Watashi no Shiranai, Senpai no Hyakko no Koto Chapter 70



u Sudut Pandang si Senpai u   
Hari Jumat.
Persiapan bazar festival sekolah anggota OSIS telah usai.
Pertama-tama, kami tidak benar-benar mempersiapkan banyak hal untuk bazaar. Sejajarkan meja, tata kursi, buat ruang bagi pelanggan untuk membayar (sepertinya akan ada perubahan, dan kami selesai merakitnya dengan benar), dan mendiskusikan apa kami benar-benar bisa menjual barang yang disediakan orang tua kami ... Itu saja .
Karena aku selesai cepat, aku akan segera pulang. Tapi kemudian, aku berhenti sejenak, lalu berpikir bagaimana kalau aku pergi mengunjungi klub seni, di mana Kouhai-chan berada.
Bebrbalik ke gedung sekolah, tiba-tiba aku menyadari masalah serius.
Iya.
Aku tidak tahu ruang kelas mana yang digunakan oleh klub seni.
Aku juga tidak punya vitalitas untuk mencarinya.
Aku keluar dari lingkungan sekolah yang penuh dengan suasana meriah, dan mulai berjalan menuju stasiun.

u Sudut Pandang si Kouhai u   
Malam pun berlalu, dan pagi akhirnya tiba.
Sekarang tanggal 25 November, festival budaya sekolah akhirnya dimulai.
Klub seni yang aku ikuti (meski aku tidak pernah ikut aktivitas klub sama sekali ...) akan memamerkan karya-karya yang dibuat oleh para anggota.
Sejujurnya, tempat ini tidak populer. Kekaguman, keaktifan, dan kecerahannya sangatlah kurang. Tidak ada komentar juga. Orang-orang yang berkunjung cuma melihat sekilas, dan itu akan berakhir. Kami bahkan sudah sangat senang bila ada orang datang ke ruang kelas.
Lagian dari awal, ada banyak tempat di mana hanya ada beberapa orang di departemen budaya. Tentu saja, klub seni tidak terkecuali. Kami kekurangan orang. Karena itulah, aku juga ditugaskan untuk mengawasi ruang pameran, walau aku cuma anggota khayalan.
Pagi hari di hari pertama festival sekolah, aku akan tinggal di ruang kelas bersama Idezuka-senpai (aku akhirnya ingat namanya) dari jam 9 sampai tengah hari.
Pada akhirnya, aku berangkat ke sekolah di jam yang sama seperti kemarin. Tentu saja, tidak bersama dengan Senpai. Dia bilang akan datang ke sekolah pas tengah hari. Mau bagaimana lagi.
“Selamat pagi.”
Ketika aku memasuki ruang kelas yang dihiasi dengan berbagai hal yang kami tata kemarin seperti ilustrasiku, lukisan minyak, patung dan sebagainya, Idezuka-senpai sudah datang.
Ah, Yoneyama-chan. Kau datang.”
Mohon bantuannya.
Yah, kami tidak punya banyak orang yang datang tahun lalu, jadi dibuat santai saja.
“Ah iya.”
Aku bertanya pada Idezuka-senpai tentang apa yang harus dilakukan.
Pada dasarnya, kami akan mengawasi pameran. Jika ada orang yang tertarik pada lukisan itu, kita bisa berbincang dengan mereka sambil melihat situasinya.
Sekarang sudah jam 9 pagi. Mulai dari sekarang, festival budaya secara resmi dimulai.”
Festival budaya dimulai dengan siaran sekolah.

vvvv

Ada pengunjung yang datang untuk mengintip, tapi mereka segera pergi setelah melihat sekilas.
Uhm ...
Satu jam sudah berlalu sejak kami mulai.
Aku hanya melakukan aktivitas klub dengan sembrono, tapi irasanya agak kesepian melihat bagaimana karya orang lain di klub seni hanya dilirik sekilas.
Yah, begitulah jadinya.
Ada suara sarkastik Senpai, yang dicampur dengan sedikit ironi.
Kamu tidak harus mengatakan itu, Senpai.
Eh, Ehhh?
Eh? Senpai? Kenapa kamu ada di sini?!”
Senpai berdiri di depanku yang duduk di sudut ruang kelas.
Aku sedikit panik, jadi aku mencoba menenangkan diri.
Ehem.
Pertanyaan hari ini. Senpai, mengapa kamu datang ke tempat ini?

u Sudut Pandang si Senpai u   
Ketika aku berpikir dia sedang melamun, aku berbicara dengannya, tetapi kemudian dia memelototiku seolah-olah menanyaiku.
Sebaliknya, dia bahkan sudah mengajukan pertanyaan kepadaku. Apa aku tidak boleh melakukannya hanya untuk bersenang-senang?
... yah, baiklah.
Setelah ini, kita akan memulai bazar. Aku datang sedikit lebih awal, dan Cuma lihat-lihat di sini.”
Aku juga ingin melihat gambar Kouhai-chan.
Hanya itu?
Uwuwu.
Karena kita sudah berjanji untuk tidak berbohong, aku takkan bisa menipunya.
Aku juga ingin melihat bagaimana hasil karya Kouhai-chan.
Apa-apaan dengan sikap sombong itu?
Kamu dari klub seni, ‘kan?
Aku cuma anggota hantu.
Itu bukan sesuatu yang harus kau banggakan ...
Nah, apa yang baik adalah pertanyaanku telah berlalu.
Lalu, yang mana gambar Kouhai-chan?
Senpai pasti sudah tahu hanya dengan melihatnya saja, bukan? Ini dia.”
Ada ilustrasi di dekat kursi Kouhai-chan.
Area sekitar hanya memamerkan lukisan cat minyak dan cat air, dan Cuma ini satu-satunya ilustrasi digital.
Itu adalah gambar sebuah danau.
Ada dua ikan buntal berenang di laut selatan di mana banyak karang tumbuh. Aku bertanya-tanya mengapa itu ikan buntal. Tidak, itu karena aku pernah bilang sebelumnya. Tapi harusnya masih ada banyak ikan indah lainnya, seperti ikan kupu-kupu.
Salah satu ikan buntal itu berwarna putih murni, dan yang lain agak kekuningan.
Yang mana? Ketika pikiran semacam itu muncul di benakku, aku balas kepada diriku sendiri, apa yang sebenarnya sedang aku pikirkan.
Senpai, uh…
Kouhai-chan bangkit dari kursinya, suaranya bergema di seluruh ruangan.

u Sudut Pandang si Kouhai u   
Tolong jangan terlalu lama melihatnya.
Ha?
Rasanya memalukan.
Aku tak pernah menyangka bila seseorang yang menatap gambar yang aku gambar rasanya bisa sangat memalukan begini.
Sampai sekarang, aku hanya menerbitkan apa yang aku gambar online, jadi aku tak pernah tahu.
Tapi kau menggambarnya untuk ditunjukkan kepada orang lain, bukan? Bukannya ini baik-baik saja?
“Terima kasih banyak. Kamu bisa pulang sekarang.”
Aku mendorong punggung Senpai keluar dari ruang kelas.
Aku merasa dia sedang memprotes, tetapi aku memutuskan untuk tidak mempermasalahkannya.
Idezuka-senpai memanggilku ketika aku kembali ke posisi asliku.
Kata-katanya bergema di ruang kelas tanpa pengunjung.
Aku pikir begitulah orang lain melihat produk kami.
Benarkah?
Aku penasaran.
Ketika aku merenungkannya, giliranku sudah selesai. Dengan ini, aku tidak punya hal lain untuk dilakukan, eh. Aku yakin aku tikkan datang ke klub seni sampai musim festival budaya tahun depan.
Nah sekarang. Karena aku sedang bebas, ayo pergi ke tempat Senpai.
Melihat kelas dengan panduan tentang di mana bazaar OSIS diadakan, tempatnya ternyata berada di lantai atas gedung sekolah.
Kenapa malah di tempat di mana cuma ada beberapa orang yang akan datang?
Ketika aku membuka pintu, Senpai duduk tepat di sebelah pintu.
Kenapa kau datang ke sini sekarang? Pertanyaan hari ini.
Ia tiba-tiba menanyaiku, membuatku sedikit bermasalah tentang bagaimana menjawab ini.
Tapi pada dasarnya, tidak ada pilihan lain selain menjawab jujur.
Itu karena Senpai ada di sini.
Oi, apa artinya itu?
Aku datang untuk melihat apa ada sesuatu yang menarik terjadi.
“Di sini tidak ada apa-apa..”
Karena ini adalah bazar, tentu saja ada beberapa produk untuk dijual.
Ketika aku melihat sekeliling, eh, bagaimana aku harus mengatakannya.
Isinya cuma barang bekas.
Sepertinya para tetangga datang jauh-jauh pagi ini dan membeli segala sesuatu yang berharga.
“Begitu ya.”
Lalu, tidak ada banyak orang di kelas ini lagi.
Artinya, aku bisa berbicara dengan Senpai sebanyak yang aku mau.




Hal yang kuketahui tentang Senpai-ku, nomor (70)
Ia melihat gambarku. Aku merasa malu.


close

2 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama