Chapter 7 — Jika Itu Bola Besar Yang Menggelinding, Mungkin Itu Adalah Kecelakaan.
Pada akhir Oktober. Di tengah suhu yang ideal untuk berolahraga, meskipun terlalu aneh untuk disebut musim gugur, festival olahraga Akademi Seirei sedang berlangsung.
“…Gimana bilangnya ya, rasanya ini pemandangan yang sangat menarik.”
Masachika bergumam sambil memandang lapangan dari tenda OSIS.
『Tim merah cepat sekali! Namun, Higashiyama dari tim hijau datang mengejar dari luar di sini. Kecepatan lari yang bagus. Peserta Higashiyama terus maju. Peserta Higashiyama terus menerobos. Berhasil~~~~! Juara pertama diraih oleh Peserta Higashiyama dari tim hijau! 』
“Tidak, memangnya lagi mengomentari pacuan kuda apa!?”
“Pacuan kuda? Masachika-kun, jangan bilang kalau kamu...”
“Kelihatannya kamu sedang salah paham, tapi tidak begitu, kok? Aku hanya memainkan game balap kuda, dan tidak benar-benar memainkan pacuan kuda yang asli.”
Begitu ia mengomentari seorang anggota tim penyiaran yang jelas-jelas bertingkah penuh semangat, Alisa di sebelahnya menatapnya dengan penuh kecurigaan, dan Masachika buru-buru memberikan penjelasan.
“Maksudku, anggota staf penyiaran itu pasti dipengaruhi oleh game yang sama...yah, sepertinya itu lumayan populer di kalangan penonton.”
Saat Masachika melihat ke tenda tempat guru dan anggota klub siaran berkumpul, ia melihat gerakan dalam kompetisi yang baru saja ditontonnya.
『Ah! Peserta Sasaki dari klub Judo kelas 3, telah menjatuhkan karung pasirnya di sini! Peserta Sasaki tersingkir di sini! Waktu rekornya adalah 8 menit 27 detik!』
Ketika mendengar siaran tersebut, Masachika melihat seorang cowok bertubuh besar dengan penuh penyesalan berjalan kembali ke tempat duduk penonton. Pada saat yang sama, ada cowok-cowok kuat yang terus berdiri tanpa bergerak bahkan setelah yang kalah pergi. Selain itu, siswa perempuan berlari dengan kecepatan penuh di belakang barisan laki-laki yang kuat.
“Hmmm~sungguh pemandangan yang tidak nyata.”
Karena tidak diketahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk acara perlombaan angkat karung pasir, acara tersebut diadakan bersamaan dengan kompetisi lainnya, ..... Akibatnya, para pria yang membanggakan otot-otot mereka berbaris di sekeliling tepi luar lintasan. Di belakang mereka, terdapat sekelompok siswi-siswi cantik yang berkeringat. Itu adalah pemandangan yang sangat tidak seimbang.
『Sekarang sepuluh menit telah berlalu dan tersisa tiga belas orang lagi! Kira-kira, siapa yang akan bertahan hingga akhir!』
“... Ketua, ia benar-benar berjuang dengan baik.”
Meskipun dikelilingi orang-orang yang percaya pada kekuatan dan stamina seperti klub judo dan rugby, Touya masih bertahan, meskipun tampaknya kekuatan tangannya sudah mendekati batasnya. Karung pasirnya perlahan-lahan meluncur keluar dari genggaman tangannya yang hanya memegang ujung karung.
“Uwaahhh, kelihatanya sakit banget... Ia hanya memegangnya dengan ujung jari ...”
“Ia mungkin ingin memulihkan tenaganya, tetapi jika ia melepaskan sedikit saja, ia akan menjatuhkannya.”
“Bener banget...”
Saat mereka berpikir bahwa dirinya akan segera kalah, Chisaki, yang membantu komite pelaksana acara olahraga, melewati Touya. Dia melihat ke arahnya dan mengatakan sesuatu. Kemudian,
“O-Ohh?”
Touya tampaknya menerima dukungan dari kekasihnya dan dengan cepat melepaskan tangan kanannya, lalu menyelipkannya di bawah karung pasir. Dengan cara yang sama, ia menyelipkan tangan kirinya di bawah karung pasir dan ia merentangkan tangannya seakan-akan menopang karung pasir dengan telapak tangannya.
『Wuooohhhh~! Pada saat ini, Ketua Kenzaki telah mengubah cara memegangnya! Kelihatannya sangat tidak seimbang, apa ia akan baik-baik saja ?!』
Alisa juga mengomentari situasi tersebut dengan wajah sulit.
“Memang benar kalau ia tidak perlu memegang tas itu seperti itu, tetapi ..."
“Tapi karung pasir berisi pasir yang bergerak di dalamnya ... Jika keseimbangan terganggu ke depan atau belakang, ia akan jatuh.”
“Itu benar ...”
Masachika dan Alisa khawatir bahwa itu adalah taruhan yang buruk. Namun, berlawanan dengan ekspektasi pesimis para juniornya, Touya terus memegang karung pasir dalam keadaan seperti itu, dan ...
『Ah! Kamiizumi telah jatuh~! Pemenangnya adalah Ketua Kenzaki~! Ketua OSIS telah menunjukkan tekadnya~! 』
“““““Ohhh~~!!”””””
Di tengah sorak sorai dan tepuk tangan penonton, Touya yang langsung menjatuhkan karung pasirnya, mengeluarkan raungan kemenangan. Chisaki bergegas mendekat dan melakukan tos dengan Touya.
『Tepukan tos selamat dari wakil ketua Sarashina! Dia memberikan pukulan terakhir pada lengan Ketua Kenzaki! 』
Gelak tawa meledak ketika mendengar kata-kata komentator, dan Chisaki memberikan tatapan intimidasi ke arah kursi komentator. Namun, Chisaki dengan cepat kembali membantu anggota panitia karena menyadari situasi, dan Touya juga kembali ke tenda OSIS.
“Selamat atas kemenangannya, Ketua, tadi itu sangat keren.”
“Selamat.”
“Ohh, terima kasih.”
Touya menjawab dengan senyuman di wajahnya yang penuh kelelahan saat disambut oleh Alisa dan Masachika dengan tepuk tangan.
“Kupikir itu sudah berakhir ketika Ketua mengubah cara memegangnya ... Tapi rupanya kamu berhasil bertahan sampai akhir."
“Yah, pada akhirnya, itu benar-benar pertarungan yang sangat sengit. Kurasa sebagian besar alasanku bisa menang adalah karena Kagami dan Saijo-senpai tidak ikut berpartisipasi.”
Touya tampak sedikit merenung saat menyebutkan dua orang yang termasuk nama-nama papan atas di klub atletik sekolah. Keduanya merupakan kandidat pemenang acara penggalangan karung pasir pada tahap perencanaan.
Kagami adalah pemain rugby tampan yang dianggap sebagai pemain andalah klub rugby. Sedangkan Saijou adalah seorang atlet tingkat nasional yang menjadi kapten klub judo dan dikenal sebagai siswa yang sangat sopan dan rendah hati. Keduanya sangat populer di antara gadis-gadis, dan mereka memiliki popularitas yang tidak kalah dengan Yushou di sekolah. …. Terus terang saja, popularitas mereka di kalangan siswa laki-laki jauh lebih tinggi daripada Yushou.
“Yah, sejujrnya, aku juga terkejut bahwa mereka berdua tidak berpartisipasi ... Tapi mungkin mereka tidak tertarik pada pertarungan kekuatan sederhana? Bagaimanapun juga, Ketua berhasil memenangkan turnamen dengan mengalahkan para anggota klub olahraga. Itu luar biasa.”
“Terima kasih. Yah, kupikir aku bisa mempertahankan hasil yang layak sebagai pacar Chisaki sekarang.”
Dirinya mengatakan itu dengan senyum puas, lalu di belakang Touya.
Masachika melihat Chisaki membawa tujuh tumpukan karung pasir, tapi ia memutuskan untuk berpura-pura tidak melihatnya.
“Be-Begitu. Sarashina-senpai juga memberikan tos pada Ketua. Aku yakin dia merasa bahwa Ketua sangat bisa diandalkan!”
“Benarkah? Kalau begitu, semua kerja kerasku tidak sia-sia. Hahaha.”
Masachika tidak melihatnya. Saat anggota panitia menawarinya troli, Masachika tidak melihat Chisaki menolak hal itu sambil tersenyum dan melambaikannya dengan satu tangan! Komentar langsungnya juga tidak menyentuh sebelah situ!
“(Um, Masachika-kun…)”
“(Aku tidak melihat apa-apa)”
“(... benar juga)”
Alisa juga mengikuti langkah Masachika dan berpura-pura tidak melihatnya. Perjalanan Touya masih panjang untuk menjadi pria yang bisa diandalkan oleh pacarnya dalam arti yang sesungguhnya.
『Sekarang, perlombaan berikutnya adalah lari estafet antar guru! Guru wali kelas masing-masing tahun dari setiap tim akan mengambil alih tongkat! Pelari pertama tim merah adalah guru wali kelas 1-A, Sendagawa-sensei! Apakah efek berhenti merokok yang dia lakukan sejak liburan musim panas akan membuahkan hasil? Pelari pertama tim biru adalah guru wali kelas 1-C, Tabata-sensei! Kabarnya dia baru saja punya pacar yang lebih muda! Pelari pertama tim hijau adalah guru kelas 1-E, Kohinata-sensei! Kabarnya dia hanya minum air dingin bahkan di musim dingin! Pelari pertama tim kuning adalah….』
Para penonton langsung heboh dengan gelak tawa ketika informasi kecil dari para guru yang diungkapkan secara santai bersamaan dengan perkenalan para pemain.
Masachika ikut tertawa bersama mereka, dan Alisa segera bangkit dari tempat duduknya setelah melihat program acara.
“Perlombaan berikutnya adalah perlombaan kostum, jadi aku akan pergi bersiap-siap dulu.”
“Ah, begitu ya. berjuanglah.”
“Oh, semoga berhasil.”
Tak lama setelah melihat kepergian Alisa, salah satu anggota panitia festival olahraga memanggil mereka.
“Permisi, boleh aku memintamu untuk membantuku untuk menyiapkan lomba memasukan bola dalam keranjang?”
“Oke, aku mengerti.”
“Tidak, tidak, Ketua mendingan istirahat saja dulu. Biar aku saja yang pergi.”
Setelah Touya duduk, Masachika pergi membantu anggota panitia….
“...Hmm? Bola dalam keranjang?”
…Tanpa memikirkan secara mendalam nama perlombaan tersebut.
◇◇◇◇
“Benar-benar pengalaman yang sangat apes….”
Setelah persiapan untuk permainan 'memasukkan bola ke dalam keranjang' selesai, Masachka juga diminta untuk membantu dalam perlombaan tersebut... dan tentu saja, dirinya mengalami bencana.
Tugas yang diberikan kepada Masachika adalah menahan tiang keranjang untuk memasukkan bola, dan menghitung jumlah bola setelah perlombaan selesai. Menahan tiang berarti berada tepat di bawah keranjang. Dan tentu saja, bola-bola itu jatuh dengan derasnya. Ketika Masachika berusaha menundukkan wajahnya, bola-bola itu malah mengenai bagian belakang kepalanya dengan keras. Ketika Masachika mengangkat wajah, tiba-tiba bola yang dilempar justru menghantam pipinya dengan keras dari samping. Masachika sempat berpikir mungkin ada seseorang yang tanpa sengaja melempar bola ke arahnya, tetapi beberapa bola terus datang dari samping. Dirinya ingin percaya bahwa itu tidak disengaja.
“Yah, setidaknya keranjangnya tidak rusak dan bola-bola tidak jatuh semua!”
Ketika Masachika berusaha mencoba menghibur dirinya sendiri, siaran dari panitia mengumumkan dimulainya perlombaan selanjutnya.
『Selanjutnya adalah perlombaan kostum! 』
Segera setelah pengumuman itu disampaikan, Masachika bisa merasakan kalau antusiasme penonton mulai meningkat.
Perlombaan kostum. Setiap kelas mengirimkan satu peserta pria dan satu peserta wanita, terus terang saja, itu adalah kompetisi cosplay. Dan dalam perlombaan semacam ini, hampir semua kelas mengutus siswa yang berpenampilan menarik... Di area tempat para peserta menunggu di depan garis start, Masachika melihat beberapa wajah yang dikenalnya. Bahkan setengah dari siswi kelas satu adalah anggota tim kampanye.
(Yah, sebenarnya tidak ada yang namanya menang atau kalah dalam perlombaan seperti ini... Tapi karena Yuki juga ikut serta, Alya pasti akan mengincar kemenangan. Tolong jangan terjatuh atau terluka, ya~?!)
Sambil menunggu di garis finish untuk membantu para anggota panitia, Masachika berharap begitu kepada Alisa yang terlihat di kejauhan. Sementara itu, para siswi kelas satu sudah berdiri di garis start dan berlari serempak dengan suara pistol.
“Ohh~~~, seperti yang diharapkan dari Alya. Larinya cepat sekali!”
Alisa berlari memimpin. Kemudian ada Yuki di belakangnya. Dengan sedikit perbedaan, para peserta mencapai tempat di mana beberapa kantong plastik hitam diletakkan.
『Baiklah! Para peserta sudah mencapai tempat di mana kostum ditempatkan! Pilihan di sini akan mempengaruhi nasib mereka! 』
Tentu saja, waktu yang dibutuhkan untuk berganti pakaian dan kenyamanan berlari sangat bergantung pada kostum yang dipilih. Bisa dibilang, hampir semuanya ditentukan di sini. Tapi untuk saat ini, Masachika berharap Alisa mendapatkan kostum yang nyaman untuk berlari.
Sementara Masachika menonton jalannya pertandingan, Alisa dan yang lainnya mengambil masing-masing kantong plastik dan masuk ke dalam tirai besar yang terpasang di tengah jalur.
『Semua peserta telah memasuki zona berganti pakaian! Sekarang, kira-kira siapa yang akan keluar pertama kali? 』
Di dalam tirai, ada beberapa anggota klub kerajinan tangan yang telah menyiapkan kostum, jadi tidak perlu khawatir jika tidak bisa mengganti pakaian sendiri... setidaknya begitu kata mereka. Meskipun pada dasarnya, beberapa berpendapat bahwa mereka seharusnya tidak perlu menyiapkan kostum semacam itu. Namun, dengan menyediakan bantuan, mereka mencoba agar tidak terlalu banyak perbedaan dalam waktu berganti pakaian.
Beberapa menit kemudian, seseorang melompat keluar dari tirai.
『Oh! Orang pertama yang keluar adalah... 』
Rambut peraknya berkibar di bawah sinar matahari.
『Rupanya itu adalah peserta Kujou! 』
“Yeay!”
Dalam kegembiraan penonton, Masachika juga melakukan pose kemenangan. Namun,
“Hmm?”
Ketika melihat penampilan Alisa sekali lagi, ia mengerutkan kening dan terkejut.
Seragam sekolah model pelaut berwarna putih yang mengusung aroma masa muda. Tas sekolah berwarna biru tersampir di bahunya. Dan... di mulutnya, ada sepotong roti.
『Wuooohhhhh! Apa ini?! Seragam pelaut, tidak!! Rupanya itu adalah cosplay protagonis manga shoujo jaman dulu! 』
Komentator mengumumkan sesuatu yang membuat para penonton tertawa. Sementara itu, Alisa terus berlari dengan roti di mulutnya meskipun dia jelas tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Rambut peraknya yang berkibar, roknya yang melambung, dan roti yang bergerak-gerak mengikuti gerakan Alisa. Ketika Alisa memasuki tikungan, beberapa penonton tertentu menunjukkan kegembiraan yang aneh.
“Ini tikungan! Ini tikungan!”
“Kira-kira, dia akan bertabrakan dengan siapa ...!?”
Alisa berlari di lintasan tanpa ada insiden tertentu, di tengah-tengah tatapan aneh penonton yang menanti-nanti sesuatu terjadi. Dan saat itulah, pelari kedua akhirnya muncul dari balik tirai gelap.
『Wuuoohh, siapa yang muncul di sini ...hah?! 』
Suara komentator naik sejenak, tetapi segera berubah menjadi kebingungan. Tidak mengherankan, karena yang muncul adalah….. kostum binatang.
Sebuah kostum dinosaurus yang terbuat dari kertas dan plastik muncul dengan wajah yang sangat menggemaskan serta tampilan yang sangat konyol. Mengintip dari bagian lehernya, wajah Ayano yang tanpa ekspresi terlihat.
『Uhmm, dia peserta Kimishima ..., ‘kan? Apakah ini Tyrannosaurus? Apa yang terjadi? Sepertinya dia mendapat kostum yang buruk! 』
Komentator mencoba untuk membangkitkan semangat meskipun dia ragu-ragu dalam penilaiannya. Sementara itu,
“!!!”
Ayanosaurus terus berlari susah payah dengan kakinya yang pendek. Dia menggelengkan kepala boneka dengan keras dan menggerakkan ekornya dengan cepat. Meskipun kecepatannya sangat lambat, para penonton tertawa melihatnya berlari kecil. Beberapa gadis bahkan berteriak “Ayano-chan, kamu lucu sekali!”, “Aku ingin membawanya pulang!” dan “Lihatlah ke sini!” dari tribun penonton.
Dia benar-benar diperlakukan seperti maskot.
Kemudian, sesosok bayangan pink muncul dari balik tirai yang gelap.
“Uwaah, itu sih mengerikan!”
Ketika Masachika melihat sosok berikut yang muncul, ia merasa kasihan dan sedikit simpati. Karena sosok pink itu ... seluruh tubuhnya benar-benar berwarna pink. Dia mengenakan kostum seluruh tubuh berwarna pink, dan helm yang terlihat seperti tanduk tumbuh di atas kepalanya.
『Oh!? Itu ... itu ranger Pink dari power ranger mana? Aku tidak tahu! Atau bahkan aku tidak tahu dia siapa! 』
Bersamaan dengan komentator, kebanyakan penonton tertawa dan terkejut. Namun, ketika power ranger (heroine?) Pink mulai mengejar Ayanosaurus, penonton tertawa melihat kejar-kejaran yang lucu itu.
“Larinya hero cepet banget~!”
“Kabur! Dinosaurus-san, cepetan kabur!”
Sambil mendengar sorak-sorai dan dukungan, Masachika berkata sambil tersenyum pahit.
“Tidak, seriusan siapa dia sebenarnya. Yuki ... tapi kelihatannya bukan, jangan bilang itu Nono—”
Namun, kekhawatirannya segera dibantah.
『Oh, peserta berikutnya yang muncul ... ohhh~!? 』
Ketika penampilan cosplay yang normal muncul, komentator menjadi lebih bersemangat.
『Ini adalah…..Polwan Rok Mini!? 』
Para penonton langsung menjadi heboh ketika melihat gadis pirang yang terlihat seperti polisi nakal yang mengunyah permen karet.
“Aku! Tangkap aku~~!”
“Mbak Polwan, aku saja~!”
Sementara cowok-cowok hentai itu bersorak dengan keras, Nonoa yang memegang borgol berlari dengan kaki indahnya yang dibungkus dengan stoking jaring.
Power ranger pink yang mengejar dinosaurus, diikuti oleh Polwan rok mini ... itu adalah pemandangan yang sangat aneh. Dan sementara itu,
『Oh, peserta Kujou telah mencapai garis finish! Dia beruntung karena bisa mengenakan pakaian yang mudah diganti dan berlari, ditambah lagi dia berlari dengan sangat baik! 』
Masachika pergi untuk menyambut Alisa yang memotong pita garis finish.
“Selamat atas kemenanganmu, Alya.”
“Terima kasih.”
"Ruangan gantinya ada di gedung sebelah sana ... tapi, seragam olah ragamu belum sampai, ya.”
Ketika Masachika melihat ke arah ruangan ganti, Yuki tiba-tiba muncul dari balik tirai gelap.
“Oh, itu ...”
“Pakaian itu cocok untuknya ...”
Mereka berdua mengucapkan pujian dengan jujur terhadap pakaian yang dikenakan Yuki.
Kostum merah putih yang mengeluarkan kesan kesucian. Dia mengenakan mahkota dengan detail perhiasan emas yang indah di atas kepala dengan rambut hitam panjangnya yang diikat ke belakang. Di tangannya ada lonceng kagura.
『Oh! Peserta Suou, dia mengenakan pakaian miko ... ditambah lagi, itu adalah kostum tarian kagura!』
Pakaian yang memberikan kesan kesucian dan keanggunan yang tak terbantahkan pada orang Jepang sangat cocok untuk Yuki, yang terlihat seperti gadis cantik dengan gaya yang sopan dan kalem jika diam. Namun,
“Tampaknya sulit untuk berjalan dengan kostum itu.”
Karena Yuki bertubuh mungil, hampir setengah dari panjang hakama merahnya terlihat terlalu panjang untuknya. Selain itu, kakinya mengenakan kaus kaki dan sandal tabi. Berlawanan dengan prediksi Masachika bahwa akan sulit untuk berlari dengan kostum seperti itu, ..... Yuki, sambil menjaga agar kostumnya tidak kotor, mulai berlari lebih cepat dari yang diperkirakan, meskipun hanya berlari pendek.
“Wah, dia ternyata masih bisa berlari dengan baik.”
“Tapi... dengan kecepatan itu, kurasa dia akan berada di posisi terakhir? Dia mungkin bisa melewati Ayano-san...”
“Sebenarnya, lomba gadis kelas dua sudah dimulai... dengan kecepatan seperti itu, ada kemungkinan dia bisa melewati Ayano, bahkan gadis-gadis dari kelas dua bisa menyusulnya.”
Meskipun menjadi orang kedua yang selesai berganti pakaian, Ayano terus ditinggalkan oleh peserta lainnya dan masih berlari di tengah-tengah jalur. Alisa dan Masachika terlihat bingung melihatnya. Para penonton awalnya menonton dengan senyuman, tapi sekarang mereka khawatir dan memberikan dukungan kepada Ayano yang tampaknya bisa pingsan kapan saja. Akhirnya, Yuki mengejar Ayano di sekitar seperempat sisa jalur... dan mengatakan sesuatu. Kemudian, Yuki menggenggam tangan kostum tersebut dan mulai berjalan bersamaan dengan ritme yang sama.
“Begitu, jadi dia sudah memikirkannya dengan baik...”
Pasangan kampanye yang berusaha mencapai garis finish bersama-sama dengan saling bergandengan tangan menerima tepuk tangan hangat dan dukungan dari penonton. Meskipun mereka sudah dipastikan sebagai yang terakhir, langkah mereka yang gagah berani sambil tersenyum ke penonton membuat mereka terlihat seperti sedang melakukukan parade kemenangan.
(Hmm~, jadi ini yang namanya menang dalam pertandingan tetapi kalah dalam pertarungan ya...? Yuki memang lebih unggul darinya)
Meskipun ia tidak mengatakannya dengan lantang di depan Alisa, tampaknya Alisa juga memiliki pemikiran yang sama dan menatap Yuki dengan ekspresi yang agak kesal.
“Alya, wajahmu.”
“Ah—”
Alisa terlihat sedikit malu, seolah dia menyadari bahwa dia telah memelototi Yuki setelah Masachika memberitahunya. Jadi, Masachika mengubah topik pembicaraan untuk mengubah suasana hati.
“Ngomong-ngomong, aku punya pertanyaan sederhana. Bagaimana kostum milik Ayano bisa masuk ke dalam kantong plastik?”
“Itu sih... kostum yang sebenarnya ada di dalam tirai gelap, dan di dalam tas plastik ada kertas bertuliskan 'dinosaurus' dan bantalan penyangga untuk meningkatkan ukurannya.”
“Ahh~ jadi begitu ya...”
“Ngomong-ngomong, aku juga agak penasaran... cosplay protagonis manga shoujo, itu apa sih? Penonton terlihat sangat bersemangat tentang itu...”
“Oh itu ya... aku juga tidak tahu detail asal usulnya, tapi ada contoh klise yang terkenal di mana seorang gadis berlari sambil membawa roti di mulutnya sambil berteriak 'Aku akan terlambat, aku akan terlambat~!”’Lalu dia bertabrakan dengan seorang anak laki-laki di tikungan, dan anak laki-laki itu menjadi jodohnya...”
“Hmm~? jadi itu sebabnya membawa roti di mulut...”
Masachika juga tersenyum masam ketika Alisa melihat roti dengan bekas gigi di atasnya dengan ekspresi bermasalah di wajahnya.
“Kalau kamu mau, kamu bisa sekalian memakannya sebagai makan siang....”
Saat Yuki dan Ayano tiba di garis finish dengan bergandengan tangan, mereka menerima tepuk tangan meriah dari penonton. Masachika juga menemui mereka sebagai anggota panitia penyelenggara.
“Kerja bagus~... sungguh benar-benar kerja bagus, Ayano.”
“Te-Terima kasih, banyak...”
Masachika menyampaikan pujiannya yang tulus kepada Ayano, yang tanpa ekspresi namun terlihat cukup lelah.
“Apa yang akan kalian lakukan? Ruang ganti ada di sebelah sana ... Jika kamu tidak bisa pergi, aku akan membantumu. Aku bahkan bisa membawamu dengan kereta dorong jika perlu.”
“Tidak, saya baik-baik saja. Saya menyadari bahwa berjalan pelan-pelan tanpa terburu-buru jauh lebih stabil.”
“Benarkah? Tapi jika kamu merasa kesulitan, jangan terlalu dipaksakan ...”
Kemudian terdengar teriakan dan sorak-sorai, dan jika diperhatikan, ada seorang gadis kelas dua baru saja muncul dari balik tirai yang gelap.Dia adalah Maria yang berpakaian seperti perawat dengan membawa jarum suntik mainan dan papan binder.
『Uwoooh! Peserta Kujou! Dia memakai kostum perawat! Benar-benar cosplay yang sangat klasik! Tapi itu terlihat sangat cocok padanya! 』
Tingkat kegembiraan komentator langsung semakin meningkat, tetapi penonton di tribun jauh lebih bersemangat. Meskipun dia tidak memakai kostum yang terlalu terbuka, tapi dia terbungkus dalam suasana panas yang aneh.
“Ah, entah kenapa perutku jadi sakit! Perawat!”
“Dadaku, terasa sesak... apa ini, penyakit cinta...!?”
...Untuk beberapa asalan, tampaknya wabah pura-pura sakit terus berlanjut. Kegembiraan itu begitu besar sehingga tiga atlet lain yang sudah berlari merasa kasihan pada diri mereka sendiri.
“(W-Wah, dia benar-benar seksi...!)”
Ketika Yuki membisikkan pendapatnya yang jujur dengan berbisik, Masachika hendak menampar kepalanya secara refleks, tapi terhenti ketika ia ingat bahwa ... Yuki sedang melakukan cosplay. Sementara itu, pelari lainnya yang sudah selesai berganti baju muncul satu per satu... dan kemudian kostum yang luar biasa muncul belakangan.
『Woaaaaahhhhhh! Peserta Kiryuuin! Dia mengenakan gaun! Dia mengenakan gaun yang luar biasa! 』
Gaun dengan rok yang besar seperti bangsawan abad pertengahan. Topi dengan tepi lebar. Tangannya yang memegang kipas juga terlihat sangat mencolok. Dan rambut gulung vertikalnya yang berkibar-kibar. Dengan kata lain, ini adalah kemunculan dari Sumire-senpai yang terkenal.
““Tidak, bukannya itu terlalu cocok dengannya?!””
Tanggapan bersama tak disengaja dari kakak-beradik. Terlebih lagi, kostum tersebut sangat cocok dengannya. Dan... dia sangat cepat.
『Ohhhh! Peserta Kiryuuin sangat cepat! Dia sangat cepat! Mengapa dia bisa berlari secepat itu dengan gaun ituuuu~~~!? 』
Dengan memegang kipas di depan mulut dan mengangkat rok dengan satu tangan, Sumire berlari dengan kecepatan yang luar biasa. Dia melewati pelari lain yang berada di depannya satu per satu dan mendekati kelompok pemimpin dengan cepat.
“Bagaimana dia bisa berlari dengan gaun model begitu...?”
“Umm, aku ingin mempercayai bahwa itu hanya kesalahan penglihatan... tapi... Bukannya Kiryuuin-senpai mengenakan sepatu hak tinggi?”
Sementara kakak-beradik menyaksikannya dengan takjub, Sumire melompat ke posisi pertama tepat sebelum garis finish dan melintasi garis finish. Dia kemudian membusungkan dadanya dengan angkuh dan tertawa terbahak-bahak.
“Ohohohohohoho, ini kemenanganku desuwa~~!”
“...Dia nampaknya sangat berpengetahuan.”
Untuk menghormati seniornya yang tidak pernah lupa memberikan fan service, Masachika pergi untuk membimbing siswa kelas dua yang telah mencapai garis finish.
“Ruang gantinya berada di lantai pertama gedung sekolah di sana! Silakan ambil pakaian olahragamu untuk diganti lalu pergi ke sana!”
Sementara Masachika menyerukan hal itu, Maria pun melewati garis finish di posisi keempat.
“Ah, terima kasih atas kerja kerasmu, Masha-san.”
“Terima kasih~ Kuze-kun. Ah, sayang sekali. Aku hampir berada di posisi ketiga.”
“Itu memang sangat disayangkan. Pasti rasanya sulit berlari ketika kedua tangan memegang jarum suntik dan papan binder.”
Sambil berkata demikian, ia mendekat dan berpikir dengan tenang.
(Tidak, ketimbang seksi….dia justru kelihatan montok...)
Ketika dilihat dari jarak dekat, Masachika merasa kesulitan untuk menentukan fokus pandangannya karena seragam perawat berwarna merah muda yang ketat melekat pada beberapa bagian tubuhnya. Tiba-tiba,
“Ugh!?”
Masachika merasakan sesuatu menabrak dari belakangnya dan terhuyung-huyung sedikit. Ketika berbalik, ia melihat Alisa yang enth mengapa sedang menggigit roti di mulutnya dan menatapnya dengan ekspresi siap untuk melakukan tabrakan bahu.
“Alya? Ada apa? Lah, kamu belum pergi mengganti baju?”
“...”
Alisa hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan Masachika. Pandangan Alisa membuatnya merasa seperti sedang disalahkan karena memikirkan sesuatu yang tidak senonoh tentang Maria, sehingga ia berkeringat dingin.
“Haaa… ayo pergi sekarang, Masha.”
“Eh? Tapi aku belum menerima baju gantiku... Oh iya, Kuze-kun! Kamu membawa smartphone-mu?”
“Iya? Aku membawanya sih...”
“Lalu, bisa sekalian fotoin enggak? Ayo, Alya-chan juga ikutan.”
“Eh?”
Setelah Masachika mengeluarkan ponsel dari saku seragam olahraganya, Maria menarik tangannya dengan keras. Alisa juga diikutsertakan dan mereka berdiri berdampingan, dengan posisi Maria berada di tengah-tengah.
“Baiklah, sekarang Kuze-kun, ayo ambil fotonya ya?”
“Eh, apa kamu yakin?”
“Mengapa tidak? Oh, mungkin karena cahayanya?”
“Bukan begitu masalahnya.”
Setelah Maria menyebarkan aura kepolosannya, Masachika memegang ponsel dan berkata “Yah, baiklah, kalau orangnya sendiri bilang begitu” sambil mengarahkannya ke arah mereka.
“Ayo, Alya-chan, kamu harus lebih mendekat lagi ke sini.”
“Ehh...”
“Ayo~ ayo~ senyum dong? Oke, sekarang katakan 'Cheese'.”
“Kalau gitu, aku akan memotretnya~.”
Mengikuti permintaannya, Masachika mengambil beberapa foto dengan kamera smartphone-nya. Ngomong-ngomong, ia juga mengambil beberapa foto yang hanya ada Alisa dan Maria saja.
“Terima kasih ya~, Kuze-kun. Kirimi aku fotonya nanti ya?”
“Ah, iya.”
Masachika mengangguk dengan perasaan senang sekaligus bersalah karena secara tidak sengaja telah mendapatkan beberapa foto cosplay dari dua orang itu. Kemudian,
“Masachika-kun, bisakah kamu mengambil foto kami juga?”
“Ah, kalau begitu, Aku juga~”
“Bisakah kamu mengambil fotoku juga?”
Bahkan Yuki, Nonoa, dan Sumire mengangkat tangan mereka satu demi satu, dan sesaat kemudian, sesi pemotretan cosplay dimulai (dengan hanya satu fotografer). Setelah mengambil foto semua orang yang tertarik untuk difoto, suara terdengar dari sampingnya.
“Baiklah~ ini adalah seragam olahraga siswa kelas dua! Silakan ambil seragam yang bertuliskan namamu, ya~!”
Masachika mengangkat alis ke salah satu anggota klub kerajinan tangan yang melihat ke arahnya dan membawa kantong plastik hitam.
“Rupanya Slit-paisen, toh?”
“Iya~~ Kuze-shi, kerja bagus~ eh, ada apaan nih? Kamu sedang memotret?”
“Ah, yah, karena ada permintaan...”
“Hee~ begitu ya~ begitu ya.”
Setelah tersenyum dan mengangguk, Slit-paisen mendekati Masachika. Kemudian dia tiba-tiba memasang wajah serius dan berkata.
“Berikan aku fotonya.”
“Mana sudi.”
“Kenapa!?”
“Itu karena ada hak cipta gambar!”
“Jika begitu, anggota klubku juga memiliki hak cipta gambar!”
“Maksudmu tentang pakaian?”
“Betul!”
“Slit-pai... dengarkan baik-baik."
“Ya, apa itu?”
“Tentang pakaian... tidak ada yang namanya hak cipta gambar untuk itu.”
“Secara hukum, ya?”
“Balasan macam apa itu~?”
“Kuze-shi... asal kamu tahu saja, di klub kami, manusia adalah aksesori pakaian, tau?”
“Eh, apa-apaan itu? Nyeremin banget. Pembicaraannya kok mendadak enggak nyambung.”
“Dengan kata lain, ketika kita mengambil foto, subjek utamanya adalah pakaian dan manusia yang memakainya hanyalah keberadaan yang kebetulan terdapat di dalamnya saja.”
“Maaf, jika aku terus mendengarkan hal ini, pemahamanku mungkin akan terganggu. Jadi, aku akan kembali bekerja sekarang.”
Namun, tugas Masachika adalah membimbing mereka yang melewati garis finish dan membantu bila diperlukan, sehingga ia tidak memiliki pekerjaan khusus yang harus dilakukan selama perlombaan.. Setelah memotong pembicaraan dengan cepat dan kembali ke garis finish, Slit-senpai tiba-tiba mengikutinya.
“Oi, kamu juga harus kembali bekerja sana.”
“Sudah, sudah, santai saja.”
“Tidak, apanya yang santai saja?”
Setelah Masachika menanyakan hal itu, para gadis kelas tiga keluar satu per satu dari belakang balik tirai gelap.
『Wuuooaaah! Peserta Narahashi! Dia mengenakan Cheongsam yang berani sekali! 』
Elena yang berada di posisi kedua berlari menyusuri lintasan sambil melambai kepada orang-orang di sekitarnya. Dari belahan rok yang lebar itu…. dia memperlihatkan kaki panjangnya tanpa ragu-ragu.
Tiba-tiba, Slit-senpai meletakkan tangannya di bahunya dan ketika Masachika menoleh ke arahnya, dia menunjuk wajahnya sendiri dengan ibu jari sambil tersenyum puas.
“...”
“Tidak, aku tahu kalau kamulah yang membuatnya. Jadi hentikan cara membanggakan diri dalam diam seperti itu.”
Masachika dengan setengah hati mengiyakan jika memang itu yang diinginkannya, dan kembali memandangi Elena.
“Tapi... bukannya belahannya terlalu lebar? Jika itu Elena-senpai yang mengenakannya, itu akan terlihat bagus. Tapi jika dipakai oleh orang yang tidak pandai, itu akan melebar hingga ke pantat.”
“Kalau masalah itu sih, kamu bisa mengatur semuanya dengan tali.”
“Ahh, begitu... tapi Elena-senpai juga cukup berani mengenakannya dengan bangga... tapi dia terlihat agak malu-malu juga.”
“Ternyata dia cukup polos juga ya~ Narahashi-senpai.”
Dengan pipi yang sedikit merah merona dan tersenyum malu-malu, Elena berhasil memotong garis finish dan menempati juara pertama.
“Yeaayyy!”
“Selamat atas kemenanganmu, Elena-senpai...Untuk mengganti pakaian, kamu bisa melakukannya di sebelah sana.”
“Eh, kenapa kamu buru-buru menyuruhku untuk pergi? Kudengar ada sesi pemotretan di sini.”
“Enggak ada, kok?”
“Kamu tadi memotret sesuatu, ‘kan~. Ambil fotoku juga dong~ mumpung sekalian.”
“Iya deh, aku mengerti..”
“Horeee! Hei, hei.”
Begitu Masachika mengangkat smartphone-nya, Elena menarik bagian belakang gaun Cheongsam-nya dengan ekspresi nakal, lalu mengibaskannya.
“Wah~wow ~”
“Iya, iya, seksi~ seksi~”
“Tunggu, tanggapanmu terlalu garing! Memangnya kamu tidak punya kata-kata lain yang ingin kamu katakan!?”
“Mukamu memerah loh, jadi jangan memaksakan diri.”
“Hah!? Ini hanya karena aku habis berlari!!”
“Konon katanya obat tradisional bisa mengatasi masalah jantung dan sesak napas, loh?”
“Jangan memperlakukanku seperti nenek-nenek! Aku ini masih muda dan ting-ting di usia 18 tahun!”
“Orang yang benar-benar berusia 18 tahun takkan mengatakan 'muda dan ting-ting', tau?”
“Hei, Kuze-kun. Bukannya kamu terlalu kejam pada Elena-senpai?”
“Benarkah? Aku biasanya seperti ini pada gadis yang tidak perlu sungkan-sungkan segala. Benar, ‘kan?”
“Ya, benar.”
Ketika Slit-paisen mengangguk setuju, Elena yang sedikit terkejut memegangi mulutnya dan berpura-pura menahan air mata.
“Dasar kejam! Ternyata aku sama sekali tidak istimewa!”
“..... Ya, mungkin bisa dibilang Elena-senpai cukup istimewa karena aku tidak perlu sungkan-sungkan kepada seorang Senpai sampai sejauh ini.”
“Apa-apaan sih~, apa-apaan sih~. Sudah kuduga, aku memang istimewa. Astaga, Kuze-kun tuh memang cowok yang nakal banget, deh.”
“Cowok yang nakal... Kamu beneran memakai kata-kata yang membuat orang meragukan umurmu.”
“Siapa yang kamu panggil wanita tua!?”
“Aku tidak bilang begitu. Oke, sudah siap belum? Aku mulai memotretnya sekarang ya~”
Kemudian, setelah berhasil memotretnya, Masachika melirik layar ponselnya dan berkata,
“Eh, kenapa pembuatnya ikutan kefoto segala?”
Ia menatap Slit-paisen yang berdiri di sebelah Elena secara alami dan melontarkan komentar tajam.