Keiken-zumi Jilid 5 Bab 1 Bagian 5 Bahasa Indonesia

Part 5

 

Ketika Tanikita-san meninggalkan toko, dia menarik lengan Icchi dan terus berjalan dengan mantap menyusuri.

Setelah kembali ke arah gedung 109 dan melewati pusat kota, dia menuju ke sebuah gedung tiga lantai dengan dinding putih yang bertuliskan “ZARA”. Di jendela toko, terdapat manikin yang ditempatkan dengan gaya yang modis, dan terlihat seperti toko tempat orang-orang yang benar-benar fashionable berkumpul. Hari ini untuk pertama kalinya, aku merasa lega sedikit karena dibawa ke merek pakaian yang bahkan aku pun pernah mendengarnya.

Setelah masuk ke dalam toko, Tanikita-san melihat petunjuk dan naik eskalator. Kami mengikuti di belakangnya dan tiba di area pria di lantai tiga.

“Hmph!”

Tanikita-san akhirnya melepaskan lengan Icchi. Wajahnya masih memerah seperti biasa.

“Cowok kayak kamu!”

Sambil mengatakan itu, dia berjalan sambil mencari-cari barang yang dipajang.

"Karena kamu mempunyai badan yang tinggi, apa pun akan kelihatan cocok denganmu!”

Dia dengan cepat memeriksa atasan yang tergantung di gantungan dan memilih satu gantungan.

“Kenapa kamu tidak memakai sesuatu seperti ini!?”

Kemudian, dia dengan cepat pergi ke bagian celana dan mengambil satu lagi tanpa ragu-ragu.

“Ini juga!”

Selain itu, dia mengambil satu lagi pakaian luaran.

“Bahkan ini juga akan terlihat bagus untukmu!”

Pakaian yang diberikan Tanikita-san menumpuk di kedua lengan.

“Kenapa kamu malah kelihatan bengong begitu! Cepat pergi ke ruang ganti untuk mencobanya!”

Meskipun ia ditegur, Icchi tetap diam dan bingung, sepertinya ia kewalahan oleh semangat Tanikita-san.

“Baiklah, Icchi! Ayo dicoba dulu pakaiannya, mumpung kita sudah sampai di sini dengan susah payah!”

Aku berusaha mendukung Icchi.

“Kesempatan seperti ini jarang terjadi. Aku akan ikut ke ruang ganti bersamamu! Meskipun kamu datang berbelanja sendirian, aku yakin kamu tidak akan berani mengenakan pakaian dari toko seperti ini, ‘kan!”

“Y-Ya, itu benar juga...”

Aku berhasil meyakinkan Icchi dengan susah payah, dan tanpa ragu membawanya ke ruang ganti pakaian.

“Kira-kira, apa ini cocok...?”

Beberapa saat kemudian, Icchi keluar dari tirai dengan wajah yang jelas penuh kekhawatiran.

Tapi menurutku, ia tidak perlu merasa cemas mengenai hal itu.

Icchi mengenakan kaos lengan panjang dengan kantong dada dan celana panjang yang pas di tubuhnya. Selain itu, ia mengenakan mantel tipis sebatas lutut. Bahkan aku yang masih pemula dalam hal mode, bisa merasakan betapa keren siluet ramping di bagian bawah tubuhnya karena bagian atasnya yang longgar.

“Wah, kamu kelihatan keren banget, Icchi!”

Dengan penampilan ini, ia sepertinya menjadi orang yang berbeda dari cowok yang mengenakan kaos rumahan sampai beberapa waktu lalu. Pakaian ini membuatnya terlihat seperti cowok tampan biasa, jadi itu sedikit membuatku kesal.

“Bukannya itu benar-benar cocok untukmu?! Kamu benar-benar tipe cowok yang kupikirkan! Tidak ada sedikit pun kejutan dari dirimu! Bagaimana bisa mantel panjang itu tidak memberikan 'rasa dikenakan' yang sama sekali, mantel sebesar itu hanya omong kosong belaka! Ah, rasanya begitu membosankan karena sesuai bayanganku! Cowok sepertimu pasti menjalani hidup seperti sampah besar!”

Tanikita-san mendengus dengan kasar, dia penuh semangat dalam penghinaan yang hanya didasarkan pada pujian dirinya. Sepertinya dia bersemangat karena penampilannya sesuai dengan harapannya.

“Betul banget~! Kamu kelihatan cakep, Ijichi-kun.”

Luna juga memberikan tepuk tangan sambil melihat Icchi. Rasanya jadi sedikit rumit... Siapa sangka ada tiba saatnya Icchi akan membuatku merasa seperti ini.

“Eh, memangnya ini kelihatan bagus? Apa itu benar, Kasshi?”

“Y-Ya. Pakaian itu kelihatan cocok banget padamu.”

Dengan kata pujian terakhirku, Icchi akhirnya tersenyum lega.

“Begitu ya... tapi pakaian tuh harganya lumayan mahal ya. Jika dihitung semuanya, totalnya mencapai 18 ribu yen.”

Icchi mengatakan hal yang benar sebagai orang yang berpikir secara logis, dan ia terlihat ragu

“Jika soal uang, aku bisa meminjamkanmu! Berapa banyak yang kurang?”

Setelah mendengar tawaranku, Icchi menggelengkan kepala dengan santai.

“Tidak, orang tuaku sudah memberiku uang 20 ribu yen dan berkata, 'Kalau kamu mau pergi ke Shibuya, coba belilah pakaian baru'. Aku bisa membelinya, tapi rasanya sangat disayangkan kalau menghabiskan uang sebanyak itu cuma untuk pakaian. Aku berencana diam-diam menggunakannya untuk membeli game baru.”

“Ka-Kamu enggak boleh begitu, Icchi! Jangan membuang perasaan orang tuamu!”

Rupanya, ibu dan ayah Icchi juga memiliki pemikiran tentang anaknya yang pergi ke kota dengan penampilan seperti itu.

“Itu bukan hal yang sia-sia! Kamu mungkin bisa muncul dengan wajah yang keren sebagai 'Yusuke si Ekstrovert'! Jika kamu mengenakan pakaian keren, kamu mungkin akan menjadi panutan bagi para KEN’S Kids lainnya!!?”

Meskipun aku merasa malu saat berjalan bersama teman yang berpakaian sangat memalukan, aku merasa harus memperbaiki penampilannya sebisa mungkin. Aku merasa bahwa satu-satunya cara untuk menghubungkan antara Tanikita-san yang telah berjalan terlalu jauh ke arah yang aneh dan Icchi yang terus merasa kecewa adalah dengan membuatnya membeli pakaian yang dipilih oleh Tanikita-san.

"Hmm... jika Kasshi bilang begitu, mungkin aku akan membelinya.”

Sepertinya perasaanku berhasil tersampaikan, dan dengan enggan, Icchi memutuskan untuk membeli pakaian tersebut.

 

“Terima kasih banyak~”

Diiringi dengan suara karyawan toko di belakang kami, kami meninggalkan toko. Usai mendengarkan saran semua orang yang mengatakan , “Kenapa tidak langsung mengenakannya saja?” Icchi berjalan di jalan Shibuya dengan penampilan baru yang telah lahir kembali. Di tangan Icchi, ada kantong dari ZARA yang berisi pakaian nyentrik yang ia kenakan sebelumnya. Kantong ZARA itu sendiri pasti terkejut dengan masuknya seorang penyusup yang tak terduga.

“Dengan begini, aku beneran tidak akan diejek oleh para Kids, ‘kan?”

Icchi mengatakan itu dengan wajah gelisah sambil melihat penampilannya yang baru.

"Ya, dengan ini pasti tidak ada masalah. ...Tapi serius, lebih baik kalau kamu mempertimbangkan sekali lagi tentang memperlihatkan wajahmu, Icchi. Karena dunia ini memang seperti itu... Bisa jadi ada orang-orang yang akan mengidentifikasi dan menyerang dengan komentar negatif.”

"Yah begitulah, aku tahu sendiri risikonya. Beberapa rekan sesama Kids ada yang terus menerus memperingatiku, 'Jangan pernah memperlihatkan wajahmu.'

Icchi memiliki akun Twitter bernama “Yusuke si Ekstrovert”, jadi sepertinya komentar dari anak-anak itu datang ke sana.

“Tapi kita itu cowok yang introvert, bukan? Berbeda dengan Kasshi, ​​aku tidak punya pacar yang cantik, dan menjalani kehidupan yang tidak pernah dilirik oleh siapapun. Jadi, setelah akhirnya menjadi bagian dari anak-anak yang bisa ikut serta, dan ada orang-orang yang memberi perhatian padaku... Aku boleh sedikit berlebihan dengan kegembiraan ini, iya ‘kan?”

“Aku bisa memahaminya, tapi...”

Pada saat itu, Icchi tiba-tiba menyenggolku dengan sikunya.

“Oi, lihat tuh, kelihatannya mantep bener, ya.”

Hal yang ditunjukkan Icchi adalah seorang gadis berambut pirang mencolok yang berjalan di seberang. Yang patut dicatat adalah gaya busananya, dengan gaun rajut mini yang sangat erotis sampai-sampai terlihat garis celana dalamnya, serta bagian dada gaun tersebut terpotong seperti bentuk silinder dan terbuka. Dari sana terlihat lekukan buah dada yang menggairahkan, penampilan yang cukup menggoda sehingga hampir semua pria akan melirik dua kali. Tentu saja, aku juga melirik dua kali dengan wajah yang tidak bisa bergerak. Untung saja Luna berjalan di depanku.

“Haa...”

Icchi yang dengan sepenuh hati memandangi gadis dengan lekuk dada yang memikat, menghela nafas seolah-olah merasakan kebahagiaan tak terbatas.

“Cuma sekali saja dalam seumur hidup, aku ingin melakukan hal-hal erotis dengan seorang Onee-san yang tampaknya memiliki banyak pengalaman.”

Meskipun Icchi mengucapkan itu dengan suara yang tidak terlalu keras, tapi suaranya cukup nyaring untuk didengar oleh Tanikita-san dan Luna yang berjalan di depan.

Seakan-akan merespons ucapan Icchi, Tanikita-san berbalik. Ekspresi wajahnya menunjukkan kemarahan yang sangat kuat.

“Iyuuhh! Inilah sebabnya kamu masih perjaka! Terlalu menjijikkan! Tolong jangan bernafas! Tenggelam ke laut sana! Atau terbang ke Bulan melalui Brazil!”

Sampai sejauh itu!? Dia memakinya sampai sejauh itu!?

“A-Akarii~~!”

Luna pun tidak bisa menahan diri dan tertawa meringis.

“…………”

Aku tahu bagaimana perasaan Tanikita-san, jadi aku paham kalau itu adalah ucapan cemburu dari seorang gadis yang sedang jatuh cinta.

Icchi yang menganggapnya sebagai ejekan, hanya bisa melebarkan matanya.

“Di-Dia itu kesambet apaan sih... Memangnya cowok perjaka tidak boleh bermimpi? Bukannya itu impian para perjaka ingin dipimpin oleh gadis cantik yang berpengalaman...”

Setelah memastikan bahwa Tanikita-san menghadap ke depan, Icchi diam-diam  mengeluh padaku.

“Dan sembarangan memutuskan bahwa seseorang adalah perjaka tanpa izin. Hanya karena aku orang introvert, bukannya dia terlalu mengejekku?!”

“Haa……”

Itu karena sebelumnya aku pernah mengatakan kepada Tanikita-san, yang telah jatuh cinta pada Icchi (Ver. 2.0) pada pandangan pertama meskipun menginginkan pacar yang bukan perjaka, bahwa “Icchi masih perjaka, tau”, aku sungguh maaf!

“Y-Yahh, itu hanya karena tadi kamu berpakaian dengan gaya ekstrem... maksudku, gaya berkelanjutan, jadi kamu terlihat tidak populer!”

“Oi, apa maksudmu dengan 'gaya berkelanjutan'? Aku bahkan mendengar 'gaya ekstrem' tahu!"

“Ta-Tapi dengan penampilanmu yang sekarang, kamu baik-baik saja! Kamu kelihatan begitu keren sampai-sampai tidak terlihat seperti orang perjaka!”

“...Apa iya?”

Icchi tiba-tiba menunjukkan ekspresi yang tidak begitu bersemangat.

“Ya iyalah! Ayo, mumpung ini akhir pekan yang menyenangkan, mari kita memikirkan hal-hal yang menyenangkan!”

“Yeah, mungkin kamu ada benarnya juga.”

Suara Icchi yang setuju denganku terdengar begitu tegas, seolah-olah perasaannya sudah berubah sepenuhnya. Aku cukup menyukai sisi Icchi seperti ini.

Namun, karena itulah, ketika Icchi merasa depresi selama sebulan dan hampir tidak pergi ke sekolah, serta mengalami penurunan berat badan yang drastis, aku bisa menyimpulkan bahwa patah hatinya terhadap Tanikita-san telah meninggalkan luka yang cukup mendalam di hatinya.

“Haa~. Gadis gyaru yang tadi benar-benar erotis banget~”

Icchi yang memutuskan untuk hanya memikirkan hal-hal menyenangkan, berbisik dengan suara yang lebih kecil daripada sebelumnya.

“Gadis gyaru yang erotis tuh memang mantep banget ya. Kupikir Oni-gyaru juga kelihatan seperti gadis erotis yang seperti tadi. Tapi siapa sangka, dia malah gadis polos yang setia, rasanya jadi sedikit mengecewakan ya. Aku harap kalau dia gadis yang lebih nakal.”

“Y-Yah mungkin gadis gyaru yang tadi juga mungkin di dalam hatinya merupakan gadis yang polos...?”

Saat aku dengan enggan mengatakan hal seperti itu, ekspresi Icchi tiba-tiba menjadi serius.

“…Tempo hari yang lalu, ketika aku mengatakan hal yang sama kepada Nisshi, ia justru memarahiku dan berkata, 'Jangan mengatakan hal-hal seperti itu tentang Yamana-san'.

Pastinya, aku bisa memahami perasaan marah Nisshi ketika gadis yang disukainya dijelek-jelekkan begitu. Aku juga akan merasa tidak nyaman jika Luna dikatakan hal yang sama.

“Hei, Kasshi?”

Aku terkejut saat Icchi tiba-tiba menatapku dengan wajah penuh kerumitan.

“Apa menurutmu Nisshi menyukai Oni-gyaru?”

“......!”

Mataku tanpa sadar terbelalak pada pernyataan yang bisa menebak tepat sasaran.

“En-Entahlah, aku tidak tahu... kenapa kamu tidak bertanya langsung pada orangnya?”

“Ogah. Rasanya menakutkan jika ia marah lagi.”

Icchi tiba-tiba menatap ke depan sambil berbisik.

“Semua orang terlihat menakutkan... saat berbicara tentang urusan percintaan.”

“... Itu berarti mereka benar-benar serius.”

“Kelihatannya bahagia sekali ya, orang-orang yang bisa serius dalam percintaan.”

Aku merasa gelisah mendengar cara bicara Icchi yang acuh tak acuh, jadi aku membuka mulutku.

“Me-Meski kamu bilang begitu... bukannya kamu juga serius menyukai Tanikita-san, bahkan sampai melakukan pengakuan segala...”

“Tolong, hentikan pembicaraan itu... Itu adalah masa lalu yang kelam.....”

Icchi menatapku dengan ekspresi tersakiti, lalu menundukkan pandangannya dan berbisik.

“Aku hanya butuh KEN untuk sementara waktu.”

“.....”

Rupanya, rencana Luna untuk mendekatkan Tanikita-san dan Icchi telah gagal total pada hari ini, hanya itulah kesimpulan yang bisa kuambil.

 

 

Sebelumnya  |     |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama