Watashi no Shiranai, Senpai no Hyakko no Koto Chapter 71



u Sudut Pandang si Senpai u   
Uhm, Senpai.
Di dalam ruang kelas tempat bazaar OSIS diadakan, Kouhai-chan memalingkan wajahnya ke arahku seolah-olah dia baru mengingat sesuatu.
“Apa?”
Apa besok kamu akan datang ke sekolah?
Mana mungkin aku datang lagi ke sini.
Menurut ketentuan sekolah, para siswa harus datang ke salah satu dari dua hari perayaan acara festival sekolah.
Kenapa juga repot-repot datang selama dua hari berturut-turut? Area ini aman jadi semuanya baik-baik saja, tapi aku tidak ingin melibatkan diriku ke area yang kacau itu. Serius.
Ehh…
Kouhai-chan menggembungkan pipinyanya.
Kenapa tidak, Senpai? Kamu masih belum melihat-lihat, ‘kan?”
Aku sudah melihat klub seni.
Sebaliknya, cuma berjalan di tempat lain saja sudah berbahaya.
Tapi aku belum melihat-lihat festivalnya.
Bukannya saat ini kau sedang melihat bazaar?
Tapi tempat ini membosankan.
Lantas kenapa kau datang ke sini?
Setelah memukul meja, aku mengangkat tangan di sebelah wajahku, membuat pose aneh.
Pokoknya, Senpai. Besok berangkat sekolah juga, ya.”
Eh
Jam 10 pagi. Tempat ketemuannya di stasiun. Apa kamu mengerti?”

uuuu

Karena itu, aku memakai seragamku pada hari Minggu, menunggu kereta tiba di stasiun dekat rumahku.
Selamat pagi ~
Dibandingkan dengan waktu biasa, waktu sekarang sudah agak siangan. Tapi masih dianggap pagi, jadi sapaan Selamat pagi masihlah wajar.
Ou, pagi.
Kouhai-chan yang mengenakan mantel wol sepertinya lebih bersemangat dari biasanya karena suatu alasan.
Sekarang festival budaya!
Bukannya kau pergi ke sana kemarin, ya?
Tapi aku masih belum melihat-lihat.
Hei, aku akan memberitahumu lagi untuk berjaga-jaga, tapi ini benar-benar kacau lho.
“Kacau balau?”
Benar. Festival budaya sekolah kita sangat kacau balau.
Aku sama sekali tidak tahu apa-apa pas tahun lalu dan berpikir untuk melihat-lihat, tapi aku akhirnya terjebak di sana-sini.
Ya, kacau balau.
Aku tidak terlalu mengerti, tapi bukannya itu menarik?
Ya. Dia orangnya begini, ya.
Kalau begitu, ayo kita pergi sekarang, Senpai.
Kami masuk ke gerbong kereta dan menuju ke sekolah.

u Sudut Pandang si Kouhai u   
Di gerbang sekolah yang kami lewati kemarin, gapura "Festival Budaya" ditampilkan secara lebar.
Senpai♪
Karena tidak ada balasan, aku melihat ke belakang, dan melihat Senpai berjalan sangat lambat dengan suasana suram  yang mengelilinginya.
Hei, apa aku benar-benar harus pergi?
Apa kamu berniat membuatku pergi sendiri?
Aku tidak ingin pergi. Kau sendiri yang mau pergi. Baiklah, aku akan menunggu di sini, berharap semoga kau sukses.”
Ia tidak ingin pergi sampai segitunya?
Tapi, aku ingin pergi bersama Senpai.
“Tidak mungkin.”
Itu sebabnya aku meraih tangannya ―― mana mungkin aku bisa melakukan itu, aku terlalu malu, jadi aku memutuskan untuk menarik tasnya yang tergantung di bahunya.
Aku cuma melihat klub seni dan bazaar OSIS kemarin. Aku menantikannya.

u Sudut Pandang si Senpai u   
Aku ditarik oleh Kouhai-chan, membuatku memasuki festival budaya iblis lagi tahun ini.
... Uhn.
Rasanya menarik melihat masing-masing klub memiliki stan yang takkan melewatkan mangsa mereka lagi tahun ini. Aku hanya bisa mengatakan itu.
Di klub band tembaga, aku dipaksa “Ciuman tidak langsung! Musical Instrument Experience Society”, di klub penelitian kuis, aku terjebak di sebuah ruangan di mana aku tidak bisa keluar sebelum menjawab sepuluh pertanyaan dengan orang lain (kami harus menjawabnya pada waktu yang bersamaan), di klub studi manga , Aku terlibat dalam Ayo kita alami adegan di manga! ... Apa-apaan ini? Dari mana komedi cinta ini berasal, oi!
Yah, itu mungkin berubah lebih baik dari tahun lalu. Rekanku adalah Kouhai-chan. Tahun kemarin terasa sulit karena aku dulu berkeliling sendirian. Aku bahkan tidak ingin mengingatnya lagi.
Setelah menerima pembaptisan “festival budaya” untuk kedua kalinya, Kouhai-chan berbalik ke arahku.
Ngomong-ngomong, Senpai, apa kamu merasa lapar?
Melihat jam, waktunya sudah siang, tepat jam 1 siang.
Tentu saja.
Pertanyaan hari ini. Senpai, apa yang ingin kamu makan?
Baiklah, ayo kita keluar dulu dari sekolah untuk saat ini.
Jika kita pergi ke stasiun, kita akan menemukan McD, semangkuk daging sapi, dan ramen.
Aku bisa pergi ke tempat yang damai. Kerja bagus!
Eh?
Aku tak keberatan yang di dekat stasiun.
“Tidak mungkin.”
Ha?
Kouhai-chan tampak tidak mau bergerak sama sekali dan menatapku.
Ehhh?
Pertanyaan hari ini . Kouhai-chan mau makan di mana?”
Bukannya di sini ada stan makanan?
Kenapa dia menyadari hal semacam itu, serius.
Ya, tentu saja itu benar. Ada beberapa kios dari komite eksekutif festival budaya juga.
Tidak mau.
“Yup. Kalau begitu, ayo pergi.”
Hei. Aku merasa pendapatku selalu diabaikan baru-baru ini.
Ada tiga kios di lapangan sekolah. Aku bisa melihat sedikit asap dari sana.
Ada di sini, kan?
Tidak peduli seberapa kacaunya festival budaya ini, aku akan mencoba untuk percaya bahwa kios-kios ini setidaknya menjual makanan yang benar.
Kouhai-chan membaca menu kios.
Russian Takoyaki, es krim tempura, acar ..
Ahh. Kacau sekali.
“Betul. Lalu, senpai, mana yang ingin kamu makan?”
Apa-apaan dengan acar itu? Siapa yang memikirkan ide menjual acar di festival budaya?
Uhm, apa kita masih punya pilihan untuk pergi ke stasiun sekarang ...?”
Hei di sana! Kau tidak boleh mengabaikan kios kami karena kau sudah datang ke sini, kan? Kau sudah berada di festival budaya! Kau Cuma bisa mengalami ini sekarang, tahu!”
Kata-kataku disela oleh seorang lelaki songong yang memegang papan kardus.
Aju merekomendasikan Russian takoyaki. Bukannya hari ini cukup dingin? Kalian berdua bisa makan takoyaki panas, sambil saling menyuapi satu sama lain!”
Sungguh promosi penjualan yang bagus. Tapi bukan berati kita akan saling menyuapi, oke.
Bagaimanapun, "Russian" yang dimaksud adalah "Russian Roulette", ‘kan?Kira-kira isinya ada apa saja?
Sambil memikirkan bagaimana cara keluar dari situasi ini, ada suara dari belakangku.
Lalu, kita akan memesan itu.
Kouhai-chan mengulurkan tangan kecilnya yang berkulit putih dan memberikan koin 500 yen kepada lelaki itu.
Pacar-san, terima kasih! Tolong, satu porsi takoyakinya!”
Dia membelinya ya.
Pacar, eh?
Apa yang dia maksud?

u Sudut Pandang si Kouhai u   
Aku secara tidak sadar membelinya. Delapan biji Russian takoyaki.
Ada dua tusuk gigi yang diberikan dengan hati-hati.
Baiklah, senpai.
Ada kursi di depan kios dimana kami bisa duduk.
Aku sedang duduk sambil menghadap Senpai.
“Mari makan.”
Aku mengambil salah satu tusuk gigi dan menusuk salah satu takoyaki yang berbaris berjejeran.
Dan kemudian, aku menyerahkan tusuk gigi ke senpai.
Aku penasaran apa kita bisa kenyang hanya dengan memakan ini.
Apa kamu mau pesan satu porsi lagi?
“Tidak, terima kasih.”
Sudah, sudah. Kira-kira bahan macam apa yang mereka gunakan dalam Russian takoyaki ini?
Oiya, ahn ~
Eh?
Bukannya aku tidak merasakan tatapan orang lain di sekitar kita, tapi aku memutuskan untuk melanjutkan dan mengabaikannya.
Tolong dimakan dengan cepat, ya.
Bukannya aku tidak pernah menyuapimu sebelumnya, kan?
Tidak, itu pasti masih panas, ‘kan?
Ini akan baik-baik saja, ayolah.
Senpai sepertinya sedang mempertimbangkan sesuatu.
“Aku mengerti. Aku akan memakannya. Jadi buka mulutmu juga. Ahhn”
He, hapati ihi? (Eh, seperti ini?)
Hah hah. (Ya ya.)
Lalu. Sesautu yang panas menyebar …... tidak juga, tapi itu adalah Russian takoyaki yang hangat di kedua mulut kami.
Pedas banget!
Uwahh, ini manis.

u Sudut Pandang si Senpai u   
Kami berdua bereaksi berbeda.
Itu bukanlah reaksi yang akan dilakukan seseorang setelah makan takoyaki.
Rasanya terlalu pedas bagiku. Bukan pedas dari wasabi, tapi rasa pedas dari mustard.
Ah, sangat pedas. Beri aku minum.
Mungkin diselamatkan oleh adonan takoyaki yang tersisa. Area di mana saus dicampur dengan adonan terasa renyah dan lezat. Tapi kemudian, kepedasannya telah membalik semuanya.
Isiku adalah mustard. Rasanya pedas ... Bagaimana dengan Kouhai-chan?”
Kalau aku isinya cokelat.
Ujar Kouhai-chan, sambil membuat wajah yang aneh.
Manis dan asin bercampur jadi satu, sungguh rumit.




Hal yang kuketahui tentang Senpai-ku, nomor (71)
Meskipun Ia mengatakan banyak hal tentang festival budaya, tapi ini sangat menyenangkan.


close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama