The Result when I Time Leaped Chapter 127

White Sana

 

Sudut Pandang Sana?

Ketika aku bangun di pagi hari, aku tidur di kasur yang tidak aku kenal.

“Langit-langit yang tidak dikenal ...”

Boneka binatang yang tidak dikenal. Meja yang tidak dikenal.

“Ini…..dimana…?”

Tubuhku terasa sangat ringan.

“Aku seharusnya sangat lelah kemarin, tapi aku tidak merasa capek sama sekali. Beruntung sekali~ ♪ ”

Apa karena aku tidur lebih awal? Alarm mulai berdering, jadi aku melirik ke sumber suara tersebut. Ketika aku menengok, aku menemukan ponsel Sana-chan berdering. Kenapa ada ponsel Sana-chan ...? dan, di mana ini ...?

Aku menangkap bayangan seseorang di cermin.

“Ah, Sana-chan, selamat pagi?”

Sana-chan bergerak, dia juga berbicara. Ketika aku berbalik, dia juga tidak ada di sana.

Aku mencoba menepuk pipiku sedikit. Sana-chan yang ada di cermin akhirnya melakukan hal yang sama.

…….

“Kenapaaaaa? !? Aku ... menjadi Sana-chan !? ”

Aku mencoba mengintip piyamaku.

Uwah. Dadanya benar-benar kecil. Imut sekali.

“Lalu, ini, rumah Seiji-kun?”

Tok, tok, aku mendengar seseorang mengetuk pintu.

“Saa-chan, ada apa? Apa kamu tidak enak badan hari ini? Apa perutmu sakit? ”

Ibu Seiji-kun dan Sana-chan?

“U-ummm, senang bertemu dengan anda. Sa-Saya saat ini pembimbing klub dari Seiji-kun dan Sana-chan masuki. Tolong panggil aku Hiiragi Haruka ...! ”

Aku berlutut, dan membungkuk resmi.

“Juga, ummm, Seiji-kun ... Seiji-san dan saya se-sekarang sedang ... Ah, aku belum bisa mengatakan itu!”

“…Apa kamu lagi demam? Aku akan meninggalkan obat di atas meja jadi pastikan kamu meminumnya, oke?”

“Yah, bisa dibilang saya kepanasan, tapi itu lebih seperti panas yang datang dari cinta yang membara. Sesuatu seperti itu? Eheheh ...”

“...? Aku akan meminta ijin ke sekolah untukmu. Kalau begitu, aku akan bekerja sekarang. Aku sudah meninggalkan sarapan di atas meja, jadi kalau kamu lapar, pastikan kamu memakannya, oke? ”

Suara langkah kaki terdengar semakin jauh.

——Aku mengacaukannya!

Ngomong-ngomong, sepertinya Seiji-kun masih di lantai pertama, jadi aku harus menjelaskan situasinya kepadanya.

Ketika aku mendengar suara pintu terbuka, aku melihat keluar jendela, dan melihat Seiji-kun hendak berangkat ke sekolah.

“Semoga selamat sampai tujuan!”

Aku mencoba mengatakan itu, tapi sepertinya Ia tidak mendengarnya, jadi Ia tidak berbalik sama sekali.

Aku akan meminjam ponsel Sana-chan dan mengirim SMS ke Seiji-kun.

[Tsundere Nii-san]

Begitulah dia memasukkan nama kontak kakaknya. Sana-chan. Seiji-kun sama sekali tidak dere terhadap adik perempuannya, tahu?

[Kamu mungkin tidak mempercayai ini, tapi setelah bangun pagi ini, aku terjebak di dalam tubuh Sana-chan ~>.<]

Aku mengirim SMS. Namun, tidak ada jawaban sama sekali. Astaga ... biasanya Ia akan langsung menjawab ...

“Ah, begitu ya. Mungkin karena Ia berpikir bahwa Sana-chan mengirim ini, jadi Ia tidak repot-repot mengkonfirmasi isi pesan. ”

Begitu rupanya. Itu sebabnya dibilang tsundere. Ia biasanya tidak membalas SMS. Mengambil hal itu, dan mengubahnya menjadi tsun di dalam benaknya, Sana-chan memang brocon sejati ... Cukup menakutkan ...

Aku keluar dari kamar, dan mendengarkan sebentar. Sepertinya tidak ada orang di bawah. Ayo ... menuju ke kamar Seiji-kun.

Aku merangkak ke kasur yang aku temukan di sana.

"~~~~~~~ Baunya seperti Seiji-kun ..."

Kebahagiaan sejati ...

Mumpung aku di sini, aku mungkin juga melakukan pembersihan.

Aku mengatur manga yang berserakan di mana-mana. Ketika aku melakukannya, aku menemukan sampul merah muda di belakang rak. Mencurigakan sekali... Aku mengeluarkannya dan menemukan seorang wanita dengan tubuh bahenol melakukan pose seksi di sampul depan.

“…”

Begitu aku membaliknya, aku menemukan kalau itu adalah manga mesum.

“…”

Mari kita bakar ini nanti. Jika manga ini tentang seorang adik perempuan, aku harus menambahkan satu jam lagi omelan.

Piriririri, aku mendengar telepon seluler yang kutinggalkan di kamar berdering. Aku segera kembali dan memeriksa penelepon: [Tsundere Nii-san].

“Halo, Seiji-kun?”

“Ah, seperti yang aku duga, ini Sensei, ‘kan? Rasanya aneh mendengar suara Sana seperti ini ... ”

“Menakjubkan kamu bisa mengenalinya! Apa itu karena kekuatan cinta ... !? ”

“Ummm ... itu karena 'Sana' ada di sini. 'Sensei' sepertinya jatuh sakit dan mengambil cuti, jadi aku pulang awal untuk mengunjungi apartemenmu. ”

Ah, sekarang Ia mengungkitnya, apa yang terjadi pada tubuhku?

“Jadi, aku mengetahui kalau Sana memasuki tubuh Sensei.”

“Eeeeeeeh !? Apa itu berarti kita telah bertukar tubuh?”

“Sepertinya begitu.”

Setelah mengatakan kalau Ia akan datang sekarang, Seiji-kun menutup telepon. Sana-chan dan aku ... kenapa?

Setelah 15 menit berlalu, Seiji-kun sampai ke rumah sambil terengah-engah.

“Selamat datang di rumah, Seiji-kun.”

“Aku pulang. Sana tidak pernah mengatakan itu jadi rasanya benar-benar aneh ...”

Seiji-kun menatapku dengan mata curiga.

Ketika aku mencoba memeluknya seperti yang biasa aku lakukan ketika aku menyambutnya, Ia langsung menghindarinya.

“Kenapa kamu melarikan diri ...?”

“Yah, ketika aku berpikir Sana yang melakukannya, aku menghindarinya tanpa sadar ...”

Betul. Aku lupa. Aku berada di dalam tubuh Sana-chan sekarang.

“Lalu, apa itu berarti, ciuman ...?”

“Kurasa aku tidak bisa.”

“…”

“Sensei, tolong jangan membuat ekspresi seolah-olah dunia sudah kiamat.”

Seiji-kun tertawa.

“Apa itu aneh? Ini mengerikan ”

“Ma-Maksudku, Sana biasanya tidak membuat ekspresi seperti itu, jadi aku hanya ... Fufufu”

“La-Lalu, bagaimana kalau mandi bersama ...”

“Tentu saja kita tidak bisa. Aku tidak mau mandi bersama tubuh adik perempuanku. ”

“Dan kupikir akhirnya kita bisa hidup di bawah satu atap ...”

“Yang lebih penting lagi—”

Seiji-kun dengan kuat meraih kedua bahuku.

“Jika tetap seperti ini, kita tidak akan pernah menikah.”

“Hah. Kamu benar! Itu masalah terbesar! Kita tidak bisa mencium, kita tidak bisa mandi bersama, payudaraku kecil, dan aku tidak bisa menikahi Seiji-kun ... Jika tetap seperti ini, aku mungkin akan mati ...”

“Kau baru saja meremas dadanya di sana, kan?”

“Itu tidak benar. Ah, bagaimana dengan bantal pangkuan ...?”

Aku menarik Seiji-kun, yang memiringkan kepalanya, ke ruang tamu. Setelah duduk di sofa, aku menepuk pangkuanku.

“Ayo sini.”

“…”

Seiji-kun mengerutkan wajahnya sejenak, dan menunjukkan ekspresi yang mirip dengan penolakan. Bagi Sana-chan ditolak sekeras ini ... sepertinya agak menyedihkan ... Meski dia sangat menyukai kakaknya.

Seiji-kun, yang duduk di sebelahku, berbaring miring.

“Ah, kamu bisa melakukan bantal pangkuan

Anak baik, aku mengelus kepalanya.

“Aku memang ingin hidup bersama dengan Seiji-kun, tapi aku tidak pernah berpikir bahwa itu akan berakhir dalam bentuk begini.”

“Sialan ... itu datang dengan suara dan wajah Sana ...”

“Lalu, selanjutnya kita lakukan ciuman seperti biasa, oke?”

Aku memegang erat-erat wajah Seiji-kun ketika Ia mencoba melarikan diri.

“Jangan melarikan diri."

“Itu karena kau tidak berada di tubuhmu sendiri —— Aku tidak ingin mencium adik perempuanku.”

“Bagian dalamnya adalah Haruka-san kesayanganmu jadi seharusnya hampir aman!”

Aku mengecup bibir Seiji-kun yang berusaha menolak, dan kekuatan secara bertahap meninggalkannya.

“Sialan ... Ini wajah dan suara Sana ... Kemampuan untuk memanjakan orang ... itu Sensei yang asli ...!”

“Itu bukan Sensei, tapi Haruka-san, oke? Karena kamu memanggilku Sensei, aku akan memelukmu.”

Ketika aku memeluknya erat, Seiji-kun diam-diam berbicara.

“Ah, payudaramu tidak menyentuhku.”

Ia membuat ekspresi yang sedikit kecewa. Ada kalanya Ia memberitahuku untuk menghentikannya karena payudaraku menyentuh badannya, tapi pada akhirnya, sepertinya Ia masih menikmatinya.




close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama