Watashi no Shiranai, Senpai no Hyakko no Koto Chapter 68



u Sudut Pandang si Senpai u   
Kamis, 23 November adalah hari libur nasional. Waktu untuk beristirahat. Terima kasih untuk semua pekerja.
Ini adalah Hari Buruh Nasional.
Pada jam 10 pagi di hari libur seperti itu, aku berjalan di samping Kouhai-chan karena suatu alasan.
Kenapa aku ikut denganmu, bukannya ini aneh?
Tapi Senpai, pada akhirnya kamu tetap datang, kan?
Kalau begitu, aku akan pulang sekarang.
Saat aku berhenti berjalan, Kouhai-chan meraih pergelangan tanganku.
Kamu tidak boleh pulang dulu.
Tujuan yang menyeretku ke sana adalah Kinko.
Print, copy, dan cetak poster. Rasanya seperti toko luar biasa yang bisa melakukan apa saja, asalkan masih dalam jangkauan percetakan.
Aku bilang "sepertinya" karena ini adalah pertama kalinya aku datang ke sini. Tapi aku merasa seperti pernah mendengar namanya cukup terkenal di internet.
Umm, tempatnya yang ini, ‘kan?
Kenapa kau terdengar sangat tidak yakin?
Ini pertama kalinya aku datang ke tempat seperti ini.
Aku juga, oke!
Festival sekolah akan dimulai pada hari Sabtu, tapi batas waktu bagi Kouhai-chan untuk menyerahkan ilustrasinya adalah hari Kamis. Toko Kinko ini sangat menakjubkan, dan sepertinya akan mudah untuk membuat cetakan khusus seperti poster dan panel di sini. Aku baru tahu itu beberapa waktu yang lalu.
Kouhai-chan mendekati meja kasir dengan flashdisk di tangannya.
Aku melamun sedikit, dan tanpa aku sadari, Kouhai-chan sudah kembali ke sisiku.
Senpai.
Ah, kamu sudah selesai?
“Ya. Mereka bilang besok sudah jadi.”
Cepat sekali. Sungguh menakjubkan…
Kalau begitu, ayo pulang.
Aku memulai aplikasi peta, memeriksa arah ke stasiun, dan meninggalkan toko.
Sekarang, ayo pulang dan tidur lagi.
Tunggu, Senpai! Kenapa kamu pulang begitu saja?
Tapi kita sudah selesai dengan urusan kita ‘kan.
Maksudku, kamu tidak perlu buru-buru begitu. Lagian Senpai tidak punya janji, ‘kan?”
Janjiku untuk pulang dan tidur...
Kamu tidak punya ‘kan. Aku mengerti.”
Aku benar-benar diabaikan.
Makan siang ... masih terlalu dini, ya. Mending kita minum teh aja sekarang.”

u Sudut Pandang si Kouhai u   
Kami mencari tempat yang terjangkau, dan pada akhirnya, kami masuk ke McD yang menarik perhatian.
Senpai memesan pai apel dan kopi, dan aku memesan kakao. Kami duduk di lantai dua.
Fuu, hangatnya.
Senpai menghela nafas sembari menggenggam cangkir kopi dengan tangannya. Itu benar, Ia juga sensitif terhadap dingin.
Ini benar-benar hangat ~
Tidak, ini bukan saatnya untuk menghargai kehangatan McD, tahu.
“Mengapa?”
Aku menyesap cokelatku. Rasa manisnya menyebar ke mulutku, dan aku merasa tubuhku yang lelah benar-benar segar kembali.
Kenapa kau membuatku ikut denganmu, walau ini adalah urusan klub seni?
Kamu baru menanyakan itu sekarang?
Aku juga tahu kalau aku telat nanya.
Festival budaya akan diadakan dua hari lagi. Jam pelajaran pun dibebaskan, dan orang-orang sudah mulai bersiap-siap untuk festival budaya. Tentu saja, klub seni tidak terkecuali.
Karena semua orang di klub seni sekarang sedang ada di sekolah.
Ah, buat persiapan?
Seperti yang diharapkan dari ketua OSIS, dia cepat mengerti.
Eh, tapi bukannya Kouhai-chan juga anggota klub seni?
Saat ini aku sedang menyelesaikan ilustrasiku.
Apa itu sesuatu yang harus dikatakan seseorang yang sedang minum kakao di McD?
Aku hanya perlu mempersiapkan pengaturannya dengan benar, jadi ini tidak masalah, kan??”
Bukannya itu yang dilakukan Kinko ...
Apa Senpai tidak keberatan kalau sekarang buat waktu camilan?

u Sudut Pandang si Senpai u   
Aku penasaran apa yang akan terjadi bila aku memberitahu teman sekelasku, Idezuka, mengenai apa yang sedang dilakukan Kouhai-chan.
Tapi tentu saja aku takkan melakukannya hanya karena aku memikirkannya, dan juga tidak jelas seberapa banyak anggota hantu ini dianggap sebagai kekuatan penting.
Ngomong-ngomong, Senpai. Pertanyaan hari ini .
Kami duduk saling berhadapan, sehingga aku bisa melihat matanya secara langsung.
Senpai, apa kamu sering datang ke tempat semacam ini?
Aku tidak benar-benar pergi ke toko lain, tapi aku memang sering datang ke McD.
Kouhai-chan yang menyenderkan dagunya di salah satu tangan tampak sedikit menikmati ini.
Kapan kamu datang, dan apa yang biasanya kamu pesan?
“Di akhir pekan.”
Jadi ada kalanya Senpai juga akan meninggalkan rumah di akhir pekan, ya.
Tentu saja lah. Dasar kasar sekali.”
Aku menyesap kopiku untuk menyegarkan tenggorokanku. Meski saat itu masih musim gugur, udaranya kering, dan musim dingin semakin dekat.
Hee…
Dalam perjalanan pulang dari membeli buku,
“Iya.”
Atau dalam perjalanan pulang dari membeli buku bekas.
Aku sering pergi ke pasar buku loak.
Bukannya itu sama saja?
Jangan samakan toko buku dengan pasar buku loak.
Karena mereka sangat berbeda. Pertama-tama, bagaimana mereka menata buku-buku itu berbeda.
Lalu, ada kalanya saat aku pulang dari membeli buku pada siang hari. Aku akan menggunakan ini pada kesempatan itu.”
Aku mengambil kupon pemegang saham dari dompetku dan menunjukkannya kepada Kouhai-chan.
“Apa ini?”
Sepertinya ini yang akan didapat oleh pemegang saham, jadi aku bisa makan secara gratis, berapa pun nilainya.
Kouhai-chan sedikit memiringkan kepalanya.
Eh, Senpai, apa kamu punya saham di tempat ini?
Ah, nenekku yang punya, dan dia memberikannya kepadaku karena terlalu banyak.
Hee…
Ya, ini tidak begitu menarik untuk melihat kupon pemegang saham.
Aku mengembalikannya ke dompet dan memakan pai apelku.
Teksturnya yang renyah dan manisnya apel yang meleleh di dalam rasanya sungguh enak.
Lalu, ini pertanyaan hari ini untuk Kouhai-chan. Apa kau sering datang ke McD?”
Aku biasanya datang ketika aku tidak punya banyak uang untuk nongkrong setelah pulang sekolah.
Spesifik sekali.
Jawabannya sangat halus.

u Sudut Pandang si Kouhai u   
Jadi apa yang biasanya kau pesan? Seperti yang aku kira, apa itu kakao?”
Aku sedikit memikirkan pertanyaan Senpai.
Biasanya, aku akan memesan ...
“Kentang goreng?”
Normal sekali.
Aku tidak terlalu banyak minum kakao.
“Begitukah? Kau punya gambaran seseorang yang akan minum itu sepanjang waktu.”
Ini cuma untuk hari ini.
Lagipula, terkadang, aku ingin merangkul perasaan manis ini, Senpai.




Hal yang kuketahui tentang Senpai-ku, nomor (68)
Sepertinya Ia sering datang ke McD.


close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama