Chapter 4 – Pergi Keluar Untuk Pertama Kalinya
Tak berselang lama, Yuuki dan yang lainnya tiba di pusat perbelanjaan
agak jauh. Meski ini hari kerja, sudah ada banyak keramaian orang yang berlalu
lalang. Adapun Yuuki, Ia khawatir apakah Hatsushiro akan merasa sakit, tapi dia
terlihat baik-baik saja untuk saat ini.
Dengan fokus pada restoran, pusat perbelanjaan ini
memiliki berbagai macam toko yang berjejer seperti bioskop, toko buku, toko
obat, toko alat musik, dan toko perlengkapan olahraga. Dan sejauh menyangkut
fashion, ada dua puluh merek dan toko khusus yang berbeda.
“Pakaian seperti apa yang kamu suka, Hatsushiro-san?,”
tanya Ootani di dalam salah satu toko baju wanita.
“Um…”
Usai mendengar pertanyaan Ootani, Hatsushiro melihat
sekeliling dengan gelisah. Dia pasti belum pernah ke tempat seperti ini
sebelumnya. Cukup sulit baginya untuk memilih dan mengatakan baju yang dia
suka.
Hal tersebut juga sama untuk Yuuki yang tidak terbiasa
dengan tempat seperti ini.
Entah
bagaimana, rasanya seperti masuk ke ruang misterius.
Ia tidak bisa tenang berada di dalam toko yang
dikelilingi oleh begitu banyak pakaian.
Sejujurnya, bisa dikatakan kalau Yuuki sama sekali tidak
tertarik dengan fashion.
Sebaliknya, Ia tidak begitu mengerti gunanya menghabiskan
waktu untuk itu. Lagipula, Ia adalah seorang veteran yang hanya mengenakan
seragam dan jersey olahraga sekolahnya sejak SMP. Kriteria evaluasi Yuuki untuk
baju hanya "murah", "mudah untuk bergerak", dan "mudah
dirawat".
Namun….
Jika ditanya apa Ia ingin melihat pacarnya yang imut,
Hatsushiro, berdandan atau tidak, TENTU
SAJA AKU INGIN MELIHATNYA!!, jadi, sebenarnya Yuuki cukup antusias tentang
hal itu.
“Hatsushiro-san, pada waktu seperti ini, ada baiknya
menggunakan perasaanmu,” saran Ootani saat melihat Hatsushiro yang kebingungan.
“Be-Begitukah.Lalu…”
Dengan malu-malu, Hatsushiro menunjuk ke salah satu
manekin.
“Baiklah, kalau begitu kita akan membeli satu set itu,”
kata Yuuki, yang kemudian mencoba pergi ke kasir tanpa pikir panjang lagi.
“Oke, berhenti dulu di sana”
"Gehe"
Namun, Ootani dengan cekatan meraih belakang kerahnya, dan
menghentikannya.
“Sekarang apa lagi, Ootani? Aku amatiran dalam bidang
ini, tapi aku pikir baju itu akan terlihat cukup bagus bila dipakai Hatsushiro,
tahu? ”
Model pakaian yang dipilih Hatsushiro adalah pakaian
dengan desain tenang berbasis hitam. Model bajunya sendiri memang akan sempurna
untuk Hatsushiro yang berkulit putih, berambut hitam panjang dan penampilan
yang sopan serta menawan.
“Yah, baju itu memang tidak terlihat buruk”
“Emangnya ada masalah dengan baju itu?”
Yuuki memiringkan kepalanya.
“Aku juga berpikir itu akan cocok untuknya, tapi jika begini,
maka itu tidak jauh berbeda dari seragam yang dia kenakan sekarang, ‘kan?”
“Aaah, sekarang setelah kamu bilang begitu, ada benarnya
juga, sih”
Pakaian sehari-hari Hatsushiro adalah seragam sekolahnya,
yang juga memiliki desain yang hampir sama dengan baju yang ditunjuk Hatsushiro.
"Meski begitu, itu bukan masalah, ‘kan?”
“Kita sudah jauh-jauh ke sini untuk berbelanja, jadi
bukannya kamu ingin menambahkan sedikit sesuatu yang berbeda? Mungkin kamu
sulit memahaminya, tapi ada juga kesenangan tersendiri saat berbelanja, tahu.”
Be-Begitu ya.
Itu sangat mendalam, pikir Yuuki terkesan.
“Yuuki, bagaimana kalau kamu yang memilihkan baju
untuknya? Hatsushiro-san berdandan juga karena dia ingin memamerkannya padamu.”
“Hm? aku yang memilih?”
“Dan aku yakin Hatsushiro-san tidak keberatan dengan
pilihan Yuuki, kan?,” kata Ootani dan Hatsushiro menimpali dengan menganggukkan
kepalanya.
“Ak-Aku mengerti. Baiklah"
Yuuki lalu melihat sekeliling di dalam toko.
Namun, sial, aku
sama sekali tidak tahu apa-apa.
AYO PILIH
PAKAIAN YANG COCOK DENGAN HATSUSHIRO DENGAN ANTUSIASME YANG MAKSIMAL!!, dan dengan semangat seperti itu, Ia pergi untuk memilih pakaian untuk
Hatsushiro. Namun, sebagai akibat dari kurangnya pengetahuan dan selera
mode-nya, Yuuki tidak bisa benar-benar memahami baju-baju yang berbaris bahkan
ketika melihatnya.
Yuuki kemudian bertanya pada Ootani.
“…Hei, untuk hal seperti ini, kriteria seperti apa yang
harus aku gunakan untuk memilih baju bagus?”
“Bukannya aku sudah pernah bilang. Gunakan perasaanmu.
Perasaan”
“Meski kamu bilang begitu, tapi tetap saja ...”
“Karena kamu cowok, kenapa kamu tidak memilih sesuatu
yang akan membuat sesuatu yang kamu tempelkan di selangkanganmu bereaksi jika
Hatsushiro-san memakainya?”
“Hei, jaga ucapanmu, dasar JK”
“Aku pikir itu cara yang efektif dan efisien, oke? 'Percayalah pada apa yang melekat padamu'"
Ini adalah sekenario yang terburuk dari yang terburuk.
“Yah, jika aku harus memilih berdasarkan kriteria,
kupikir itu akan menjadi sesuatu yang biasanya membuatku terpesona”
“Memang benar”
Ngomong-ngomong, mengesampingkan masalah selangkangan,
jika Ia memilih berdasarkan perasaan sederhana saja, Yuuki juga memilih yang
sama yang telah dipilih Hatsushiro karena dekat dengan apa yang biasanya Ia
lihat.
“Kita tidak bisa membuat kemajuan, ya… Hei,
Hatsushiro-san. Karena kita sudah di sini, bagaimana kalau aku yang
memilihkannya untukmu?”
“Eh? Ah iya. Jika tidak terlalu merepotkan…”
“Ketimbang merepotkan, justru ada kesenangan tersendiri
memilih pakaian untuk gadis imut seperti Hatsushiro-san, tahu”
“Ka-Kalau begitu, tolong pilih untukku ...”
“Oke, aku sudah tidak sabar untuk memilih baju yang bagus
untukmu.”
◇◇◇◇
“Fiuh”
Yuuki sedang duduk di bangku salah satu sudut pusat perbelanjaan, dan membaca
buku referensi matematika yang dibawanya. Itu karena apa yang Ootani katakan
padanya, “Aku akan mengejutkanmu, jadi tunggulah di sana sampai kita memutuskan
baju mana yang dipilih.”
“Meski begitu, kurasa memang benar kalau gadis yang
berbelanja selalu membutuhkan waktu lama. Aku bahkan sudah menyelesaikan soal
bagian integral.”
Tepat ketika Yuuki berpikir begitu, “Maaf sudah membuatmu
menunggu, Yuuki.”
Yuuki mengalihkan tatapannya dari buku referensi, dan
menemukan Ootani berdiri di depannya. Ekspresinya tampak sangat puas.
“Aku melakukannya dengan cukup memuaskan. Seperti yang
diharapkan, pilihan yang bagus akan terlihat cocok kalau orangnya punya
tampilan cantik”
“Oh, begitu? Kedengarannya kamu bersenang-senang… tunggu,
kemana Hatsushiro?,” pikirnya, tapi dia bersembunyi di balik Ootani.
“…Umm, Ootani-san. Seperti yang diharapkan, ini rasanya
memalukan”
“Kamu ini bilang apa, kamu datang ke sini untuk
berbelanja pakaian demi memamerkannya kepada Yuuki, ‘kan. Orang ini juga tak
sabar untuk melihatnya, tahu ”
“…Benarkah?,” tanya Hatsushiro, yang sedikit menjulurkan
wajahnya dari belakang Ootani.
“Ya-Yah ya. Tetapi jika kamu terlalu malu, aku tidak akan
memaksamu. Aku masih bisa melihatnya di rumah setelah kamu lumayan tenang…”
“Meski kamu bilang begitu itu, tapi bukannya postur
badanmu benar-benar condong ke depan …,” kata Ootani putus asa kepada Yuuki,
yang jelas-jelas sangat tertarik dengan baju yang Hatsushiro kenakan.
“… Umm, oke. Kemudian…”
Hatsushiro dengan takut-takut melangkah keluar dari
belakang Ootani.
Saat Ia melihatnya, “………………………………………………………………………………………..,”
tubuh Yuuki tertegun dengan mulutnya terbuka.
“...Umm, bagaimana menurutmu. Apa ini terlihat aneh?”
“KAMU SANGAT IMUTTT!!,” Yuuki spontan berteriak.
“…Be-Begitukah?”
“Ya, baju itu sangat cocok. Begitu rupanya, hal ini bisa
menonjolkan keimutan yang berbeda, ya ”
Sambil menyeringai pada Yuuki seperti itu, Ootani
menjelaskan pengaturan pakaiannya, terlihat puas.
“Karena seragam gelapnya yang biasa memberikan kesan
kalem, aku ingin membuatnya terlihat sedikit lebih energik. Itu sebabnya aku
memutuskan untuk menatanya dengan kardigan panjang berwarna krem cerah dan topi baret di atasnya”
“Begitu ya. Dia memang manis.”
“Karena ini mengenai Hatsushiro-san, kupikir dia juga
terlihat bagus dengan rok, tapi aku memutuskan untuk berani dan menambahkan
kesan segar dengan celana abu-abu putih”
“Begitu ya. Dia sangat imut”
“Tapi ya, karena karakteristik Hatsushiro-san yang
sebenarnya tidak dapat disangkal adalah keelegananya, aku mencoba menghiasi
kakinya dengan bagal yang rapi dan membuatnya memakai kemeja dengan colla bulat.”
“Begitu ya. Dia adalah gadis termanis yang pernah ada”
“... Dan kamu tidak mendengarkan sama sekali”
Ootani menghela nafas, tampak tercengang.
Sejujurnya, Yuuki yang tidak memiliki pengetahuan apapun
tentang pakaian dan aksesoris, merasa kalau apa yang Ootani katakan setara
dengan rapalan mantra dari dunia lain.
Namun, hanya penampilan imut Hatsuhiro di depannya yang
jelas tersampaikan kepadanya. Untuk seseorang yang awalnya sangat imut bahkan
jika dibiarkan tanpa berdandan, jelas-jelas ini merupakan hal tak terduga.
Tanpa disadari, baik pria dan wanita yang lewat mencuri-curi pandang ke arah
Hatsushiro.
“…Aku sangat senang bisa hidup”
“Aah, ya ya. Sebagai seseorang yang memilihnya, tidak ada
salahnya jika kamu memuji 'dia imut, dia
manis' sebanyak itu. Hanya saja, jika kamu tidak menghentikannya, dia
bisa-bisa akan pingsan, tahu ”
Ketika Yuuki melihat pacarnya, wajah Hatsushiro sudah berubah merah
padam seperti apel matang.
“Aah, maaf. Pasti
rasanya memalukan jika aku memanggilmu imut dengan suara keras, bukan ”
“…Tidak, umm, terima kasih banyak”
Hatsushiro menatap Yuuki sambil tersipu. Dia tampaknya
memakai riasan tipis, dan bibirnya sedikit berkilau. Awww sial. Sekarang aku jadi ingin memeluknya.
Jadi, Yuuki vertarung melawan dorongan batinnya sendiri,
tapi kemudian Ootani memegang pundaknya.
“Ayo, selanjutnya giliran kamu”
“Eh? Kenapa?”
“Akan menjadi dosa bila berdiri di samping Hatsushiro-san
dengan seragam tidak keren ini, yang kecantikannya telah dipoles oleh tanganku.
Makanya hal ini wajib. Ayo, kita pindah ke bagian pria”
“Kamu serius?”
◇◇◇◇
Setelah Hatsushiro menunggu di sebuah kafe di lantai yang
sama, Yuuki dan Ootani menuju ke toko yang ditujukan untuk fashion pria.
“Sebagai permulaan, kamu pakai itu… ini, ini, dan ini”
“Hei, bukannya kamu memilihnya dengan agak lancar saat
memilihkannya untukku?”
“Yah, saat membandingkanmu dengan Hatsushiro-san……hmm ya
begitulah.”
“Dasar tengil”
Ootani mengatakan sesuatu yang sangat kasar. Namun, yah biarlah, pikir Yuuki, saat Ia
mengingat penampilan Hatsushiro sebelumnya, mau bagaimana lagi bila Ia sendiri
dibandingkan dengan Hatsushiro.
“Aku cuma bercanda, oke. Nyatanya kamu berbadan tinggi,
dan tubuh yang tegap. Kamu adalah tipe yang relatif agak cabul jika kamu melepas
pakaianmu, bukan begitu ”
“Yah, aku masuk klub olahraga saat SMP dulu, dan
bagaimanapun juga kerja sambilanku berhubungan dengan pekerjaan fisik.”
Karena belajar membutuhkan kekuatan otak, Yuuki mencoba
mengistirahatkan otaknya setidaknya selama pekerjaan sambilannya.
Kenyataannya, Ia bersyukur karena pekerjaan fisik
tersebut bisa membuatnya tidur nyenyak.
“Untuk wajah, sih, yah… jika bisa dipoles secara
keseluruhan, bukannya kamu akan populer?”
“Hei, bukannya itu hampir setara dengan penolakan total
terhadap wajahku?”
“Tidak juga, kok. Aku pikir ada orang yang menyukai
penampilanmu, Kamu tahu ... mungkin ”
“Mungkin, ya … yah, terserah sih. Lagipula aku sudah punya
Hatsushiro!!”
“Ya ya, kamu sangat bersemangat. Pokoknya ayo, coba
saja,” kata Ootani sambil menyodorkan satu set pakaian lengkap ke arah Yuuki.
Yuuki mengambilnya, lalu memasuki kamar ganti. Yuuki
disambut oleh cermin yang terlihat dari atas kepalanya sampai ke ujung
sepatunya, sesuatu yang biasanya tidak Ia lihat.
Kupikir aku
belum pernah melihat cermin sebesar ini sejak aku membeli seragam SMA-ku ...
Pada saat yang sama, Yuuki mengenakan pakaian yang telah
dipilih Ootani.
“Hmmm, jeans ini sangat ketat.”
“Jaman sekarang celana begitu disebut denim”
“Yah, banyak orang bilang kalau fashion adalah kesabaran.
Jika ini akan membuat Hatsushiro bahagia, maka itu bukan masalah besar”
“Kamu akan ditampar semua wanita di dunia karena
mengatakan bahwa seolah-olah kamu mengenakan denim ketat, tahu ...”
Suara heran Ootani bisa terdengar dari sisi lain tirai
ruang ganti.
Mereka berhenti berbicara di sana untuk beberapa waktu,
tak berselang lama, Ootani berbicara, sedikit menurunkan suaranya.
“…Mengenai Hatsushiro-san”
Rupanya, topik yang dibahas adalah topik yang serius.
Yuuki mendengarkannya dengan serius sembari mengganti pakaiannya.
“Aku memutuskan untuk mencoba mencari tahu.”
Mencari tahu, itu pasti tentang masa lalu Hatsushiro.
Ootani pernah mengatakan kalau dia punya kenalan di sekolah khusus wanita
tempat Hatsushiro bersekolah.
“Hei, itu……”
“Setelah berbicara dengannya hari ini, aku kurang lebih
mengerti bahwa Hatushiro-san menanggung beban yang cukup besar. Aku tidak tahu
bagaimana dia bisa berada di tempatmu ... tapi aku ingin tahu, apa kamu
memanggil gadis yang sedang sedih dan basah kuyup oleh hujan?
“… Yah, kurang lebih begitu”
Dia memang sedan dirundung kesedihan dan basah kuyup oleh
hujan. Namun, Ootani takkan pernah menyangka kalau Hatsushiro sedang mencoba
melompat dari gedung terbengkalai.
“Kurasa aku tidak ingin bertanya padanya tentang itu, dan
aku juga mengerti perasaanmu yang ingin membiarkannya dulu sampai
Hatsushiro-san memberitahumu tentang itu. Itu sebabnya, aku melakukan ini atas
dasar keinginanku sendiri. Aku penasaran dengan Hatsushiro-san, jadi aku akan
mencoba mencari sesuatu tentang Hatsushiro-san sesukaku. Jika kamu tidak ingin
tahu apa yang aku temukan, maka aku tidak akan memberitahumu. Yah, singkatnya…”
Ootani berhenti berbicara. Kemudian dia berbicara dengan
suara ceria.
“Aku menyukai gadis itu, jadi aku merasa ingin ikut
campur dengan masalahnya.”
Cara penyampaian yang sangat sesuai dengan sifat Ootani.
Mulut Yuuki mengendur secara alami.
“Kamu memang gadis yang baik”
“Bukannya itu sudah jelas. Emangnya kamu tidak tahu? Aku ini
salah satu gadis terbaik di dunia, loh. ”
“Kamu berani mengatakannya sendiri”
“…Jadi, apa kamu sudah selesai ganti?”
“Ya”
Yuuki, yang telah mengganti bajunya selama pembicaraan
mereka, membuka tirai ruang ganti.
“Bagaimana, Ootani?”
Yuuki, yang sejujurnya tidak tahu apa baju yang
dikenakannya terlihat bagus atau jelek untuknya, bertanya pada Ootani.
Penilaian dirinya sendiri kalau Ia merasa kalau baju tersebut tidak seburuk
yang dikira.
Akan tetapi, “…Ya. Fashion & kasual
berdasarkan warna hitam keren klasik. Aku terkejut itu terlihat jauh lebih baik
dari yang aku harapkan, ”kata Ootani, yang kemudian mengambil barang-barangnya.
“Hm? Kamu mau pergi kemana?”
“Aku mau pulang. Ini hampir mendekati jam
malamku”
Yuuki baru pertama kali mendengarnya kalau rumah
Ootani menerapkan jam malam. Yah, mungkin
merupakan hal yang jelas untuk mengatur jam malam untuk putrimu yang masih SMA,
namun ...
“Hei, bukannya kamu pernah menggambar manga di
restoran keluarga sampai larut malam beberapa waktu lalu?”
Yuuki juga belajar di restoran keluarga yang
sama untuk melakukan belajar kebut semalam sebelum ujian.
“Aku lupa. Dan yang lebih penting, cepat pergi
dan tunjukkan seperti apa penampilanmu dalam pakaian itu kepada Hatsushiro-san.
Masih ada waktu setelah itu, jadi mungkin kamu bisa jalan-jalan di sekitar area
ini dan kemudian pulang.”
Usai mengucapkan itu, Ootani melambaikan
tangannya dan kemudian meninggalkan area toko.
“...Apa mungkin, dia mencoba perhatian kepadaku
dan Hatsushiro?”
Jika
memang begitu, dia sangat baik sekali. Seperti yang diharapkan dari salah satu
gadis terbaik di dunia.
“Terima kasih… Yah, kurasa aku akan menerima
kata-katanya dan berjalan-jalan sebentar bersama Hatsushiro”
Oleh karena itu, Yuuki secara tak terduga
akhirnya akan melakukan kencan pertama dengan pacarnya.
◇◇◇◇
“… Kencan, ya”
Itu benar, kencan. Hal yang dilakukan setiap
sepasang kekasih di seluruh dunia.
Namun, ada masalah dalam acara tersebut.
Apa yang
biasa orang lakukan saat berkencan?
Yuuki tidak bisa membayangkan hal itu. Ia mengerti
bagian dasar dari berjalan-jalan di sekitar pusat perbelanjaan ini. Namun, apa
cuma itu saja? Untuk hal yang disebut kencan di dunia ini, Ia membayangkan ada
banyak hal yang harus dilakukan selain itu.
Yah,
percuma saja memikirkan apa yang aku tidak tahu. Untuk saat ini, mari kita
putuskan satu hal untuk dilakukan. Ayo lihat…
Saat Yuuki merenung dalam-dalam, sebuah gambaran
muncul di benaknya.
Ya, aku
benar-benar ingin berjalan sambil bergandengan tangan.
Gambaran tentang dirinya dan Hatsushiro berjalan
bersama dengan jari-jemari mereka yang saling terjalin.
Ya.
Kedengarannya bagus. Entah kenapa, itu membuatku merasa hangat. Ini juga
kedengarannya seperti kencan.
Dengan pemikiran seperti itu, Yuuki tiba di kafe
tempat Hatsushiro sedang menunggu.
Yuuki melihat sekeliling toko yang agak ramai,
dan kemudian dia segera menemukan Hatsushiro.
“Ma-maaf sudah membuatmu menunggu, Hatsushiro”
Karena kegelisahan menunjukkan padanya
mengenakan pakaian yang berbeda dari biasanya, suaranya Yuuki jadi sedikit
melengking.
“Ah, Yuuki-san. Bagaimana ……..itu…”
Tanggapan Hatsushiro semakin memudar di akhir
kalimat saat dia mengangkat wajahnya dan melihat ke arah Yuuki.
“…He-hei, ada apa?”
Ekspresinya
terlihat seperti sedang linglung. Apa dia lelah dan merasa sakit karena tidak
keluar untuk pertama kalinya setelah sekian lama?
Dan ketika Yuuki mencoba melihat wajahnya,
Hatsushiro memalingkan wajahnya.
Ah,
mungkin…
“Apa karena ini? …Apa pakaian ini tidak terlihat
bagus untukku?”
Aku pikir
kalau baju ini terlihat cukup bagus padaku, tapi ... Sayang sekali.
“Ah, tidak… Bukan begitu. Justru…”
Hatsushiro berbalik untuk melihat ke arah Yuuki.
Wajahnya samar-samar memerah.
“…Kamu terlihat sangat keren, sampai-sampai aku
tidak bisa menahan untuk tidak membuang muka karena terlalu malu melihatmu.”
“…Be-Begitu ya”
Wajah Yuuki ikutan memerah setelah dipuji
Hatsushiro.
Jika aku
diberitahu hal seperti ini oleh Hatsushiro, yang menunjukkan keimutan yang
berbeda, rasanya membuatku semakin malu.
“Ah, benar… Ootani bilang dia punya jam malam
jadi dia pulang duluan”
“Be-begitukah… Kalau begitu aku harus berterima
kasih padanya lain kali…”
“Aku rasa begitu…”
“Iya….”
Sialan.
Percakapan
kita tidak berjalan sama sekali.
Sejenak, mereka berdua terdiam dengan wajah memerah.
“Ak-Aku mau ke toilet sebentar”
Yuuki tidak tahan lagi dan mundur sementara.
◇◇◇◇
“DAFUUUUUQQQ, KENAPA AKU MALAH GUGUPPPPPPP!!”
Yuuki memegangi kepalanya di depan wastafel
toilet pria.
PADAHAL
MOODNYA SUDAH SANGAT BAGUS TADIIII!!!
JIKA SAJA
AKU BISA MENGULURKAN TANGAN KANANKU DAN MENGATAKAN “...Ayo pergi, Hatsushiro,”
KITA BISA BERJALAN BERSAMA-SAMA!!!
Karena terlalu banyak ketidakberdayaan dan
frustrasi, Ia menggedor pengering tangan di samping wastafel dengan kasar.
“Sial, dasar Pana◯nic sialan!! Meniup
udara dengan setengah hati, aku bahkan tidak tahu apa ini pengering atau bukan
”
Pelampiasan amarah yang salah sasaran. Pengering
tangan sama sekali tidak bersalah.
Omong-omong, model yang dipasang di toilet ini
adalah model lama, dan yang terbaru bisa mengeringkan cukup baik dalam waktu
singkat. Kemajuan teknologi sangat besar. Kerja bagus, Pana◯nic.
“…Fiuh. Tenanglah diriku, sekarang bukan
waktunya untuk gegabah”
Yuuki menarik napas dalam-dalam dan menenangkan
dirinya.
“Baiklah.”
Bagaimanapun juga, ini adalah kencan pertama
mereka. Ia harus melakukannya dengan baik, dan Hatsushiro juga akan merasa senang.
◇◇◇◇
Yuuki sudah merasa sangat antusias. Namun, “Hei,
ayolah temani kami sebentar. Kamu lagu senggang, ‘kan?”
“Belum makan malam ‘kan? Ada restoran trendi di dekat
sini. Kami akan mentraktirmu, loh?”
Ketika Ia kembali dari toilet, ada dua orang
yang tampaknya adalah mahasiswa dengan rambut dicat sedang merayu Hatsushiro.
Hatsushiro menundukkan kepalanya dan tetap
membeku di tempatnya.
Astaga, pikirnya.
Saat ini, Hatsushiro berparas cukup cantik bila
mengesampingkan bias pacarnya. Selain itu, tak seperti saat mengenakan
seragamnya yang memberikan suasana yang tidak mencolok, melainkan, dalam warna
cerah, gaya yang diatur yang membuatnya mencolok. Tidak aneh jika satu atau dua
pria memperhatikannya jika dia sendirian.
“Hei, kenapa kamu diem terus??”
Tidak,
tidak peduli bagaimana kamu melihatnya, dia itu takut padamu. Setidaknya peka
sedikit, dong.
Yuuki dengan cepat bergegas ke arahnya dan
memanggil.
“Ya, maaf sudah membuatmu menunggu, Hatushiro”
“Kamu siapa?”
Salah satu dari kedua pria itu memelototi Yuuki.
“Jangan menghalangi jalan kami. Ayo pergi.
Mobilku diparkir di luar, ”kata pria yang satunya dan mengulurkan tangannya ke
arah Hatsushiro. Yuuki meraih tangan itu.
“Apa yang kamu lakukan ... Aduh aduh aduh”
Ah, aku
menggenggamnya terlalu keras.
Karena pekerjaan sambilannya yang mengangkat
barang bawaan, cengkeraman Yuuki cukup kuat.
“Maaf maaf”
“Apa yang kamu lakukan, dasar bajingan !!”
Ini buruk, pikir Yuuki.
Aku tak
sengaja memprovokasinya.
Bagaimanapun juga, Yuuki adalah siswa penerima
beasiswa. Situasinya akan runyam jika terlibat dalam perkelahian. Bahkan jika Ia
tidak mengangkat tangannya sama sekali dan dipukul satu sisi, Ia mungkin akan
dicurigai.
Pada saat itulah, “Ooh? Bukannya itu Yuuki,” ada
suara yang memanggil namanya dari belakang mereka.
Ia merupakan pemain andalan klub bisbol yang ramah, cowok
yang selalu masuk peringkat sepuluh
besar dalam ujian layaknya superman yang sempurna, dan cowok ikemen yang
sedikit mengecewakan yang jatuh cinta dengan Ootani. Namanya adalah Fujii
Ryouta.
Hari ini Ia mengenakan pakaian kasual. Yuuki sendiri
tidak berpikir bahwa dia memiliki kepercayaan diri di matanya, tapi Ia merasa
kalau Fujii memiliki selera yang bagus dalam pakaian kasualnya. Ia tidak tahu
pakaian seperti apa yang Fujii kenakan, tapi penampilannya secara keseluruhan
terlihat sederhana dan memberikan kesan segar, tanpa ketidaknyamanan.
“Hmmmm”
“Ap-Apa…. kamu dengan orang ini?”
Di hadapan Fujii yang setinggi 190cm, kedua pria
mahasiswa itu mundur sedikit, meski masih mengucapkan nada mengancam.
Fujii melihat situasi Yuuki dan yang lainnya, “Hmm,” dan
Ia bergumam.
“Hei, kalian, tolong tenang dulu. Beri aku waktu sebentar.”
Ia kemudian mendekati sekelompok tiga gadis SMA yang
duduk tak jauh dari tempat mereka dan mencoba berbicara.
“Halo, gadis-gadis. Aku dan mahasiswa di sana sedang
mencari gadis yang mau bergabung dengan kami untuk makan malam sekarang. Jika kalian
tak keberatan, apa kalian ingin bergabung dengan kami?”
Teknik ajakan langsung tanpa perlu melakukan gombalan, tapi
karena mereka diundang oleh seorang pria tampan pada tingkat yang akan membuat
aktor dan tokoh TV melarikan diri terbirit-birit, gadis-gadis SMA itu berbicara
sedikit, meskipun dengan gugup, dan menerima ajakan Fujii.
“Jadi, ketimbang mengundang gadis yang sudah punya pacar,
bukannya lebih baik bergaul dengan gadis-gadis ini? Aku juga akan bergabung
dengan kalian. ” usul Fujii sembari tersenyum manis.
Para mahasiswa saling memandang wajah satu sama lain, dan
membuat senyum yang menyenangkan.
“Bagus sekali, anak SMA!!”
“Baiklah, kami akan membayar tagihannya!! Ah, jadi kamu
pacar gadis itu, begitu ya. Kami minta soal itu. Ini, kamu bisa membeli makanan
enak untuk dirimu sendiri dengan ini”
Mahasiswa itu kemudian meletakkan uang 5.000 yen dari
dompetnya di atas meja.
Mereka tampaknya pria murah hati yang hanya sedikit
pemarah.
Kedua mahasiswa itu kemudian langsung mendekati kelompok
gadis-gadis SMA dengan semangat tinggi.
Yuuki segera memanggil Hatsushiro.
“Apa kamu baik-baik saja, Hatsushiro?"
“…Ah iya. Aku hanya sedikit gugup. Um, terima kasih
banyak”
Kemudian Hatsushiro membungkuk pada Fujii.
“Ya, dan terima kasih banyak, Fujii”
“Tidak tidak tidak, itu bukan masalah besar. Bagaimanapun
juga Yuuki adalah dermawanku,” kata Fujii, melambaikan tangannya.
Fujii memang mengatakan Yuuki adalah dermawannya, namun,
Yuuki tidak ingat pernah melakukan hal semacam itu.
Dia telah diberitahu begitu olehnya sejak kelas 1 tanpa
mengetahui maksudnya. Terlebih lagi, Fujii takkan memberitahu alasannya bahkan
jika Yuuki bertanya.
“Bagaimanapun juga, Fujii, kamu melakukannya dengan hebat”
“Tidak ada yang mengesankan, sungguh. Mereka bertiga
tampak bosan setelah bermain-main dan sepertinya menunggu untuk dipanggil oleh
seseorang juga… Lebih penting lagi…”
Fujii kemudian menoleh Hatsushiro.
“Apa kamu pacar Yuuki?”
“Y-ya”
Hatsushiro menganggukkan kepalanya dan Fujii menatap
tajam ke arah Hatushiro.
“Ooh, ini mengejutkan sekali. Aku penasaran bagaimana
rupanya setelah kamu membual kalau pacarmu itu imut, tapi dia jauh di luar
ekspetasiku ”
Fujii membuat reaksi yang mirip dengan Ootani.
“Sudah kubilang iya ‘kan. Hatsushiro itu imut”
“Katakan, apa kamu ingin mengganti model denganku
daripada Yuuki?,” usul Fujii sambil tersenyum sembrono.
“Hei, hentikan itu”
“...Ehhh…ummm,” Hatsushiro berbicara seolah-olah sedikit
bermasalah.
“Aku menghargai perasaan itu, tapi Yuuki-san adalah pacar
yang luar biasa sampai-sampai Ia cowok yang terlalu baik buatku …” lanjutnya
dengan nada tegas.
“O-ooh…”
Yuuki tersipu ketika mendengar kata pujian dari mulut
Hatsushiro.
“Ke-Kenapa wajahmu memerah…”
Mungkin karena merasa malu juga, wajah Hatsushiro ikutan
memerah.
Melihat wajah mereka berdua, Fujii tertawa
terbahak-bahak.
“Hahahaha, aku bercanda, cuma bercanda doang. Lagipula, aku sudah punya
Shouko-chan,” kata Fujii sambil menepuk bahu Yuuki.
“Hatsushiro-chan, ‘kan? Dia benar-benar pacar yang baik”
“Ya-yah”
“Kalau begitu, aku akan pergi ke sana dan
bersenang-senang. Dan kalian berdua luangkan waktumu dan nikmati diri kalian
sendiri, oke ”
Usai mengucapkan kalimat itu, Fujii berjalan menuju
mahasiswa dan gadis-gadis SMA yang sedang asyik mengobrol.
◇◇◇◇
“…Ia orang yang luar biasa, bukan? Fujii-san, kan?,” gumam
Hatsushiro setelah melihat Fujii meninggalkan mereka.
“Ya kamu benar. Orang itu benar-benar luar biasa.”
“Dan sepertinya Ia dekat dengan Yuuki-san”
“Ya, kurasa begitu. Lagipula kita sering mengobrol di
sekolah”
Meski Ia bilang begitu, Yuuki yang kebanyakan belajar di
sekolah bahkan saat istirahat, pada kenyataannya cuma sering berbicara dengan
Ootani dan Fujii saja.
“Aku mungkin sedikit iri…”
“Iri?”
“…Iya. Aku juga ingin melihat Yuuki-san di sekolah”
“Be-Begitu ya…”
Hmmm. Sungguh,
aku selalu merasa malu tidak peduli apa yang Hatsushiro katakan kepadaku
sekarang setelah dia berdandan begini.
“…Yah, itu benar, kalau begitu kita harus pergi. Mumpung
kita sudah di sini, ayo lihat-lihat area ini bersama-sama ”
“Y-ya. Tapi, umm,” kata Hatsushiro, sedikit gelisah. “
Ap-Apa itu berarti... ini kencan?”
Dia memasang ekspresi yang sedikit gelisah.
Melihat Hatsushiro gugup seperti dia, Yuuki jadi sedikit
santai.
“Itu benar, ini kencan. Ayo pergi, Hatsushiro,” ujar
Yuuki dengan suara tegas supaya Hatsushiro tidak merasa gelisah.
Betul sekali.
Aku harus tegas dan memimpin.
“Y-ya”
Hatsushiro berdiri seolah ditarik oleh suaranya.
Pada saat itu, gedebuk,
lutut Hatsushiro kehilangan tenaga dan dia duduk di kursi sekali lagi.
“Hatsushiro!! Ada ap…”
Kemudian Yuuki baru menyadari sesuatu. Kalau dilihat
baik-baik, tubuh Hatsushiro terlihat gemetaran.
“Maaf… Yuuki-san…”
“…Hatsushiro”
Ya, aku paham
sekarang.
Tentu saja akan
begini.
“…Pasti menakutkan didekati oleh orang-orang tadi, ‘kan?”
“…Iya. Maafkan aku”
Kalau
dipikir-pikir lagi memang tidak mengherankan.
Sekarang saja pasti
sudah cukup berat bagi Hatsushiro untuk pergi keluar dan berjalan di antara
kerumunan orang.
“…Aku baik-baik saja, aku akan segera berdiri”
“Tidak apa-apa, kamu tidak perlu memaksakan diri”
“Tidak…,” balas Hatsushiro dengan nada yang sedikit lebih
kuat, menggelengkan kepalanya.
“…Aku juga, ingin berkencan dengan Yuuki-san,” ucap
Hatsushiro sambil tersenyum.
Senyumnya sedikit kaku. Yuuki bisa membayangkan kalau
Hatsushiro mati-matian menanggung hal-hal yang menakutkan dan menyakitkan agar
tidak membuat Ia khawatir.
Ya, dia
benar-benar menggemaskan, pikirnya .
Yuuki ingin pergi berkencan dengan pacar yang begitu
cantik. Ia sangat menantikannya.
Untuk alasan itu, “…Ya. Hatsushiro, ayo pulang.”
Saat mendengar kata-katanya, mata Hatsushiro terbuka
lebar.
“Tidak, itu… Itu tidak akan berhasil. Aku baik-baik saja,
aku akan segera berdiri,” tolak Hatsushiro, kedua tangannya di atas meja dan
mencoba untuk berdiri.
Namun, dia tidak bisa mengumpulkan tenaga yang cukup
dengan tangan dan kakinya yang gemetaran.
Yuuki kemudian berbicara dengannya dengan nada selembut
mungkin.
"…Tidak apa-apa. Bukannya aku sudah memberitahumu
ketika aku pertama kali mencoba memegang tanganmu? Tidak ada gunanya
melakukannya kecuali Hatsushiro juga ikut merasa senang”
“Tidak, aku juga ingin berkencan dengan Yuuki-san…”
“Meski begitu, tidak ada gunanya membuat Hatsushiro
kesulitan. Seperti yang diharapkan, aku tidak bisa membawa Hatsushiro yang sekarang
ke berbagai tempat. Itu sebabnya mari kita pulang dan istirahat saja, oke? ”
“…Yuuki-san”
Hatsushiro menunduk ke bawah. Karena ini mengenai dia.
Hatsushiro pasti benar-benar merasa bersalah, berpikir bahwa dia membuat Yuuki
tidak nyaman.
Oleh karena itu, Yuuki berbicara dengan suara ceria.
“Sebagai gantinya, bisakah kita berjalan pulang sambil
berpegangan tangan?”
“…Eh?”
“Tentu saja, bukan dengan cara berpegangan tangan yang biasa,
tapi pegangan tangan orang pacaran. Memegang tangan satu sama lain dengan kuat
seperti ini ... dan meremasnya sambil berjalan pulang. Sebenarnya, aku ingin
melakukan itu ketimbang kencannya ”
Yuuki mengulurkan tangan kanannya ke arah Hatsushiro yang
tercengang oleh perkataan Yuuki.
Hatsushiro menatap ke tangan yang diulurkan padanya tanpa
berkata apa-apa, lalu dia menatap ke wajah Yuuki.
Yuuki juga tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya tersenyum
simpul dan menatap mata Hatushiro. Ia memiliki tampang jahat sejak lahir yang
membuat Ootani sampai mengatakan kalau Yuuki terlihat seperti yakuza, jadi Ia
berharap itu adalah senyuman yang baik dan lembut yang bisa Ia tunjukkan. Ia
menatap Hatsushiro sambil masih mengulurkan tangan kanannya.
“…Jadi, Hatsushiro. Mari bergandengan tangan, dan
berjalan pulang bersama… oke?”
Ia bertanya sekali lagi.
Hatsushiro menurunkan tatapannya sedikit.
"…Hiks”
Butiran air mata mengalir dari matanya.
Dan akhirnya, Hatsushiro meletakkan tangan kirinya di
atas tangan kanan Yuuki yang terulur.
“…Sungguh, Yuuki-san…seberapa jauh kamu terus bersikap
baik padaku untuk membuatmu merasa lebih baik…”
Yuuki berbicara sambil menjentikkan jarinya ke tangan
Hatsushiro yang gemetar dan menggenggamnya erat-erat.
“Aku hanya melakukan apa yang ingin kulakukan, oke.”
“…Meski begitu, aku tetap merasa senang”
Gemetaran di tangan Hatsushiro sedikit mereda.
“Apa kamu bisa berdiri?”
“…Ya,” kata Hatsushiro, yang kemudian perlahan bangkit
dari kursi.
Dia masih terhuyung-huyung dan Yuuki membantunya berdiri,
namun, dia akhirnya berdiri dengan kokoh di atas kakinya sendiri.
“Baiklah… ayo pulang”
“…Iya”
Dan mereka pun pergi. Mereka meninggalkan pusat perbelanjaan dan
berjalan pulang sambil berpegangan tangan.
Setelah berjalan beberapa saat, gemetaran di tangan Hatsushiro
telah hilang tanpa Ia sadari.
Ekspresinya juga sedikit tenang seperti Hatsushiro yang
biasa Yuuki lihat di dalam kamarnya akhir-akhir ini.
“…Yuuki-san.”
“Hm, ada apa?”
Ketika Yuuki menjawab, Hatsushiro meremas tangan mereka
yang terjalin.
“Apa!?”
Perbuatannya itu sangat mendadak sehingga Yuuki sedikit
terkejut dan mengangkat suaranya.
“… Fufu”
Melihatnya seperti itu, Hatsushiro tertawa kecil. Entah kenapa aku merasa seperti baru saja
kalah.
“Dasar nakalnya”
Jadi Yuuki membalas dengan meremasnya juga.
“…Hng”
Hatsushiro juga mengeluarkan suara terkejut. Melihatnya
seperti itu, Yuuki menyeringai.
“Muu”
Hatsushiro kemudian cemberut.
“Rasakan ini”
“Apa!!”
Hatsushiro kembali meremas erat.
“Hmmph”
“…Hnng”
Jadi Yuuki meremas kembali juga.
Setelah itu, Yuuki dan Hatsushiro saling bergandengan tangan sampai
mereka tiba di apartemen… Adapun Yuuki, perjalanan pulang ini mungkin merpakan
perjalanan yang paling melelahkan. Meski Ia tetap merasa senang.