u
Sudut Pandang si Senpai u
“Selamat pagi.”
“Oh, pagi.”
Aku menyapa
Kouhai-chan di stasiun di pagi hari.
Hari ini, aku merasa
dia terdengar sedikit lebih lelah dari biasanya. Mungkin nadanya?
“Batas waktu
gambarnya besok, ‘kan?”
Ini tentang gambar Kouhai-chan,
atau lebih tepatnya, ilustrasi yang akan dia pamerkan di festival budaya. Aku
pikir dia sudah menyelesaikannya di akhir pekan, tapi sepertinya bukan itu
masalahnya, membuatku sedikit khawatir.
“Tidak apa-apa, aku
sudah menyelesaikannya.”
“Benarkah?”
“Ya, beneran.”
Ketika aku masih
dalam keadaan terkejut, kereta pun tiba.
u Sudut Pandang si Kouhai u
Usai menghangatkan
tubuhku di dalam kereta, aku mulai dengan menggoda Senpai.
“Ada apa,
Senpai? Apa kamu mengkhawatirkan aku?”
“Untuk apa?”
Senpai langsung
berpaling, menghindari kontak mata denganku.
“Kamu pikir aku tidak
bisa menyelesaokannya tepat waktu, ‘kan?”
“Yah…”
“Aku menyelesaikannya
tepat waktu kok, jadi tak perlu khawatir lagi.”
Senpai masih tidak
mau menatap mataku. Serius.
“Ngomong-ngomong,
senpai, inilah『 pertanyaan hari ini 』dariku.”
“Tumbennya.”
“Itu karena ada masih
ada relasinya. Senpai, bagaimana kamu melakukan PR liburan musim panasmu?”
“Apa maksudmu…”
Yah, jawabannya
sebenarnya bisa ditebak.
Tapi untuk
berjaga-jaga, untuk memastikan, mari kita tanyakan saja padanya.
“Bukannya ada banyak
tipe orang? Apa Senpai tipe orang yang akan menunda PR sampai akhir, atau
tipe orang yang mencoba menyelesaikannya secepat mungkin?”
“Ahh. Bukannya
itu sudah jelas?”
“Iya.”
“Aku akan mulai secepat
mungkin, dan terus mengerjekannya secara bertahap. Tapi…”
Yah, tentu saja Senpai
akan melakukan itu ... Eh, apa-apaan dengan 『tapi』itu?
“Aku juga tipe orang yang
akan menunda penelitian atau laporan bebas sampai akhir, dan berusaha untuk
mengerjakannya nanti.”
Senpai dengan ringan
membodohi dirinya sendiri.
“Eh, tapi bukannnya
tugas semacam itu bisa diselesaikan dengan cepat, ‘kan?”
Kenapa kamuu harus
menundanya sampai akhir, ketika kamu bisa menyelesaikannya dengan cepat?
“Biarin. PR
semacam itu adalah jenis penugasan yang akan dilakukan orang ketika mereka
menginginkannya.”
“Begitukah?”
“Ya.”
u
Sudut Pandang si Senpai u
“Lalu, ini『 pertanyaan hari ini 』dariku. Bagaimana
Kouhai-chan mengerjakan PR tugas liburan musim panasmu?”
Karena kau bertanya
begitu kepadaku, aku akan menanyakannya kembali.
Selain bagaimana dia
menyelesaikan ilustrasinya, dia tidak terlihat seperti tipe orang yang akan
melakukannya sambil menangis di ambang tenggat waktu.
“Aku akan
segera menyelesaikan semuanya.”
“Ah, seperti yang sudah
kuduga, ya?”
“Tapi aku takkan
memberi tahu siapa pun kalau aku sudah menyelesaikannya.”
“Eh? Kenapa?”
Kenapa kau harus
merahasiakannya?
“Hah?”
Ekspresi Kouhai-chan
terlihat lebih terkejut dariku.
“Eh, Senpai, apa kamu
tidak tahu?”
“Tidak.”
Karena kau bisa
menonjolkan kelebihanmu, bukannya itu akan membuat citramu terlihat baik untuk
para guru?
“Dengar. Jika aku
menyelesaikannya, mereka akan datang.”
“Oh?”
“Orang-orang yang belum
menyelesaikan PR mereka akan merengek di akhir liburan musim panas. Dan
kemudian, mereka akan meminta ... 『Tolong izinkan aku
menyalin PR-mu.』”
Meski dia
mengatakannya dengan kalimat gaya horor, aku tidak merasa takut sama sekali.
“Hee…”
“Tolong beri tanggapan
yang lebih baik, Senpai!”
“Eh, aku tidak bisa membuat
respons selain 'Hee'. Itu tidak pernah terjadi padaku.”
“Eh?”
Kouhai-chan
mengangkat suaranya, seolah mendengar sesuatu yang tidak terduga.
“Senpai, Kamu
menyelesaikan tugas PR lebih awal, bukan?”
“Yah, selain dari
laporan, pada dasarnya aku menyelesaikannya dengan cepat.”
“Bukankah teman
sekelasmu meminta untuk meminjamkan PR? Senpai adalah murid teladan juga,
jadi pasti ada banyak yang memintamumu, ‘kan?”
“... Tidak juga kok.”
Kouhai-chan tertegun,
menjawab dengan 'Ehhh ... ”
“Ah, apa Senpai terlalu
sibuk dengan makalah laporanmu, dan tidak punya waktu untuk berurusan dengan
orang lain?”
“Itu juga benar, tapi
...”
Ayo berikan jawaban
yang tidak diprediksi oleh Kouhai-chan sama sekali.
“Aku tidak punya teman
dekat di kelas yang punya PR sama jadi tidak ada orang yang akan meminta untuk
menyalin PR-ku.”
“Uwahhh ... “
“Meminta orang lain
untuk menyalin PR” adalah tindakan yang membutuhkan kepercayaan tertentu. Lagi
pula, bila kau tidak mempercayai laporan atau orang yang menyelesaikan PRnya, Kau
takkan mau meminjamnya.
Aku tidak begitu
beradaptasi secara sosial untuk dapat menjadi teman sekelas yang bisa diandalkan
seperti itu hanya dalam beberapa bulan, sejak dimulai pada bulan April.
“Aku tidak
menyadarinya sama sekali. Senpai tidak punya banyak teman, eh ♪”
“Hal itu bukanlah
sesuatu yang bisa kau katakan kepada orang lain sambil tersenyum.”
Kouhai-chan tampak
sangat senang saat dia bersandar di dinding kereta.
“Karena ini Senpai, jadi
tidak apa-apa.”
“Jadi kau mengabaikan
perasaanku?”
Tapi aku sendiri tidak
keberatan punya beberapa teman.
Jika aku ingin punya
banyak, dan aku berpikir untuk meningkatkan jumlah teman yang aku miliki, aku
akan melakukan sesuatu tentang itu sendiri.
Karena aku tidak
mencoba melakukan apa pun, itu berarti aku puas dengan situasiku saat ini.
“Aku tidak mengabaikan
perasaan Senpai. Aku hanya memilih untuk tidak mengomentarinya.”
“Bukannya itu sama
saja?”
Dan juga.
Aku punya Kouhai-chan
kecil licik ini di hadapanku sebagai teman bicara, jadi aku mungkin merasa
tidak membutuhkan orang lain lagi.
Hal yang kuketahui
tentang Senpai-ku, nomor (67)
Sepertinya Ia mengerjakan tugas PR-nya sampai akhir liburan
musim panas.
Akhirnya selesai baca vol 2, Thanks min buat vol 2 nya, ditunggu lanjutannya 😊
BalasHapus