Eiyuu to Majo Jilid 2 Bab 1 Bagian 5


Bab 1 Bagian 5

 

Beberapa saat kemudian, Yuuka dan Hina kembali.

Setelah itu, semua orang duduk bersama sambil beristirahat dan mendiskusikan apa yang harus kita lakukan selanjutnya.

“Enaknya ngapain lagi? Masih terlalu dini untuk makan siang.”

Aku melirik jam dan menyadari bahwa perkataan Yuuka ada benarnya karena sekarang masih pukul 10.30.

“Aku ingin pergi ke kolam di sebelah sana bersama Godou. Sudah lama sejak kita bertanding!”

Hina mengusulkan hal itu padaku. Dia lalu dengan ringan menepak dadaku dengan tinjunya.

“Ayo ayo saja sih, tapi kamu harus sadar bahwa tidak peduli seberapa banyak kamu menantangku, kamu takkan pernah mengalahkanku.”

Hina selalu berusaha menantang aku di semua jenis kompetisi, tidak terbatas pada berlari dan berenang saja.

Tapi, tidak peduli berapa banyak dia mencoba, dia tidak pernah bisa mengalahkanku kecuali dalam belajar. Selain perbedaan gender, aku merupakan seorang pahlawan dari kehidupanku sebelumnya, dan spesifikasi dasarku sudah sangat berbeda dengan manusia biasanya.

“Aku akan menang kali ini! Tunggu dan lihat saja!”

Dia mengacungkan jarinya ke arahku sebelum berjalan menuju kolam renang.

Sepertinya dia telah mendapatkan kembali beberapa kekuatannya. Kurasa bermain -main di tempat ini membantunya dengan itu.

Aku tidak tahu apa yang salah dengannya, tetapi selama dia seceria, seharusnya semuanya bakalan baik-baik saja.

Ketika aku memikirkan hal ini, aku merasa ada seseorang yang menatapku dari samping.

Orang tersebut adalah Shiina.

“Ah… u-um… semoga berhasil?”

Mengapa dia terdengar begitu tidak yakin? Yah, terserah lah. Aku mengangguk padanya sambil membuat kepalan yang kuat.

“Aku sudah memikirkannya untuk sementara waktu sekarang ... tapi ototmu terlihat kekar...”

Dia menatap tubuhku karena suatu alasan.

Yah, aku tahu bahwa ototku akan terlihat jelas jika aku bertelanjang dada begini.

“Itu karena aku melatihnya dengan baik. Tidak ada ruginya untuk memiliki lebih banyak kekuatan, tau?”

Walaupun aku berhenti mencoba mengorbankan kesejahteraanku demi orang lain, aku masih rajin melatih tubuhku. Karena alasan itu, memiliki lebih banyak kekuatan akan membantu.

Lagi pula, hanya dengan kekuatanku saja yang bisa memilih apakah aku akan membantu seseorang atau tidak.

Jika aku tidak dapat membantu seseorang yang meminta bantuanku, aku takkan pernah memaafkan diriku sendiri.

Sejak aku mendapatkan kembali ingatanku kembali, aku sudah melatih otot-ototku dan masih terus melakukannya.

Tiba-tiba, Yuuka ikut bergabung di antara percakapan kami.

“Betul sekali! Aku tidak menyadarinya ketika kamu memakai bajumu, tetapi otot-ototmu memang sesuatu banget!”

Dia melanjutkan untuk menyentuh perutku. Rasanya sedikit menggelitik.

Shinji menatapku dengan tatapan iri. Ini bukan salahku, berhenti menatapku seperti itu!

Yuuka kemudian melanjutkan untuk menasehati Shinji sambil menunjukku.

“Ayo, Shinji, contohi Godou dan mulailah melatih otot-ototmu!”

“Aku tidak ingin kamu menyamakanku dengannya. Lagipula, aku punya beberapa otot juga, tau?”

“Bohong.”

“Setidaknya aku tidak punya lemak berlebih di perutku.”

“Ap-Apa?! H-Hey! ”

Yuuka mendadak tersipu dan menjadi marah ketika Shinji mengatakan sesuatu yang tidak perlu lagi.

Shinji berlari ke arah kolam renang dan Yuuka mengejarnya.

Hubungan mereka sangat rukun sekali, syukurlah untuk mereka.

Di sisi lain, Hina sibuk melakukan pemanasan untuk 'pertarungan' kami. Suasananya benar-benar terlihat serius.

“Godou! Aku mempertaruhkan hidupku di sini, kenapa kamu terlihat santai-santai begitu?!”

“Maaf, maaf. Baiklah, ayo kita lakukan.”

Hina memanggilku dengan nada yang jelas-jelas frustrasi. Karena dia sangat bersemangat, aku memutuskan untuk menganggapnya serius.

Kami berkompetisi dalam renang gaya bebas 50 meter.

Tak perlu diketahui, aku benar-benar menang telak.

“Ugh ...”

Dia frustrasi dengan hasilnya. Gadis ini benar-benar benci kekalahan, ya.

Nah, semakin banyak waktu berlalu, semakin terlihat jelas perbedaan gender di antara kami.

Selain itu, secara khusus teruntuknya sendiri, dia harus berurusan dengan resistensi air karena besarnya ... ahem ...

“... tatapanmu menjijikkan.”

“Apa yang kamu maksud dengan itu?”

Hina memelototiku saat aku bersiul untuk menghindari tatapannya.

Lalu, dia menghela nafas dalam-dalam sebelum memiringkan kepalanya karena bingung.

“Mai-chan pergi kemana?”

Aku melihat sekeliling.

Aku melihat Shinji dan Yuuka berenang, tetapi aku gagal melihat Shiina di mana saja.

... tapi ada percikan air besar di tengah kolam.

“Jangan bilang…”

Aku memiliki perasaan buruk tentang hal itu, jadi aku langsung berenang ke arah percikan besar itu. Ketika aku semakin dekat, aku melihat si idiot mengepakkan anggota tubuhnya. Aku tidak tahu bagaimana dia sampai di sana, tetapi dia jelas-jelas tenggelam!

Aku memegangi tubuhnya dan menyeretnya ke permukaan.

Pada titik ini, aku berhenti peduli untuk menyentuhnya atau semacamnya.

Dia dalam bahaya!

“Hei, kamu baik -baik saja?!”

*Uhuk* ... Ma-Maaf ... kolamnya lebih dalam dari yang kuduga...”

Shiina kemudian menempel padaku dengan erat. Dia tampak ketakutan.

“Astaga, kamu ini benar-benar…”

Aku menghela nafas lega. Setidaknya air tidak masuk ke dalam paru-parunya atau semacamnya.

Dia hanya terbatuk, tetapi dia tampaknya tidak dalam bahaya serius.

Ketika aku merasa lega dengan fakta itu, aku menjadi sadar dengan sensasi lembut karena dia melekat pada tubuhku.

“Apa kamu baik-baik saja, Mai-chan?!”

Hina bertanya khawatir saat berhasil menyusulku.

Shinji dan Yuuka juga datang setelah mengetahui bahwa sesuatu yang salah telah terjadi.

Pokoknya, aku menarik Shiina keluar dari kolam renang terlebih dahulu. Ketika kami keluar, dia meminta maaf dengan ekspresi cemberut.

“… Maaf, aku sudah merepotkan semua orang.”

“Jangan terlalu di[ikirkan, selama kamu baik-baik saja.”

Hina menepuk dadanya seraya menghela napas lega.

“Tapi…”

“Jangan khawatir tentang itu.”

“Ya, jangan khawatir. Semuanya itu salah Godou karena Ia tidak mengawasimu dengan benar meskipun tahu kalau kamu tidak bisa berenang.”

“... Mengapa kamu bertingkah seperti kamu tidak melakukan kesalahan sama sekali?”

Yuuka memelototi Shinji yang bertindak sombong seperti biasa.

Jadi, mereka berdua juga sama-sama menghibur Shiina yang tampak tertekan.

Shiina yang tadinya sudah hampir akan menangis, melihat adegan ini dengan muka tercengang.

“…Lihat? Kamu tidak perlu khawatir. Tidak ada yang menyalahkanmu.”

Ketika aku membisikkan ini padanya, Shiina menatapku dengan tatapan serius.

“Semua orang sudah tahu kalau kamu itu orang yang kikuk, jadi jangan khawatir.”

Aku mengatakan itu dengan keras untuk semua orang untuk mendengarnya. Mereka pun membalasnya dengan tertawa.

“Yah, aku tahu kalau kamu sedikit payah dalam pelajaran olahraga… ” Kata Shinji saat mengangkat bahu.

“Kamu juga selalu terlihat gelisah ~” Kata Yuuka sambil terkikik.

“Kamu tidak perlu khawatir, kecanggunganmu adalah poin lebih yang membuatmu lucu!”

Hina mungkin mengatakan itu untuk membuatnya merasa lebih baik, tapi dia tidak menyangkal bahwa gadis itu orang yang canggung.

Semua orang memandang Shiina dengan tatapan hangat.

Lihat, Shiina? Kamu tidak perlu khawatir.

Semua orang di sini adalah temanmu.

Bahkan jika kamu tidak berpikir begitu, mereka semua sudah menganggapmu sebagai teman mereka.

Jadi, kamu tidak perlu takut. Kamu bisa bahagia di dunia ini.

Mungkin, perasaan kita berhasil mencapainya. Dia mengumpulkan keberanian dan berteriak,

“Aku bukan orang yang kikuk!”

Walaupun, isi teriakannya benar-benar tidak meyakinkan.

 

 

Sebelumnya || Daftar isi || Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama