Tanin wo Yosetsukenai Chapter 61 Bahasa Indonesia

Chapter 61 — Hubungan

 

Suaranya terdengar begitu kecil dan tidak seperti biasanya dari Enami-san. Nishikawa sepertinya sudah mengetahui keadaan keluarganya dan tidak mengubah ekspresinya.

Enami-san terus memutar-mutar sendok kopi, membuat suara dentingan saat menabrak cangkir. Suasanya jadi berat dan tidak nyaman. Dia pasti merasa kesulitan bagaimana cara menyampaikannya.

“Ibuku sedang dalam kondisi yang kurang baik sekarang. Aku tidak ingin membawa siapa pun ke dalam rumah, karena jika orang melihatnya, mereka mungkin akan menyebarkan gosip aneh. Tapi seperti yang kuduga, rasanya jadi lebih sulit kalau membiarkan rumahku kotor terus, jadi aku memintamu untuk melakukan ini.”

“…… Jadi begitu rupanya.”

Mungkin, belum setengah dari situasi keluarga Enami-san telah disampaikan kepadaku. Tapi akhirnya aku mulai mengerti apa yang dia inginkan dariku.

“Tapi aku masih tidak paham kenapa kamu ingin aku membersihkan dan memasak untukmu. Kok mendadak sekali?”

“Itu …….”

Dia menyisir rambutnya ke belakang dan melihat ke depan secara diagonal, gerakan Enami-san yang melakukan itu terlihat memukau. Sekali lagi, aku diingatkan betapa cantiknya dia sebenarnya. Gestur dan perilaku biasa tampak berkilauan saat berkaitan dengannya.

“Apa kamu menyadari kalau belakangan ini wabah flu mulai melanda?”

“Oh ya.”

Memang, ada anak kelas 1 di ruang klub yang terlihat sakit. Nishikawa meletakkan cangkirnya dan mencondongkan tubuhnya ke depan.

“Parah banget tau, apalagi buat anak kelas 1! Aku pikir beberapa lusin orang tidak hadir karena alasan sakit. Untungnya di angkatan kita masih belum ada yang kena, tapi mungkin cuma masalah waktu saja.”

“Aku sama sekali tidak tahu.”

Aku tidak mengira bahwa pilek biasa terjadi sepanjang tahun karena Sayaka terlihat seha-sehat saja.

“Sekarang, ibuku juga masuk angin: ……. Tapi kamarnya kotor dan dia tidak bisa memasak, jadi aku merasa tidak bisa merawatnya dengan baik. Aku ingin membersihkan kamarnya dan memasak untuknya sehingga dia bisa tidur dengan tenang dan pulih.”

“Jadi begitu.”

Hal tersebut mengingatkanku pada obrolanku dengan Enami-san tentang "orang penting".

Fakta bahwa dia sekarang berpikir untuk melakukan hal seperti itu mungkin karena perubahan hati Enami-san. Jika memang begitu masalahnya, mana mungkin aku bisa menolaknya.

Selain itu, …….

Aku menyentuh bekas luka di wajahku.

Aku bisa merasakan kesamaan di antara kami yang ingin melakukan sesuatu untuk ibu kami. Itu adalah sesuatu yang tidak bisa aku lakukan dan aku merasa iri padanya.

“Baiklah, aku akan membantumu…”

Makanya aku langsung bilang.

“Tapi aku tidak yakin sampai sejauh mana aku bisa membantumu, karena aku tidak tahu kondisi rumah Enami-san.”

“Tidak apa-apa, itu saja sudah cukup. Terima kasih.”

Pipi Enami-san sedikit rileks. Kebanyakan cowok akan terpesona oleh ekspresinya itu.

"Oke! Sekarang kita sudah memutuskan partisipasi Naocchi, mari buat rencananya sekarang! Pertama-tama, kita perlu berbelanja dulu! Ayo pergi ke supermarket dan membeli kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk bersih-bersih nanti!”

Enami-san mengangguk pada ucapan Nishikawa.

“Aku punya anggaran dana sekitar 20.000 yen. Lagi pula, aku punya banyak barang untuk dibuang, jadi aku ingin membeli banyak kantong sampah. Lalu, untuk membersihkan area air, aku perlu membeli beberapa barang juga. ”

“Kurasa begitu. Aku akan memikirkannya besok. Apa kamu baik-baik saja dengan itu, Naocchi?”

“Ya.”

Untuk saat ini, aku akan cuti dari kegiatan klub mulai besok. Ketua klub mungkin merindukanku, tapi ini hanya bantuan sementara.

Namun, kapan berakhirnya hal tersebut tergantung pada seberapa kotor rumah Enami-san. Jika lumayan parah, kita mungkin tidak bisa menyelesaikannya dalam seminggu. Di sisi lain, jika tidak terlalu kotor, kami mungkin bisa menyelesaikannya dalam sehari.

Saat sedang memikirkan itu, aku menyadari kalau Nishikawa sedang tersenyum padaku.

“Ada apa? Apa ada yang salah?”

Aku bertanya padanya, dan dia menjawab sambil menyeringai.

“Tidak, aku cuma berpikir kalau Naocchi dan Risa-chan ternyata bisa menjadi sangat dekat. Sampai sekarang, tidak banyak orang yang mau berbicara dengan Risa-chan.”

“Nishikawa, tutup mulutmu.”

“Itu hebat sekali, tau! Dari sudut pandang orang tua, aku turut senang. Sangat menyenangkan saat mengetahui kalau Risa-chan bisa mengobrol dengan anak cowok sekarang!”

Jangan menganggap dirimu sebagai waliku.”

Mungkin ini pertama kalinya Nishikawa melihatku dan Enami-san mengobrol. Tapi bagiku, itu juga pertama kalinya aku mendengar Nishikawa dan Enami-san bercakap-cakap.

Aku bisa merasakan bahwa hubungan mereka sangat dekat.

“Risa-chan mungkin memiliki kepribadian seperti ini, tapi dia sebenarnya gadis yang berhati baik. Tolong jangan menyerah padanya. ”

Aku sengaja menyilangkan tanganku dengan sikap angkuh.

“Kurasa apa boleh buat, deh.”

“Apa?”

Ekspresi orang yang ada di depanku menegang.

“Songong sekali. Kamu jadi terbawa suasana.”

“Tidak, apa yang Nishikawa ucapkan ada benarnya. Kamu harus belajar mencari lebih banyak teman sebelum mengatakan itu.”

“Hmm.”

Mata Enami-san menyipit. Aku menanggapinya dengan membuang muka

Kemudian Nishikawa mulai tertawa. Untuk beberapa alasan, dia memegangi perutnya.

“Jarang sekali bisa melihat Risa-chan begitu terbuka! Sudah lama sekali sejak aku melihatmu bersenang-senang, Risa-chan.”

“Bersenang-senang?”

Enami-san memelototi Nishikawa seolah-olah dia tidak bisa mengabaikan apa yang dia katakan.

“Maksudku, kamu lebih banyak berbicara daripada biasanya

“Itu normal.”

“Tapi kamu tidak normal, Risa-chan”

Dia menjatuhkan lebih banyak bom pada Enami-san, yang tampak tidak yakin.

“Apa jangan-jangan kalian berdua sebentar lagi akan berpacaran?”

Tatapan mataku dan Enami-san bertemu. Kemudian secara bersamaan, kami berdua membantahnya,

““Kalau itu sih mustahil.””

dan mendengus.

Aku pikir itu benar-benar mustahil. Jika aku berpacaran dengan gadis yang sulit dipahami seperti Enami-san, aku akan kelelahan secara mental. Menurutku, gadis seperti Fujisaki jauh lebih menggemaskan.

“Hmmm, masa depan tidak ada yang tahu, ‘kan~”

Setelah itu, Nishikawa tidak menggoda tentang hubungan kami lagi.

Setelah percakapan singkat, kami semua meninggalkan kafe sebelum jam 6 sore.

 

 

Sebelumnya || Daftar isi || Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama