u
Sudut Pandang si Senpai u
“Uhm,
Senpai.”
Di
dalam ruang kelas tempat bazaar OSIS diadakan, Kouhai-chan memalingkan wajahnya
ke arahku seolah-olah dia baru mengingat sesuatu.
“Apa?”
“Apa
besok kamu akan datang ke sekolah?”
“Mana
mungkin aku datang lagi ke sini.”
Menurut
ketentuan sekolah, para siswa harus datang ke salah satu dari dua hari perayaan
acara festival sekolah.
Kenapa
juga repot-repot datang selama dua hari berturut-turut? Area ini aman jadi
semuanya baik-baik saja, tapi aku tidak ingin melibatkan diriku ke area yang
kacau itu. Serius.
“Ehh…”
Kouhai-chan
menggembungkan pipinyanya.
“Kenapa
tidak, Senpai? Kamu masih belum melihat-lihat, ‘kan?”
“Aku
sudah melihat klub seni.”
Sebaliknya,
cuma berjalan di tempat lain saja sudah berbahaya.
“Tapi
aku belum melihat-lihat festivalnya.”
“Bukannya
saat ini kau sedang melihat bazaar?”
“Tapi
tempat ini membosankan.”
“Lantas
kenapa kau datang ke sini?”
Setelah
memukul meja, aku mengangkat tangan di sebelah wajahku, membuat pose aneh.
“Pokoknya,
Senpai. Besok berangkat sekolah juga, ya.”
“Eh”
“Jam
10 pagi. Tempat ketemuannya di stasiun. Apa kamu mengerti?”
uuuu
Karena
itu, aku memakai seragamku pada hari Minggu, menunggu kereta tiba di stasiun
dekat rumahku.
“Selamat
pagi ~”
Dibandingkan
dengan waktu biasa, waktu sekarang sudah agak siangan. Tapi masih dianggap
pagi, jadi sapaan “Selamat pagi”
masihlah wajar.
“Ou,
pagi.”
Kouhai-chan
yang mengenakan mantel wol sepertinya lebih bersemangat dari biasanya karena
suatu alasan.
“Sekarang
festival budaya!”
“Bukannya
kau pergi ke sana kemarin, ya?”
“Tapi
aku masih belum melihat-lihat.”
“Hei,
aku akan memberitahumu lagi untuk berjaga-jaga, tapi ini benar-benar kacau lho.”
“Kacau
balau?”
Benar. Festival
budaya sekolah kita sangat kacau balau.
Aku
sama sekali tidak tahu apa-apa pas tahun lalu dan berpikir untuk melihat-lihat,
tapi aku akhirnya terjebak di sana-sini.
“Ya,
kacau balau.”
“Aku
tidak terlalu mengerti, tapi bukannya itu menarik?”
Ya. Dia
orangnya begini, ya.
“Kalau
begitu, ayo kita pergi sekarang, Senpai.”
Kami
masuk ke gerbong kereta dan menuju ke sekolah.
u Sudut Pandang si Kouhai u
Di
gerbang sekolah yang kami lewati kemarin, gapura "Festival Budaya"
ditampilkan secara lebar.
“Senpai♪”
Karena
tidak ada balasan, aku melihat ke belakang, dan melihat Senpai berjalan sangat lambat
dengan suasana suram yang mengelilinginya.
“Hei,
apa aku benar-benar harus pergi?”
“Apa
kamu berniat membuatku pergi sendiri?”
“Aku
tidak ingin pergi. Kau sendiri yang mau pergi. Baiklah, aku akan
menunggu di sini, berharap semoga kau sukses.”
Ia
tidak ingin pergi sampai segitunya?
Tapi,
aku ingin pergi bersama Senpai.
“Tidak
mungkin.”
Itu
sebabnya aku meraih tangannya ―― mana mungkin aku bisa melakukan itu, aku
terlalu malu, jadi aku memutuskan untuk menarik tasnya yang tergantung di
bahunya.
Aku
cuma melihat klub seni dan bazaar OSIS kemarin. Aku menantikannya.
u
Sudut Pandang si Senpai u
Aku
ditarik oleh Kouhai-chan, membuatku memasuki festival budaya iblis lagi tahun
ini.
...
Uhn.
Rasanya
menarik melihat masing-masing klub memiliki stan yang takkan melewatkan mangsa
mereka lagi tahun ini. Aku hanya bisa mengatakan itu.
Di
klub band tembaga, aku dipaksa “Ciuman
tidak langsung! Musical
Instrument Experience Society”, di klub penelitian
kuis, aku terjebak di sebuah ruangan di mana aku tidak bisa keluar sebelum
menjawab sepuluh pertanyaan dengan orang lain (kami harus menjawabnya pada waktu
yang bersamaan), di klub studi manga , Aku terlibat dalam “Ayo
kita alami adegan di manga!” ... Apa-apaan
ini? Dari mana komedi cinta ini berasal, oi!
Yah,
itu mungkin berubah lebih baik dari tahun lalu. Rekanku adalah
Kouhai-chan. Tahun kemarin terasa sulit karena aku dulu berkeliling
sendirian. Aku bahkan tidak ingin mengingatnya lagi.
Setelah
menerima pembaptisan “festival budaya” untuk kedua kalinya, Kouhai-chan
berbalik ke arahku.
“Ngomong-ngomong,
Senpai, apa kamu merasa lapar?”
Melihat
jam, waktunya sudah siang, tepat jam 1 siang.
“Tentu
saja.”
“『 Pertanyaan hari ini. 』Senpai, apa yang ingin kamu makan?”
“Baiklah,
ayo kita keluar dulu dari sekolah untuk saat ini.”
Jika
kita pergi ke stasiun, kita akan menemukan McD, semangkuk daging sapi, dan
ramen.
Aku
bisa pergi ke tempat yang damai. Kerja bagus!
“Eh?”
“Aku
tak keberatan yang di dekat stasiun.”
“Tidak
mungkin.”
“Ha?”
Kouhai-chan
tampak tidak mau bergerak sama sekali dan menatapku.
Ehhh?
“『 Pertanyaan hari ini 』. Kouhai-chan mau makan di mana?”
“Bukannya
di sini ada stan makanan?”
Kenapa
dia menyadari hal semacam itu, serius.
Ya,
tentu saja itu benar. Ada beberapa kios dari komite eksekutif festival
budaya juga.
“Tidak
mau.”
“Yup. Kalau
begitu, ayo pergi.”
Hei. Aku
merasa pendapatku selalu diabaikan baru-baru ini.
Ada
tiga kios di lapangan sekolah. Aku bisa melihat sedikit asap dari sana.
“Ada
di sini, kan?”
Tidak
peduli seberapa kacaunya festival budaya ini, aku akan mencoba untuk percaya
bahwa kios-kios ini setidaknya menjual makanan yang benar.
Kouhai-chan
membaca menu kios.
“Russian
Takoyaki, es krim tempura, acar ..”
“Ahh. Kacau
sekali. “
“Betul. Lalu,
senpai, mana yang ingin kamu makan?”
Apa-apaan
dengan acar itu? Siapa yang memikirkan ide menjual acar di festival
budaya?
“Uhm,
apa kita masih punya pilihan untuk pergi ke stasiun sekarang ...?”
“Hei
di sana! Kau tidak boleh mengabaikan kios kami karena kau sudah datang ke
sini, kan? Kau sudah berada di festival budaya! Kau Cuma bisa
mengalami ini sekarang, tahu!”
Kata-kataku
disela oleh seorang lelaki songong yang memegang papan kardus.
“Aju
merekomendasikan Russian takoyaki. Bukannya hari ini cukup
dingin? Kalian berdua bisa makan takoyaki panas, sambil saling menyuapi
satu sama lain!”
Sungguh
promosi penjualan yang bagus. Tapi bukan berati kita akan saling menyuapi,
oke.
Bagaimanapun,
"Russian" yang dimaksud adalah "Russian Roulette", ‘kan?Kira-kira
isinya ada apa saja?
Sambil
memikirkan bagaimana cara keluar dari situasi ini, ada suara dari belakangku.
“Lalu,
kita akan memesan itu.”
Kouhai-chan
mengulurkan tangan kecilnya yang berkulit putih dan memberikan koin 500 yen
kepada lelaki itu.
“Pacar-san,
terima kasih! Tolong, satu porsi takoyakinya!”
Dia
membelinya ya.
“Pacar,
eh?”
“Apa
yang dia maksud?”
u Sudut Pandang si Kouhai u
Aku
secara tidak sadar membelinya. Delapan biji Russian takoyaki.
Ada
dua tusuk gigi yang diberikan dengan hati-hati.
“Baiklah,
senpai.”
Ada
kursi di depan kios dimana kami bisa duduk.
Aku
sedang duduk sambil menghadap Senpai.
“Mari
makan.”
Aku
mengambil salah satu tusuk gigi dan menusuk salah satu takoyaki yang berbaris berjejeran.
Dan
kemudian, aku menyerahkan tusuk gigi ke senpai.
“Aku
penasaran apa kita bisa kenyang hanya dengan memakan ini.”
“Apa
kamu mau pesan satu porsi lagi?”
“Tidak,
terima kasih.”
Sudah,
sudah. Kira-kira bahan macam apa yang mereka gunakan dalam Russian
takoyaki ini?
“Oiya,
ahn ~”
“Eh?”
Bukannya
aku tidak merasakan tatapan orang lain di sekitar kita, tapi aku memutuskan
untuk melanjutkan dan mengabaikannya.
“Tolong
dimakan dengan cepat, ya.”
Bukannya
aku tidak pernah menyuapimu sebelumnya, kan?
“Tidak,
itu pasti masih panas, ‘kan?”
“Ini
akan baik-baik saja, ayolah.”
Senpai
sepertinya sedang mempertimbangkan sesuatu.
“Aku
mengerti. Aku akan memakannya. Jadi buka mulutmu juga. Ahhn”
“He,
hapati ihi?” (Eh, seperti
ini?)
“Hah
hah.” (Ya ya.)
Lalu. Sesautu
yang panas menyebar …... tidak juga, tapi itu adalah Russian takoyaki yang
hangat di kedua mulut kami.
“Pedas
banget!”
“Uwahh,
ini manis.”
u
Sudut Pandang si Senpai u
Kami
berdua bereaksi berbeda.
Itu
bukanlah reaksi yang akan dilakukan seseorang setelah makan takoyaki.
Rasanya
terlalu pedas bagiku. Bukan pedas dari wasabi, tapi rasa pedas dari mustard.
Ah,
sangat pedas. Beri aku minum.
Mungkin
diselamatkan oleh adonan takoyaki yang tersisa. Area di mana saus dicampur
dengan adonan terasa renyah dan lezat. Tapi kemudian, kepedasannya telah
membalik semuanya.
“Isiku
adalah mustard. Rasanya pedas ... Bagaimana dengan Kouhai-chan?”
“Kalau
aku isinya cokelat.”
Ujar
Kouhai-chan, sambil membuat wajah yang aneh.
“Manis
dan asin bercampur jadi satu, sungguh rumit.”
Hal
yang kuketahui tentang Senpai-ku, nomor (71)
Meskipun
Ia mengatakan banyak hal tentang festival budaya, tapi ini sangat menyenangkan.
Jadi pengen nyoba ;)
BalasHapus