Mirai-san wa Mitame Dake Jiraikei Bab 10 Bahasa Indonesia

Chapter 10 — Hak

 

Di dalam kafe Sandora keesokan harinya.

Karena Miura-san tidak ada di sini, jadi aku juga bekerja cukup keras sebagai staf di ruang makan.

Tugasku dalam membantu Satonaka-san dan Rachel-san di belakang juga berkurang, jadi bisa dibilang ini cukup sulit, tetapi pada dasarnya kafe ini tidak terlalu sibuk.

Aku mendengar bahwa Satonaka-san menjalankan kafe ini demi menghindari pajak.

Jika tidak, mungkin kafe ini sudah tutup… karena Satonaka-san sering mengubah menu masakan sesuai dengan hobi dan suasananya.

Nah, ngomong-ngomong tentang Satonaka-san.

Hah… menyebalkan.

Dia terbaring telentang di area belakang.

Ketika melihat itu, Rachel-san yang sedang mencicipi kue dengan tangan kosong menatapku dengan ekspresi malas.

Kenapa Toru terlihat begitu menyebalkan dan menjijikan?

Kenapa kamu hanya mengingat kata-kata kasar seperti itu?

Seseorang, tolong ajari dia cara belajar bahasa Jepang yang benar padanya.

Yah mengesampingkan itu, tetapi alasan mengapa Satonaka-san merasa putus asa ialah.

Itu karena salahku.

Saat aku berkata begitu, Satonaka-san yang terbaring tetap berbaring dan berkata.

Semuanya karena Miura.

Yah, ketika aku membicarakan Miura-san, Satonaka-san jadi seperti ini.

Oh. Apa kalian akhirnya bertunangan?

Terlalu cepat, terlalu cepat, terlalu cepat, terlalu cepat.

Kenapa kesimpulan itu bisa muncul???

Karena jika Toru terlihat begitu putus asa, itu pasti saat Kensei dan Mirai mulai dekat.

Oh, jadi itu pemahaman bersama, ya.

Seandainya itu benar, tetapi kenyataannya tidak.

Kensei sangat menginginkan Miura, katanya.

Oh!

Kenapa Rachel-san bisa begitu bersemangat?

Oh, jadi kamu menginginkannya. Huh, Mirai juga lumayan luar biasa. Akhirnya dia sampai ke titik itu.

Kenapa kamu berbicara seolah-olah pihak Miura-san yang berusaha keras?"

Bukankah karena Mirai sudah berusaha sangat keras sehingga kamu menginginkannya???

 Rachel-san memiringkan kepalanya seolah dia benar-benar tidak mengerti.

Bukan berarti dia berusaha keras… yah, bisa dibilang tidak jauh dari kebenaran.

Aku terpesona oleh kepribadian Miura-san, jadi bisa dibilang begitu, kan?

Jika ada yang bisa aku lakukan, mungkin aku akan berusaha.

Uang, cuma itu yang dibutuhkan. Semua gadis Jiraikei cuma membutuhkan uang.

Satonaka-san, bisa diam dulu sebentar?

Benar, Toru. Jika tidak, seharusnya saat ini di sekitarmu adalah gadis Jiraikei semua.

Aku bisa menangani Jiraikei dengan baik.

Sungguh. Pada dasarnya, tipe Jiraikei dan Miura-san adalah dua hal yang berbeda.

Atau lebih tepatnya.

Aku sudah lama memikirkan tentang tipe Jiraikei, dan inilah yang kupikirkan.

Pertama-tama, apa yang disebut orang-orang sebagai jiraikei di dunia berbeda-beda jika Anda melihat setiap orang secara individu.

Satu-satunya orang yang punya hubungan denganku adalah Miura-san, jadi hanya sebatas itu saja.

Meskipun begitu, jika dia memang membutuhkan uang, aku berencana untuk pergi memancing kepiting yang pernah disebutkan Satonaka-san sebelumnya.

Aku tidak akan mengizinkannya.

Ugh…

Lagipula, Miura bukan soal uang.

Lalu kenapa kamu mengatakannya!

Satonaka-san yang berdiri dengan susah payah seperti melakukan salto, melanjutkan sambil mencuci tangan. Tolong jaga kebersihan dengan baik. Ini juga soal situasi saat ini.

Jika kamu ingin mendapatkan seorang wanita, berikanlah dia apa yang paling dia inginkan.

Meskipun cara bicara Toru menyebalkan, memberikan apa yang diinginkan itu memang benar.

…Meskipun sulit untuk diterima, apa yang dikatakan oleh Satonaka-san dan Rachel-san adalah dari banyaknya pengalaman hidup mereka. Pasti ada kebenarannya.

Apa yang paling diinginkan, ya.”

Begitulah, Kensei. Oh, itu adalah apa yang paling dia inginkan pada saat itu.

Apa maksudnya?

Ada kalanya seseorang lebih menginginkan kasih sayang daripada uang, dan ada kalanya ingin cinta. Tentu saja, apa yang diinginkan bisa berbeda setiap hari, kan?

Wanita tuh benar-benar merepotkan, ya.

Tolong pilih kata-kata dengan baik.

Selain itu, apa yang diinginkan juga berbeda tergantung pada orangnya.

…Memang merepotkan, itu sudah pasti.

Astaga.

Dari sudut pandangku, kalian yang lebih sulit dipahami. Apa yang membuatmu bahagia bisa berubah tergantung pada perasaan saat itu.

Oh, begitu…

Meskipun begitu, rasanya Miura-san tidak akan sering mengubah apa yang paling dia inginkan.

Lalu, apa yang paling diinginkan Miura?

Sepertinya, hak.

Hah? Apa dia berencana untuk mendapatkan sertifikasi atau gimana?

Tidak… itu…

Aku merasa ragu apa aku boleh menceritakan hal ini, tetapi kedua orang ini memang orang yang bisa kuandalkan. Mereka tidak akan menyebarkannya dengan aneh.

Katanya hak untuk berdiri di sampingku.

Aku tidak tahu apakah itu bisa dipahami, tetapi setidaknya aku mengatakannya.

Kemudian mereka sberdua aling memandang.

“Sudah kuduga, dia memang merepotkan, ya.

Mirai memang gadis yang imut.

Mereka adalah orang-orang dengan penilaian yang berbeda.

Namun, sepertinya mereka segera menunjukkan pemahaman, mungkin itu yang membuat mereka luar biasa. Aku tidak begitu mengerti.

Apa yang harus kulakukan?

“Padahal aku ingin sekali bilang kalau kamu seharusnya tinggalkan saja gadis seperti itu.

Itu hampir seperti yang kamu katakan.

Satonaka-san menghela napas panjang sebelum melanjutkan.

Intinya, Miura mengatakan bahwa dia tidak sebanding denganmu. Aku ingin memperingatkanmu, Miura di bawah dan Kensei di atas, oke?

Itu konyol sekali.

“Kalau begitu, ada cara untuk mengatasinya… pada akhirnya, semuanya tergantung pada mengubah pola pikir dan sudut pandangmu. Tentang rasa percaya diri, semacam itu.

Rasa percaya diri, ya?

Bagaimana cara meningkatkan itu, dan bagaimana cara menurunkannya?

“Padahal aku tidak ingin mengatakannya…

Toru terlalu melindungi Kensei.

“Meski kamu bilang begitu, tetapi bagiku, kakak-beradik ini sudah seperti satu-satunya keluarga yang kumiliki.

“Tapi masih ada Arisa, kan?

Keduanya tidak boleh. Kensei harus tumbuh dengan baik seperti ini, dan Arisa tidak akan pernah dinikahkan.

Apa yang kamu katakan?

Apa dia benar-benar berpikir seperti itu tentang Arisa? Menakutkan.

Yah, pada akhirnya.

Fyuh, Satonaka-san menghela napas dan berkata.

Biarkan dia merasa bahwa dia boleh berada di sini.

Boleh berada di sini…

Bagaimana jika dia sendiri yang merasa kalau dirinya tidak memiliki hak seperti itu?

Mungkin itulah yang dia rasakan saat dia datang ke rumahku.

Sungguh menyentuh sekali. Meskipun dia merasa tidak memiliki hak itu, dia tetap merasa berhutang budi kepada Kensei dan berusaha untuk melayani. …Yah, mungkin itu memang begitu.

Rachel-san menatapku dengan matanya yang biru cerah dan berkata.

Apa yang paling dia inginkan pada saat itu──kamu memberikannya pada hari kamu bertemu dengan Mirai, kan?

Hari di mana aku bertemu dengan Miura-san.

Pada akhirnya, aku hanya memberikan cokelat panas kepadanya yang basah kuyup.

Jika dia tetap bersamamu, sesuatu yang buruk akan menimpamu. Bukannya itu yang dia pikirkan?? Apakah kamu tidak ingat?

Itu…

Jika dipikir-pikir, ada beberapa hal yang terlintas di pikiranku.

Bersama denganku, dan juga bersama Arisa.

Saat-saat seperti itu, kami merasa ragu tentang bagaimana orang lain memandang kami.

Jika itu disebut “hak”.

Apa itu berarti, jika aku tidak peduli tentang hal itu, maka itu tidak masalah?

““Tidak boleh.””

Benarkah?

Kensei tidak mengerti apa-apa tentang isi hati wanita. Wajar saja jika ia mengatakan hal seperti itu.

Mengesampingkan kesombongan wanita yang bilang itu wajar, pada akhirnya, terlepas dari apa yang kamu katakan, jika situasinya tidak berubah, kamu akan terus menyesal di dalam hatimu. Yang penting adalah menunjukkan bahwa kamu dapat mengubah dunianya. Hal-hal seperti ini.

…Terima kasih.

Aku tidak bisa melakukan apa-apa selain menundukkan kepala dengan dalam atas nasihat yang tepat itu.

Oh, jadi kamu benar-benar memberikan nasihat yang baik, Toru.

Ini adalah hasil dari mempertimbangkan ingin melihatmu tumbuh menjadi pria yang keren dan tidak terjebak dengan wanita aneh.

Dia bukan wanita aneh!

Ya ampun, orang ini.

 

† † †

 

Pada hari itu, entah kenapa namaku dipanggil dari ruang bimbingan siswa.

Ke-Kensei~

Jangan mengeluarkan suara menyedihkan seperti itu.

Aku menenangkan si gadis karakter lucu yang tampak ingin menangis ketika dia membawakan berita itu padaku.

Jangan khawatir. Aku tidak melakukan apa-apa.

Aku tidak berniat untuk mengalihkan perhatian atau mengabaikan Agena lagi.

Menyampaikan apa adanya dengan jujur tidak akan merugikan apa pun, dan yang terpenting, aku merasa kalau aku bisa sedikit lebih jujur kepadanya.

“Baiklah, kira-kira apa yang sebenarnya terjadi?"

Baru pertama kalinya aku dipanggil ke ruang bimbingan siswa, dan aku tidak punya petunjuk apa pun.

Apa aku harus ikut?

Itu sih terlalu berlebihan."

Memangnya kamu ini orang tuaku?

Dan apa yang akan berubah jika si gadis karakter lucu ini ikutan?

Sembari memunggungi Agena yang melambai dengan wajah seolah mengantar seseorang berlayar, aku memutuskan untuk pergi ke ruang bimbingan siswa.

Yang menunggu di sana tentu saja adalah guru wali kelasku, Kaneko-sensei.

Baiklah, apa yang sebenarnya akan terjadi?

Karena sekarang sudah memasuki waktu istirahat makan siang, jadi aku berjalan melewati lorong yang ramai.

Di sekitar ruang bimbingan siswa, tidak ada tempat istirahat bagi siswa, dan suasananya semakin tenang.

Aku benar-benar belum pernah datang ke tempat ini sebelumnya.

Meskipun aku sudah lebih dari setahun bersekolah di sini, tapi masih ada tempat yang belum pernah aku kunjungi. Jika aku sedikit lebih tertarik untuk menjelajahi sekolah, mungkin ceritanya akan berbeda.

Sayangnya, aku menjalani hari-hari yang cukup sibuk, jadi aku tidak mempunyai waktu luang untuk melakukan itu.

Aku berharap ada tempat yang bagus untuk makan siang bersama Miura-san. Mungkin aku sudah memiliki sedikit ruang dalam hatiku untuk memikirkan hal itu.

Itulah sebabnya aku tiba-tiba berhenti.

Itu bukan urusanmu! Tinggalkan aku sendiri!!

Jeritan itu. Aku tahu siapa pemilik suara itu.

Suara itu berasal dari dalam ruang bimbingan siswa.

Saat aku berlari ke sana dan mencoba membuka pintu, pintu itu terbuka dengan sendirinya.

Dan itu terbuka dengan cukup kuat.

Whoa.

Ah.

Sudah kuduga, ternyata itu Miura-san.

Dia terlihat seperti ingin menangis.

Hiks.

Ah, Miura-san!

Ketika aku berusaha mengejar Miura-san yang berlari, tanganku ditangkap dengan kuat.

Whoa, sekarang giliranmu.

Kaneko-sensei. Apa yang kamu katakan kepada Miura-san?

Jangan menatapku seperti itu. Kami juga sedang dalam situasi sulit. Masuklah.

……

Meskipun aku ingin mengejar Miura-san, aku juga perlu memahami situasi di sini.

Aku tak pernah menyangka kalau kepalaku lebih dingin dari yang aku kira, dan untuk sementara, aku memilih untuk mengikuti kata-kata Kaneko-sensei.

Baiklah, duduklah.

Setelah duduk di sofa yang ditunjukkan, Kaneko-sensei juga duduk dengan santai di meja rendah di depanku.

Dilihat dari sini, dia memang besar. Kebanggaannya bahwa dia bisa melakukan dunk jika dia berusaha bukanlah omong kosong, dan dengan tinggi sekitar 190 cm dan tubuh yang kekar, aku pikir dia adalah guru yang dapat diandalkan ketika pertama kali melihatnya.

Tapi, ternyata aku sangat salah.

……Jadi.

Ketika aku berusaha bertanya kepadanya untuk mendengar situasinya, ia malah menghentikanku dengan tangan.

“Sama seperti tentang Miura, tapi yang jelas saat ini aku akan membahas tentangmu. Ada alasan mengapa aku memanggilmu.

Apa yang ingin kamu katakan?

Setelah aku mengatakan itu dan mengatur posisiku, Kaneko-sensei tersenyum.

Kamu terlihat agresif. Sebaiknya kamu membedakan antara sikap yang sopan dan yang tidak. Ada orang yang boleh kamu buat kesal dan ada yang tidak──ada saat-saat di mana kamu bisa melakukannya dan ada saat-saat di mana kamu tidak bisa.

“Apa iya begitu?”

Iya. Itu adalah kunci untuk berhubungan dengan orang lain dengan jarak yang baik. Orang yang disebut 'komunikasi terhambat' biasanya tidak mengerti hal itu.

……Apa itu alasan kamu memanggilku?

“Oi, oi.

Kaneko-sensei menggebrak meja dengan tangan besarnya dan berkata.

Sekarang aku sedang memberi nasihat padamu. Aku tidak mengharapkan kata-kata lain selain 'baik, aku mengerti'.

……

Ketika aku diam, ia menghela napas besar.

Entah kenapa… kamu memang tenang. Di sini, kamu berbeda dari orang-orang yang tiba-tiba menjadi sombong. Aku menghargai itu.

Yah, itu karena Satonaka-san yang mengajarkanku.

Ia mengatakan bahwa hal terburuk yang bisa dilakukan ialah merasa takut ketika berada di dekat orang yang hampir menjadi musuh.

Pelajaran untuk bertahan hidup telah aku pelajari.

Satonaka-san adalah sosok kakak sekaligus ayah, dan dia juga guru yang baik. Meskipun ia kadang-kadang sangat menyebalkan, sih.

Baiklah. Alasan aku memanggilmu adalah tentang rekomendasi.

Oh, baik.

“Kamu mempunyai nilai yang bagus dan perilakumu juga tidak ada masalah. Kami sedang mempertimbangkan untuk memberikan satu slot dari sekolah kami untukmu. …Saat ini, oke?

Terima kasih banyak.

Karena ini adalah salah satu dari sedikit rekomendasi nasional. Kamu juga tidak akan merepotkan orangtuamu.

Iya.

Meskipun Satonaka-san mengatakan bahwa kuliah di kampus swasta juga tidak masalah, secara pribadi, aku ingin menghargai slot rekomendasi untuk universitas negeri.

Aku tidak bisa terus bergantung pada Satonaka-san.

“Akan tetapi...”

Iya.

Itu karena tidak ada masalah dengan perilakumu.

Jadi begitu.

Aku ingin kamu terus berusaha.

Ya, dengan cara yang baik.

Kalau dengan cara yang keras?

Aku merasa ada sesuatu yang ingin ia katakan. Kaneko-sensei sengaja memanggilku dengan tujuan tertentu.

Pada tahap ini di angkatan kelas dua SMA, pembicaraan tentang slot rekomendasi hanyalah pembicaraan sementara.

Saat aku melihat Kaneko-sensei lagi, dia berbicara dengan serius.

Kamu sebaiknya menjauh dari Miura.

……Jadi, ini tentang Miura-san?

“Seperti yang sudah pernah kubilang sebelumnya. Tidak ada hal yang baik terjadi jika kamu terpikat dengan orang seperti dirinya. Ngomong-ngomong, apa kamu pernah punya pacar?

Belum pernah.

Aku tidak akan mengatakan sesuatu yang buruk, jadi sebaiknya kamu berhenti. Jika kamu bermimpi tentang wanita tanpa pengalaman cinta yang benar, dan terjebak pada wanita yang hanya tampak baik, kamu… akan kehilangan segalanya.

Apa iya?

Apa itu berdasarkan pengalamanmu?

Jangan terbawa suasana. Apa kamu berani menantangku di saat-saat seperti ini?

Tidak.

Tapi, yah, setengahnya tidak salah. Pengalaman teman-temanku juga terlibat di sini.

......

Mengapa kamu peduli padaku sampai sejauh itu?

Aku tidak ingin menambah dua orang yang merepotkan dari kelasku.

Dengan menggaruk-garuk kepalanya, Kaneko-sensei melanjutkan dengan tampak kesal.

Sepertinya kamu masih belum sepenuhnya paham, jadi aku akan menjelaskannya. Kamu menghabiskan uang dengan boros, dan yang kamu biayai adalah para pria di toko. Kamu akan menjadi sumber daya mereka, dan jika mereka meminta sesuatu, kamu akan dengan mudah mengiyakan dan menjadi bangkrut. Kamu tidak bisa menghasilkan uang dengan tubuhmu, dan semua waktu yang seharusnya kamu gunakan untuk hidup demi masa depanmu akan habis untuknya, sehingga kamu akan hancur. Ini adalah pola yang umum terlihat pada orang-orang lemah.

……Jadi, kamu bilang aku akan menjadi seperti itu, dan sebaiknya aku berhenti?”

Apa akhirnya kamu mengerti?

Yah, aku mengerti. Apa yang ingin dia sampaikan dan logikanya.

Jadi, maksudmu Miura-san adalah tipe Jiraikei, ya? Karena dia berpenampilan seperti itu.

Iya. Sepertinya dia bekerja di tempat yang tidak baik. Untuk menjawab pertanyaanmu sebelumnya, aku memberi tahu Miura tentang hal ini sebagai peringatan.

………

Hal ini berbeda dengan kekhawatiran Agena padaku.

Miura-san sepertinya dicemooh karena dianggap bekerja di tempat yang tidak baik.

Miura-san bukan orang seperti itu. Dia──

Ah, sudah, sudah.

Dengan melambaikan tangan, ia memotong penjelasanku.

Tidak ada gunanya mendengarkan orang yang keras kepala.

Jadi, apapun yang aku katakan, semuanya sia-sia, ya.

Iya. Tapi, kamu akan segera mengerti. Kamu akan berterima kasih padaku, jadi jangan khawatir.

Begitu ya.

 …Jadi begitu rupanya, ya. Ia tidak mau mendengarkan penjelasan pihak lain dulu.

Jadi, kamu ingin aku menjauh dari Miura-san?”

Begitulah.

Kaneko-sensei mengangguk besar. Sepertinya dia puas karena aku mengerti.

Oleh karena itu, aku perlu bertanya sesuatu.

Ngomong-ngomong, apa yang terjadi jika aku tidak mematuhi itu?

Saat aku bertanya, alis Kaneko-sensei berkedut sedikit.

Mungkin ia mulai merasa kesal, jadi ia menghela napas besar.

Lalu ia menggelengkan kepalanya, seolah sedang berpikir dua kali.

“Kupikir aku sudah menjelaskan dengan baik kepadamu tadi.

Ia tersenyum tipis dan melanjutkan.

Pembicaraan tentang rekomendasi itu ada di tanganku.

……Apa ini ancaman?

“Oi, oi, ini hanya kekhawatiran seorang guru, oke?

Begitu rupanya, aku memahami dengan lebih jelas.

Ini benar-benar cerita klasik yang menarik. Keterampilan untuk tidak menimbulkan masalah dari kelas.

Tampaknya guru populer yang sangat dihormati di sekolah itu akan melakukan apa pun.

Dan dengan menggunakan kekuatan itu untuk menekan hal-hal yang menyusahkan, ia mungkin bisa menjaga agar masalah tersebut tidak menjadi masalah sampai sekarang.

Hal tersebut mungkin seharusnya patut dipuji, asalkan bukan oleh orang yang terlibat.

“Baik, aku mengerti.

Hmm. Jika kamu sudah mengerti, pembicaraan ini sudah selesai.

Aku pun berdiri setelah Kaneko-sensei melambaikan tangannya seolah mengisyaratkanku untuk pergi.

Saat aku menoleh, terlihat sosok yang melambai di luar jendela. Karena ada tangan yang terlihat, jadi itu bukan Agena.

Ketika aku membuka pintu, seorang siswi masuk lebih cepat daripada aku keluar.

Sensei, aku datang untuk bermain~!

Dia adalah teman sekelasku. Gadis yang selalu berada di sekitar Kaneko-sensei.

Oh. Jadi, Maizono, cepatlah kembali. Dan jangan mengejar Miura.

Tanpa menjawab suara Kaneko-sensei, aku keluar dari ruang bimbingan siswa.

Setelah menutup pintu, aku menghela napas.

Akhirnya, aku mengerti satu hal.

Oh, jadi ini yang disebut 'hak', ya.

Hal yang dikatakan Miura-san. Dia tampak kesepian.

Serta “gangguan yang menimpaku.

Harga yang harus dibayar agar dia bisa hidup lebih mudah setelah sebelumnya memiliki kehidupan yang sulit.

……

Rasanya mulai membuatku kesal, ya?

Jika Miura-san harus mengalami kesulitan lagi, dan aku tidak diizinkan untuk terlibat dalam hal itu… maka aku juga punya rencanaku sendiri.

Jika aku diremehkan, aku akan membalasnya. Meskipun lawanku adalah guru, ia masih sama-sama manusia.

 

 

Sebelumnya  |   Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama