Watashi no Shiranai, Senpai no Hyakko no Koto Chapter 75


u Sudut Pandang si Senpai u   
Selamat pagi ~ ♪
Kouhai-chan terlihat bersemangat, benar-benar berbeda dari keadaannya kemarin. Suaranya memantul hingga aku bisa mendengar not musik di ujung kalimatnya.
Apa ada sesuatu yang baik terjadi padamu?
“Tidak juga kok.”
Mulutnya disembunyikan dalam syal kotak-kotaknya, membuatku tidak bisa membedakan ekspresinya. Meski begitu, matanya teampak tertawa.
Kau bisa memberitahuku, namun ...
Benar-benar tidak ada yang terjadi, Senpai.
Selama percakapan tidak produktif kami, kereta pun tiba di stasiun seperti biasa.

u Sudut Pandang si Kouhai u   
Suhu di dalam Kereta sangat hangat, dan aku mulai bersantai di posisi kami yang biasa.
Ketika aku memikirkannya, aku sudah bertanya tentang hal-hal yang agak terlalu rumit. Itu sebabnya, aku sudah memikirkan matang-matang tentang apa yang harus aku tanyakan kepada Senpai hari ini.
Err, aku akan membahasnya, Senpai. Inilah pertanyaan hari ini.”
“Uh huh.”
Aku sudah banyak memikirkan hal ini, jadi mari kita langsung bertanya saja.
Senpai, apa yang kamu lakukan dengan ilustrasiku?
Ya tentu saja aku penasaran. Bagaimanapun juga akulah yang memberikan itu kepadanya.
Ahh, itu?
“Iya.”
Senpai mengalihkan pandangannya ke kereta dan menghela nafas.
Eh?
Pertama, izinkan aku mengeluh. Aku sudah pernah mengatakan ini sebelumnya, tapi jangan tiba-tiba menyerahkannya ke orang lain begitu saja.”
Tapi Senpai, kamu menerimanya, kan?
Kaulah yang membuatku menerimanya,
Ehh.
Kau sangat tak tahu malu, sungguh.
Yah, sulit untuk membawanya pulang karena ukurannya yang besar, dan aku tidak punya tempat untuk menggantungnya di rumah, jadi aku memberikannya kepada Senpai begitu saja.
Jadi, apa yang kamu lakukan dengan itu?
Aku menggunakannya untuk mendekorasi kamarku.
Ia menjawabku sambil menggaruk kepalanya.
Ya ampun, terima kasih banyak.
Aku sedikit terkejut bahwa Senpai akan jujur ​​memberitahuku kalau Ia menggunakannya sebagai hiasan.
Aku hanya menggantungnya di dinding di sebelah mejaku.
Kedengarannya sangat otentik.
Bingkai, atau kanvas, atau panel? Mereka dibuat dengan cukup baik.”
Senpai menelusuri sebuah kotak besar dengan jarinya di jendela terdekat. Ukurannya sekitar itu, ya.
Lalu, bagaimana?

u Sudut Pandang si Senpai u   
Sekarang, sekarang.
Aku tidak ingin Kouhai-chan berpikir kalau aku akan mengikuti alur pembicaraannya. Bahkan aku sudah memikirkan banyak cara unutk membuatnya lengah.
Itu sebabnya aku mengatakan ini sambil menahan tombol power di smartphone-ku.
Kau bilang kepadaku bahwa kau ingin aku melihatnya dari dekat sebelumnya. Kau tidak lupa, ‘kan?”
Dan kemudian, aku menunjukkan padanya smartphone-ku, dengan wallpaper layar awal diproyeksikan di depannya.
Tentu saja, aku sudah menetapkan karya Kouhai-chan sebagai layar kunciku.
Aku bisa merasakan diriku menyeringai.
Kouhai-chan menarik napas.
... Sungguh, apa yang kamu lakukan, senpai?
Kau menyuruhku untuk melihatnya.
Aku tidak memintamu untuk melihat itu sampai segitunya!
Membuat gambar ini sebagai wallpaper-ku cukup sulit.
Karena aku tidak memiliki data gambar atau data digitalnya, aku tidak punya pilihan selain mengambil gambar dengan kamera. Tetapi aku membutuhkan banyak waktu dan usaha untuk melakukannya, dan aku perlu memperhatikan pencahayaan juga. Bagaimanapun juga, aku tidak ingin memiliki area yang terang dan gelap dalam ilustrasi.
Aku akhirnya bisa mengatur ilustrasi sebagai wallpaperku setelah berjuang untuk menutup dan membuka tiraiku dan menyesuaikan lokasi.
Ya, benar. Aku pikir kau menggambarnya dengan indah.”
Dua ikan buntal berenang dengan nyaman di laut yang penuh dengan karang.
“Terima kasih banyak…”
Kouhai-chan secara tidak biasa berterima kasih padaku, tidak menatap lurus ke arahku. Baiklah
Aku akan memberikan pukulan terakhirku mulai sekarang.
Pertanyaan hari ini . Mengapa ada dua ikan buntal dalam ilustrasi ini?”
Aku tidak punya gambaran kalau ikan tersebut harus berpasangan. Entah digambar sendiri, atau membentuk kelompok besar.
Aneh rasanya bila cuma ada sepasang di sini. Karena warna tubuh berbeda, yang satu putih dan yang astunya lagi kuning, mereka pasti dua ikan yang berbeda.
Eh, itu?
Uh huh, itu.
Aku bisa melihat bagaimana Kouhai-chan melirik panic bolak-balik dariku.
Itu, eh, err ...
Ayo, jawab aku sekarang.
Be-Berisik. Aku sudah memberitahumu sebelumnya, tapi aku menggunakan Senpai sebagai model di sini.”
Yah, aku sudah tahu itu.
Dia mengatakan kalau dia telah menyempurnakan gagasan itu sejak hari kedua setelah kami mulai berbicara, satu percakapan tentang "Makan ikan buntal".
Masalahnya adalah mengapa ada dua ikan buntal.
Idenya adalah, mereka berdua adalah Senpai dan aku sebagai model.
Aku tidak merasa terkejut.
Lagipula, aku sudah memikirkan kemungkinan itu saat aku melihat ilustrasi di festival budaya.
“Fuuuun ...”
Tidak bisakah kamu sedikit lebih terkejut?
“Lagi pula itu sudah jelas.”
Siapa pun yang melihat ini pasti akan tahu.
Eh, sejelas itu?
“Ya.”
Sebaliknya, aku terkejut kalau Kouhai-chan tidak menyadarinya.
Aku pikir dia harus berpikir sedikit tentang bagaimana orang lain akan melihat apa yang sudah dia ciptakan.
Lalu, aku yang mana?
Ada yang putih, dan yang agak kekuningan. Dua ikan buntal.
“Entahlah?”
Kamu seharusnya sudah mengetahuinya, oke?
Apa aku menyuruhmu memilih di sini?
Lalu, Senpai, kamu mau yang mana?
Nnn ...
Jika aku harus memilih, maka aku akan mengambil yang ini.
Yang putih.
Pada akhirnya, aku memilih yang putih, karena itu adalah gambaranku dari ikan buntal.
Lalu, ayo ikuti yang itu. Aku akan menjadi ikan buntal yang agak kuning.”
Sepertinya menjadi seperti itu.
Aku adalah ikan buntal putih.

u Sudut Pandang si Kouhai u   
Ngomong-ngomong, Senpai. Kamu sangat menyukai ilustrasinya, ya? Kamu sampai memasangnya sebagai wallpapermu.”
Saat aku menyeringai, Senpai membuat wajah seolah-olah Ia baru saja melihat hantu.
Apa kamu menyukai ilustrasiku?
Cukup tinggalkan aku sendiri.
“Nggak.”
Sungguh, Ia benar-benar tidak pernah jujur.
Jika kamu menjawab dengan benar, aku akan memberimu sesuatu yang baik.
Aku tidak butuh 'sesuatu yang baik' darimu.
Jika kamu tidak menjawabku, aku akan menjahilimu.
Aku tidak membenci ilustrasi Kouhai-chan.”
Dia benar-benar tidak jujur, eh. Tapi tidak apa-apa.
Nn, yah, baiklah.
Setelah melakukan jeda senejank, aku bertemu mata senpai dan menanyakan ini.
Err, apa kamu menginginkan data ilustrasiku?
…Hee?
Karena suatu alasan, Senpai menjadi takut mendengar kata-kataku.
Apa itu terlalu mendadak?
Senpai yang sedang me-reboot otaknya mengalihkan pandangannya dari mataku, dan membisikkan ini
Ketika roda kereta mengeluarkan suara berderak, kata-katanya secara misterius, namun tegas, mencapai telingaku.
Nah, jika kau akan memberikannya kepadaku, maka aku menginginkannya.




Hal yang kuketahui tentang Senpai-ku, nomor (75)
Sepertinya Ia sedikit menyukai ilustrasiku.


close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama