Eiyuu to Majo Jilid 2 Bab 1 Bagian 1

Bab 1 — Liburan Musim Panas Mantan Pahlawan Dan Mantan Penyihir

Bagian 1

 

“Panas sekali…”

Suhu ruangan sudah mirip seperti di dalam oven.

AC di dalam kamarku rusak parah dan butuh dua hari lagi sebelum pihak teknisi selesai memperbaikinya.

Ada batasan seberapa banyak kamu bisa menangkal panas hanya dengan megandalkan kipas. Pertama -tama, benda itu hanya meniup udara panas daripada membuatnya lebih dingin. Rasanya seperti menuangkan air ke atas batu mendidih.

Satu minggu telah berlalu sejak ujian akhir semester dan entah bagaimana aku berhasil menghindari nilai di bawah KKM lagi.

Aku bukan anggota klub mana pun, jadi aku tidak punya kegiatan klub untuk dihadiri. Walaupun aku memiliki banyak pekerjaan sambilan, entah kenapa aku masih memiliki banyak waktu luang.

Tapi, aku masih tidak memiliki keinginan untuk menyeret kakiku ke luar karena cuacanya terlalu panas untuk melakukan apa pun. Tapi sekali lagi, AC-ku sedang sekarat, jadi tinggal di dalam kamarku juga tidak ada bedanya. Terlebih lagi menurut BMKG, musim panas tahun ini lebih panas dari biasanya.

“Aku sudah tidak tahan lagi ...”

Aku lalu meninggalkan kamarku, menuju ke ruang tamu, dan menyalakan AC.

Aku seharusnya melakukan ini sejak awal. Sejujurnya, sampai beberapa waktu yang lalu, aku sedang ter tidur.

“Ak-Aku berhasil hidup ...”

Hembusan angin dingin menyejukkan keringat yang telah menempel di dekat kulitku.

Ah, rasanya segar sekali. Aku harus mengambil es krim atau sejenisnya supaya terasa lebih nikmat.

Oleh karena itu aku menuju ke dapu, karena ada beberapa es krim di dakam kulkas. Aku menyalakan TV dan mengetahui bahwa ada permainan bisbol yang terjadi di Koshien. Aturannya adalah pelari pada inning kesembilan kedua, bawah. Skornya 3 v 2s dan saat ini sedang berada pada inning keempat. Permainnnya mulai memanas. Ketika aku menontonnya sambil menikmati es krim, bel pintuku berbunyi.

“Ya ampun, siapa sih? Padahal lagi seru-serunya  ...”

Saat ini liburan musim panas, tapi ibu masih bekerja dan ayah berada di luar kota.

Dengan kata lain, hanya ada aku saja sendirian di rumah dan cuma aku yang bisa menjawab pintu.

Ketika aku membuka pintu depan, ada seorang gadis cantik dengan wajah yang sudah sangat kukenal sedang berdiri di sana.

Dia adalah teman masa kecilku, Kirishima Hina.

“Halo, halo ~ apa aku sedang mengganggumu?”

Hina menatapku saat dia melambaikan tangannya.

Dia mengenakan kaos lengan pendek dan celana pendek, jadi penampilannya yang sekarang menunjukkan lumayan terbuka. Payudaranya yang besar dan paha montoknya sangat terlihat jelas.

Penampilannya saat ini sangat beracun bagi seorang remaja puber seperti diriku, jadi aku pura-pura terbatuk dan mengalihkan pandanganku.

“Emang, aku sedang sibuk dengan Koshien.”

“Sejak kapan kamu bagian dari tim bisbol?”

“Aku sibuk menonton. Padahal pertandingannya baru saja mencapai bagian yang seru. ”

“Hah ... aku tidak pernah tahu kamu kalau kamu bersemangat menonton pertandingan olahraga.” Kata Hina dengan nada yang tidak tertarik.

Aku merasa kalau pertandingan olahraga sangat menarik. Di sana mrupakan tempat di mana orang dapat memamerkan keterampilan mereka dan saling bertarung menggunakan keterampilan mereka. Tidak seperti perang, tidak akan ada korban jiwa, sehingga mereka bisa berjuang sesuka hati mereka.

Meskipun aku memberitahunya begitu, aku ragu dia akan memahaminya.

“Kamu tidak ada kegiatan klub hari ini?”

“Tidak. Cuaca hari ini terlalu panas. Kami bukanlah orang ODGJ yang berlari di bawah suhu panas ini. "

Hina menyelonong masuk ke dalam rumahku sambil mengipasi wajahnya dengan tangannya.

Ketika aku melihat TV lagi, pertandingannya sudah berakhir.

Bagus, aku melewatkan segalanya.

Pertandingannya berakhir pada inning keempat, jadi pasti ada seseorang yang melakukan pukulan homerun.

“Baiklah, aku akan menonton TV saat kamu bersiap -siap.” Ujar Hina ketika dia duduk di sofa dan mengoperasikan remote TV.

“Hah? Bersiap-siap? Untuk apa?”

“Membeli pakaian renang. Sekarang sudah saatnya kamu membeli yang baru, ‘kan?”

“Baju renang?…”

Ketika aku memiringkan kepalaku, Hina mengangkat bahunya dengan ekspresi putus asa.

“Bukannya kita ada rencana untuk pergi ke kolam renang? Besok adalah harinya ...”

“… Ah, benar juga.”

Benar, kami sudah merencanakan sesuatu seperti itu. Kami awalnya berencana untuk pergi ke pantai, tapi karena terkendala masalah biaya, jadi kami beralih untuk pergi ke kolam renang.

Yang kumaksud dengan kami adalah orang -orang yang pergi berkaraoke bersama pada saat itu; Aku, Shinji, Hina, Yuuka, dan Shiina.

Ketika memikirkan keikutsertaan Shiina, aku tersenyum. Apa ini yang biasa disebut sebagai kasih sayang orang tua?

“Sekarang setelah kamu mengungkitnya, aku memang perlu pakaian renang baru, ya ...”

Baju renang lamaku terlalu kecil untuk kupakai dan mengenakan baju renang sekolah untuk acara begitu juga terasa salah.

“Sudah kuduka bakalan begitu. Itu sebabnya aku akan menyeretmu keluar denganku!”

Ucap Hina dengan senyum lebar. Dia kelihatannya sangat bahagia hari ini, baguslah untuknya.

Setelah berganti pakaian dan selesai bersiap -siap, aku kembali ke ruang tamu dan Hina mendorongku dari belakang.

“Baiklah, ayo cepat pergi. Waktu adalah uang!”

“Oke, oke, aku paham, jadi jangan dorong-dorong terus, baju renangnya takkan kabur ke tempat lain juga kali!”

“Kata siapa! Orang lain akan membelinya dan mereka akan menghilang!”

“Jika itu yang jadi perhatianmu, bukannya model yang bagus-bagus sudah habis dari penjualan sejak awal musim panas?”

Kalau dipikir-pikir, tumben sekali dia membeli pakaian renang tepat sebelum hari-H.

Dia adalah tipe gadis yang selesai mempersiapkan semuanya seminggu sebelum hari pelaksanaan.

“... Baju renang yang aku beli tahun lalu sudah tidak cocok lagi denganku.”

Seakan-akan bisa menebak pikiranku, Hina berbisik kepadaku dengan wajah yang sedikit merah.

“Hah? Padahal ‘kan kamu belum tumbuh sebanyak itu ...”

Setelah mengatakan itu, tatapanku beralih menuju dadanya.

Aku tidak perlu menyentuh secara langsung untuk mengetahui bahwa ukurannya sudah semakin membesar dari tahun lalu.

“Kamu lihat-lihat apa, hah?!”

“Aduduh! Dilarang melakukan kekerasan!”

Hina mendengus dan meninggalkan rumah duluan.

Aku mengenakan sepatuku dan mengikutinya di belakang.

“Uwaah, panasnya benar-benar gila...”

Perlindungan dari AC sudah menghilang dan aku terasa mulai meleleh oleh udara panas.

Biasanya, aku bakalan kembali masuk ke dalam setelah merasakan panas semacam ini.

“Tahan sedikit napa.”

“Yah, baiklah.”

Tetapi karena aku bersama Hina, kupikir sesekali mengalami panas seperti ini tidak ada salahnya.

 

◇◇◇◇

 

Kami berdua menuju ke pusat perbelanjaan terdekat.

Butuh waktu sepuluh menit dengan sepeda untuk sampai di sana dari rumah kami. Biasanya kita bisa sampai di sana dengan gampang, tapi di bawah cuaca yang panas begini, rasanya seperti sedang disiksa saja. Hina yang awalnya bersemangat ketika kami pergi, tampak sedikit linglung di jalan. Cuaca panas bahkan menguras energi dari anggota klub trek yang biasanya mempunyai stamina tinggi. Dunia ini memang berbahaya…

Namun, begitu kami masuk ke pusat perbelanjaan, dinginnya AC membuat kami merasa hidup kembali.

“Karena kita akan membeli pakaian renang, berarti kita harus pergi ke lantai dua, ‘kan?”

“Hmm, ya... tapi aku ingin istirahat dulu. Ayo mampir di kedai kopi dulu.”

Atas saran Hina, kami pergi istirahat di sebuah kedai kopi di dalam mal.

Aku memesan es teh, sedangkan Hina memesan parfait.

Ketika pesanan parfaitnya datang, tatapan matanya langsung berbinar-binar. Dia lalu mengambil ponselnya dan memfoto parfait itu.

“Oke, fotonya terlihat sangat bagus!”

Suara klik kamera ponselnya terus berlanjut. Astaga, mau sampai berapa banyak foto yang ingin dia ambil? Setelah beberapa saat, dia meletakkan ponselnya dengan wajah puas dan mulai memakan parfait dengan sendok.

“Mantapnya~”

“Kamu sudah makan siang sebelum datang ke sini, ‘kan? Kamu bakalan jadi gemuk jika makan terlalu banyak.”

“Aku memiliki bagian dalam perut terpisah untuk manisan seperti ini! Selain itu, aku akan membakar kalori di kegiatan klubku, jadi aku akan baik-baik saja!”

“Yah, aku bisa melihatmu membakar banyak kalori setelah berjalan di bawah panas seperti itu…”

“Panas hari ini sangat tidak normal. Kira-kira cuaca besok bakalan panas enggak ya?”

“Kamu benar-benar sudah terbiasa dengan ini sekarang, ya?”

Mereka tidak memiliki kegiatan klub hari ini, tapi biasanya klub lari dan halang rintang akan berlatih setiap hari selama liburan musim panas.

“Mana ada. Aku hampir mendapatkan sengatan panas tempo hari.”

“Apa kamu baik-baik saja? Berlatih di luar terdengar lebih berbahaya setelah mendengarmu mengatakan itu.”

“Maksudku, berlatih di dalam gedung juga tidak ada bedanya. Kata mereka yang berlatih di sana sih rasanya sama saja. ”

Ngomong-ngomong, kulitnya terlihat lebih kecoklatan dari terakhir kali aku melihatnya.

Setelah melihat-lihatnya lagi dari dekat, aku bisa melihat garis belang di lengannya.

“Apa? Jangan menatapku terus.”

“Aku hanya berusaha menghargai kulit kecoklatanmu.”

“Ugh ... aku memakai tabir surya, tapi sinar matahari masih terlalu kuat ...”

Hina menghela nafas dengan pasrah.

Ketika kami berbicara seperti itu, ponselku tiba-tiba bergetar.

Ternyata itu pesan Rine dari Shiina.

[Kita akan pergi ke kolam renang besok, ‘kan?]

Ah, sepertinya dia mengingat tentang hal itu. Berbeda denganku.

[Aku tidak mempunyai baju renang dan tidak tahu harus berbuat apa ...]

Itulah pesan yang dia kirimkan padaku.

Singkatnya, dia ingin aku membantunya memilih baju renang untuknya.

Aku menunggunya mengirim teks lain, tapi hanya itu saja.

Seperti biasa, dia adalah gadis dengan sedikit kata.

Yah, mumpung kami ada di sini, mungkin lebih baik sekalian mengajaknya juga.

“Ada apa?”

“Hina, boleh aku mengajak Shiina kemari?”

Ketika aku bertanya, Hina mengedipkan matanya dan bertanya kembali,

“…Kenapa?”

"Gadis itu mengalami kesulitan memilih baju renang untuk dirinya sendiri.”

Aku menunjukkan pesan Rine dari Shiina.

“Hahaha! Tentu! Ajak saja dia kemari.”

Karena Hina sudah memberi izin, aku menelepon Shiina untuk datang di sini.

 

 

Sebelumnya || Daftar isi || Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama