Our Dating Story Vol.4 Chapter 1 Part 2 Bahasa Indonesia

Chapter 1 Part 2

 

Setelah meninggalkan restoran keluarga, kami berempat langsung menuju ke akuarium.

Lantai ubur-ubur yang muncul segera setelah memasuki gedung adalah ruang romantis di mana akuarium yang diterangi cahaya, bersinar dengan fantastis di dalam ruangan yang gelap. Ketika aku melihat ubur-ubur bercahaya biru dan ungu sambil berpegangan tangan dengan Luna, aku merasa seperti benar-benar sedang berkencan, dan aku merasa senang sekaligus gugup.

“Wahhhh indah sekali~! Mereka mengambang!”

Penampilan imut Luna yang terpaku pada ubur-ubur, membuat jantungku berdetak kencang karena terpesona olehnya.

Aku menoleh ke samping dan melihat Sekiya-san bersama Yamana-san di depan tangki akuarium lain. Yamana-san melingkarkan lengannya di lengan Sekiya-san ... dan melakukan kontak dekat dengannya seolah-olah berusaha menekan dadanya ke lengan Sekiya-san.

“Duhh, Senpai ih~”

Meskipun suara Sekiya-san tidak terdengar oleh kami, tapi suara Yamana-san penuh dengan kegembiraan. Dada Yamana-san semakin ditekan ke lengan Sekiya-san.

“... Oh ...”


Jika Luna melakukan hal semacam itu padaku, aku takkan bisa tetap merasa waras. Aku sangat menghormati Sekiya-san yang sedang melihat akuarium dengan wajah tenang.

“... Entah kenapa, aku tidak pernah merasa bosan melihatnya~.”

Aku dibuat terkejut dengan kata-kata Luna.

“Be-Benar juga.”

Aku hampir tidak melihat ubur-ubur, jadi aku buru-buru mengalihkan pandanganku ke akuarium di depanku.

“Hei, apa ubur-ubur itu termasuk ikan?”

Luna kemudian bertanya padaku tentang itu, dan aku memikirkannya.

“Eh? kurasa bukan deh...”

“Lantas apa?”

“Eh? Um...”

Aku juga ingin menjawab dengan keren seperti Sekiya-san, tapi jika aku berpura-pura sok tahu dan mengatakan omong kosong hanya akan membuatku terlihat seperti pembohong.

“... Kira-kira apa ya......”

Aku cuma bisa bergumam begitu.

“ ‘kan~, apa ya~?”

Luna tampaknya tidak merasa tidak puas dengan jawabanku dan memiringkan kepalanya dengan rasa penasaran.

Aku ingin menebusnya, jadi aku menoleh dan berusaha mengingat-ingat di otakku untuk hal-hal sepele tentang ubur-ubur. Hal ini memberiku tekad misterius bahwa jika aku mencarinya di smartphone-ku, saya akan kalah.

“Oh iya, ngomong-ngomong, aku pernah melihatnya dalam acara TV ...”

Aku akhirnya berhasil mengingat sesuatu dan menampilkan hasil pencarianku kepada Luna dengan malu-malu.

“Katanya ubur-ubur tuh tidak bisa berenang, loh.”

“Eh, yang bener!?”

Luna kemudian berteriak tidak percaya dan kecerdasanku yang dangkal membuatku gugup.

“Eh tunggu, lalu ini apaan?”

Luna menunjuk ubur-ubur yang tampak “berenang” di dalam tangki akuarium.

“Mereka hanya melayang di dalam air.”

“Eh!?”

“Jadi ketika aliran airnya berhenti total, mereka semua akan tenggelam ...”

“Begitu rupanya, ya ...”

Luna tampaknya benar-benar terkejut.

“ .... Kupikir itu benar-benar berbeda. Aku mengira kalau ubur-ubur bisa berenang bebas sesuka mereka.”

Sembari mengatakan itu, dia melihat ke bawah tangki akuarium.

“Kukira berbeda, tapi ternyata mereka hidup mengikuti arus, ya….”

“Kecewa?”

Ketika berpikir kalau aku mungkin sudah mengajarinya sesuatu yang tidak perlu, Luna menggelengkan kepalanya ringan.

“Tidak. .... hanya saja, aku merasa ada sedikit keakraban”

“Keakraban?”

Apa itu berarti Luna sendiri “Hidup mengikuti arus” juga?

Ngomong-ngomong, aku jadi mengingatnya ...

—— Akari tuh orang yang sangat menarik. Dia punya caranya sendiri dan terus bergerak maju.

Pada hari selesai bermain Savage, tatapan Luna ke arah belakang sosok Tanikita yang pergi dipenuhi dengan kekaguman.

Hidup bebas tanpa terpengaruh oleh orang lain.

Sepertinya Luna berpikir kalau dirinya tidak bisa hidup seperti itu.

—— Aku selalu berpikir kalau aku ingin hidup bebas.

Aku tidak begitu memahami maksud dari perkataan itu. Hanya wajah kesepian yang dia tunjukkan setelah itu yang terus terukir jelas di hatiku.

—— Aku selalu ingin pulang. Bersama ayah, ibu, Onee-chan dan... Maria, aku selalu ingin pulang ke rumah tempat kami tinggal bersama.

Aku tidak tahu mengapa dia berpikiran begitu, tapi sepertinya …. alasan kenapa dirinya merasa “tidak bebas” adalah karena masalah keluarga.

Aku ingin membantunya.

Jika aku bisa membebaskannya...

Tapi aku tidak tahu harus berbuat apa.

Sungguh frustrasi ... meskipun aku ini pacarnya.

“… Ryuuto?”

Kemudian, ketika Luna berbicara padaku, aku terperanjat kaget.

“Kamu kenapa? Wajahmu keliatan serius begitu.”

“Eh, enggak, bukan apa-apa ... Aku masih kepikiran jika ubur-ubur bukan ikan, lantas apaan gitu.”

“Ehh, kamu masih memikirkan itu? Terima kasih!”

Wajah Luna tampak berseri-seri ketika dia mendengar usaha pahitku.

“Tunggu ya, aku akan mencarinya sekarang!... Ehh? Apa ini? Hewan firum Cnidaria? Itulah yang tertulis!”

Luna mengerutkan kening sambil melihat smartphone-nya.

“Lagian juga firum hewan tuh apaan? Kawannya pok*mon? Konyol banget~”

Luna yang tertawa polos, merupakan pacar yang ceria seperti biasanya.

“Maksudnya 'filum hewan'. Itu adalah kelas klasifikasi biologis.”

Pada saat itu, Sekiya-san mendatangi kami dan berkata. Tentu saja, Yamana-san masih merangkul lengannya.

“Mau sampai kapan kalian terus mengulur-ngulur waktu cuma karena ubur-ubur doang. Ayo pergi, bakacouple.”

“Bakacouple...!?”

“Lah, aku tidak mau dibilang begitu sama kalian!”

Luna mengangkat suaranya sebagai protes sambil tersipu ke arah dua orang yang berjalan berdekatan.

Yamana-san yang menertawakan Luna, sama tersipunya seperti kami berdua, dan tampak bahagia dari lubuk hatinya.

“…. Meski begitu aku masih tidak mempercayainya. Aku tidak menyangka kalau Yamana-san yang galak akan menjadi seperti itu….”

Aku bergumam pada diriku sendiri saat berjalan di sekitar gedung akuarium.

“Nicoru tuh kalau berkaitan dengan Senpai selalu berubah menjadi gadis yang dimabuk cinta. Dari dulu selalu saja begitu.”

“Be-Begitu ya...”

Sulit dipercaya kalau dia adalah orang yang sama dengan gadis yang mengalahkan dua puluh anak berandal di tepi Sungai Arakawa.

“...Tapi tetap saja, bukankah penampilan Yamana-san terlihat luar biasa hari ini?”

Kebetulan ada sepasang kekasih di anak tangga teratas yang dinaiki Sekiya-san dan Yamana-san, jadi sekali aku merasa kagum dengan penampilannya.

Sepatu bot panjang dengan hak tajam yang mengingatkan pada seorang ratu. Rok mini denim yang rusak berat seolah-olah sedang dirobek, memperlihatkan sekilas paha telanjang hingga bagian paling atas. Blus dengan desain yang dirancang untuk mengintip dari bahu dan terbuka lebar di bagian dada, memperlihatkan kain hitam seperti bra, termasuk belahan dadanya. Jika pacarku yang memakainya, itu adalah mode baju yang membuatku kesulitan harus melihat ke arah mana.

Aku berpikir kalau aku sudah terbiasa dengan fashion gadis gyaru berkat Luna, tapi tingkat antusiasmenya sampai membuatku harus melihat dua kali.

“Fufu, itu karena Nikoru berniat akan melakukannya malam ini.”

Luna kemudian menjawab sambil tertawa terhadap pertanyaanku.

“Eh? Maksudnya [melakukan]...”

“Memangnya apa lagi kalau bukan yang begituan? Itu sebabnya dia mengambil cuti dari pekerjaan paruh waktunya.”

“…………”

Jadi begitu rupanya ……. Dengan kata lain, dia ingin menghabiskan malam bersama Sekiya-san dan menyiratkan kalau dia tidak keberatan dengan itu, apa begitu niatnya?

“...Hah? Tapi Sekiya-san, Ia bilang sendiri kalau Ia akan pergi ke ruang belajar mandiri setelah kencan, tau?”

“Ehh, seriusan? Apa Ia masih belajar bahkan pada hari seperti ini!?”

“Karena Ia peserta ujian, sih. Berbeda denganku yang masih memiliki sisa waktu lebih dari satu tahun, ujian masuk orang itu dimulai pada awal tahun.”

“Jadi begitu ... kasihan sekali ya, Nikoru.”

Luna menghela nafas seolah-olah dia yang merasa bertanggung jawab.

“Nikoru sudah sudah berusaha keras menahan diri selama dua minggu terakhir. Dia mencoba menahan diri untuk tidak mengiriminya pesan LINE sehingga dia tidak akan menghalangi belajar Sempai, dan dia akan menunggu di depan stasiun setelah pekerjaan paruh waktunya supaya bisa melihat Senpai meski sesaat setelah pulang dari sekolah bimbelnya.”

“Waktu pacarannya memang enggak pas, sih... karena sekarang waktu yang paling penting bagi peserta ujian. Karena Sekiya-san belajar sekitar 13 jam sehari, jadi Ia tidak punya banyak waktu.”

“Mustahilll!? Tunggu dulu sebentar, sehari ‘kan 24 jam...  jadi Ia belajar lebih dari setengahnya! Mustahil! Mustahil! Kalau itu aku, riwayatku bakalan tamat!”

Wajah Luna langsung menjadi pucat dan melambaikan tangannya membentuk tanda “X” sembari meneriaki itu.

“Gawat ... Lebih baik untuk beristirahat sekali-sekali, ya! Jadi hari ini adalah hari itu, ya!”

Rupanya Luna ingin mendukung sahabatnya apapun yang terjadi.

“Betul sekali.”

Aku pun setuju dengannya sambil merasa kalau dia terlihat sangat imut dan menggemaskan.

 

 

Sebelumnya ||    || Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama