Roshidere Jilid 9.5 Chapter 2 Bahasa Indonesia

Chapter 2 —Vol 1 SS Baru: Yuki-Chan Adalah Seorang Mata-Mata Ulung?

 

...

Alisa meninggalkan restoran ramen pedas dengan langkah yang goyah dan sempoyongan, kemudian dia langsung duduk di bangku taman terdekat dan tidak bergerak lagi. Melihat wajah Alisa yang hampir seperti orang sekarat itu, Yuki menggerakkan pandangannya ke atas sambil menengok.

Eh? Alya-san, kamu mau pergi ke mana?"

“Dia belum kehilangan nyawanya kali!

Yuki menyeringai pada kakaknya yang langsung menimpali candaannya dan menoleh ke arahnya.

Kalau begitu, tolong jaga Alya-san, ya. Aku ingin pergi berbelanja sendiri dulu  sebentar.

Meskipun tujuannya sengaja dibuat samar, Masachika bisa menebak bahwa Yuki akan pergi membeli barang-barang otaku, dan ia mengangguk sambil memperhatikan Alisa.

...... Ah. Hati-hati ya.

“Iya.

Dengan tetap menjaga sikapnya seperti seorang Ojou-sama, Yuki dengan anggunnya meninggalkan taman, dan setelah berjalan sedikit, dia menyisihkan diri di tepi jalan dan berhenti untuk mengeluarkan ponselnya. Sambil berpura-pura mencari jalan, dia memanggil seseorang dari belakang.

Ayano.

Ya, Yuki-sama.

Ketika mendengar panggilan majikannya, Ayano muncul dari gang belakang... sebenarnya, Ayano sudah mengikuti sejak Masachika dan Yuki sejak mereka turun di stasiun tujuan. Saat menonton film, Ayano juga duduk di kursi paling kanan, lima baris di belakang kakak beradik itu. Ayano juga menguntit Alisa, yang sedang membuntuti duo kakak beradik itu. Ayano yang sedang melakukan eksperimen berjudul [Kapan Onii-chan akan menyadarinya kalau Ayano berusaha keras untuk menghilangkan keberadaannya dan menguntitnya], mulai menunjukkan dirinya.

Ikuti mereka dan laporkan situasinya secara berkala. Jangan sampai keberadaanmu ketahuan.

Baiklah, saya mengerti.

Ayano yang menerima perintah dari majikannya tampak menghilang lagi. Tanpa menoleh ke belakang, Yuki memastikan hal itu dan mulai melepas ikatan rambutnya yang bergaya kuncir kuda, lalu dia mengikatnya menjadi gaya ekor kembar di posisi yang lebih tinggi. Ini adalah penyamaran yang sekadar untuk berjaga-jaga, memikirkan tempat yang akan ditujunya. Jika dia bertemu dengan seseorang dari akademi, dia bisa menggunakan alasan “Aku sedang jalan-jalan bersama Masachika-kun~ jika sedang bersama kakaknya, tetapi dia tidak bisa menggunakan alasan itu jika sendirian, jadi penyamarannya ini untuk berjaga-jaga.

(Hmm............... yah, kalau sekilas aku pasti tidak akan ketahuan)

Yuki memeriksa penampilannya melalui kamera depan ponselnya dan tersenyum puas. Kemudian, sambil menghubungi Ayano, dia mengeluarkan earphone nirkabel dan hanya memasangkan satu di telinga kanannya.

“Di sni Ayano. Yuki-sama, apa Anda bisa mendengar saya?

“Aku bisa mendengarnya dengan jelas. Bagaimana keadaan target?

Saat ini, tidak ada pergerakan sama sekali.

Bagus. Segera laporkan jika ada pergerakan.

“Dipahami.

Sambil berjalan, Yuki memberikan perintah dengan serius tanpa banyak menggerakkan mulurnya, lalu mematikan mikrofon. Rasanya mirip seperti menjadi komandan dalam film mata-mata. Yuki sudah merasa cukup senang dalam suasana sehari-hari yang terasa tidak biasa ini.

Ah, permisi~. Aku ingin bertanya arah sedikit, boleh~?”

Di saat dirinya sedang asyik-asyiknya memainkan permainan mata-mata, ada seorang pengganggu tidak sopan yang tiba-tiba mengganggunya. Namun, Yuki tidak terganggu sama sekali.

Saya masih SD loh om~, apa Om baik-baik saja?

Eh? Anak SD? Ak-Aku akan mencarinya sendiri deh~.

Dengan senyuman polos yang mematikan dan sedikit memperlihatkan alarm keamanan, Yuki mengusir pria yang mendekat sambil tertawa lebar.

Karena belakangan ini banyak gadis-gadis yang terlihat seperti anak remaja meskipun mereka masih SD, Yuki yang bertubuh mungil dan ramping untuk gadis yang berusia lima belas tahun, bisa terlihat seperti anak SD tergantung ekspresi dan perilakunya. Terutama ketika dia mengenakan pakaian tomboy dan gaya rambut kekanak-kanakan seperti hari ini. Kuncinya adalah melakukan setiap gerakan dengan tubuh secara keseluruhan dan mengangkat suara dengan besar dan tinggi.

(Hm, elemen yang tidak pasti yang mengganggu misi, segera mengubah wajah dan mengusirnya dengan cemerlang...)

Rasanya mirip seperti seorang mantan mata-mata legendaris yang kini mundur untuk melatih generasi berikutnya.

Dengan senyuman sinis yang ceria, Yuki melangkah dengan percaya diri menuju toko anime. Pada saat yang bersamaan, laporan dari Ayano masuk di telinganya.

Yuki-sama, ada pergerakan dari target. Sepertinya mereka membeli es krim di truk es krim keliling. Sepertinya mereka tidak akan pindah dari taman untuk sementara. Ganti.

Baiklah. Aku sendiri hampir sampai di tempat tujuan. Aku mungkin tidak bisa merespons untuk sementara, tapi teruskan laporan seperti biasa.

“Dimengerti.”

Dengan tetap menjaga sambungan telepon, Yuki mematikan mikrofon dan akhirnya masuk ke dalam toko yang dituju. Begitu masuk, dia menghitung urutan kunjungannya untuk berkeliling di area penjualan, bergerak tanpa membuang-buang waktu untuk mengamankan barang-barang satu per satu.

Ya, bagi Yuki saat ini, bahkan dirinya yang sedang mencari barang-barang otaku hanyalah penyamaran untuk menyembunyikan dirinya dari dunia. Sosok asli Yuki yang sebenarnya adalah... pemimpin dari tim mata-mata cantik yang menyelidiki interaksi antara kakaknya dan teman perempuannya yang sedang berduaan!

(Bukannya kamu orang yang paling berbahaya!?)

Bagian tenang dari Yuki berteriak, tetapi Yuki yang sedang bersemangat dengan santai mengabaikan suara itu.

Eh.........?

Namun, meskipun begitu, seorang otaku tetaplah otaku. Ketika berada di toko seperti ini, mau tak mau dirinya akan tergoda oleh barang-barang di sekitarnya.

(‘Kakak perempuan berusia yang dua puluh tahun berubah menjadi anak SMP'...?)

Perhatian Yuki tertuju pada sampul dan judul yang kebetulan muncul di pandangannya. Dia mengambil novel ringan itu, membaliknya untuk memeriksa sinopsisnya. 

(Ah~ jadi begitu rupanya. Ini bukanlah genre fiksi ilmiah seperti peremajaan atau perjalanan waktu, melainkan tentang kehilangan ingatan~. Ini adalah cerita tentang seorang kakak yang tiba-tiba kehilangan enam tahun ingatannya dan adik laki-lakinya.......)

Tampaknya ini adalah karya unggulan dari pihak penerbit, dan ada juga buku percobaan di dekatnya, sehingga Yuki tanpa sengaja mengambilnya. 

(Hoho~....... woahh. Hmm, tapi, yah~, pastinya begitu. Dari sudut pandang si kakak perempuan, selama masa liburan musim panas di kelas 2 SMP, dia tidur sambil berpikir, 'Besok aku akan pergi ke pantai bersama teman-temanku~,' dan ketika bangun, tiba-tiba dia sudah menjadi orang dewasa yang berusia dua puluh tahun....... itu pasti membingungkan dan membuatnya menangis terisak.)

Alur cerita yang menarik terus berlanjut sejak awal, dan Yuki tanpa sadar melupakan permainan mata-matanya, terlalu fokus dalam membaca buku percobaan itu. 

Yuki-sama, mereka berdua sudah mulai bergerak.

!!!”

Namun, setelah mendengar laporan Ayano, Yuki menutup buku percobaan itu dengan keras, mengambil satu novel ringan dan memasukkannya ke dalam keranjang, lalu dia cepat-cepat menuju ke tempat berikutnya. 

(Gawat, gawat. Aku hampir saja terlena dengan bacaan tadi.)

Buku bisa dibeli kapan saja, tetapi barang dagangan mungkin tidak bisa dibeli jika kesempatan terlewat. Dan yang lebih penting, acara jalan-jalan Masachika dan Alisa hari ini hanya bisa diamati hari ini! 

(Oke baiklah, kira-kira bagaimana suasana mereka berdua setelah ditinggal berduaan?)

Yuki sudah mendengar dari kakaknya bahwa Alisa merupakan teman perempuan yang cukup akrab dengannya, tetapi ketika melihat Alisa bersama Masachika, tampaknya Alisa memiliki ketertarikan yang lebih dari sekadar teman biasa terhadap Masachika. 

Apa itu berhubungan dengan perasaan cinta, ataukah lebih mirip dengan rasa kepemilikan terhadap salah satu dari sedikit teman? Itu masih belum jelas. Justru karena perasaan tersebut belum jelas, acara ini tidak bisa dilewatkan. 

(Baiklah, sepertinya aku sudah membeli semua yang aku inginkan~?)

Yuki mencocokkan daftar barang yang ingin dibeli yang dia catat di ponsel dengan barang-barang di dalam keranjang. 

(Hmm, baiklah. Kurasa sudah saatnya untuk membayar......) 

Saat dirinya hendak melangkah, tiba-tiba sebuah poster menarik perhatiannya. 

(Apa!? In-Ini........!!)

Itu adalah poster undian terkait anime yang sedang ditayangkan musim ini. Dari hadiah peringkat S hingga F, masing-masing dilengkapi dengan foto barang yang bisa didapatkan, dan barang yang sudah keluar ditandai dengan garis merah. 

(Semua hadiah S dan A sudah dimenangkan, dan yang tersisa hanyalah hadiah peringkat B.....? Jangan-jangan, itu bisa keluar? Hadiah Penghargaan terakhir!)

Hadiah Penghargaan Terakhir. Itu adalah hadiah spesial yang diberikan kepada orang yang menarik undian terakhir di toko tersebut. Bisa dibilang, itu adalah barang yang lebih langka daripada hadiah peringkat S, barang yang unik dan tak tertandingi. 

(Hadiah Penghargaan Terakhir....... figur orisinal dengan warna berbeda, mau banget......!)

Namun, dia tidak bisa memastikan masih ada berapa banyak undian yang tersisa. Meskipun beberapa undian atas sudah keluar, masih ada kemungkinan banyak undian yang tersisa. Namun, melihat tanggal rilis undian, kemungkinan itu tampak rendah. 

(Apa aku bisa mendapatkannya dengan modal......... 10 ribu yen? Tidak, sepertinya itu bakalan sulit...... setidaknya aku akan menarik undian senilai 10 ribu yen, jika tidak bisa mendapatkannya, aku akan menyerah di situ....... tapi, jika sudah mengeluarkan 10 ribu yen, aku pasti akan terus-menerus mencobanya sampai dapat...... dan jika aku terus menarik banyak barang, mungkin aku tidak bisa menyembunyikan barang belanjaanku saat bertemu kembali Alya-san....... Selain itu, aku juga sudah kehilangan kesempatan untuk membeli pakaian bersama Alya-san...... tapi, tapi, hmm~...)

Haruskah aku mencobanya atau menyerah

Yuki terus dibuat bimbang sambil memeriksa isi dompetnya. 

Yuki-sama, mereka berdua telah tiba di bagian pakaian wanita. Sepertinya Kujou Alisa-sama sedang membeli pakaian.

Apa-apaan itu? Kedengarannya bakalan seru! Aku akan segera pergi ke sana!

Setelah mendengar laporan dari Ayano, Yuki menutup dompetnya dengan keras dan tanpa ragu bergabung dengan antrean kasir. Karena sekarang adalah hari libur, antrean kasir membentang di tengah toko. Biasanya, antrean ini dapat dilalui tanpa stres sambil melihat-lihat barang di sisi kiri dan kanan, tetapi hari ini terasa sangat mengganggu. Dengan menggigit bibirnya menunggu giliran sambil mendengar laporan dari Ayano bahwa Alisa sudah mulai mencoba pakaian, Yuki menunggu gilirannya di kasir. 

Terima kasih banyak~

Setelah menyelesaikan pembayaran sembari dengan susah payah menahan diri dari perassaan gelisah, Yuki meninggalkan kasir tanpa memeriksa poin yang didapat dari promosi. 

Setelah keluar dari toko, dia berjalan cepat menembus kerumunan menuju toko pakaian yang diinformasikan oleh Ayano. Kemudian saat dirinya tiba di depan toko, Yuki langsung meraih tangan Ayano yang datang menyambutnya dan melangkah ke dalam toko dengan semangat. 

Jadi, di mana mereka?

Ah, di sini――

Saat Yuki dengan cekatan menaikkan nada suaranya sambil menjaga suaranya tetap rendah, dia menarik tangan Ayano untuk menunjukkan jalan. Mereka tiba di depan sebuah manekin, dan saat mengintip dari baliknya, mereka melihat Masachika yang berdiri di depan ruang ganti dengan sedikit canggung... dan tepat pada saat itu, pandangan mata mereka saling bertatapan. 

(Uwahh, rasanya seolah-olah ada telepati di antara kami.)

Ketika Yuki memikirkan betapa tepatnya waktu kepergoknya mereka, tatapan Masachika bergerak dan menangkap Ayano yang mengintip dari bawah Yuki. 

(Ah~ terungkap secara tidak langsung, ya.)

Karena memutuskan bahwa nasi sudah menjadi bubur, Yuki meninggalkan Ayano di tempat itu dan mendekati Masachika. 

Halo, halo~ kelihatannya kamu sedang bersenang-senang ya?

Tidak, kamu... setidaknya, kembalikan gaya rambutmu.

“Upss, aku lupa tentang itu.

Setelah mendapat teguran dari kakaknya, Yuki mengubah gaya dua ekor kuncirnya menjadi kuncir kuda, sementara Masachika melihat Ayano yang sedang membungkuk memberi salam dari balik manekin. 

Ngomong-ngomong, kenapa Ayano bisa ada di sini? Eh, sejak kapan? 

Sejak awal?

Awal itu kapan?

“Sejak awal penciptaan alam semesta.

Aku belum lahir saat itu, tau.

Itu bukan poinnya.

Saat mereka saling berbisik, tiba-tiba tirai ruang ganti di samping mereka tersibak, dan Alisa muncul mengenakan rok mini dan kamisol dengan gaya yang sedikit condong ke depan

Bagaimana dengan, ini......

Tatapannya—— menangkap Yuki yang berdiri di depan Masachika, dan ekspresinya tiba-tiba menjadi kaku. 

Di bawah wajah Alisa yang kaku, belahan payudaranya mengintip keluar dari garis leher yang terbuka lebar, dan lebih jauh di bawahnya, pahanya yang mempesona terlihat jelas. 

Sambil melihat pemandangan itu tanpa mengubah ekspresi, Yuki menyisir poninya dalam hati dan berkata dengan tatapan dingin. 

(Hmm...... bukankah penampilannya itu sedikit terlalu seksi?)

Namun tentu saja, dia tidak bisa mengucapkan itu dengan lantang. Jadi, Yuki, dengan sikap anggun khas Ojou-sama, meletakkan tangan di mulutnya dan berkata dengan mata yang sedikit terbelalak. 

"Wah, Alya-san, kamu sangat berani sekali!"

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama