Watashi no Shiranai, Senpai no Hyakko no Koto Chapter 81


u Sudut Pandang si Senpai u   
Hari ini juga cuacanya masih dingin.
Karena ini bulan Desember, jadi tentu saja akan dingin. Pokoknya, ini sangat dingin.
Terlebih lagi rasanya sangat dingin ketika aku pergi ke stasiun dengan sepedaku. Telingaku jadi dingin. Wajahku dingin. Aku hanya memakai sarung tangan dan tidak mengenakan hal yang lain.
“Pagi.”
Selamat pagi, Senpai.
Kouhai-chan sedang menunggu di peron seperti biasa.
Ketika aku menghembuskan napas, nafas yang keluar jadi berwarna putih.
“Ini dingin ya.”
Benar-benar dingin.
Aku hanya berdiri, merasakan keberadaan Kouhai-chan sampai kereta tiba.
Ketika kami duduk di posisi yang biasanya, aku menatap wajah Kouhai-chan untuk pertama kalinya hari ini.
Hmm?
Ada apa ya. Dia juga menatapku, seolah-olah ingin mengatakan sesuatu.
Pipinya sedikit memerah karena suhu dingin. Sikap seperti ini pasti akan terlihat lucu untuk gadis cantik.
Senpai, apa kamu melupakan sesuatu?
Jadi, dia benar-benar ingin mengatakan sesuatu.
Tapi, jika aku benar-benar melupakan sesuatu, aku takkan ingat hanya karena kau mengingatkan itu, tahu.
Yah, apa boleh buat. Ayo kita coba untuk mengingat-ingatnya dulu.
Bulan ini adalah bulan Desember, kan?
“Ya, ini Shiwasu, Senpai.”
Aku yakin kita sudah membicarakan hal itu sebelumnya.
Desember ... Desember ...
Jika kita membicarakan tentang Desember, maka yang muncul di benakku adalah hari Natal, tetapi perayaan tersebut masih lama. Ada ujian akhir sebelum itu, tapi ...
Hmm.
Hah? Omong-omong, ulang tahun Kouhai-chan ada di bulan Desember. Hari apa ya? Ummmm…
Aku hanya ingat kalau itu ada 1 dan 2 pada tanggal tersebut.
... Tentang ulang tahunmu, ‘kan?
Aku ingat. 1212. Tanggal 12 Desember. Tinggal satu minggu lagi dari sekarang.
Ya ampun, apa Senpai baru mengingatnya?
Tidak, aku lupa.
Sungguh tidak berperasaan.
Yah, aku benar-benar merasa minta maaf jika kau bilang begitu, oke.
“Maaf.”
Ketika aku meminta maaf dengan nada setengah serius, Kouhai-chan terkekeh.
“Bohong kok. Aku sama sekali tidak marah.”
Bukannya itu tidak berperasaan?
Senpai lebih tidak berperasaan daripada diriku.
Pada akhirnya, bukannya aku yang tidak berperasaan?
Apa-apaan dengan percakapan ini.
Jadi, minggu depan, ya?
“Iya. Minggu depan.”
Hari ini tanggal 6, hari Rabu. Karena ulang tahunnya tanggal 12, berarti ... hari Selasa?
Ngomong-ngomong, aku ingat kalau aku menulis sesuatu di buku agendaku pada hari Selasa, 12 Desember. Apa ya kira-kira?
Ah.
Ini hari yang sama dengan ujian akhir, ‘kan?
“Iya.”
Ini benar-benar menyusahkan, gerutu Kouhai-chan.
Benar. Acara terakhir semester ini, ujian akhir, akan dimulai pada 12 Desember, tanggal yang sama dengan hari ulang tahun Kouhai-chan.

u Sudut Pandang si Kouhai u   
Yah, kesampingkan hal itu.
Kamu hanya akan mengesampingkan itu?
Aku belum menanyakan ini sebelumnya, ‘kan?
Yah, aku bisa memprediksi jawabannya.
Senpai, pertanyaan hari ini .
Eh, sekarang?
Aku mengajukan pertanyaan kepada Senpai yang terkejut.
Senpai, kue apa yang kamu suka?
Kuemakmuran. (TN : di RAW nya, Kouhai-chan bertanya,  ‘keeki’ apa yang kamu suka?, dan Senpai menjawabnya dengan, ‘kouKEIKI’ (Kemakmuran))
Dia bahkan tidak mengubah ekspresinya, dan langsung menjawabku.
Aku akan benar-benar marah, tahu?
“Aku hanya bercanda. Hmm, mungkin aku lebih suka yang lebih sederhana? Seperti cheesecake.”
Ini benar-benar Senpai-ish, ya.
Apa maksudnya itu?
“Tidak ada.”

u Sudut Pandang si Senpai u   
Kouhai-chan mengatakan itu sambil tersenyum, membuatku tidak bisa membalasnya dengan sesuatu yang cerdas.
Senpai-ish, ya. Apa aku segitu mudahnya dibaca?
Yah, tapi itu mungkin juga berarti bahwa kita sudah cukup dekat sampai-sampai dia mengetahui preferensi makananku.
Bagaimana dengan Kouhai-chan, kue apa yang kau suka? Pertanyaan hari ini .
Aku menanyakan pertanyaannya yang sama seperti biasa, dan aku menyadari bahwa inilah yang Kouhai-chan ingin aku tanyakan padanya.
Aku merasa aku terlalu linglung belakangan ini. Sebelumnya, aku akan berpikir sedikit sebelum mengatakan banyak hal kepada Kouhai-chan.
Baiklah, tidak apa-apa. Ini bukan berarti bisa dianggap memegang titik lemahku.
Nn, aapa ya ...
Aku meletakkan jari di rahangku, berpikir sebentar.
Kau pernah bilang kalau kau suka pancake, ‘kan?
Apa kita bisa menganggap pancake sebagai kue?
“Entah?”
Pertama-tama, bagaimana orang mendefinisikan “kue”?
Jika tepung adalah bahan utama dan rasanya manis, Kau bisa menganggapnya sebagai kue, ‘kan?
Tapi jika itu masalahnya, biskuit juga akan dianggap sebagai kue, Senpai.
Tapi mereka menaruh biskuit sebagai hiasan cheesecake, ‘kan?
Aku pikir kita tidak sedang membicarakan hal itu.
Hmm.
Jadi, bagaimana dengan tepung sebagai bahan utamanya, rasanya manis, dan memiliki tekstur yang lembut?
“Lembut?”
Kue biasanya memliki tekstur lembut, ‘kan?
Aku pikir sebagian besar kue banyak yang begitu. Seperti shortcake, atau pound cake.
Lalu bukankah itu hanya kue spons?
Baiklah, tidak apa-apa. Pada akhirnya, kue seperti apa yang disukai Kouhai-chan?”
Daripada yang sederhana, aku lebih suka yang over-the-top. Lagipula, kita memakan kue.”
Hoo.
Itu sebabnya, mungkin favoritku adalah shortcake.
Shortcake tentu saja menjadi nomor satu dengan perasaan cake. Sebenarnya, kami juga memakan shortcake pada hari ulang tahunku.
Aku akan menggunakannya sebagai referensi.
Aku punya harapan tinggi, oke?
Jangan.
Ehh, kamu takkan merayakannya untukku, Senpai?
Aku tak berpikir aku akan memiliki waktu luang di tengah ujian.
“Tidak.
Ehh.
Wajahnya yang terkejut terlihat gemas untuk dilihat.
Merayakannya pada hari itu mungkin mustahil. Bahkan jika aku seperti ini, aku butuh hasil yang baik. Biarkan aku belajar dulu.”
Kouhai-chan cemberut, tapi ekspresinya tampak lega.
“Ya itu benar.”
Apa kita bisa merayakannya di akhir pekan?
Baiklah, baiklah. Kita bisa merayakannya setelah ujian.”
Kouhai-chan tidak mau menatap mataku.
Maaf, aku tahu kalau akan lebih baik jika kita merayakannya pada hari itu, tapi ...
Ketika aku meminta maaf, dia akhirnya menatapku.
“Tidak apa-apa.”
Kouhai-chan mengajukan permintaan dengan senyum kecilnya.
Sebagai balasannya, tolong rayakan dengan sepenuh hati, oke?




Hal yang kuketahui tentang Senpai-ku, nomor (81)
Sepertinya Senpai hampir tidak ingat hari ulang tahunku.


close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama