisa menjelaskannya,
Mariko menatap wajahku dengan tatapan penuh pertimbangan.
Aku
tidak ada rencana untuk minggu depan, aku akhirnya menjawab begitu.
Mariko mengangguk dengan senyum
lebar ….. entah bagaimana, membuatku merasa bersalah.
Aku bingung apa aku harus
memberitahu Sayuri dan lainnya mengenai kencanku dengan Tomomi pada hari Sabtu.
Sambil merasa dilema, aku
menekan tombol interkom ruang 501 dan pintu segera terbuka.
“Onii-sama, selamat datang
kembali ke rumah.”
“A-aku pulang.”
Hari ini penampilan
terkoordinasi Sayuri, sama persis dengan yang kita lihat di salah satu manekin
toko di Shibuya Maru-kuu.
“Itu terlihat cocok denganmu,
Sayuri.”
“Apa itu benar, Onii-sama!
Terima kasih banyak.”
Sayuri yang sedang senang dan
tersipu menyuruhku untuk duduk di ruang tamu dan memberi teh yang sudah dia
siapkan. Burung Myna, Kyu-chan berbicara ketika melihat diriku.
『 Aku
membelinya bukan karena gegabah! Aku membelinya bukan karena gegabah!'』
Kesanku pada Sayuri ialah seseorang
yang mampu mengendalikan emosinya ... dirinya yang biasa tegas berakhir jadi
hancur pada akhir pekan lalu.
Sambil membawa teh di atas
nampan dan menunduk ke bawah, Sayuri kembali dari dapur.
“Kyuu-chan, mengapa kamu bisa
memilih hal-hal begitu akurat?”
『
'Apakah Onii-sama menyukai pakaian ini? Aku merasa khawatir.'』
“Uuu ... diamlah sebentar.”
Dengan ekspresi bermasalah,
Sayuri menutupi sangkar burung dengan kain hitam dan Kyu-chan langsung diam.
“Jadi ... begitulah.”
“Bukankah itu menyedihkan,
ditutupi kain begitu?”
“Dia akan berpikir kalau hari
sudah malam dan akan tertidur.”
Rasanya seperti Kyu-chan akan
jadi burung nokturnal.
Aku menyesap teh dan menghela
napas.
“Um, Onii-sama. Bagaimana kalau
kita memperdalam ikatan saudara kita saat ini? Tentu saja, bila kamu ingin menyingkirkan
hubungan yang disebut 'saudara kandung'
pun aku takkan ragu-ragu.”
“Uhh, aku akan berterima kasih,
jika aku bisa berkonsultasi sesuatu denganmu hari ini.”
“Tentu saja! Selama itu berada
dalam kemampuanku, silahkan bertanya apa saja kepadaku.”
“Nah, um ... itu konsultasi
tentang kencan.”
Mata Sayuri langsung bersinar
cerah.
“Tunggu sebentar! Aku akan
membawa bahan-bahannya.”
Saat aku berpikir dia pergi ke
kamar tidur, Sayuri kembali dengan membawa setumpuk majalah, catatan dan alat
tulis. Dia tampak bersemangat ketika menyusun di atas meja.
“Kau tampak sudah
menyiapkannya, ya?”
“Demi Onii-sama, aku sudah mengumpulkan
ini semua.”
“Apa kau punya rekomendasi
tempat kencan?”
“Tentu saja. Aku sudah
meringkas tempat-tempat yang cocok untuk kencan di sekitaran Kanto.”
“Aku akan senang jika kau mau
mengajariku.”
Ketika aku membungkuk, Sayuri
membuka catatannya.
“Ayo kita mulai dengan tempat
yang pertama. Kencan di menara radio New Tokyo dan kota tua!”
“Maksudmu mirip seperti Sky
Tree? Pemandangan dari observatorium mungkin tampak luar biasa ...”
“Onii-sama. Cuma menaiki Sky
Tree saja kurang menarik. Tentu saja, pemandangannya sangat menarik tapi ada
banyak fasilitas komersial yang memungkinkanmu untuk menikmati pemandangan dari
atas. Yang ini bisa termasuk berjalan menyusuri kota tua sehingga bisa dibilang
sekali dayung dua atau tiga pulau terlampaui! Ditambah pula, ada banyak gang
berbelit-belit dan tidak populer di sana.”
Seolah-olah dia telah menghafal
semua itu, Sayuri dengan lancar menggambarkannya.
Ketika aku melirik catatannya,
seluruh peta ditandai dengan warna merah seperti "tidak ada polisi",
"tidak ada orang lewat", "tempat yang sepi" dan
"bayangan".
“O-Oke. Aku mengerti, jadi
tidak cuma menara radio. Kedengarannya sangat menarik, karena itu yang
'pertama', berarti masih ada yang lainnnya, ‘kan? Kau selalu menyelidiki sesuatu
dengan sangat teliti.”
“Tentu saja. Lalu yang klasik diantara
yang klasik! Aku akan memperkenalkan Maumauland.”
Dia membalik halaman berikutnya
dari buku catatannya dan membuka majalah pada saat yang sama, Sayuri mulai
menjelaskan mengenai taman hiburan.
“Ada juga di prefektur Chiba,
sebuah taman hiburan yang disukai semua orang.”
“Tapi kau belum pernah ke sana,
‘kan.”
“I-Ini juga adalah pertama
kalinya bagiku. Untuk pertama kalinya untuk bersama Onii-sama ... terlalu
menakjubkan.”
Caramu bicara menuju ke arah
yang aneh, Sayuri-san.
“Tapi, bukannya tempat
super-populer begitu biasanya ramai?”
“Itu benar. Meski kamu
mengantri sebelum pembukaan taman, kamu harus berjalan antara parade dan atraksi
populer untuk memasukinya. Ah! Ini berbahaya untuk berlari di taman tapi ...
bagaimana pun juga, yang penting adalah bagaimana untuk menghindari orang
banyak.”
“Begitu ya. Apa aku boleh melihat
catatanmu sebentar?”
“U-umm iya... boleh.”
Dimulai dengan stasiun terdekat
sampai stasiun Maihama di mana Maumauland berada, ada jadwal yang ditulis
secara rinci dan lengkap.
Jalur yang lebih disukai antara
daya tarik super populer dari pembukaan taman serta rute yang efisien untuk
berjalan di sekitar taman. Rute ini juga memiliki beberapa derivasi dan
alternatif untuk menghindari keramaian orang, serta atap bila ada hujan.
“Kau belum pernah ke sana, tapi
jadwal yang disiapkan membuatnya tampak seperti kau ingin pergi ke sana.”
“Itu ... um ...”
Sayuri membuat senyum
bermasalah.
“Apa ada masalah?”
“Se-Sebanarnya ... itu adalah
salinan langsung dari sebuah majalah.”
Dia membuka sebuah majalah yang
menjelaskan mengenai taman sebagai tempat cocok untuk kencan. Isi dari halaman
ditandai dengan catatan tempel.
Namun, walau sebagian besar isi
informasinya adalah salinan, dalam catatan ada juga informasi yang tidak ada di
majalah.
Pada peta taman hiburan, ada
kode misterius seperti "tempat berciuman", "tidak ada kamera
pengawas", "tidak ada orang di dalamnya (?)".
Yup, ayo kita anggap
seolah-olah tidak melihatnya.
Ketika aku membalik menuju
halaman berikutnya, Sayuri mulai panik dengan imutnya.
“Aaa! Kamu tidak boleh membalik
halaman lebih jauh dari itu!”
Dia berdiri sempoyongan dan
mencoba untuk mencuri catatannya kembali.
“Tungg ...! Sayuri!”
“Onii-sama berasal dari generasi
muda jadi ... kyaa!”
Kaki Sayuri terpeleset diikuti
dengan suara jeritannya dan terjun langsung ke arahku yang sedang duduk,
dadanya menekan wajahku.
Ada aroma wangi dari pelembut
kain dan ... sensasi lembut. Dia seharusnya mencoba untuk mengambil catatan
yang dipegang tanganku, tapi Sayuri malah memeluk kepalaku dengan erat sebagai
gantinya.
“Onii-sama, tolong kembalikan!
Tolong kembalikan catatanku!”
“Fghgfhgh! Sayuri, tenanglah sedikit!”
Aku entah bagaimana berhasil
lepas dari pelukan erat Sayuri dan berdiri.
“Onii-sama, kenapa kamu
berdiri?”
“Kau tanya kenapa? Hah!
Kesampingkan masalah pelukan tadi karena sebagai saudara itu masih dianggap
wajar. Tapi, kenapa kau malah menekankan dadamu di wajahku?!”
“Itu cuma momentum. Sesuatu
yang melintasi batas.”
“Jangan melintasinya! Jika kau
akan melakukan itu, maka aku akan membaca halaman rahasia yang tidak ingin kau
tunjukan kepadaku.”
Aku membuka buku catatan
yang kupegang dan mengkonfirmasinya.
Aku pikir mungkin ada semacam
skema menakutkan, tapi ketika aku membuka halaman itu ... isinya, rencana
kencan yang terorganisir dengan baik dan mudah dimengerti milik Sayuri.
“Apa apaan ini ... tur “power spot” Tokyo di Sugamo.”
“Hawaaaa! Mendengarnya saja sudah
membuatku merasa sangat malu!”
“Jadi menekankan dadamu itu
tidak memalukan ?!”
“Sugamo adalah nenek moyang
Harajuku. Aku mengaguminya sejak aku masih SD, ini terlalu memalukan.”
“Tidak, tidak, bahkan aku tahu
Togenuki Jizo …... yang lebih penting lagi, apa maksud dari 'power spots' ini?”
“Tempat di mana terkumpulnya
energi spiritual, kamu akan menjadi energik setelah pergi ke sana.”
Ah! Omong-omong, Sayuri memang
menyukai hal seperti ramalan dan mistis. Jadi, rencana ketiga ini mungkin
favorit Sayuri.
Tentu saja Sky Tree dan
Maumauland juga menarik, tapi di halaman rencana tur power spot ini aku bisa merasakan komitmen Sayuri.
“Aku cukup menyukai rencana
ketiga ini.”
“Be-Benarkah?”
“Ya. Aku tidak bisa
mengatakannya dengan baik, tapi kupikir itu memiliki cahaya dari
kepribadianmu.”
“Aku tidak bisa menemukan
artikel apapun dalam majalah jadi aku mengumpulkan informasinya dari internet.
Itu sebabnya tingkat penyelesaian rencana ini sangat susah bila dibandingkan
dengan dua yang sebelumnya.”
“’Tidak ada hal seperti
itu.perasaan ‘aku ingin mencobanya!” tersampaikan dengan sangat baik.”
Pada peta dari sebelumnya ada
tulisan misterius seperti "gelap",
"area terbatas" dan "buntu"
…… ... tapi aku merasa seperti aku akan kalah bila aku terus memikirkan itu.
Saat aku mengembalikan
catatannya, Sayuri memeluk erat-erat dan menunduk ke bawah.
Walau itu bukan kencan di tempat
klasik, pergi ke tempat yang ingin kau kunjungi… ... bukannya itu yang lebih penting?
Aku merasa seperti Sayuri
mengajariku sesuatu yang penting.
Sebelumnya | Daftar isi | Selanjutnya