Tobioriyou JK Vol.1 Chapter 03 Bahasa Indonesia

Chapter 3 – Memperkenalkan Teman

 

“Kalau dipikir-pikir lagi, Hatsushiro”

“Iya?”

Saat sarapan, Yuuki berbicara mengenai sesuatu yang sudah mengganggu hatinya sejak dulu.

“Apa kamu memiliki sesuatu yang kamu inginkan? Maksudku, lihat, semua kebutuhan sehari-harimu merupakan bekas milikku semua.”

Untuk saat ini, dia tampaknya membawa barang bawaan minimum, karena dia memiliki produk sanitasi dan jersey sekolah di dalam tas yang dia bawa di hari di mana Yuuki menyelamatkannya.

“…Hmm, aku tidak yakin. Aku tidak merasa punya ketidaknyamanan khusus.”

“Benarkah?”

Hatsushiro adalah seorang gadis. Karena dia tidak mengatakan sesuatu secara khusus, jadi Yuuki juga tidak mengatakan apa-apa. Namun, aku ingin tahu apakah dia awalnya memiliki kebutuhan, pikirnya.

“Iya. Ah, Yuuki-san, apa kamu mau nambah lagi?”

“Ya, tolong.”

Hatsushiro menerima mangkuk nasi Yuuki dan berjalan ke dapur.

Caranya berperilaku sepertinya tidak menunjukkan kalau dia memaksakan dirinya sama sekali.

“Uh huh”

 

◇◇◇◇

 

“Jadi, Ootani, bagaimana menurutmu?”

“Aku pikir itu memang aneh.”

Yuuki berkonsultasi mengenai masalah Hatsushiro kepada Ootani saat sepulang sekolah.

“Kami sama-sama gadis yang cuma beda 1 tahun, tapi dia hanya memiliki satu setel seragam dan jersey sebagai sesuatu untuk dikenakan, dan tanpa make-up. Dan berbicara tentang sesuatu seperti hobi, hobinya cuma game yang kamu beli. Rasanya sangat aneh kalau hal itu tidak menimbulkan ketidakpuasan sama sekali. Pastinya ada yang salah.”

“Kamu juga berpikiran sama, ya”

“Ya. Jika dia laki-laki, hal tersebut sama anehnya dengan tidak frustrasi karena tidak c*li sama sekali.

Hal itu memang sangat aneh sekali.

“Tapi, orang yang dimaksud sepertinya tidak kelihatan begitu. Dia juga tidak terlihat memaksakan diri. Meski kupikir aku tidak pandai menebak hal yang begituan, sih.”

“…Sepertinya begitu. Ini cuma tebakanku saja sih, tapi bisa juga dia tidak akrab dengan gadis lain seusianya sebelum dia tinggal di tempatmu. Dari apa yang aku dengar, gadis itu terlalu kurang dalam masalah keinginan.”

Ootani mengeluarkan benda berbentuk bulat berwarna biru cerah dari tasnya.

“Apa itu?”

“Ini krim untuk perawatan kulit. Ini produk all-in-one yang memiliki semua yang kamu butuhkan untuk semua jenis perawatan kulit. Harganya cukup murah, dan rasanya lumayan enak untuk digunakan. Ada juga banyak gadis yang aku rekomendasikan masih terus menggunakannya ”

“Ooh, aku sama sekali tidak peduli dengan hal semacam itu, jadi ini menyegarkan. Ah, baunya menenangkan sekali. ”

“Yang bagus tentang produk ini juga aromanya. Mungkin sulit untuk merekomendasikan yang memiliki aroma yang kuat karena setiap orang mempunyai selera yang berbeda ... dan begitulah. Jika kamu sering bergaul dengan gadis sebaya, melakukan percakapan seperti ini sering terjadi setiap hari. Jadi, tentu saja kamu juga menginginkannya, kan?”

Begitu rupanya, Yuuki mengangguk.

Yah, mirip dengan bagaimana Yuuki sampai baru-baru ini, seharusnya bukan perkara mustahil bahwa Hatsushiro memiliki sesuatu yang harus dia lakukan tidak peduli dia tertarik atau tidak pada hal lain.

Namun, Yuuki juga sadar bahwa praktis tidak ada orang yang seperti dia di kelompok usianya.

“Di sisi lain, jika kamu tidak tertarik pada hal semacam ini, kamu takkan bisa mengikuti alur percakapan. Mungkin ide yang bagus baginya untuk memiliki teman berjenis kelamin sama yang bisa mengajarinya tentang 'hal-hal cewek' semacam itu.”

“Begitu rupanya. Seorang teman dari jenis kelamin sama yang bisa mengajari tentang hal-hal cewek, ya…”

Pada kondisi saat ini, sangat sulit menemukan orang yang sesuai dengan kriteria itu.

Hatsushiro adalah gadis yang baik, namun dia cukup lembut. Dia sangat takut pada orang asing, dan selalu bersikap perhatian yang tidak perlu sehingga orang lain tidak akan marah. Selain itu, dalam kondisi saat ini di mana mereka tinggal bersama di kamar Yuuki, meskipun mereka berpacaran dan tidak melakukan yang tidak senonoh, namun tetap saja masih ada sedikit orang yang akan curiga terhadap mereka.

Bukankah sulit untuk menemukan seorang gadis yang bisa kupercaya yang tampaknya bisa mengakrabkan dirinya dengan Hatsushiro setelah memahami aspek-aspek itu?

“Hn… Hmm?”

Yuuki menatap Ootani, yang menghadap ke seberang meja.

Ootani dengan cepat mengalihkan pandangannya dan bangkit dari tempat duduknya.

“Nah, kurasa aku akan pulang dan melanjutkan main Scarlet Fgments

Yuuki meraih ujung seragam Ootani saat dia hendak pergi.

“Apa?”

“...Ootani, aku punya permintaan untukmu sebagai gadis 'biasa'”

“Makan siang setengah tahun.”

“Permintaanmu terlalu banyak!! Untuk sesuatu seperti ini mungkin seminggu atau dua minggu.”

“Kalau begitu, sampai jumpa lagi.”

“Ah, tunggu sebentar. Setara dua bulan, bagaimana makan siang setara dua bulan?, ”ucap Yuuki dengan panik. Dan kemudian Ootani tersenyum lebar.

“Pria yang pengertian memang luar biasa lho, Yuuki”

 

◇◇◇◇

 

“Jadi, aku akan mengundang seorang teman ke sini besok.”

“Hm, begitu ya”

Yuuki, yang baru selesai makan malam dan belajar kurang lebih setelah Ia pulang sekolah dan pekerjaan sambilannya, sedang duduk dekat tempat tidur, dengan tubuhnya yang bersandar satu sama lain dengan Hatsushiro.

Hal ini sudah menjadi kebiasaan mereka berdua untuk mengobrol hal-hal sepele sambil merasakan suhu tubuh masing-masing sebelum tidur.

“…Jadi, apa aku harus pergi keluar selagi ada temanmu berkunjung?”

“Aah, kamu tidak perlu memaksakan diri. Dia tahu keadaan kita dan sebenarnya aku sudah berkonsultasi dengannya tentang berbagai hal mengenai kamu,” kata Yuuki, yang, entah kenapa, membuat Hatsushiro sedikit mengernyitkan alisnya.

“…Orang bernama Ootani-san ini seorang gadis, ‘kan?”

“Ya, benar. Dia itu teman sekelasku. Dan sebenarnya dia duduk di kursi di belakangku.”

“Gadis macam apa dia?”

Hmmm, Yuuki berpikir sedikit dan kemudian menjawab.

“Aku pikir dia seseorang yang cakap dan mudah diajak bicara. Dia pada dasarnya orang yang serius tetapi juga bisa menceritakan lelucon. Dia juga pandai mengurus orang lain. Dia sepertinya hanya membaca manga atau novel sepanjang waktu, tapi dia juga rajin belajar dan mendapat nilai bagus”

“... Nampaknya kamu sangat memujinya, bukan”

“Yah, karena dia cuma satu-satunya teman cewek yang kupunya. Jika ada semacam ketidakpuasan tentang dia, maka ya… Jika aku harus mengatakannya, bahkan sekarang dia masih cukup populer, tapi jika dia hanya melakukan sedikit diet, aku benar-benar berpikir dia akan menjadi gadis cantik yang luar biasa. Aku pikir dia hanya melakukan apa yang dia inginkan, tapi melihat dari luar, aku merasa kalau itu sangat disayangkan ”

“…Oooh, hmmm, begitu ya,” kata Hatsushiro, yang tiba-tiba menjauh dari tubuh Yuuki dan berbalik.

Bahu kanan Yuuki menjadi kesepian saat menjadi dingin, kehilangan suhu tubuh pacarnya.

“Ada apa, Hatsushiro?”

“Bukan apa-apa,” kata Hatsushiro, membuat tatapan cemberut. Sekarang dia kenapa lagi?, pikir Yuuki dengan bingung.

Kenapa dia tiba-tiba menjadi cemberut? Aku hanya berbicara tentang bagaimana Ootani biasanya orang baik, meskipun ...

Ja-Jangan-Jangan ... ini.

Otak Yuuki, yang berada di puncak ujian reguler, sampai pada kesimpulan tertentu.

Cemburu!!!!!!!!!!!

Ia terkejut seolah-olah tersambar petir di siang bolong.

Begitu ya, aku mengerti sekarang. Yah, tentu saja, jika pacarmu terlalu banyak memuji gadis lain di depanmu, rasanya bikin kesal, iya ‘kan? Tapi begitu rupanya...cemburu, ya.

Oh yessss. Aku memang merasa tidak enakan, tapi itu membuatku senang karena itu merupakan bukti bahwa Hatsushiro memang memikirkanku. Seperti yang diharapkan, aku tidak bisa mengatakan itu.

“…Kenapa kamu cengar-cengir sendiri, Yuuki-san”

“Yah, fakta bahwa Hatsushiro cemburu membuatku bahagia karena rasanya kamu memikirkanku… Ah, aku mengatakannya”

Aku akhirnya dengan santai memberitahu semuanya padanya.

Hatsushiro tersipu dan pipinya menggembung seperti balon.

“…Yuuki-san no baka…rasakan ini”

“Pfft. Tunggu, berhenti menyolek-nyolek badanku, ini geli tau… Pfft”

Untuk beberapa saat setelah itu, badan Yuuki terus dicolek oleh Hatsushiro.

 

◇◇◇◇

Keesokan harinya.

Yuuki dan Ootani sudah sampai di depan apartemen Yuuki usai sepulang sekolah.

“Ngomong-ngomong, ini akan menjadi pertama kalinya aku masuk, iya ‘kan. Yah meski aku pernah mampir saat menyumbangkan monitorku, sih. ”

“Kalau dipikir-pikir lagi, perkataanmu ada benarnya juga”

Ootani, yang mampir dulu ke rumahnya, datang dengan tas berbeda, meski dia masih mengenakan seragamnya. Aku ingin tahu apa yang ada di dalamnya?

“Kalau begitu, waktunya untuk bertemu dengan Hatsushiro-chan atau sesuatu yang ceritanya sudah sering kudengar sampai-sampai membuat telingaku pengeng. Kamu terus mengoceh tentang bagaimana dia ini imut dan manis, sekarang aku jadi penasaran”

“Hmph, kata-kata itu tidak bohong... lagi pula, Hatsushiro memang gadis paling manis sedunia.”

Cekrek.

“Permisi, maaf mengganggu.”

“Dengarkan aku dulu, oi!!”

Ootani membuka pintu dan masuk ke dalam tanpa basa-basi, mungkin dia merasa kalau Yuuki akan mulai membual lagi tentang pacarnya.

Dan kemudian saat mereka masuk, Hatsushiro keluar dari ruang tamu dengan seragamnya seperti biasa.

“Se-Selamat datang kembali di rumah, Yuuki-san”

“Ya, aku pulang. Err, izinkan aku memperkenalkannya. Dia Ootani Shouko yang kemarin aku ceritakan.”

Hatsushrio tampak sedikit gugup. Meski dia sudah mendengarnya dari Yuuki, dia mungkin masih takut untuk berbicara langsung dengan orang lain selain Yuuki.

“Y-ya. Senang bertemu denganmu… aku Hatsushiro… Kotori…”

Oh lihat, suaranya secara bertahap menyusut.

Sedangkan di sisi lain, Ootani, “…..” membuka matanya sangat lebar dan membeku, seolah-olah dia telah melihat sesuatu yang sulit dipercaya.

“Oy…. apa ada yang salah?”

“…Mustahil… kenapa…” gumam Ootani, dan menggelengkan kepalanya.

Apa-apaan dengan reaksi yang tidak biasa ini... tidak, tunggu sebentar.

Suatu kemungkinan muncul di dalam benak Yuuki.

Mungkinkah… Ootani tahu tentang Hatsushiro?

Kalau dipikir-pikir, Ootani pernah bilang kalau dia punya kenalan di sekolah tempat Hatsushiro. Dan mungkinkah dia tahu tentang Hatsushiro melalui hubungan itu?

Jika begitu, lalu hubungan seperti apa yang akan menyebabkan tingkat reaksi ini?

“…Maksudku, ini … sangat mustahil…”

Ootani terhuyung-huyung, dan meletakkan kedua tangannya di pintu depan.

Reaksinya sangat mirip dengan reaksi seolah-olah dia melihat hantu.

Jangan-jangan, mungkin dia mirip dengan seorang teman yang menghilang ketika dia masih sangat muda? Seharusnya ada perkembangan semacam itu di manga yang Otani buat aku baca sebelumnya.

Bagaimanapun, Hatsushiro juga terlihat khawatir. Kurasa aku harus meninggalkannya di sini sebentar, pergi ke luar, dan bertanya pada Ootani mengenai apa yang sebenarnya terjadi.

“Mengapa…”

“Hei, Ootani. Ayo keluar sebentar.”

“Kenapa, kenapa pacar otak udang ini gadis cantik berambut hitam panjang? Apa kamu sedang mengejek masyarakat? ”

Gedebuk. Yuuki jatuh dengan bunyi gedebuk.

“Jadi itu masalahnya!?! Kamu benar-benar bikin salah paham saja!!”

Ootani menatap Yuuki dengan mata seolah-olah dia sedang melihat orang idiot.

“…Kenapa kamu membuat reaksi seperti orang bodoh?”

“Aku tidak ingin diberitahu hal itu darimu…”

Namun, melihat reaksi orang lain seperti ini membuat Yuuki sadar kembali bahwa Hatsushiro memang gadis yang sangat cantik.

Ootani menghadap Hatsushiro dan menyapanya dengan suara tegas seperti biasanya.

“Senang bertemu denganmu, Hatsushiro-san. Aku Ootani Shouko. Aku teman sekelas dari pelawak kelas teri ini ”

Sungguh perkenalan diri yang sangat kejam.

“Y-ya. Senang bertemu denganmu, Ootani-san”

“Hmm”

“Umm, ada apa? Menatap tajam ke mataku seperti itu... Apa ada sesuatu yang mengganggumu?”

“Hmm, sepertinya tidak ada tanda hati atau sejenisnya di matamu, tatapanmu juga masih fokus.”

“…Be-Begitu ya”

Hatsushiro tampak tidak memahami apa yang sedang terjadi.

“Yuuki, tunjukkan smartphonemu. Aku akan memeriksa apakah ada sesuatu seperti aplikasi hnosis.(TN : Njirrr kebanyakan nonton anime H jadi langsung paham apa yg dimaksud)

“Aku tidak punya aplikasi begituan!!!”

“Aku bercanda, cuma bercanda, kok. Yah sekitar 30% saja sih”

Faktor keseriusan jauh lebih tinggi dari yang diharapkan.

“Yah, kesampingkan itu. Hatsushiro-san”

“Y-ya”

“Tanpa memberitahumu, aku pikir kamu sudah memahaminya, tapi cowok ini adalah orang yang baik meskipun Ia sulit dimengerti. Meski Ia memang sulit dimengerti. Untuk lebih spesifiknya, sulit untuk dipahami seperti Jalur Shounan-Shinjuku.”

“Aku sudah pernah mendengar lelucon itu sebelumnya”

Memangnya seberapa sulitnya sih Jalur Shounan-Shinjuku ini.

“Jadi, jika kamu bisa memahami poin bagus dari cowok seperti itu, kupikir kamu adalah gadis yang pandai menilai orang. Dan aku suka gadis yang pandai menilai orang. Jadi, jika aku cukup baik untukmu ... apa kamu keberatan jika aku berteman denganmu?, ”kata Ootani sembari mengulurkan tangan kanannya.

“Err, umm…”

Hatsushiro menatap Yuuki dengan pandangan sedikit bingung. Dan Yuuki mengangguk tanpa suara.

Melihat itu, Hatsushiro kemudian dengan takut-takut meraih tangan kanan Ootani dengan tangannya sendiri dan berjabat tangan.

“…Senang bisa berteman denganmmu.”

“Ya, juga”

Tampaknya kontak pertama berjalan dengan baik.

Syukurlah, di sisi lain, Yuuki merasa sedikit kesal karena Ia butuh beberapa saat sebelum Hatsushiro bisa memegang tangannya.

“…Umm, ada apa, Yuuki-san?”

Hatsushrio mengkhawatirkannya, mungkin karena perasaan kesal terlihat jelas di wajahnya.

“…Tidak, bukan apa-apa. Aku merasa cuma, kamu tahu, berpikir kalau sangat mudah bagi seorang gadis untuk bergaul dengan gadis lain ”

Mendengar apa yang Yuuki katakan, Hatsushiro membuat ekspresi terkejut.

“…Yuuki-san. Apa kamu mungkin, merasa cemburu? ”

“Eh? Tidak, bukannya aku merasa cemburu atau semacamnya…”

“Fufu, begitukah… fufu”

Hatsushiro tersenyum senang.

Uurgh, ini tentu sangat menjengkelkan.

“Tunggu, apa-apaan ini… Apa aku disuruh menonton adegan yang bikin gula darah naik untuk sementara waktu?,” kata Ootani, tampak sedikit muak.

 

◇◇◇◇

 

Setelah sesi perkenalan, mereka pergi ke ruang tamu untuk sementara waktu.

Hal pertama yang Ootani katakan adalah, “Tidak ada banyak barang di sini.”

Hatsushiro tidak pernah mengatakannya secara tegas, tapi cuma ada beberapa barang di kamarmu sendiri memang tidak biasa, ya, pikir Yuuki sekali lagi.

“Ootani-san, ini teh untukmu”

“Ya ampun, kamu sungguh perhatian sekali. Kamu benar-benar pacar yang cakap”

“Iya ‘kan!? Hatsushiro adalah pacar yang sangat hebat. Dia itu penuh perhatian, baik hati, dan juga seorang juru masak yang baik”

“…!!”

“…Tidak ada salahnya menyombongkan pacarmu kepada orang lain, tapi wajah pacarmu yang dipuji sudah berubah menjadi merah padam, tahu?”

Ootani benar. Ketika Yuuki melihat wajah Hatushiro, wajahnya merah cerah, yang dia sembunyikan di balik nampan yang dia gunakan untuk membawa teh.

Nah, jika kamu disanjung begitu di hadapanmu, tentu saja kamu akan merasa malu, iya ‘kan.

“Maafkan aku, Hatsushiro. Aku akhirnya ingin membual tentang kamu ”

“… Ya ampun, Yuuki-san…”

Aku ingin tahu apa ini bias pacar yang membuat Hatsushiro terlihat sedikit senang meskipun mengatakan itu.

Dan ekspresi Yuuki juga tersenyum dengan sendirinya.

“…”

Ketika Yuuki melihat Ootani, wajahnya tampak seperti dia baru saja minum secangkir penuh sirup permen karet.

“Apa ada yang salah?”

“Kamu tidak menyadarinya, ya… Bukan apa-apa. Aku hanya berpikir aku mungkin kena diabetes karena berada di dekat kalian ”

“???”

Karena tidak memahami maksudnya, Yuuki dan Hatsushiro memiringkan kepala mereka.

“Oh terserahlah,” ujar Ootani sambil mengobrak-abrik bagian dalam tasnya, mengeluarkan cokelat, keripik, soda ramune, permen karet... intinya, semua jenis cemilan.

Yuuki melihat itu dan kemudian berbicara.

“Oh? Suvenir?”

“Yah, aku sering membawa camilan saat pergi bermain ke tempat teman”

“Memang. itu sebabnya kamu lebih baik kehilangan sebagian dari ber— ”

Swoosh.

“Aduh!!”

Di bawah meja, tendangan depan Ootani mendarat ke tulang kering Yuuki.

“…”

“Hm? Ada apa, Hatsushiro-san, menatap camilan seperti itu”

“Ah, umm…”

Melihat perilaku Hatsushiro, Yuuki menyadari sesuatu.

“Apa mungkin kamu belum pernah memakan ini sebelumnya?"

“…Ya, aku ingat pernah memakannya saat aku masih kecil dulu”

Selain mengenai dia tidak memiliki telepon, hal ini juga cukup mengejutkan.

Ootani juga tampak terkejut, karena dia  mengedipkan matanya.

“Begitu ya,” dia menggumamkan komentar singkat dan merobek kemasan keripik kentang rasa consommé dari belakang, dan meletakkannya di atas meja. Itu cara membuka kemasan yang memungkinkan semua orang meraihnya.

“Silahkan dicicipi, Hatsushiro-san”

Dibujuk oleh Ootani, Hatsushiro mengambil sepotong keripik dengan hati-hati, seolah-olah dia sedang mencicipi racun.

“Te-Terima kasih banyak”

Hatsushiro membuka mulutnya dan menggigit ujung keripik kentang.

Dan Ootani memperhatikannya dengan seksama.

“…Le-Lezat”

Dia mengeluarkan satu komentar dengan wajah yang sedikit terkejut dan memberi pendapat jujur

Melihat ekspresinya,  Ootani hanya membalas “Mm-hmm,” sambil menganggukkan kepalanya.

“Ini, ayo coba cicipi yang lain.”

“Eh… emangnya boleh?”

“Tentu saja”

Pada saat yang sama, Ootani juga mengambil sepotong keripik kentang dan melemparkannya ke mulutnya.

“Untuk situasi seperti ini, etiket yang benar ialah tidak perlu menahan diri.”

“….Ba-baiklah kalau begitu”

Hatsushiro, membalas dengan sopan lagi "Terima kasih banyak,"sembari  mengambil camilan lain dan memakannya.

Jadi, kali ini wajahnya mulai tidak kaku dan berubah menjadi senyuman. Ini adalah reaksi jujur ​​yang menyampaikan dengan baik kebahagiaan yang dia rasakan dari menyantap camilan yang lezat.

Dan setelah itu, seakan-akan terpikat oleh Ootani, yang terus memakannya, Hatsushiro juga meraih keripik kentang dan membawanya ke mulutnya.

Ootani tersenyum ketika dia melihat ke arah Hatsushiro, yang sedang mengunyah dengan mulut kecilnya dan terlihat senang dengan camilan seharga paling banyak seratus yen.

“Sekarang aku mulai mengerti”

Ootani kemudian membungkuk di atas meja dan mengelus kepala Hatsushiro.

Hatsushiro sedikit terkejut.

“U-umm, Ootani-san”

“Ya, sekarang aku mulai memahaminya. Yuuki, sepertinya aku mengerti kenapa kamu terus membual Hatsushiro-san itu imut  dan manis.”

“…A-Aku tersanjung. Ootani-san juga, keren dan cantik…”

“Jika seorang gadis yang sudah manis sepertimu bilang begitu biasanya akan dianggap sarkastik, tahu… Tapi karena kamu imut, aku akan memaafkanmu!!”

Dan kemudian dia mengelus kepala Hatsushiro lagi. Meski sedikit bingung ditepuk oleh Ootani, dia tampaknya tidak terlalu takut.

Pada saat itu, bel pintu apartemen Yuuki berbunyi.

“Aah, aku akan ke sana.”

Aku akan membiarkan kalian berdua untuk akur.

 

◇◇◇◇

 

“Jadi sales koran kedengarannya seperti pekerjaan yang sulit”

Mereka berdiri dan berbicara di luar pintu depan setidaknya selama sepuluh menit.

Orang yang membunyikan bel pintunya adalah wanita muda yang cukup cantik. Yuuki sudah dengan sopan menolak dan mengatakan kalau Ia tidak membutuhkannya, tetapi si wanita sales itu tetap memaksa dengan tawaran khusus deterjen dan tiket gratis taman hiburan dan semacamnya. Mungkin ada orang yang mudah tertekan yang akhirnya mendaftar.

Yuuki membuka pintu depan dan kembali ke ruang tamu.

Tapi aku sangat senang mengajak Ootani.

Dari apa yang aku lihat sebelumnya, mereka lebih terlihat seperti kakak adik ketimbang teman sebaya, tetapi mereka tampaknya akur.

Hatsushiro juga terlihat senang. Ini seharusnya secara alami memungkinkan dia untuk mengetahui kalau Ootani itu gadis macam apa, pikir Yuuki saat Ia berjalan kembali ke ruang tamu.

“Maaf, sales koran itu benar-benar ngotot”

“Bagaimana menurutmu, Hatushiro-san? Aku benar-benar berpikir kalau hubungan antara Shuusuke dan Akira ini sangat mesra. ”

“Oi, berhenti dulu di sana”

Ootani menyuruh Hatsushiro membaca manga dengan dua pria tampan dengan tubuh saling menempel dan wajah menempel satu sama lain.

“Apaan sih, ini ‘kan manga untuk segala usia tanpa adegan ranjang.”

“Tidak, bukan itu masalahnya, oke. Aku ingin kamu mengajarinya tentang hal-hal cewek, tapi aku tidak pernah mengatakan kalau aku ingin kamu menyebarkan virusmu ”

“Kamu ini ngomong apa sih? Ini adalah persis selera seorang wanita. Tidak ada  wanita yang membenci BL.”

“Pendapatmu terlalu bias.”

“Jadi gimana? Hatsushiro-san?”

“Umm, kupikir aku mungkin tidak begitu memahaminya,” ujar Hatsushiro sambil membaca manga yang telah diserahkan kepadanya.

Tuh ‘kan, ujar Yuuki kepada Ootani melalui pandangan matanya dan dengan menyesal Ootani menjatuhkan bahunya.

“Tapi…”

Dan Hatsushiro lanjut berbicara, terlihat sedikit bingung.

“Aku tidak tahu kenapa ... ketikamelihat pria dengan wajah mereka berdekatan seperti itu... entah bagaimana, aku merasakan ada yang sesuatu mengalir di dadaku"

Tampaknya hal itu mencapai titik didih.

Dan kemudian Ootani berbicara dengan mata seolah-olah dia baru saja menyaksikan kelahiran kehidupan baru.

“…Bagus sekali, Hatsushiro-san. Aku yakin kamu akan menjadi wanita yang luar biasa. Ah, dan game smartphone bernama FBO ini sangat populer belakangan ini.”

“Hei, tunggu sebentar. Aku mendengar kalau barang-barang itu bisa sangat mahal.”

“Tidak terlalu mahal, kok. Paling-paling, Cuma butuh pengorbanan bulanan satu atau dua lembar 10.000 yen ke cawan suci ”

“Angka segitu sudah cukup menjadi mimpi buruk untuk ATM-ku!!”

Mungkin aku salah karena sudah mengajak Ootani, pikir Yuuki.

Omong-omong, Hatsushiro tidak punya smartphone sehingga dia tidak bisa bermain FBO.

 

◇◇◇◇

 

Mereka bertiga mengobrol sambil makan cemilan, lalu Ootani melihat jam dan berdiri.

“Kurasa sudah waktunya. Bisa kita pergi?"

“Pergi? kemana?”

Ootani menjawab pertanyaan Yuuki.

“Tentu saja, ke pusat perbelanjaan terdekat. Untuk membeli pakaian untuk Hatsushiro-san”

Aah, begitu, jadi itu sebabnya, Yuuki mengangguk mengerti.

Namun, Hatsushiro berbicara dengan wajah terkejut.

“Membeli ...  pakaian untukku?”

“Betul sekali. Seperti yang diharapkan, kamu tidak bisa selalu memiliki seragam dan jersey seperti sekarang, ‘kan?”

“Aku sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkannya. Ah, tapi punya baju lain mungkin akan memudahkan untuk mencuci pakaian.”

“…Tidak, bukan itu maksudku. Aku sudah mendengarnya dari Yuuki, tetapi kamu memang tidak punya banyak keinginan, ya”

Ootani menghela nafas.

Yah, bahkan Yuuki, yang sadar diri tidak punya banyak keinginan materialistis, merasa terkejut.

Pada tingkat ini, dia mungkin akan khawatir dan merasa kasihan dengan pengeluaran Yuuki lagi.

“…Selain itu, karena aku diizinkan untuk tinggal di sini, kurasa aku tidak bisa terlalu banyak berbicara tentang kemewahan…”

Dia benar-benar mengatakan apa yang sudah aku duga. Fakta bahwa Hatsushiro sangat memperhatikan keadaan orang lain memang menggemaskan, tapi dia bisa menjadi sedikit lebih egois, pikir Yuuki.

“Aah, begitu ya. Sayang sekali, iya ‘kan. Yuuki”

Ootani mulai berbicara dengan nada monoton.

“Yah, beberapa waktu lalu di kelas, Yuuki pernah bilang kalau Ia sangat ingin melihat pacarnya berpakaian modis.”

Dia ngoceh apaan sih, pikir Yuuki. Namun, Ootani memberi kode melalui kedipan matanya.

Tinggal ikuti saja, itulah yang disampaikan.

Aku berharap dia takkan melibatkanku dengan settingan yang mengada-ada, tapi mau bagaimana lagi karena itu untuk Hatsushiro.

Hatsushiro juga menatapnya seolah-olah untuk memastikannya.

“Ya itu benar. Aku benar-benar ingin melihat Hatushiro terlihat berbeda,” Yuuki menimpali dengan ekspresi serius, dan kemudian wajah Hatsushiro tersipu.

“… Umm, oke. Kalau begitu, aku akan senang jika kamu bisa membelikanku baju baru.”

“Baiklah. Kalau begitu ayo pergi, ” ajak Ootani dengan ekspresi puas di wajahnya dan berjalan menuju pintu masuk.

“Nah, kita juga harus pergi”

“Iya”

Namun, ada satu hal yang harus Yuuki tanyakan terlebih dahulu.

“Hei, Hatsushiro… apa kamu baik-baik saja?”

“…Iya. aku akan baik-baik saja.”

“Hei, ayo cepat,” teriak Ootani dari pintu depan. Yuuki dan Hatsushiro juga berjalan menuju pintu masuk.

Yuuki mengenakan sepatunya dengan cara yang sudah Ia lakukan ratusan kali sejak mulai tinggal di sini, dan kemudian membuka pintu depan.

Di sisi lain, Hatsushiro menatap tajam pada sepatu sekolah yang dia kenakan pada hari dia datang ke sini di pintu masuk. Melihatnya seperti itu, Ootani, yang telah pergi keluar sebelumnya, angkat bicara.

“Apa ada yang salah, Hatsushiro-san?”

“Tidak, bukan apa-apa. maafkan aku… aku pergi sekarang”

“…Hei, Hatushiro”

“…Tidak apa-apa…aku baik-baik saja,” kata Hatsushiro dengan cara yang terdengar seperti dia sedang meyakinkan dirinya sendiri. Dia memakai sepatunya, dan kemudian berdiri.

Dan akhirnya, saat hendak berjalan keluar dari pintu masuk, tubuhnya tiba-tiba rubuh ke depan.

“Hatsushiro-san!?”

Ootani terkejut dengan situasi yang tak terduga tersebut.

“Ups”

Yuuki, yang telah menunggu di sebelahnya sebelumnya, menopang tubuh Hatsushiro dengan kedua tangannya.

“…Seperti yang diharapkan, itu masih sulit, ya”

“…Yuuki-san. Terima kasih banyak"

“Yuuki, apa yang maksudmu dengan kamu sudah menduganya?”

Hatsushiro menjawab pertanyaan Ootani dengan suara yang sedikit gemetar.

“…Maafkan aku karena sudah membuatmu khawatir. Ini memalukan, tapi saat aku mencoba untuk pergi ke luar, aku hanya sedikit…”

Benar sekali. Hatsushiro tidak bisa keluar sejak dia datang ke apartemen Yuuki. Mungkin itu sesuatu yang telah terjadi sebelum dia datang ke sini, tetapi ketika dia memakai sepatunya dan berdiri di pintu masuk, Hatsushiro mendapati tubuhnya kehilangan tenaga.

Tidak peduli berapa kali dia mencoba, hal itu tidak berubah. Sejak Hatsushiro datang ke sini, satu-satunya saat dia berada di luar adalah ketika dia melangkah ke balkon untuk mengeringkan cucian.

Karena alasan itulah, Yuuki akan membeli bahan-bahan untuk makanan di supermarket terdekat setelah Hatsushiro menyiapkan memo bahan-bahannya.

Yuuki sudah memikirkan kalau Ia tdak bisa membiarkannya seperti ini terus tanpa melakukan apa-apa, tapi karena Ia tidak ingin Hatsushiro memaksakan diri, Yuuki tidak memaksanya dan berencana untuk membiarkannya meluangkan waktu untuk menenangkan diri.

Karena sudah hampir dua minggu, Yuuki mengira kali ini dia akhirnya bisa keluar, tapi mungkin hal tersebut masih terlalu cepat. Yuuki menjelaskannya secara singkat kepada Ootani.

Usai mendengar ini, mata Ootani terbuka lebar, dan ekspresinya berubah menjadi penyesalan yang tak terlukiskan.

“…Maafkan aku, Hatsushiro-san.”

“…Tidak, itu bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan Ootani-san”

Yuuki merasakannya lagi. Karena dia banyak tersenyum akhir-akhir ini, Ia cenderung melupakannya, tapi Hatsushiro mungkin adalah gadis yang mungkin mempunyai masa lalu yang menyakitkan. Bekas lukanya begitu besar sehingga membuatnya tidak mungkin melakukan apa yang bisa dilakukan orang normal, yaitu pergi keluar.

Tentu saja, itu tidak mengubah fakta bahwa dia adalah pacarnya yang imut dan tersayang.

“Untuk saat ini mari kita tetap di kamar dan mengobrol lagi hari ini. Meski maksimal untuk dua pemain, tapi kita punya game untuk kita mainkan.” Usul Yuuki.

Ootani juga setuju.

“Itu benar, kita bisa pergi berbelanja lain kali.”

Untuk sesaat, Hatsushiro tetap diam sambil menundukkan kepalanya.

Mengenal sifatnya, dia mungkin merasa menyesal. Namun….

Hatsushiro mengangkat wajahnya, dan kemudian mengatakan sesuatu yang tidak terduga.

“…Tidak, aku pergi.”

Kata-kata yang keluar dari mulut Hatsushiro mengejutkan Yuuki.

Ekspresinya tampak cemas, tapi serius.

“Hatsushiro…”

“…Aku tidak bisa membiarkan diriku terus dimanjakan oleh Yuuki-san”

“Selain itu,” Hatsushiro tersenyum kecil sebelum melanjutkan.

“…Jika itu akan membuat Yuuki-san bahagia, maka aku ingin kamu melihatku berpakaian modis.”

Senyumnya menggambarkan keberanian hampa yang ditunjukkan di tengah penderitaan, tapi sekilas ada campuran rasa takut dan tekad di matanya.

Hatsushiro menghirup napas dalam-dalam sekitar lima kali. Dia kemudian berdiri, meskipun dengan goyah.

“Yuuki-san… maukah kamu memegang tanganku?”

“Ya. Aku tidak akan melepaskannya apapun yang terjadi”

“…Terima kasih banyak. Meski aku baru saja mengatakan aku tidak bisa terus dimanja, tapi aku akan pergi sekarang.”

“Itu membuatku senang, tahu, kalau aku bisa memanjakan Hatsushiro. Dan kamu boleh lebih egois lagi,” kata Yuuki, lalu Hatsushiro menyandarkan dahinya di bahu Yuuki sejenak.

“…Aku mencintaimu, Yuuki-san”

Mendengar kata-kata itu, Yuuki tersadar.

Aah, kalau dipikir-pikir, ini pertama kalinya, bukan. Berasal dari pacarku, dari mulut Hatsushiro sendiri, kata-kata kalau dia mencintaiku.

Tubuh Yuuki tiba-tiba menjadi panas.

Ia terlalu senang sampai-sampai tak bisa berkata apa-apa.

Hatsushiro berhenti meletakkan dahinya di bahu Yuuki dan mengambil napas dalam-dalam sekali lagi.

Lalu.

Dia maju selangkah. Dia maju selangkah dengan kaki terhuyung-huyung.

Tangan mereka masih saling terhubung, dia kemudian maju selangkah lagi.

Mereka bedua secara alami menjalin jari-jari mereka satu sama lain. Bukan hanya telapak tangan yang saling bersentuhan. Inilah yang disebut ikatan kekasih, di mana mereka bisa merasakan keberadaan satu sama lain lebih dekat.

Dan kemudian, satu langkah lagi ke depan.

Garis yang memisahkan bagian luar dan pintu masuk tepat berada di depan matanya.

Hatushiro meremas tangan Yuuki lebih erat. Entah kecemasan atau ketakutan tersalurkan padanya.

Itu sebabnya Yuuki juga mencengkeramnya dengan erat. Semuanya baik-baik saja. Aku bersamamu, itulah yang disampaikan.

Hatsushiro menarik napas dalam-dalam lagi.

Dia mengambil satu langkah terakhir.

“…Fiuh”

Sudah sekitar dua minggu. Hatsushiro, yang belum pernah ke dunia luar untuk pertama kalinya dalam beberapa saat, menghela nafas kecil.

Dan kemudian, dia melihat ke arah Yuuki yang memegang tangannya dengan erat.

“…Terima kasih banyak.”

“Ya, kamu melakukannya dengan baik.”

“Hatsushiro-san!!”

Menyela Yuuki, Ootani berjalan ke arah Hatsushiro dan menepuk kepalanya.

“Kamu benar-benar hebat. Aku bangga padamu!!”

“Tu-tunggu, Ootani-san”

Hatsushiro bingung karena ditepuk sedikit kasar, tapi ada senyum cerah di wajahnya.

“Omong-omong, bagaimana kalian berdua mulai berbicara?” Tanya Hatsushiro dengan sedikit penasaran.

“Tidak ada yang istimewa tentang itu. Kami baru saja mulai berbicara setelah Yuuki mengambil buku yang tidak sengaja aku jatuhkan saat kelas satu dulu”

“Tapi itu masih mengejutkan bagiku, tahu.”

“Apa maksudmu?” Tanya Ootani dengan bingung

TERPERANGKAP DALAM SANGKAR CINTA…

“Karena buku yang kamu jatuhkan adalah buku SM BL tau!!”

 

 

<<=Sebelumnya  |  Daftar isi Selanjutnya=>>

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama