Chapter 8 —Vol 3 SS Bonus: Suou Yuki Tidak Bisa Menjadi Last Boss
“Saya sudah pulang, Yuki-sama.”
Ayano
sudah menyelesaikan tugas bersih-bersih yang diberikan Masachika padanya dengan
cepat, dan meninggalkan kediaman Kuze untuk kembali ke kediaman Suou. Setelah
tiba di ruangan majikannya,
dia melihat Yuki sedang berbaring telungkup
di tempat tidur dan mengubur wajahnya di bantal.
“Yuki-sama, apa anda sedang tidak enak badan?”
“Mmm~~ ah
enggak kok~~? aku cuma merasa sedikit kesal saja....”
Yuki
perlahan-lahan mengalihkan pandangannya ke arah Ayano dan menghela nafas.
Kemudian dia menekan wajahnya ke bantal lagi dan membuat suara yang terdengar
seperti mengerang.
“Aaaahhhh~~Alya-san
terlalu baik hati, aku
jadi tidak tega melihatnya~.”
“.....”
“Sudah kuduga, mungkin yang tadi itu terlalu berlebihan kali ya? Tapi, rasanya sia-sia sekali
kalau aku melewatkan kesempatan yang bagus begitu. Jika aku ingin melakukannya,
aku harus melakukannya habis-habisan, bahkan jika itu menempatkan Alya-san di
bawah tekanan besar, Ahh~ ini benar-benar bikin dilema~”
Yuki
menguburkan kepalanya lagi ke atas bantal sembari menendang-nendang kakinya ke
atas dan ke bawah
saat melanjutkan monolognya. Ayano menyaksikan adegan itu dengan wajah tanpa
ekspresinya yang biasa.
Ayano tidak
tahu persis apa yang sudah dilakukan Yuki kepada Alisa. Namun, bila dilihat
dari ucapan Yuki, dia samar-samar merasakan bahwa ada keretakan dalam hubungan
pertemanan Yuki dan Alisa.
(Sebenarnya, aku mungkin harus menjadi orang yang melakukan
hal semacam itu....)
Melihat majikannya yang putus asa, Ayano
meratapi ketidakberdayaannya saat ini.
Mereka
yang menduduki kasta teratas biasanya mempunyai kecemerlangannya sendiri.
Mereka harus memiliki visi yang bagus dan mengekspresikan cita-citanya ke arah
yang baik. Jika seseorang tidak memilikinya, mereka takkan mampu menggerakkan
orang lain.
Terlebih
lagi .... orang yang berada di atas memerlukan
seseorang untuk bermain kotor di belakang layar jika ingin
menjaga ketenarannya. Masachika adalah orang yang memainkan peran itu. Di masa
lalu, Ia melakukannya demi Yuki, dan sekarang Ia melakukannya demi Alisa, Ia
menangani semua hal yang berhubungan dengan negosiasi, komunikasi, dan manuver
rahasia dengan kandidat yang berlawanan.
Namun,
Ayano tidak dapat melakukannya. Skema dan trik kotor bukanlah keahliannya, dan
dia sendiri memiliki karakter yang lembut di mana dia tidak mampu berbohong
atau menipu orang lain.
(Kenapa malah aku yang dipilih sebagai partner-nya Yuki-sama?)
Jika itu
urusan masalah OSIS biasa, Ayano bisa melakukannya dengan mudah. Namun, ini
adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh anggota OSIS, bukan kemampuan untuk
berperan dalam pemilihan. Tidak seperti yang dilakukan Masachika dan Nonoa, apa yang sebenarnya bisa dia
lakukan sangat terbatas ... Ayano memikirkannya sejenak dan berjalan
menghampiri tempat tidur di mana Yuki berbaring telungkup. Di ujung penglihatannya, kaki
Yuki sedari tadi berayun mulai mendarat
di tempat tidur.
“Ah ...
aku tidak bisa menjadi bos terakhir jika terus begini ...”
Ayano
memandang belakang kepala Yuki yang terus bergumam, dan berkata.
“Yuki-sama.”
“Hmm~?”
“Tolong
bicaralah dengan saya tentang semua yang ada di
hati Anda. Biarkan saya ikut menanggungnya
dan berbagi kekhawatiran anda.”
Dia
berjongkok di samping tempat tidur dan memberitahunya dengan ketinggian yang
sama dengan pandangan Yuki. Mata Yuki sedikit melebar dan dia mengubur wajahnya
di bantal lagi.
“Tidak, aku tidak mau merepotkan Ayano juga
.... Tidak apa-apa, aku akan kembali pulih setelah beberapa saat.”
Yuki dengan lembut menolak tawaran Ayano sembari memancarkan
aura kemalasan. Jika itu Ayano yang biasanya, dia akan mengerti bahwa ucapan
Yuki menyiratkan, “Tolong tinggalkan aku sendiri” dan diam-diam meninggalkan ruangan Yuki.
Tapi, Ayano masih bersikeras berjongkok di tempatnya dan berkata dengan tenang
kepada Yuki.
“Yuki-sama.”
“....”
“Saya
sangat memahami betul bahwa
Yuki-sama, sebagai majikan
saya, tidak mau membebani saya sebagai pelayan anda ... Tapi sekarang, saya
adalah pelayan pribadi Yuki-sama, dan juga pasangan dalam pemilihan ketua OSIS
tahun depan.”
“.....”
“Bisakah
Anda memperlakukan saya sebagai pasangan anda dan sedikit mempercayai saya?
Kalau tidak ... Apakah saya masih pantas menjadi pasangan Yuki-sama?”
“.... Apa,
jadi kamu masih peduli tentang hal semacam itu?”
Yuki
dengan lembut mengangkat kepalanya menghadap Ayano dan duduk di pinggiran tempat tidur. Kemudian, dia melihat dengan cermat mata Ayano dan melanjutkan.
“Memang benar
kalau aku mempunyai seseorang yang mempunyai kemampuan tingkat cheater seperti Onii-chan yang mendukungku, semuanya bakal jadi
lebih mudah.”
“....”
Sudah kuduga,
apa aku masih tidak bisa
menggantikan Masachika-sama? Ayano
mengangguk sedih atas
kesimpulannya sendiri, tapi tiba-tiba
suara jernih Yuki mencapai telinganya.
“Tapi
semua itu tidak masalah.”
“Eh ...”
Mata
Ayano melebar dengan sedikit terkejut ketika Yuki memberikan senyum tanpa rasa
takut sembari menyilangkan kakinya.
“Karena
aku juga seorang karakter tingkat cheat
yang luar biasa.”
Yuki
membusungkan dadanya dengan bangga dan setelah berbicara begitu, dia melirik ke
arah Ayano dan melanjutkan.
“Orang
yang aku butuhkan adalah partner yang memiliki pemahaman dan ketulusan
kepadaku. Keterampilan? Kemampuan negosiasi? Aku tidak membutuhkan hal semacam
itu karena aku sudah memiliki semuanya.”
“....”
“Satu-satunya
hal yang kuminta dari partner-ku ialah mereka harus bisa mendukungku untuk
menggunakan kemampuanku sepenuhnya. Dalam hal itu, tidak ada orang yang lebih
baik daripada Ayano. Seseorang yang dapat bertahan dengan sempurna sebagai
peran pendukung setelah
mengetahui segalanya tentang diriku
... dan itulah alasannya aku memilihmu. Kita berdua
akan melampaui Onii-chan loh? Aku pasti tidak bisa melakukannya dengan orang
lain.”
Setelah
mendengar perkataan Yuki,
Ayano merasa kegalauan di hatinya mulai menghilang. Ayano memandang Yuki dengan
tatapan indah yang memancarkan kemantapan, dan Yuki membalas dengan tersenyum
percaya diri.
“Itulah sebabnya, yang harus kamu
lakukan hanyalah
terus setia padaku. Dan kemudian ... Aku takkan pernah kalah dari Onii-chan atau Alya-san.”
“Ya, saya
akan terus mendedikasikan kesetiaan saya kepada Yuki-sama mulai sekarang.”
Ayano
langsung duduk bersimpuh dan menurunkan kepalanya dalam-dalam. Ayano yang
langsung berlutut di hadapannya membuat Yuki mengalihkan pandangannya dengan
malu.
“Ahh~ ... tapi, kali ini aku sudah
membuat Ayano melakukan tugas yang sangat tidak menyenangkan ... yang mana kamu
harus membius Onii-chan .... meski itu sedikit berlebihan, tetapi pasti sangat
sulit bagimu untuk melakukan hal seperti itu, bukan?”
“....”
Ayano
menundukkan kepalanya dan diam-diam menegaskan, Yuki hanya bisa tersenyum masam
melihat responnya.
“Itu
pasti sulit bagimu ‘kan, dan aku ingin melakukan sesuatu untukmu sebagai hadiah
... apa ada sesuatu yang kamu inginkan?”
“... lalu
izinkan saya menerima kemurahan hati anda.”
“Oh, apa
ada sesuatu yang kamu inginkan?”
Ayano
yang biasanya takkan mengatakan sepatah kata pun tentang permintaannya dan dengan
sopan menolak ketika diminta, secara tak terduga menerima begitu saja
seakan-akan ada sesuatu yang dia inginkan, Yuki pun terkejut sekaligus senang.
“Apa itu?
Coba katakan padaku apa yang kamu inginkan?”
“Kalau
begitu ....”
Di hadapan
Yuki yang matanya bersinar ketika menatap ke arahnya ... Ayano berkata dengan
wajah yang sedikit malu-malu dan mengalihkan pandangannya.
“Bisakah.... anda menginjak kepala saya?”
“Hah? Kamu bilang apaan tadi?”