Chapter 6 — Vol 3 SS Bonus: Sensei~ Ketua Dan Wakil Ketua Dari Pagi Mesra-Mesraan Terus~
Waktu
pagi hari,
murid-murid perlahan mulai berdatangan di Akademi
Seirei. Di dalam ruang OSIS di mana sinar mentari pagi
mengintip masuk melalui jendela, ada dua orang yang bekerja keras.
“Oke,
sekarang kita sudah menyelesaikan diskusi dengan ikatan alumni Raikoukai, … sisanya tinggal menyerahkan berkas
ini ke ruang guru dan menunggu tanggapan dari
pihak sekolah.”
“Kerja
bagus. Entah bagaimana, kamu berhasil melakukannya, ya.”
“Ya ...
aku merasa lega karena bisa menepati janjiku.”
Mereka
berdua adalah ketua OSIS, Kenzaki Touya, dan wakil ketua, Sarashina Chisaki.
Mereka berdua mewakili OSIS di angkatan tahun ini dan juga merupakan pasangan
paling terkenal di sekolah.
Saat ini,
mereka berdua tengah menyusun materi terkait diskusi mereka dengan ikatan
alumni—yang resmi dikenal Raikoukai—selama
liburan. Isinya adalah pengajuan untuk mengganti seragam Akademi Seirei. Itu adalah salah satu
janji yang dibuat Touya jika Ia terpilih sebagai ketua OSIS.
“Tapi aku
terkejut melihat betapa keras kepalanya orang-orang dari ikatan alumni. ...
Bahkan saat aku memberitahu mereka bahwa ada siswa yang pingsan karena sengatan
panas setiap tahun, mereka tetap tidak mengangguk
setuju sama sekali.”
“Yah,
banyak pepatah yang mengatakan kalau dimana pun tempatnya, selalu ada orang tua
yang keras kepala ... tapi, aku berhasil mewujudkannya berkatmu, Chisaki.”
“Eh? Aku?
... Memangnya aku melakukan sesuatu?”
“Yah, itu
sih ...”
Ketika melihat ekspresi kaget pacarnya,
Touya berpikir dalam hati, “Kamu sudah
mengeluarkan aura membunuh di sebelahku untuk waktu yang lama,” tapi Ia enggan untuk mengatakannya dengan jujur.
Para anggota ikatan alumni, yang mencakup para eksekutif perusahaan besar dan
politisi papan atas, benar-benar kewalahan oleh aura mematikan Chisaki yang
seakan-akan mangatakan, “Kalian semua
tinggal tutup mulut dan mengangguklah dengan patuh.” tapi tidak ada gunanya
juga jika orangnya sendiri tidak menyadarinya. Touya berpikir sejenak dan
memberikan jawaban yang lebih lembut.
“...
Karena kamu selalu berada di sisiku, aku jadi bisa lancar bernegosiasi dengan
mereka, jadi semuanya itu berkat kamu.”
Sambil
duduk di kursi ketua, Touya mengatakan hal itu pada Chisaki yang berdiri di
sampingnya, dan Chisaki balas menatapnya dengan senyum malu-malu.
“Touya...
Tidak, itu semua berkat usaha Touya yang sudah bekerja sangat keras.”
“Chisaki
...”
Mereka berdua
saling memandang, dan suasana manis mulai mengalir di antara mereka. Kemudian,
Chisaki tersenyum nakal dan berputar di sekitar kursi tempat Touya duduk, dan
membungkuk ke depan untuk meraih sandaran siku kursi. Secara alami, Touya merosot
ke kursinya seolah-olah Chisaki ada di atasnya dari depan.
“Chi-Chisaki?
Tu-Tunggu sebentar. Kita ini sedang berada di ruang OSIS, lo?”
“Enggak
masalah, ‘kan ... lagian tidak ada yang datang ke sini.”
“Itu sih,
mungkin benar … tapi kita adalah perwakilan dari siswa, kita tidak boleh
melakukan apa pun yang mengganggu moral publik di
pagi-pagi begini!?”
Touya
merasa panik dan mencoba menghentikan kekasihnya, tapi Chisaki masih
mendekatkan wajahnya dengan senyum gembira.
“Mengganggu
moral pulik tuh ... contohnya seperti apa?”
Ah, aku bakalan dimakan...
Insting
semacam itu terlintas di benak Touya, dan Ia akan mengambil keputusan dengan
mata terbuka lebar ——tapi pada saat itu …
“!!!”
Tiba-tiba,
Chisaki mengangkat wajahnya dan menoleh ke arah pintu masuk ruang OSIS. Lalu …
“Cepat
sembunyi!!”
“Eh,
uwoaahh!?”
Touya yang telah didorong hingga
batasnya oleh Chisaki saat sedang duduk, meluncur ke bawah di kursi dan
pantatnya mendarat kasar di atas lantai.
“Ke
sini!”
“Aduh,
apa—”
Bahkan
sebelum bisa merasakan sakitnya, Chisaki mendorong Touya ke bawah meja tanpa
alasan yang jelas. Kemudian, Chisaki memutar tubuhnya ke ruang kosong, dan
mereka berdua duduk di bawah meja dalam posisi seolah-olah Chisaki mendorong Touya.
Tak berselang lama kemudian, Touya mendengar pintu ruang OSIS terbuka dan
secara refleks mengintip untuk melihatnya.
[Lalu, apa yang terjadi?]
Kemudian,
Ia mendengar suara Masachika, anggota bidang urusan umum OSIS. Setelah itu,
Touya juga mendengar suara Alisa, si bendahara OSIS. Rupanya, mereka berdua
sedang mendiskusikan sesuatu yang rahasia ... tapi Touya tidak punya waktu
untuk memedulikan hal itu. Karena jika dilihat secara objektif, situasinya yang
sekarang sedang dalam keadaan tidak wajar juga.
(Tidak, aku mengerti alasannya, tapi ... memangnya kita berdua
sampai perlu bersembunyi bersama?)
Sedari
awal, mereka seharusnya tidak perlu bersembunyi segala.
Rasa bersalah atas apa yang akan Ia lakukan mungkin
menyebabkan Ia ingin bersembunyi, tetapi Touya bisa saja bertingkah biasa dan
kembali bekerja.
(Sebaliknya, aku merasa kalau aku tidak bisa membuat alasan
jika mereka memergoki kami dalam situasi ini ...)
Ketika
melihat ke depan dengan rasa cemas dan sedikit rasa bersalah, Touya melihat
wajah pacarnya lebih dekat dari yang Ia duga. Wajah yang bermartabat dan cantik
itu perlahan-lahan memerah, Touya mengerutkan kening mengeni apa yang sedang terjadi... dan
kemudian dirinya menyadari sesuatu.
Kakinya
yang menekuk setengah dan bagian lututnya menyentuh ... otot perut Chisaki yang
kuat. Kekerasan yang tidak biasa di lututnya bahkan mengejutkan Touya.
(Su-Sungguh otot yang kuat...! Kuh, aku juga tidak bisa kalah!)
Touya
bereaksi dengan cara yang aneh untuk ukuran anak SMA yang menyentuh tubuh
pacarnya. Di sisi lain, Chisaki memiliki reaksi (?) yang sangat normal sebagai
seorang gadis SMA yang menyentuh tubuh kekasihnya.
Dia
menggeliatkan tubuhnya dalam kontak dekat dan mendekatkan wajahnya ke arah
Touya dengan tatapan mata basah. Pada jarak di mana ujung hidung mereka hampir
bersentuhan, Touya merosot di bawah meja ... tanpa ada ruang kosong. Tapi jelas sekali berbahaya untuk menimbulkan
suara yang keras, dan jika Ia menggerakkan lengan yang menopang tubuhnya, Ia
akan kehilangan posisinya dan membuat suara gaduh. Akibatnya, Touya tidak punya
pilihan selain membiarkan wajah pacarnya mendekatinya ...
“Jadi,
mau sampai kapan kalian bersembunyi terus? Ketua, Sarashina-senpai.”
Namun
tiba-tiba, suara Masachika memanggil mereka, dan Chisaki mengangkat kepalanya
seolah-olah dia habis dipukul. Segera setelah itu, jedug! Suara hantaman seperti benda tumpul terdengar.
“~~~~!!”
Chisaki
berguling dari bawah meja, memegang bagian belakang kepalanya saat dia
berteriak tanpa suara. Melihatnya dengan setengah khawatir dan setengah lega,
Touya merangkak keluar dari bawah meja dan perlahan-lahan berdiri untuk membuat alasan
pada juniornya.
...
sambil berpura-pura tidak melihat bagian di mana kepala Chisaki sedikit benjol.