Roshidere Jilid 9 Bab 7 Bahasa Indonesia

Chapter 7 — Dan Kemudian, Pelakunya pun Terungkap

 

Eh, seriusan, apa-apaan itu sih...?

……

Masachika yang berdiri di pintu kelas, merasakan kalau pipinya berkedut keras saat melihat sesuatu yang memiliki kehadiran yang sangat mencolok di dekat jendela. Di depannya, Alisa tampak benar-benar terdiam.

Tepat di hadapan mereka terdapat tumpukan hadiah yang tidak sesuai dengan suasana sekolah. Di meja Alisa yang berada di dekat jendela, terdapat lebih dari dua puluh barang yang tampaknya adalah hadiah... karena beberapa di antaranya tidak dibungkus sama sekali, artinya tidak ada pembungkus atau pita.

Ah, gawat.

“Dia sudah datang, ya.

Ah~ waktunya sudah habis~

Ketika mereka berdua mendengar suara-suara tersebut, dan melihat ke arah sumber suara... ada tiga siswa yang sedang menggambar huruf besar dan gambar di papan tulis dengan kapur berwarna-warni. Yang digambar adalah kembang api dan pita, serta sesuatu yang tampaknya kue yang sedang digambar. Dan, huruf besar yang bertuliskan Selamat Ulang Tahun.

Eh, apa jangan-jangan ini untukku?

Melihat hadiah di atas meja dan gambar serta tulisan di papan tulis itu, Alisa tidak bisa menahan diri untuk bergumam demikian. Usai mendengar itu, teman-teman sekelasnya di dalam kelas, termasuk tiga orang di depan papan tulis, secara bersamaan tersenyum sambil mengeluarkan tawa canggung dan berkata “Waduh~”.

Tidak, ketika aku datang pagi-pagi, tiba-tiba ada tumpukan dan tulisan 'Selamat Ulang Tahun', jadi sepertinya aku harus ikut merayakannya.

Iya, iya bener banget... meskipun kami tidak tepat waktu sih...

Ketika dua orang di depan papan tulis mengatakan itu, satu orang terakhir meletakkan kapur dan tiba-tiba mulai bertepuk tangan.

Selamat ulang tahun, Kujou-san! Selamat!”

Jelas sekali mereka berusaha mengatasi situasi ini dengan semangat, dan teman-teman sekelas lainnya mulai ikut bertepuk tangan sambil tersenyum canggung, hingga kelas dipenuhi dengan suara tepuk tangan.

Selamat ulang tahun, Kujou-san!

Selamat ulang tahun!

Selamat!

Selamat ulang tahun!

Selamat! Aku tidak tahu apa hari ulang tahunnya benar hari ini!

Eh, benar-benar hari ini, kan? Meskipun kami sudah bertepuk tangan.

Kenapa tidak ada yang tahu! Omong-omong, itu sebenarnya dua hari yang lalu!

Selamat! Selamat ulang tahun, meski terlambat dua hari!

Jangan coba-coba mengatasinya, Murayama!

Masachika yang bingung apa merasa harus senang atau memberitahu bahwa ini bukan hari yang tepat, mencoba memberikan komentar, tetapi siswa laki-laki yang pertama kali mulai bertepuk tangan berusaha menutupi dengan tepuk tangan yang lebih keras, sehingga Masachika kembali memberikan komentar. Di tengah tawa mereka, suara tepuk tangan semakin keras, bahkan ada suara siulan yang ikut menambah suasana.

Selamat! Selamat ulang tahun yang terlambat dua hari!

Pokoknya selamat!

Hyu~~hyu~~!

Badai ucapan selamat tiba-tiba bergema di runag kelas pagi hari. Di tengah suasana itu, Alisa tampak sangat kebingungan dengan senyum yang samar... namun dia terlihat senang dan berkata sambil sedikit menutupi mulutnya dengan tangan.

Terima kasih... semuanya. Terima kasih...

Gadis cantik yang biasanya menunjukkan ekspresi dingin ini menunjukkan sikap yang jelas-jelas malu, yang tidak bisa disembunyikan oleh siapa pun.

““““““““!!!”””””””

Ketika melihat ekspresinya itu, hati teman-teman sekelasnya, baik laki-laki maupun perempuan, langsung dibuat berdebar seketika. Suara tepuk tangan dan siulan semakin keras sehingga membuat siswa dari kelas lain mulai mengintip dari luar kelas karena merasa penasaran.

Eh, Kujou-san ulang tahun?

Wuaahh, hadiahnya banyak banget!”

“Klub penggemar...?

“Aku tidak tahu apa-apa, tapi yang penting, selamat ya!"

“Sudah kubilang, itu dua hari yang lalu!?

Entah kenapa, keributannya justru semakin besar, dan Masachika berusaha untuk menenangkan suasana sambil memberikan komentar, tetapi di belakangnya, Alisa yang malu-malu hanya membuat suasana semakin tidak tenang. Bahkan orang-orang yang sama sekali tidak mengerti situasi ikut terlibat, dan lingkaran tepuk tangan dan ucapan selamat semakin meluas──

Ada ribut-ribut apa ini?

Namun, keributan tersebut mulai sedikit mereda ketika salah satu anggota komite kedisiplinan mendengar keributan itu dan muncul.

Jika ditanya, siapa yang muncul? Orang yang muncul tidak lain adalah harapan anggota komite kedisiplinan kelas 1, Taniyama Sayaka-san. Kacamatanya berkilau di bawah rambut poninya yang rapi. Meskipun berada di tengah keributan, matanya yang tajam dan cerdas sama sekali tidak terganggu, dan siswa-siswa yang mulai terjebak dalam suasana mulai merasa canggung dan menurunkan tangan mereka.

Alisa-san...? Selamat pagi. Apa-apaan dengan situasi ini?

Selamat pagi, Sayaka-san. Aku juga tidak begitu mengerti... Ketika aku datang, situasinya sudah seperti ini.

Sayaka melihat papan tulis dan hadiah di atas meja, lalu mendorong kacamatanya.

Hadiah ulang tahun...? Bukannya ulang tahunmu dua hari yang lalu? Kenapa baru sekarang?

Yah, karena itu hari libur. Orang-orang yang tidak bisa memberikan hadiah pada hari itu meninggalkan hadiah di sini, dan semua teman sekelas melihatnya dan ikut merayakan... mungkin seperti itu.

Setelah mengatakannya sampai sejauh itu, Masachika tiba-tiba mengernyitkan dahinya.

……Hah? Pertama-tama, siapa sebenarnya yang pertama kali meninggalkan hadiah ini?

Ia melihat tumpukan hadiah sekali lagi. Meskipun disebut tumpukan, tidak ada kotak hadiah besar yang menumpuk seperti yang terlihat di manga atau anime. Hanya ada satu kotak hadiah besar, dan sisanya adalah paket tipis yang dibungkus, serta beberapa kotak hadiah yang bisa dipegang dengan satu tangan. Di sekitar dan di atasnya, ada beberapa makanan ringan, minuman, dan alat tulis yang jelas-jelas dibeli dari kantin sekolah.

Hmm, barang-barang kecil yang jelas baru saja dibeli ini pasti milik salah satu teman sekelas kita, kan?

Setelah mengatakan itu, Masachika melihat sekeliling dan melihat teman-teman sekelas yang sebelumnya bersemangat kini tersenyum dengan ekspresi seolah berkata, Ternyata ketahuan, ya”.

Yah, karena ada yang ditinggalkan di sini. Jadi rasanya aneh juga kalau diabaikan~.

Maaf jika ini terkesan mendadak, tapi lebih baik daripada tidak ada sama sekali...

Ah, tidak apa-apa. Aku senang. Meskipun aku merasa bersalah karena tidak memberikan apa-apa... Terima kasih, aku akan menerimanya dengan senang hati. Hanya saja, aku merasa aneh karena melihat ada banyak sekali minuman oshiruko...

Alisa memasang ekspresi aneh ketika melihat lima minuman kaleng oshiruko yang ada di antara tumpukan, dan seluruh kelas menatap Masachika dengan tatapan, “Habisnya, bukannya itu...”. Merasa sedikit canggung, Masachika berdehem seolah ingin membersihkan tenggorokannya dan berkata,

Hmm, baiklah, mari kita kumpulkan barang-barang kecil ini... Aku akan meletakkannya di mejaku.

Lalu, Masachika menggeser mejanya mendekat ke meja Alisa dan bersama-sama mereka menata makanan ringan, minuman, dan alat tulis di sana. Yang tersisa adalah berbagai hadiah yang tampaknya ditinggalkan oleh seseorang yang bukan teman sekelas. Mereka mengangkat satu per satu untuk memeriksa bagian belakang dan samping, tetapi tidak ada satupun yang dilengkapi dengan kartu pesan atau sesuatu yang dapat mengidentifikasi siapa yang meninggalkannya. Hanya ada stiker bertuliskan [Happy Birthday!!] yang terpasang di beberapa hadiah, sehingga mereka tahu bahwa semua ini adalah hadiah ulang tahun...

Tapi, tidak ada satupun hadiah yang mencantumkan nama mereka...

Maksudku, cuma beberapa orang yang mengetahui ulang tahunmu, kan? Selain orang-orang yang diundang ke pesta ulang tahun, apa ada orang lain yang mungkin tahu?

…Tidak, sih...

Tumpukan hadiah tanpa pengirim yang jelas dan sama sekali tidak dikenali. Melihat barang-barang yang tiba-tiba terasa mencurigakan ini, Masachika dan Alisa ragu untuk menyentuhnya. Saat itu, Sayaka yang selama ini diam-diam mengamati, tiba-tiba membuka suara.

Hmm... Sepertinya situasinya semakin mencurigakan. Apa kalian tidak keberatan kalau mulai dari sini, kami, anggota komite kedisiplinan, akan mengambil alih?”

Eh? Kenapa?

Sebenarnya, membawa barang yang tidak diperlukan untuk kegiatan akademis adalah pelanggaran aturan sekolah dan menjadi tanggung jawab petugas kedisiplinan. Selain itu...

Sayaka kemudian melirik sekeliling dan mendekat sedikit kepada Alisa dan Masachika, lalu berbicara dengan suara pelan.

“(.... Ada kemungkinan ini adalah sabotase dari pendukung pesaing. Ada baiknya jika kita membuka hadiah ini di bawah pengawasan komite kedisiplinan)”

!!

Masachika terkejut saat mendengar pernyataan Sayaka. Di dalam divisi SMA, konflik seperti itu belum pernah terjadi kecuali untuk insiden festival sekolah, jadi dirinya benar-benar lengah. Namun, memang benar apa yang dikatakan Sayaka.

(Benar... Dalam pemilihan, tindakan pelecehan semacam itu bisa saja terjadi...)

Jika di dalam hadiah ada jarum atau paku, itu masih bisa dianggap sebagai hal yang kecil, tetapi ini adalah pemilihan OSIS di dalam Akademi Seirei. Yang terburuk, bisa saja ada alat penyadap atau kamera yang disembunyikan, dan rahasia atau kelemahan bisa dipegang... itu bukanlah hal yang mustahil.

(Jika ada penjahat yang bertindak aneh seperti Kiryuuin, mereka bisa saja benar-benar melakukannya...)

Setelah memikirkan hal itu, Masachika sedikit mengerutkan dahi dan membungkuk ringan kepada Sayaka.

“(Terima kasih, Sayaka. Akhir-akhir ini terasa damai, jadi aku mulai sedikit lengah)”

Kemudian, dirinya berpaling ke arah Alisa dan berkata dengan suara yang cukup keras agar terdengar oleh semua orang.

Mari kita lakukan seperti yang dikatakan Sayaka. Ada kemungkinan kalau ini merupakan hadiah dari penggemar yang berbahaya.

Baiklah, aku mengerti. Terima kasih banyak, Sayaka-san.

Tidak apa-apa. Kalau begitu, aku akan memanggil bantuan.

Setelah mengatakan itu, Sayaka segera mengeluarkan walkie-talkie dari saku seragamnya.

Eh, walkie-talkie?

Alisa terlihat kaget dan kebingungan, tapi Sayaka mengabaikan reaksinya sembari menekan tombol dan mulai berbicara melalui walkie-talkie.

“Di sini Taniyama dari kelas 1. Ada lebih dari sepuluh barang mencurigakan di kelas 1-B. Mohon panggil tiga orang untuk membantu membawanya ke ruangan komite kedisiplinan. Silakan datang sesuai nomor dari anak kelas 1.

Setelah Sayaka melepaskan tombol, beberapa saat kemudian suara-suara mulai terdengar kembali dari walkie-talkie.

Di sini Fukunaga dari kelas satu, aku akan tiba dalam sepuluh detik. Ganti.

Kalau dia bisa tiba dalam sepuluh detik, kurasa dia tidak perlu bilang juga, ‘kan?

 Di sini Fox, aku akan tiba dalam satu menit. Ganti.

“Oi, kok sampai ada yang memakai nama kode segala?”

 Di sini Maezawa dari kelas satu, meskipun masih ada PR dari jam pertama, aku akan datang. Ganti.

Jangan datang! Utamakan PR-mu dulu!

Masachika tanpa sadar berteriak, tetapi karena sistem komunikasi satu arah, suaranya tidak sampai. Sementara itu, satu atau dua orang mulai datang untuk membantu, dan Masachika dan yang lainnya membagi tugas untuk membawa hadiah. Di tengah-tengah itu, Sayaka berbicara kepada Alisa.

Sepertinya popularitasmu semakin meningkat, ya.

Eh?

“Aku membicarakan keributan yang terjadi sebelumnya. Jika itu kamu yang dulu, mana mungkin kamu dirayakan dengan begitu akrab oleh banyak siswa seperti itu.

Mendengar pernyataan Sayaka yang tenang, Alisa berpikir sejenak sebelum perlahan mengangguk.

Ya, itu memang sesuatu yang membahagiakan. Semua teman sekelas sampai merayakannya dengan begitu banyak...

Alisa nampaknya sedikit malu, tapi dia tersenyum gembira dari lubuk hatinya, seolah kesadaran itu baru saja datang padanya.

Aku sangat senang.

…Begitu ya.

Melihat Alisa di sampingnya, Sayaka menjawab tanpa mengubah ekspresi wajahnya dan melanjutkan.

“Tapi itu merupakan hal yang perlu diwaspadai juga. Semakin banyak perhatian yang kamu dapatkan dan semakin populer reputasimu, semakin banyak pula orang yang akan merasa tidak suka.

…Benar, terima kasih.

Tidak apa-apa.

Meskipun terlihat cuek, Sayaka memberikan nasihat yang tepat, dan Alisa tersenyum lembut, lalu seolah teringat sesuatu, dia bertanya.

Ngomong-ngomong, Sayaka-san... Apa semua anggota komite kedisiplinan selalu membawa walkie-talkie?

Ya, seperti yang sudah kamu ketahui, penggunaan ponsel dilarang kecuali dalam keadaan darurat, dan jika ingin memanggil beberapa orang sekaligus, alat ini lebih praktis.

Tidak, pasti setengahnya karena hobi. Kamu hanya ingin merasakan sensasi seperti pasukan khusus saja, kan? Lagipula, jika kamu menggunakan tas atau sesuatu untuk membawanya, kamu tidak perlu memanggil bantuan, kan?

Mendengar kritik dan pertanyaan Masachika, Sayaka mengangkat alis dan menatapnya.

Apa kamu serius mengatakan bahwa aku harus membawa hadiah dari seseorang dengan sembarangan memasukkannya ke dalam kantong plastik atau kantong sampah? Itu sangat tidak sopan.

Ya, baiklah, memang ada benarnya sih... tapi jika begitu, seharusnya kamu bisa meminta bantuan teman sekelasku dengan cara biasa.

Karena ada kemungkinan ini adalah barang berbahaya, sebaiknya kita menghindari melibatkan orang luar sebisa mungkin.

Meski kamu mengatakan hal yang masuk akal, tetapi bukannya kamu cuma ingin mecoba sensasi memanggil bantuan lewat walkie-talkie?

Tidak mungkin.

Dengan wajah yang angkuh, Sayaka menjawab, dan Masachika menatapnya dengan tajam──

Ngomong-ngomong, apa kamu juga punya nama kode, Sayaka?

“! Tidak, punya. Tentu saja aku tidak memilikinya...

Hmm~.

Apa?

“Bukan apa-apa, hanya saja kamu terdengar ragu-ragu.

Karena kamu tiba-tiba bertanya hal aneh.

Setelah mengatakan itu, Sayaka berpaling dan melangkah cepat menuju ruang komite kedisiplinan. Ketika semua orang meletakkan hadiah yang mereka bawa di atas meja panjang, seorang siswa laki-laki yang sebelumnya memperkenalkan diri sebagai Fox melihat ke arah Sayaka dan tersenyum.

Apa ini berarti misi sudah selesai? Noir.

“Lah, rupanya memang punya toh.

 

◇◇◇◇

 

Kalau begitu, mari kita mulai membuka hadiahnya.

““““““Ya!”””””

Suara tajam dan kuat menjawab serentak pada panggilan Chisaki. Di dalam ruangan komite kedisiplinan yang dikunjungi Masachika dan Alisa setelah sekolah, banyak petugas kedisiplinan berkumpul, termasuk ketua dan wakil ketua.

Sebenarnya, terima kasih sudah mengumpulkan ini semua... tapi, bukannya ini terlalu berlebihan? Jelas sekali jumlah hadiah ini tidak cukup untuk setiap orang.

Melihat jumlah orang yang jelas lebih banyak daripada hadiah, Masachika tersenyum pahit. Namun, ketua komite kedisiplinan mereka, Chisaki, menatap Masachika dengan ekspresi curiga dan berkata,

“Aku tidak akan membagikannya tau? Akulah yang akan membuka semua hadiah.

Hah? Kenapa begitu?

Karena jika ada sesuatu yang berbahaya, aku bisa menanganinya.

Sesuatu yang berbahaya... eh~~~ apa kamu serius mengatakan itu?

“Pertama-tama, apa maksudnya kamu bisa menanganinya...?

Masachika dan Alisa menunjukkan reaksi skeptis, tetapi Chisaki mengangguk serius dan menunjuk ke belakang mereka dengan tatapan.

“Ini serius. Kalian berdua, untuk berjaga-jaga, mundur ke belakang tiga orang yang membawa perisai itu.

Ketika melihat ke arah ditunjuk Chisaki, ada tiga orang yang dilengkapi dengan perisai transparan dari plastik yang diperkuat, seperti yang hanya pernah dilihat di televisi saat digunakan polisi, dan Masachika merasa kalau pipinya berkedut keras.

“Astaga, kita tidak sedang menangani bahan peledak. Lagipula, kenapa benda seperti ini ada di ruang komite kedisiplinan?

Tentu saja, untuk penanganan kerusuhan.

“Kalian pasti tidak akan ada kesempatan untuk menggunakannya... mungkin rasanya sangat mengatakan itu...

Mengingat kekacauan festival sekolah yang masih segar dalam ingatannya, Masachika menunjukkan ekspresi canggung. Ia kemudian melihat sekeliling dan menggelengkan kepala.

Maksudku, jika hanya Sarashina-senpai saja yang membukanya, lalu orang lain di sini untuk apa?

Untuk apa? Kita tidak tahu apa yang akan muncul, jadi kita harus mempersiapkan sebanyak mungkin kekuatan.

Kekuatan? Musuh apa sih yang kamu bayangkan?

Kemungkinan terburuk, Kotak kejutan.

Apa kamu seriusan berpikir tentang itu!!

Yah, karena 'Mantra Teratai Penyucian' ini tidak menunjukkan reaksi sama sekali, jadi kurasa semuanya tidak masalah.

“Lagi-lagi muncul tuh, perlengkapan dungeon terakhir yang misterius.

Masachika melihat ke kejauhan sambil melihat manik-manik hitam yang melilit pergelangan tangan kanan Chisaki.

Dan setelah dilihat-lihat lagi lebih dekat, keempat Empat Musim Bersaudari, termasuk Sumire, juga dilengkapi dengan pedang tiruan yang mereka bawa saat festival sekolah, sementara yang lainnya membawa sarung tangan tinju, tongkat khusus, dan jimat. Bahkan Sayaka... apa dia benar-benar sedang memegang kipas besi?

…Apa anggota komite kedisiplinan sebenarnya bertarung melawan makhluk dari dunia lain di sekolah setelah jam sekolah selesai?

Ketika Masachika mengungkapkan keheranannya, para anggota komite kedisiplinan yang dipimpin oleh Chisaki serentak mengernyitkan dahi dan menatap ke atas.

Jangan menunjukkan reaksi seolah-olah kamu tahu sesuatu! Apa-apaan dengan raut wajah kalian yang menyiratkan seperti 'Eh, hmm, mungkin bisa dibilang begitu?'!

“Sebenarnya ada apa di sekolah kita... Aku mulai kehilangan kepercayaan diri untuk berdiri di depan siswa-siswa di sekolah ini...

“Tidak, bahkan itu bisa dilakukan oleh Ketua...

Masachika hampir mengatakan sesuatu. Namun, dia teringat bahwa sisi 'gelap' dari sekolah ini mungkin sepenuhnya ditangani oleh wakil ketua yang ada di depannya, jadi ia langsung menutup mulutnya.

…Yah, mari kita ikuti instruksi dari para ahli.

Iya, kurasa kamu benar.

Merasa kalau mereka tidak perlu berpikir lebih dalam, Masachika dan Alisa dengan patuh mundur ke belakang perisai, mendekati dinding. Setelah melihat itu, Chisaki kembali menghadap ke hadiah di atas meja.

Baiklah, mari kita mulai membuka hadiah.

““““““Semuanya siap!!””””””

Dengan jawaban penuh semangat dari para anggota kedisiplinan, Masachika dan Alisa sedikit terkejut, tetapi mereka mengamati Chisaki. Kemudian, Chisaki segera meraih kotak hadiah terbesar.

Jadi, pertama-tama, aku akan membuka yang terbesar ini... boleh ya?

Ah, ya. Silakan.

Setelah mendapatkan persetujuan dari Alisa, yang merupakan pemilik hadiah tersebut, Chisaki dengan hati-hati mulai melepas selotip pembungkus, membuka tanpa merobek kertas pembungkus sama sekali.

Wow, hebat sekali. Itu cukup sulit, lho.

Benar. Meskipun kita sudah sangat hati-hati, kadang kertas pembungkusnya bisa terlepas dan memperlihatkan lapisan putih di bawahnya.

“Aku paham banget. Meskipun kita ingin menyimpan kertas pembungkus yang sangat indah untuk digunakan lagi, jika sudah terlihat lapisannya, rasanya jadi ingin dibuang saja.

Saat terpesona oleh keahlian Chisaki yang sama sekali tidak ada hubungannya, Chisaki melipat kertas pembungkus yang telah dilepas dan berkata,

Ngomong-ngomong, aku membuka dengan hati-hati bukan hanya karena ini milik orang lain, tapi juga karena aku waspada terhadap kemungkinan ada silet yang disembunyikan di balik kertas.

Ah, iya.

Yah, aku sudah lama mengatasi masalah silet dan sejenisnya.

“Apa maksudmu dengan sudah mengatasi masalah itu?

Dengan alasan yang sama sekali tidak lucu itu, Masachika menjadi serius. Chisaki akhirnya mulai membuka kotak itu.

Baiklah, aku akan membukanya.

““““““!!!””””””

Suara Chisaki membuat para anggota komite kedisiplinan bersiap-siap, dan Masachika serta Alisa kembali terkejut.

Satu, dua, tiga!

““““““!!!””””””

(Kenapa mereka harus bereaksi berlebihan seperti itu sih!)

Masachika merasa takut untuk mengeluarkan suara, jadi dia hanya menggerutu dalam hati. Kemudian, Chisaki membuka kotak itu dan melihat ke dalamnya. Dia dengan santai memasukkan tangan ke dalam... dan mengeluarkan boneka yang terlihat sedikit buatan tangan. Berwarna putih dan berbulu...

Itu... kambing? Domba? Atau kucing?

“Entahlah, aku tidak tahu...

Masachika menggelengkan kepalanya saat membalas pertanyaan Alisa.

Dari kejauhan, boneka tersebut tidak memiliki tanduk atau telinga, dan wajahnya juga terlihat kabur, jadi sulit untuk menentukannya. Namun, kelembutan itu bisa dibilang agak menggemaskan... meskipun mungkin juga sedikit menyeramkan. Terutama bagian matanya yang merah.

…Ini adalah boneka. Mungkin buatan tangan.

Chisaki membalikkan boneka itu di tangannya dan mengamatinya dengan seksama, lalu melanjutkan untuk mencari di dalam kotak.

Tidak ada pesan atau apa pun. Tidak ada nama juga.

 ““““““!!!””””””

Eh, kalian tidak perlu bereaksi seperti itu juga kali.

Masachika menggelengkan kepala melihat reaksi para anggota komite kedisiplinan yang tampaknya terlalu terlatih atau terlalu bersemangat. Sementara itu, Chisaki yang masih memeriksa boneka itu tiba-tiba berhenti bergerak.

Dia menggenggam boneka berbulu itu erat-erat dan mulai meraba-raba dengan jarinya, lalu mengernyitkan dahi.

Di dalamnya, ada sesuatu.

““““““!!!””””””

Kali ini, Masachika dan Alisa juga langsung mengubah ekspresi mereka. Ketegangan di ruangan meningkat saat Chisaki terus meraba bagian dalam boneka itu.

Keras... bentuknya, seperti balok? Tidak, ada sudut yang melengkung... ukurannya, seukuran telapak tangan...

Setelah melepaskan tangannya sejenak, dia menoleh ke arah Alisa.

“Jadi, bagaimana? Alya-chan. Kita bisa membongkar dan memeriksa isinya... tapi...

Setelah mmendengar pertanyaan Chisaki, Alisa tampak sedikit tegang dan merenung selama beberapa detik... lalu menggelengkan kepala.

Tidak, itu adalah langkah terakhir. Kita harus memeriksa hadiah lainnya, dan jika kita masih tidak bisa menentukan pengirimnya... tolong lakukan seperti itu.

Baik, aku mengerti.

Sembari mengangguk serius atas kata-kata Alisa, Chisaki meraih hadiah berikutnya. Sambil mengawasi dengan waspada, Masachika menyentuh lengan Alisa dengan lembut.

…Apa kamu baik-baik saja?

…Ya, aku baik-baik saja.

Sesuatu yang keras dan tidak dikenal di dalam boneka buatan tangan tanpa pengirim. Jika seseorang berada dalam situasi itu, mereka pasti akan merasa sangat cemas dan ketakutan, tetapi Alisa mengangguk dengan tegar. Terpesona oleh kekuatannya, Masachika merasakan tangan Alisa menempel di tangannya dan berbisik pelan.

 Karena kamu ada di sini.

“!!!”

Dengan kepercayaan Alisa, Masachika kali ini tidak merasa malu, hanya bersumpah dalam hati untuk melindungi Alisa. Tangan mereka saling bergandengan, saling menggenggam erat. Sementara itu, proses pembukaan hadiah kembali dilanjutkan...

…Pelembab yang dijual di pasaran. Tidak ada jejak pembukaan.

Bertentangan dengan suasana tegang di sekitar mereka, isi hadiah berikutnya cukup damai. Isinya adalah saputangan, aksesori, dan kosmetik, yang merupakan barang-barang umum untuk hadiah bagi wanita.

Barang-barang yang tampak buatan tangan hanyalah saputangan yang disulam dengan inisial Alisa.

Tidak ada makanan, yang merupakan hadiah klasik, dan lebih banyak berfokus pada barang-barang untuk mempercantik diri atau merawat diri, yang sedikit mengganggu, tetapi dengan keadaan seperti ini, makanan malah terasa lebih menakutkan, jadi itu bukan masalah besar. Masalah yang lebih besar adalah...

Tidak ada pesan atau nama pengirimnya.

““““““!!!””””””

Hingga saat ini, belum ada satu pun barang yang bisa mengidentifikasi pengirimnya. Jika sampai sejauh ini tidak ada yang muncul, pengirimnya kemungkinan merupakan kelompok yang memiliki kesepakatan tertentu. Atau, mungkin semua berasal dari individu yang sama.

(Ini semakin mencurigakan... dalam kemungkinan terburuk, mungkin lebih baik kalau membuang semuanya...)

Saat Masachika berpikir seperti itu, tiba-tiba tangan kiri Alisa di dalam genggamannya bergerak gelisah seolah merasa tidak nyaman.

(Hmm? Apa genggamanku terlalu keras?)

Setelah berpikir demikian, Masachika sedikit melonggarkan genggamannya. Kemudian, Alisa yang mengubah cara menggenggamnya mulai menggerakkan ibu jarinya di telapak tangan Masachika.

(Hmm? Ah...)

Masachika menyadari bahwa itu adalah gerakan jentikan telapak tangan’ yang pernah ia ajarkan kepada Alisa. Otaknya secara otomatis menangkapnya.

Peluk aku

Dalam sekejap, bayangan Alisa muncul di benak Masachika dengan mata berkaca-kaca sembari berbisik, Aku takut... peluk aku erat-erat, ya?. Namun, ketika ia melirik ke arah sampingnya, Masachika melihat Alisa yang tampak gelisah menggerakkan bibirnya.

(Ka-Kamu iniiiiiiii~~~~~~!! Memangnya kamu pikir kalau kamu melakukannya secara tiba-tiba, aku tidak akan menyadarinya? Jangan meremehkankuuu~~~!!)

Dengan napas yang sedikit terengah-engah, Masachika mulai menyentuh telapak tangan Alisa dengan jari-jarinya yang kaku.

Kamu bilang apa?

Kemudian, Masachika melihat Alisa tersenyum lebar di sudut pandangnta. Sambil berpura-pura tidak menyadari, Alisa kembali menggerakkan jarinya.

Lepaskan

(Memangnya kamu pikir kamu bisa mengelaknya? Memang, hanya satu huruf yang berbeda, tapi posisi jari-jari itu sedikit berbeda.)

Sambil menggerutu dalam hati, Masachika membalas gerakan jentikan telapak tangan itu.

Apanya?

Pita

(Pita?)

Setelah membaca tulisan itu, Masachika segera melihat pita yang terikat di rambut Alisa.

(Apa dia ingin aku membukanya? Tidak, tapi jika dia bilang melepaskan, mungkin...)

Pada saat itu, Masachika mau tak mau memperhatikan pita lain. Pita yang menghiasi leher Alisa, dan pada saat itu juga, Alisa menatap Masachika dengan tatapan dingin.

(Kamu lihat ke mana?)

(Eh, tidak...)

(Dasar mesum)

Setelah mengatakan itu dengan suara pelan, Alisa langsung membalikkan badannya ke depan.

(Eh~... tidak adil banget.)

Meskipun dirinya menggerutu di dalam hati, tapi kedika Masachika melihat Alisa tertawa kecil, ia mengangkat bahunya.

(...Yah, jika itu bisa membuat Alya merasa lebih baik, kurasa tidak masalah.)

Usai berpikir demikian, Masachika juga menghadap ke depan. Tak lama setelah itu, Alisa menatap wajah samping Masachika, menyentuh pita di lehernya dengan tangan kanan, dan berbisik nakal.

Kamu ingin melepaskannya?

Masachika tertegun saat mendengar bisikan yang menggoda. Sambil mengintip wajah Masachika dari samping, Alisa melanjutkan dengan nada manja dan menggemaskan.

Kalau kamu yang melakukannya, aku tidak keberatan, kok?

(Aku akan mendorongmu ke atas kasur!)

Dengan kekuatan yang luar biasa, Masachika serius memikirkan hal itu sambil tetap mempertahankan wajah datar. Untung saja mereka berada di ruang komite kedisiplinan.

Jika mereka berdua berada di rumah, Masachika mungkin akan mendorong Alisa ke bawah.

Tanpa menyadari bahwa Masachika berada di ujung kewarasannya dengan situasi itu, Alisa tampak puas dan mengubah wajahnya menjadi ekspresi, “Kamu pasti tidak mengerti apa yang aku bicarakan, iya ‘kan~~♪ sebelum kembali menatap ke depan.

(Kamulah yang tidak mengerti tau? Apa aku perlu menunjukkan betapa menakutkannya seorang remaja laki-laki yang sedang puber?)

Sambil merasakan kalau pipinya semakin berkedut keras, Masachika mengarahkan senyum kaku ke arah Alisa di dalam pikirannya... lalu menghela napas untuk menenangkan diri. Saat ini, ia tidak bisa terpengaruh oleh ungkapan cinta memalukan bahasa Rusia dari rekannya.

(Hmph, kamu beruntung karena aku seorang pria terhormat!)

Dengan membuang pikiran itu dalam hati, Masachika kembali memfokuskan perhatiannya pada Chisaki.

Dirinya melihat bahwa proses membuka hadiah hampir selesai, dengan dua paket tipis tersisa. Ketika Chisaki membuka salah satunya, yang keluar adalah pakaian... dan,

“!!”

Dengan suara berdesir, amplop yang disegel dengan stiker bunga jatuh ke lantai, dan Chisaki mengangkat alisnya dengan terkejut. Akhirnya, sebuah kartu pesan yang tampaknya muncul, membuat Masachika, Alisa, dan seluruh anggota komite kedisiplinan menahan napas.

Namun, saat itu Chisaki mengeluarkan suara “Uwaah” dan semua orang langsung mengalihkan pandangan dari amplop ke arah... gaun tidur merah menyala. Dan, gaun tidur itu transparan. Begitu transparan hingga bisa melihat ke bagian dalamnya.

Menatap gaun tidur yang tampaknya sangat cabul itu, Chisaki tanpa sadar berbisik pada dirinya sendiri.

... Apa Touya juga menyukai hal-hal seperti ini?

““““Onee-sama?””””

Ah, Hmm! Ehm, tidak ada benda asing yang... tidak ada.

Setelah dipanggil dengan serius oleh Empat Musim Bersaudari, Chisaki membersihkan tenggorokannya dan cepat-cepat memeriksa gaun tidur itu, lalu meletakkannya di atas meja. Dengan ekspresi serius, dia mengambil amplop dengan tatapan tajam.

Aku akan membukanya.

Begitu mendengar kata-kata Chisaki, semua orang meningkatkan kewaspadaan mereka. Surat dari orang yang mengirimkan pakaian yang tidak senonoh ini. Apa isi surat itu... Semua mata tertuju padanya dengan intensitas yang luar biasa saat Chisaki membuka amplop dan mengeluarkan beberapa lembar kertas yang tampaknya adalah surat...

“In-Ini...

“Empat Musim Bersaudari, siapkan senjata!!

““““Siapkan senjata!!””””

Keputusan kalian terlalu cepat!!

Suara sarung pedang yang berbunyi bersamaan terdengar, dan Masachika berteriak sambil menyela. Meskipun begitu, Sumire dan yang lainnya tetap mengangkat pedang mainan mereka, tetapi Chisaki melangkah maju sambil mengangkat satu tangan untuk menghentikan mereka.

…Alya-chan. Tidak, Kuze-kun, coba kemarilah dulu sebentar.

Eh, aku?

“Iya, ayo ke sini.

Usai mengatakan itu, Chisaki menyerahkan surat itu, dan Masachika menerimanya dan mulai membacanya... sambil mengerutkan wajahnya.

Ugh, ini sih...

Apa yang tertulis di sana adalah... sebuah tulisan yang benar-benar mirip puisi menjijikkan yang mungkin ditulis oleh seorang penguntit. Tulisan itu menggambarkan tentang bagaimana rambut Alisa, kulitnya, matanya, dan bentuk tubuhnya. Hanya berfokus pada penampilan Alisa tanpa henti. Meskipun pada dasarnya masih memujinya, tetapi... entah kenapa, cara penyampaiannya benar-benar menjijikkan. Masachika merasa tidak nyaman untuk membacanya. Selain itu, dengan sangat jelas, nama pengirim tidak dicantumkan, dan diakhiri dengan kalimat “Kurasa pakaian ini cocok untukmu (terjemahan bebas).

(Ini sih jelas-jelas orang yang cabul…)

Masachika teringat pada rumor orang gila yang mengirimkan pakaian erotis kepada idola mereka, dan meringis dengan ekspresi yang sangat tidak nyaman. Melihat ekspresi Masachika yang seperti itu, Alisa yang tampak gelisah bertanya.

Apaan sih? Memangnya isinya ditulis apa?

Tidak, yah...

Masachika terdiam dan menutup surat itu. Chisaki jelas memiliki alasan untuk menunjukkan surat itu kepadanya terlebih dahulu. Memang, ini pasti sesuatu yang membuatnya ragu untuk ditunjukkan kepada orang yang bersangkutan. Namun, jika ia menyembunyikannya, Alisa pasti tidak akan merasa puas.

(Hmm, hmmm~~~~~~)

Setelah beberapa detik berpikir dan bertukar tatapan dengan Chisaki, Masachika akhirnya menyerahkan surat itu kepada Alisa sambil berkata.

Kamu tidak perlu memaksakan diri untuk membacanya. Membaca sedikit di awal saja sudah cukup untuk memahami isinya.

“Hmm?? Baiklah...

Sambil mengerutkan kening ketika mendengar saran Masachika, Alisa menatap surat yang diterimanya. Ekspresinya segera berubah menjadi tegang.

A-Apa-apaan ini... menjijikkan, sangat menjijikkan sekali!

Seolah-olah dia telah menyentuh sesuatu yang kotor, Alisa langsung melempar surat itu ke udara. Masachika menangkapnya sebelum jatuh ke lantai dan mengembalikannya kepada Chisaki, sambil menatap Alisa dengan penuh perhatian.

Alya, kamu baik-baik saja?

Ak-Aku baik-baik saja... aku hanya sedikit merinding...

Alisa tampak gemetar dengan wajah yang meringis dan mengusap lengannya. Chisaki juga menatap surat itu dengan ekspresi serius dan dengan tegas menyatakan.

Tenang saja, Alya-chan. Jika diperlukan, kita akan mencari pelakunya dengan pemeriksaan sidik jari.

Y-Ya... tolong.

“Jangan khawatir. Jika memang diperlukan, aku akan mengantar jemputmu setiap hari.

Masachika-kun... ma-makasih. Tapi, aku baik-baik saja...

Jangan sungkan-sungkan begitu. Jika pengirimnya benar-benar seorang penguntit, tidak ada kata terlalu berhati-hati. Jika kamu merasa tidak nyaman, aku akan menemanimu.

Masachika-kun...

Tentu saja, saat itu kami juga akan meminta bantuan dari komite kedisiplinan. Kita harus menghentikannya sebelum situasi ini semakin parah.

Sarashina-senpai... aku mengerti.

Alisa kelihatannya mulai sedikit tenang dan meluruskan punggungnya ketika mendengar kata-kata yang menenangkan dari rekannya dan seniornya. Setelah menghela napas, dia menatap Chisaki dan berkata dengan tegas.

Aku sudah baik-baik saja sekarang. Silakan lanjutkan.

Baiklah, ini yang terakhir.

Setelah mengirimkan tatapan yang kuat namun lembut kepada Alisa, Chisaki kembali ke meja dan mengambil paket terakhir. Ketika dia mengeluarkan isinya... yang keluar kali ini juga adalah pakaian. Dari bentuknya, sepertinya itu gaun malam. Desain di bagian punggungnya terbuka lebar... dan, ada belahan yang sangat tinggi. Dari ujungnya, belahan itu naik sampai ke paha dan hampir mencapai pinggang.

““““......””””

Hening. Di dalam keheningan yang sangat mendalam, Chisaki meletakkan gaun itu di meja tanpa berkata-kata. Dia kemudian mengambil pedang bambu yang bersandar di meja dan menunjuk pintu dengan tenang sambil berkata.

“Ayo berangkat berperang. Musuh kita ada di klub kerajinan tangan.

““““““Siap!!””””””

Dengan suara penuh semangat, semua anggota komite kedisiplinan, kecuali Masachika dan Alisa, membentuk barisan dan bergerak serentak. Di antara mereka, ada Sayaka yang memegang kipas besi, dan Masachika mengamati dengan tatapan jauh sambil berpikir, Dia bahkan sudah terpengaruh, ya”.

Beberapa menit kemudian, suara langkah kaki yang gaduh terdengar dari koridor, dan anggota klub kerajinan tangan mulai dibawa masuk ke ruang komite disiplin. Mungkin karena sering mendapatkan bimbingan dari komite kedisiplinan, para gadis yang dibawa tampak sudah terbiasa; tanpa diperintah, mereka satu per satu berlutut di atas karpet. Dengan tatapan tajam, Chisaki memukulkan pedang bambunya ke telapak tangannya.

Jadi? Apa kalian tahu mengapa kalian dibawa ke sini?

Pertanyaan Chisaki dipenuhi tekanan, tapi mungkin karena mereka merupakan langganan dihukum, anggota klub kerajinan tangan tidak tampak gentar dan mulai bersuara satu per satu.

Apa-apaan ini! Kami belum melakukan apa-apa hari ini!"

“Ini benar-benar penyelewengan kekuasaan! Apa yang kalian lakukan menghentikan aktivitas seni kami tanpa alasan!

Benar sekali! Jika kami tidak segera mewujudkan inspirasi yang muncul, maka ide tersebut akan hilang!

Saat anggota klub kerajinan tangan terus mengoceh dan mengajukan protes, Chisaki mengerutkan dahi dengan jelas, lalu meraih gaun di atas meja.

Hmm~ aktivitas seni, ya... maksudnya yang ini?

Ketika Chisaki mengangkat gaun dengan belahan tinggi itu, reaksi pertama datang dari salah satu orang.

Ah, itu sihbukannya itu hadiah yang kuberikan untuk Kujou-san?”

“Sudah kuduga, ternyata itu beneran kamu ya, Slit-pai.

Hm? Eh? Kuze-shi, kenapa kamu bisa ada di sini?

Akhirnya, dia menyadari keberadaan Masachika dan Alisa yang berdiri di dekat dinding, gadis berambut hitam panjang yang di sebut Masachika sebagai Slit-paisen berbalik. Dengan tatapan dingin, Masachika menjawab dengan nada kesal.

Berkat seseorang yang meninggalkan hadiah mencurigakan secara anonim, kami harus membuka paket ini di hadapan komite kedisiplinan.

Mencurigakan apanya....padahal itu hanya hadiah biasa.

Setelah mendengar kata-kata itu, seorang anggota klub kerajinan yang terkesan seperti seorang Ojou-sama, dengan sikap angkuh menunjukkan posisi duduk yang sempurna kepada Chisaki.

Benar sekali! Ini adalah persembahan kami untuk Dewi Gaya! Tidak ada yang perlu disembunyikan!

Dewi gaya? ... Apa-apaan itu?

“Kamu pasti langsung mengerti jika kamu melihatnya!

Bahkan di depan Donna, ibu sekolah yang berkuasa, seorang siswi sama sekali tidak gentar dan dengan cepat menunjuk Alisa dengan tangannya. Bahu Alisa tersentak karena terkejut.

Tinggi badan itu! Ukuran wajahnya! Lebar bahu! Panjang kaki! Pinggang yang sangat ramping dibandingkan dengan dada dan pinggul! Lekukan tubuh sempurna tanpa ada sedikit pun yang kendur!! Apa yang bisa kita sebut itu jika bukan dewi!!

Oke, jadi kamu yang menulis surat menjijikkan ini.

Menjijikkan? Apa maksudmu!!

Duduk.

Saat siswi itu hampir berdiri karena terlalu bersemangat, Chisaki langsung menghentikannya dengan ujung pedang bambunya. Meskipun hanya tampak menyentuh bahunya, itu sudah cukup untuk membuat siswi itu tidak bisa berdiri. Setelah beberapa detik bergetar, dia dengan kesal kembali duduk dengan posisi yang benar. Ngomong-ngomong, hilang ke mana si gadis Ojou-sama tadi?

Baiklah, aku mengerti penjelasan kalian... jadi hadiah ini adalah dari kalian para klub kerajinan tangan, untuk Alya-chan, dan tidak ada niatan lain.

…Benar sekali.

Lalu, kenapa nama pengirimnya tidak ditulis?"

Begitu mendengar pertanyaan Chisaki, anggota klub kerajinan saling tersipu dan mengalihkan pandangan.

Itu sih... habisnya, bukannya itu sangat memalukan?

“Kami tidak begitu akrab... dan kami hanya penggemar sepihak saja...

Aku sudah merasa puas hanya dengan berpikir bahwa apa yang aku berikan menghiasi tubuh dewi...

Jika nama pengirimnya dicantumkan, rasanya seperti aku berharap untuk mendapatkan balasan atau diakui, dan itu terasa terlalu kurang ajar....

“Rasanya mirip seperti mengurangi ketulusan sebagai persembahan?

Kenapa kalian bisa berpikir begitu...

Saat Chisaki menggaruk kepalanya dengan campuran rasa heran dan kesal, Masachika segera menyela.

Maaf, tapi bagaimana klub kerajinan tangan bisa tahu tentang ulang tahun Alya?

Hm? Oh, itu karena aku mendengar Miyamae-san datang ke rumahnya...

…Ah, dia, ya.

Memang, jika itu dari Nonoa yang diundang ke pesta ulang tahun, mungkin saja informasi itu keluar saat berbincang-bincang. Selain itu, dengan semangat yang aneh ini, tidak mengherankan jika klub kerajinan tangan memiliki hubungan dengan Nonoa yang menjadi model untuk merek yang dikelola orang tuanya.

Setelah Masachika dan Alisa merasa puas ketika berhasil memahami situasi tersebut, Chisaki mengangkat boneka misterius yang tidak jelas bentuknya.

“Kalau begitu yang terakhir. Aku mendemukan ada sesuatu di dalam boneka ini... apa itu?

Menanggapi pertanyaan itu, siswi yang tampaknya adalah pembuat boneka itu tampak panik dan bersuara.

Ah... itu bukanlah benda yang aneh, kok!! Boneka itu bisa mengeluarkan suara jika kamu menekan tombolnya!

Eh, suara?

Dengan mekanisme yang aneh dan rumit untuk sebuah boneka buatan tangan, Chisaki sekali lagi memegang boneka itu dan menjelajahi bagian dalamnya. Saat mereka menyaksikan pemandangan itu, Masachika dan Alisa merasa lega dengan penjelasan siswi tersebut.

Syukurlah, itu bukan benda aneh.

Iya… aku merasa lega. Sungguh, sampai membuat orang lain paranoid segala.

Yah, setidaknya kita bisa bersyukur kalau itu bukan benda berbahaya.

…Benar.

Ketika mereka membuka tutupnya, semua kekhawatiran itu ternyata tidak perlu, dan Masachika serta Alisa tersenyum lega.

Hm? Oh, tombol ini ya?

Sepertinya Chisaki menemukan tombolnya dan menekan boneka itu dengan kuat.

NggguuoeAaaahhh!!

Tiba-tiba, suara aneh yang mengerikan menggema di ruang komite kedisiplinan. Suara itu mirip seperti teriakan kambing, yang seolah-olah telah dimodifikasi secara aneh oleh mesin, merangsang rasa jijik fisiologis manusia.

Hampir semua orang di ruangan itu membeku seolah-olah menerima raungan monster yang mengerikan... sementara siswi yang membuat boneka itu dengan gembira berkata.

Bagaimana menurutmu? Imut sekali, kan? Dia karakter orisinilku, Nbotta-chan!

Dihukum ke bawah tanah.

““““““Siap!!””””””

Kenapaaaaaaa!?

Siswi itu ditahan oleh Empat Musim Bersaudari dan dibawa keluar dari ruang komite kedisiplinan. Tidak ada satu pun anggota klub kerajinan yang mencoba menghentikannya.

Maksudnya bawah tanah itu, apa?

…Lebih baik kalau kamu tidak perlu mengetahuinya.

Suara Alisa dan Masachika jatuh hampa di ruang komite disiplin yang sudah tenang setelah keributan.

Dengan demikian, keributan tentang hadiah misterius yang mengganggu itu pun berakhir. Hadiah yang diberikan tetap diambil oleh Alisa.

Ah~ Alya-chan. Umm, itu, apa kamu… akan memakainya?

Tidak, aku tidak tahu apa aku akan memakainya atau tidak… Sarashina-senpai, apa kamu menginginkannya?

Eh, tidak? Sama sekali tidak kok, bukan begitu maksudku!?

…Mengesampingkan apa aku akan memakainya atau tidak, tapi karena ini hadiah yang aku terima

Ah, be-begitu ya

…kamu menginginkannya?

“Sama sekali tidak!!

Setelah serangkaian dialog misterius dengan Chisaki, negligee merah transparan itu pun diambil pulang. Namun,

Maaf, kalau yang ini terlalu mengerikan

Nbotta-chan, yang telah menjadi trauma bagi semua orang, ditinggalkan begitu saja.

Keesokan harinya, Nbotta-chan tiba-tiba menghilang dari ruang komite kedisiplinan… tetapi tidak ada yang mau repot-repot mencarinya.

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama