Tonari no Onee-san Bab 16

Bab 16 — Hal Yang Mereka Berdua Inginkan

 

(Sudut Pandang Madoka)

Ayangku sedang tidur di atas dadaku… Dan itu adalah bukti kalau aku sudah menangkapnya.

“Chinatsu-kun… aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu.”

Cuma karena Ia sudah tertidur saja aku bisa mengucapkan kata-kata ini langsung secara kepadanya, tapi itu bukan kata-kata yang tidak bisa aku ucapkan ketika Ia sudah bangun. Aku bisa merasakan kalau Chinatsu-kun menjadi tertarik kepadaku, tapi sebatas itu saja masih belum cukup… Aku pikir masih butuh beberapa saat sebelum aku bisa memberikan pukulan telak ketika dirinya sudah tergila-gila padaku.

“… Aku sangat setia pada keinginanku.”

Aku tak menyangka bawa perasaan yang telah lama tertidur jauh di dalam diriku akan melakukannya sejauh ini. Aku ingin memonopoli Chinatsu-kun, aku ingin menjadikannya milikku… Tidak, memonopoli bukanlah kata yang tepat. Aku ingin Ia tenggelam, aku ingin menyeretnya ke dalam dasar rawa yang begitu dalam sehingga dirinya takkan pernah bisa keluar lagi.

“Chinatsu-kun, aku ini wanita yang semacam itu, loh? Aku tentu mengutamakan keinginanmu, tapi ada keinginan jorok untuk mencegahmu meninggalkanku. Nyatanya, sampai Chinatsu-kun pulang hari ini, aku sedang… Fufu~

Tidak begitu banyak saat sedang berada di luar, tapi ketika aku pulang dan sendirian, satu-satunya yang bisa kupikirkan hanyalah Chinatsu-kun. Ketika aku memikirkannya, tubuhku langsung bereaksi sendiri dan aku tidak bisa mengendalikan perasaanku yang meluap-luap.

“Chinatsu-kun… aku… aku…”

Memanggil nama orang berharga yang menyelamatkanku waktu itu ke dalam otakku, aku menikmati waktuku seraya berfantasi sebanyak yang aku bisa. Aku merasa sedikit gugup ketika Chinatsu-kun sepertinya memergokiku, tapi ketika aku membayangkan Chinatsu yang melihat penampilanku yang tak memakai apa-apa di kehidupan nyata… Badanku sedikit menggigil.

“Chinatsu-kun, aku takkan pernah membiarkanmu pergi. Jadi tolong pegang aku. Aku akan mencintaimu selamanya. Jadi, apa kamu juga akan mencintaiku? Aku akan tetap di sisimu sampai akhir hayat kita… Ya, aku memang wanita dengan perasaan berat seperti itu.”

Aku menyadari kalau aku wanita yang semacam itu.

Lantas kenapa? Tidak ada batasan seberapa besar aku menginginkannya, dan apa salahnya menginginkan lebih dan lebih. Tidak ada yang salah dengan itu, karena jika kami menginginkan satu sama lain, tidak ada yang berhak untuk ikut campur.

“Fuh… Fuah…”

“… Kamu memiliki wajah tidur yang sangat imut.”

Aku sudah memikirkan banyak kata di kepalaku, tapi hari ini adalah pertama kalinya aku tidur bersama Chinatsu-kun. Dia tidur di belahan dadaku di tempat tidurku yang selalu kugunakan… Aku merasa sangat senang sampai pipiku basah kuyup.

“…Fufu, kita akan melakukan lebih banyak lagi lain kali… Hei Chinatsu-kun, aku selalu siap untuk menanggapimu, jadi aku akan menunggumu, oke?”

Aku memberitahunya hal itu saat Ia terus tertidur lelap.

…Yah, entah aku bisa menahan diri atau tidak. Tapi aku diingatkan sekali lagi bagaimana aku menahan diri begitu banyak. Aku tidak percaya bahwa aku memeluk tubuh Chinatsu-kun seperti ini, dan hanya itu saja sudah membuatku merasa puas.

“…Chu~”

Aku mencium dahi Chinatsu-kun… Itu masih kurang cukup, dan aku tahu kalau itu masih kurang cukup, jadi aku mendekatkan mulutku ke dahi Chinatsu-kun lagi, dan mulai menjilatnya.

“…Ahn~

Aku merasa senang memainkan beberapa candaan yang merangsang saat dirinya tidur. Hatiku berteriak meminta lebih, meminta sesuatu yang lebih mendalam dan lebih intens. Tapi sabar Madoka, sekarang belum waktunya, jadi bersabarlah.

Beberapa saat setelah itu, aku melihat wajah tidur Chinatsu-kun dan… mendapati diriku tertidur.

 

◇◇◇◇

 

 (Sudut Pandang Chinatsu)

“……?”

Aku memiringkan kepalaku saat terbangun di pagi hari.

Kira-kira ini apaan ya ….Benda bulat yang menyebar di depanku, dengan efek suara dentuman yang hampir terdengar… Selain itu, benda itu bergerak sedikit seolah-olah hidup… Aku tersipu ketika memikirkan tentang apa itu.

"Begitu ya, ...  Aku tidur bersama Madoka-san kemarin.”

Ketika menyadari hal tersebut, aku merasa sedikit malu.

Aku mendongak dan menatap wajah Madoka-san. Madoka-san sepertinya masih terlelap dan wajah tidur yang sangat cantik menyapaku… Kalau dipikir-pikir, ini pertama kalinya aku melihat Madoka-san dari jarak sedekat ini.

“… Kamu memang orang yang sangat cantik, Madoka-san.”

Aku hanya mengatakannya.

Sekarang jika Madoka-san sudah bangun, dia pasti mendengarku, tapi untungnya dia masih tertidur dan aku tidak perlu mengkhawatirkan itu.

“…Chinatsu-kun…♪”

“AP—!?”

Ketika aku terkejuta karena mengira dia masih tertidur, Madoka-san merangkul punggungku sambil membisikkan namaku. Seperti yang dia lakukan kemarin, Madoka-san memelukku erat-erat, seolah dia tidak mau melepaskanku.

“…Ehehe~… Fumyu.”

“… Dia terlalu imut.”

Padahal usianya tiga tahun lebih tua dariku, tapi dia terlihat sangat menggemaskan sekarang, seolah-olah dia adalah gadis yang lebih muda. Tidak, dia biasanya orang yang sangat cantik, tapi barusan dia menunjukkan ekspresi menggemaskan yang tidak mengenal batas.

"…Ah…"

Tiba-tiba mataku terpaku pada bibir Madoka-san yang berada di depanku.

Aku bisa merasakan bibirnya yang montok dan indah serta nafas yang keluar darinya di ujung hidungku. Jika aku memajukan wajahku sedikit saja, aku bisa menyentuh bibir itu, dan dengan jarak sedekat ini, aku… glek!

“…Hah…”

Memalingkan wajahku sedikit ke bawah, aku melompat ke dada Madoka-san.

Aku melompat masuk, tapi hanya sejauh kepala kami bersentuhan perlahan. Tapi saat aku melakukannya, sebuah tangan melingkari belakang kepalaku dan membenamkan wajahku kuat-kuat di belahan dadanya. Kemudian, kaki Madoka-san juga terjerat denganku.

“Madoka-san...?”

“……”

Dia sedang tidur ... ‘kan?

Aku dibuat merasa seperti bantal yang empuk, dan aku merasa seolah-olah aku menggunakan semua kebahagiaan dalam hidupku selama ini.

“… Baiklah, jika hanya sebentar… kurasa tidak apa-apa.”

Aku meletakkan satu tangan di punggung Madoka-san. Aku memeluknya sekuat mungkin dan bersandar padanya. Menurutku tempat tidur adalah tempat yang sangat santai, dan sangat menyenangkan untuk mencari kehadiran Madoka-san seperti ini.

“… Ah, sangat menenangkan.”

Mungkin ini tindakan yang salah karena menggosok wajahku ke dada Madoka-san yang sedang tidur seperti ini, tapi begitu aku mengenal kehangatan, kelembutan serta keharumannya, seolah-olah ada kekuatan magis di dalam diriku yang benar-benar tidak bisa kuhindari.

“Madoka-san… aku… aku…”

Aku ingin bersamamu selamanya… Aku anak SMA dibandingkan dengan Madoka-san, tapi apakah aku salah berpikir seperti ini? Kejadian itu membuatku sedekat ini dengan Madoka-san, tapi aku bertanya-tanya apa aku salah karena menginginkan lebih dari ini...

Saat aku berpikir seperti itu, Madoka-san akhirnya terbangun.

“Chinatsu-kun.”

“…Madoka-san?”

Aku segera dibawa menuju alam kesadaran oleh suara yang datang dari atas kepalaku. Namun, meski aku sedang dipeluk oleh Madoka-san, aku masih dengan wajah terkubur di dadanya. Ini situasi yang buruk …

“Fufu, aku sangat senang bisa bersama Chinatsu-kun seperti ini sejak pagi. Kemarilah, Chinatsu-kun, tetek Mamah ada di sini.”

“…Mengigau?”

“Hmm~? Aku tidak mengigau kok~♪”

Rupanya sekarang aku berubah menjadi bayi di dalam bayangan Madoka-san. Main bayi-bayian dengan wanita berusia 20 tahun? Entah kenapa kedengarannya sangat mesum … Aku mungkin akan menolak ajakan itu bahkan jika itu ditawarkan kepadaku, karena itu akan memalukan.

“Aku benar-benar sudah bangun. Selamat pagi, Chinatsu-kun.”

“Ah iya. Selamat pagi Madoka-san.”

Itu memang menyenangkan, tapi… Tetap saja, lengan di punggungku dan kaki yang terjalin di sekitarku tidak mau lepas.

“Mumpung masih ada waktu, dan kurasa kita harus melakukan ini sedikit lebih lama.”

“…Apa itu tidak apa apa?”

“Bukannya ini yang kamu inginkan?”

“……”

Dia menatapku seolah-olah bisa menembus isi batinku, jadi aku buru-buru menunduk ke bawah.

Madoka-san masih memelukku, tertawa cekikikan, dan entah kenapa dia menarik selimut ke atas kepala kami.

“Dengan suasana yang gelap-gelapan begini. Dan kita bisa mendengar napas satu sama lain dengan sangat jelas… Apa ini membuat jantungmu berdebar kencang?”

“…Tentu saja.”

“Sudah kuduga. Jantungku juga berdebar… Hei, Chinatsu-kun, kalau begini terus—”

Pada saat itu, suara alarm bergemerincing terdengar.

“…Duh~!”

“…Hah”

Aku menghela nafas, tidak tahu harus merasa lega atau kecewa melihat wajah cemberut Madoka-san saat dia menghentikan alarm.

Setelah itu, kami bangun, dan Madoka-san mengajukan usulan ini.

“Hei, Chinatsu-kun, bagaimana kalau kita pergi makan sushi hari ini?”

“Sushi…?”

“Ya. Bagaimana dengan itu?”

“Aku tidak masalah dengan apapun asalkan itu bersama Madoka-san.”

“Ya ampun… Kamu pandai sekali mengatakannya!”

Jadi, sudah diputuskan bahwa kami akan pergi keluar untuk makan malam nanti.

Aku sangat menantikannya sekarang, tapi… Jika aku terlalu sering cengar-cengir di sekolah, Shirayuki dan Ryoma akan mengatakan sesuatu kepadaku lagi. Kuatkanlah dirimu, Chinatsu!

 

 

Sebelumnya || Daftar isi || Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama