The Result when I Time Leaped Chapter 123

Ranjau Darat

 

Sekarang adalah hari Senin. Sekolah sedang diliburkan karena acara festival sekolah berakhir di akhir pekan, jadi Hiiragi-chan dan aku berkencan di kota untuk pertama kalinya setelah sekian lama.

“Semuanya sangat sibuk ketika kita bersiap-siap untuk festival sekolah. Kapan terakhir kali kita berkencan seperti ini? ”

Hiiragi-chan, yang memegang tanganku, cukup senang sampai mulai bersenandung pagi ini. Namun, matanya agak melotot ... dan sedikit merah sehingga sedikit menakutkan.

“Haruka-san, jam berapa kau tidur kemarin?”

“Aku tidak bisa tidur ... Aku terus memikirkan sesuatu. Seperti, ayo kita lakukan itu, atau ini, misalnya ...! Tau-tau sudah pagi ...! ”

“Memangnya kau ini anak SD yang sedang melakukan jalan-jalan?”

“Mau bagaimana lagi! Sudah lama sejak kita kencan seperti ini!”

Aku mencoba menenangkan Hiiragi-chan. Meski kami sudah menyamar, aku masih ingin menghindari menarik perhatian.

Hari ini, Hiiragi-chan mengenakan kacamata palsu dan topi datar. Lebih dari sekadar penyamaran, itu cukup modis, dan terlihat bagus padanya.

“Haruka-san, topi itu imut. Sangat cocok untukmu.”

“Eh! Benarkah!? Terima kasih ♪.”

Tehehe ~, wajah Hiiragi-chan penuh senyum.

“Seiji-kun juga, kacamata berwarna itu cocok untukmu. Ini memberikan perasaan yang menyenangkan.”

“Terima kasih.”

Penyamaranku terdiri dari kacamata dan topi. Kacamata ini sebenarnya milikku. Biasanya, bukan karena aku tidak bisa melihat. Aku hanya memakainya beberapa kali ketika kursiku berada di paling belakang.

Tapi bung, hari kerja itu menyenangkan. Tidak ada banyak orang, dan tidak perlu mengantri.

Saat kami menikmati window shopping kami, Hiiragi-chan berbalik untuk melihat toko yang kami lewati.

Dia benar-benar ingin pergi namun tampaknya sedikit enggan.

Agak kasual, tapi sepertinya dia tertarik dengan toko pakaian yang agak mahal.

“Karena kita mumpung ada di sini, apa kau ingin memeriksanya?”

“Apa itu tidak apa apa? Bukannya kamu nanti akan bosan, Seiji-kun? ”

“Tidak apa-apa, kok. Lagian, mereka juga memiliki pakaian untuk pria. ”

“Kalau begitu, ayo kita lihat-lihat sebentar saja ...”

Lalu, kami berbelok dan kembali ke toko yang sudah kami lewati. Saat masuk, mungkin karena itu pagi hari kerja, cuma ada beberapa karyawan di dalam toko.

Kami berpisah begitu masuk. Hiiragi-chan ke bagian wanita, dan aku ke bagian pria.

Di dalam toko pakaian tanpa pelanggan ... ada tekanan diam yang bisa dirasakan ... Jadi, cuma aku ...? Aku merasa seperti sedang diawasi ...

Aku mencoba mencari ke sekeliling, tapi aku tidak melihat ada yang sosok yang mencurigakan. Aku kira itu cuma imajinasiku saja. Aku terlalu sadar diri, maaf.

“Jika itu untuk pelanggan kita, lalu bagaimana dengan ini ~”

Berbeda dengan diriku yang sadar diri, Hiiragi-chan direkomendasikan berbagai pakaian oleh karyawan toko.

“Fumu fumu ...! Lalu, dengan ini, sepatu apa ...? ”

Dia banyak bertanya !? Cukup bergairah juga. Barang tersebut tentu fashionable, dan dibuat dengan kualitas yang bagus menurutku. Tapi…

Mataku sejenak melirik t-shirt yang diletakkan di rak.

Ugeh. 8.000 yen !? Ma-Mahalnya ...

Bagiku, aku tidak menghabiskan terlalu banyak untuk pakaian, jadi itu cukup mahal. Namun, dari perspektif Haruka-ojousama dari keluarga Hiiragi, itu mungkin jal yang biasa. Apa itu berbeda untuk seorang wanita?

Tidak seperti diriku, Hiiragi-chan yang modis mungkin tidak terlalu peduli soal harga.

“Kalau begitu, tolong beri aku rok yang tadi.”

“Terima kasih banyak ~”

Oh… Sepertinya dia membeli sesuatu.

Aku menggeliat sedikit untuk melihat apa aku bisa melihat ke belakang.

“Tentang rok ini, sangat cocok dengan mantel yang sebelumnya, tahu?”

“Hmm ... Kalau begitu, aku akan mengambilnya juga ...!”

Hiiragi-chan ... ketimbang jadi orang yang modis, bukannya dia cuma menerima saran seperti yang diberikan ...?

“Dia ... bebek ...! Bebek montok yang bagus.” (TN: Bebek yang dimaksud merujuk pada orang yang gampangan. Pada dasarnya dia itu penurut dan gampang dibujuk untuk membeli barang. )

Aku mendengar seorang karyawan berbisik. Hiiragi-chan, apa dia bakal baik-baik saja? Aku sedikit khawatir, jadi aku mendekatinya agar bisa menolongnya bila dibutuhkan.

Hiiragi-chan diam-diam berbicara.

“Ummm, maafkan aku ... Apa mungkin di sini punya stoking yang me-mesum?”

“... Ya, ada.”

“A-Aku beli yang itu juga ...”

Apa yang kau minta dengan wajah merah seperti itu? Itu punya nama, kan? Sebuah nama. Stoking mesum! Itu benar-benar membuatku penasaran!

Bukan hanya aku yang penasaran, tapi juga karyawan lainnya.

“Sepertinya, dia akan membeli sepatu selanjutnya ...??”

“Tidak, bukan hanya itu, tapi juga aksesori!”

“Pelanggan itu, semakin banyak yang kamu rekomendasikan, semakin banyak yang dia beli ... !?”

“Apa uangnya tidak terbatas atau semacamnya !?”

Karyawan itu membawa berbagai pakaian dan aksesoris yang Hiiragi-chan katakan akan dia beli, tapi satu orang tidak cukup jadi yang lain diminta untuk membantu.

One piece ini ... warna apa yang bagus ...?”

Hiiragi-chan sedang mempertimbangkan warna baju model one piece. Putih atau abu-abu.

Pandanganku bertemu dengan Hiiragi-chan.

“Menurutmu, mana yang bagus?”

Dia menunjukkan dua pilihan yang tergantung di gantungan.

… Yang mana…? Bukannya tidak masalah bagi Hiiragi-chan untuk memilih mana yang dia suka?

“Aku tidak tahu banyak, loh?”

“Tidak apa-apa, tidak apa-apa.”

“Aku pikir keduanya terlihat bagus.”

“Bukan itu.”

“Lalu, yang putih.”

“Hmm. Kurasa abu-abu?”

Kalau begitu jangan tanya! Bukannya kau sudah memutuskannya dari awal?

Ufufu, salah satu karyawan wanita tertawa sedikit.

“Saudara?”

“Eh————?”

Gerakan Hiiragi-chan membeku.

“Kamu benar-benar dekat dengan adikmu.”

“... Bu-Bukan ... itu ...”

Hiiragi-chan mulai bergerak lagi. Ini buruk. Karyawan itu mungkin menginjak ranjau darat.

“Ia ... bukan ... adikku ...”

Matamu sudah mati, matamu sudah mati! Karena dia juga tidak banyak tidur, pandangan matanya sangat menakutkan!

Aku sengaja batuk keras dan berbicara.

“Dia adalah pacarku.”

“Ah, aku dengan tulus meminta maaf.”

Si karyawan tadi menunduk ke arahku.

“…”

Hiiragi-chan, yang semula tersenyum dan bersemangat berbelanja, tiba-tiba suasana hatinya menurun.

“... Itu ... ini ... itu juga, umm, tidak usah ...”

Yah, kami tidak melihat-lihat toko sambil berpegangan tangan, dan kami tidak melakukan apa pun yang seperti pasangan lakukan, jadi mungkin tidak dapat dihindari kalau mereka akan melihat kami seperti itu.

Karena tidak tahan dengan suasana yang berat, aku pergi keluar dan menunggu Hiiragi-chan.

“Ya ampun, kita jelas-jelas bukan saudara.”

Setelah keluar, Hiiragi-chan mengerutkan bibirnya dengan sikap tidak puas ... Namun, pada akhirnya dia masih membeli barang.

“Haruka-san, apa saja yang kau beli?”

“Eh !? ... Umm ... tidak apa-apa, itu bukan apa-apa kok. ”

Dia tampak seperti seseorang yang akan menampilkan sesuatu saat dia membelinya, namun, dia malah menyembunyikannya ... Yang berarti, itu mungkin stoking yang mesum! Kenapa dia cuma membeli itu?

“Kurasa aku akan menantikan untuk mengetahui apa yang kau beli ketika saatnya tiba.”

“Ya. Nantikan saja ♪ ”

Aku bertanya-tanya seperti apa bentuknya. Apa yang transparan?

“Apa mereka sedikit transparan?”

“Eh !? Eh !? Ap-Apa yang kamu bicarakan?”

Aku benar.

Aku mengangguk dengan sadar saat Hiiragi-chan menyilangkan tangannya.

“Hal-hal yang hanya dilakukan oleh pasangan ... kita akan melakukan itu, Seiji-kun.”

“Sama seperti yang aku inginkan.”

Setelah melihat-lihat sebentar, Hiiragi-chan memberiku ciuman.

“Kamu ingin makan apa untuk makan siang?”

Sama seperti ini, kami menikmati kencan mesra kami untuk sisa hari itu.





close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama