Selingan — Bagian Mantan Tunangan 4
Himeno
bersantai dengan tubuh terlentang di atas kasur.
“Tak
disangka, rupanya aku bisa hidup sendiri
juga.”
Di
sekelilingnya terdapat perabotan dan peralatan rumah tangga yang lengkap, dalam
sebuah ruang apartemen kecil yang tampak baru
dibangun. Sepertinya itu lebih
nyaman dibandingkan dengan tempat tinggal yang dia
tempati selama pekerjaan paruh waktu di resor.
Saat
menyewa, ada proses pemeriksaan untuk masuk, dan sulit bagi Himeno yang tidak
memiliki pekerjaan untuk tinggal di tempat seperti ini. Namun, dia bisa tinggal di sini karena
ini adalah apartemen bulanan yang tidak memerlukan pemeriksaan masuk.
Apartemen
bulanan banyak digunakan oleh orang-orang yang perlu tinggal sementara untuk
perjalanan dinas, pelatihan, atau tugas di luar kota. Singkatnya, tempat ini mirip dengan hotel, tetapi
tidak ada layanan resepsionis atau pembersihan
tempat tidur.
Biaya
awalnya lebih murah dibandingkan apartemen sewa biasa, dan semuanya sudah
tersedia tanpa prosedur yang rumit, dari perabotan seperti kulkas, mesin cuci,
dan microwave, hingga utilitas seperti air, listrik, dan gas.
Oleh karena
itu, tempat ini sangat cocok untuk Himeno
yang hanya membawa barang-barang minimal. Namun, biaya awal tersebut jauh di luar
kemampuan finansialnya.
“Meski aku
meminjam uang, tapi sepertinya bayar bulanan sedikit saja sudah cukup, jadi
untuk sementara waktu
aku masih aman.”
Himeno akhirnya terpaksa meminjam dari lembaga
keuangan. Tentu saja, dia tampak
tidak memikirkan apapun mengenai
bunga yang menyertai.
“Ngomong-ngomong,
ayah dan ibuku terlalu dingin. Seandainya
saja mereka memberiku
uang, aku tidak perlu meminjam segala!
Ini membuatku kesal, jadi aku akan posting saja.”
Himeno
mengerutkan dahi sambil marah-marah,
mengabaikan kesalahan yang telah dilakukannya. Lalu dia memposting dengan emosinya di
smartphone.
“Aku
bisa bertahan dengan uang yang dipinjam untuk sementara, tapi aku harus
menghasilkan uang suatu saat nanti. Tapi aku tidak mau bekerja, jadi kira-kira bagaimana ya?”
Himeno
menggerutu sambil berpikir keras.
Akhirnya,
dia menemukan satu jawaban.
“Setelah
banyak berpikir, perutku jadi lapar! Mendingan aku pergi makan saja dulu.”
Itu
berarti dia akan pergi keluar untuk
makan.
Himeno
menunda pemikiran tentang pendapatan yang akan datang dan memilih untuk
mengabaikannya untuk sementara.
Jika itu
adalah hari pertama dia tinggal
sendiri, rasanya bisa dimaklumi jika dia
ingin menjauhkan diri dari masalah karena kelelahan. Namun, sudah beberapa hari berlalu sejak Himeno mulai tinggal
sendiri, dan setiap hari dia
berperilaku seperti ini.
Semua
orang tahu nasib siswa yang malas mengerjakan PR hanya karena liburan panjang.
Meskipun hidupnya bergantung pada hal ini, Himeno sama sekali tidak merasakan adanya rasa krisis.
“Kemarin
aku makan nasi kari di sana, dan sehari sebelumnya aku makan pasta di sini.
Sekarang enaknya makan di mana lagi ya?”
Himeno
sedang berjalan-jalan di kota, mencari toko yang bagus.
“Semuanya kurang memiliki rasa yang mendalam
jika dibandingkan dengan hotel bintang lima, tapi rasanya tidak terlalu buruk juga.”
Dompet
Himeno, yang diasingkan dari
kemewahan oleh Minato,
kini sedikit longgar.
“Hari
ini aku sudah berpikir keras, jadi aku ingin makan sesuatu yang manis, tapi
semua yang ada hanya toko ritel
atau toko yang biasa-biasa saja.”
Karena dia tidak bisa memutuskan toko mana
yang akan dikunjungi, Himeno akhirnya mengeluarkan
smartphone-nya dan menggunakan media sosial yang fokus pada gambar untuk
mencari 'nama makanan penutup di kota'.
Dia menemukan sebuah gambar yang
menarik perhatiannya dan mengetuknya untuk melihat detailnya.
“Pancake
souffle terbatas selama musim
panas? Ada banyak buahnya juga, jadi
sepertinya itu enak! Foto ini mendapat banyak tanda suka, jadi ayo
kita coba.”
Dia memasukkan alamat yang tertera di
profil akun kafe yang
memposting gambar tersebut ke aplikasi peta dan melangkah ke sana.
“Jadi di
sini kafe 'Kagen no Tsuki',
wah, tempatnya cukup ramai.”
Pada jam
makan siang yang sibuk, meskipun panas, ada antrean panjang di depan toko.
Himeno
merasa putus asa dan berbalik untuk pulang, tetapi dia ingin memastikan wujud pancake souffle yang sebenarnya,
jadi dia mengintip ke dalam melalui
jendela kafe.
Dan
pemandangan yang dia lihat membuatnya terdiam.
(Kenapa
Nene dan Arata-san
bekerja di toko yang sama!?)
Di sana,
Nene dan Arata terlihat sibuk namun mereka
terlihat gembira saat melayani pelanggan.
(Arata-san, ia tidak pernah menunjukkan
senyuman seperti
itu di hadapanku! Rasanya menyebalkan.)
Himeno
yang pernah menghina Arata di tempat pernikahan dengan menyebutnya sebagai robot, merasa kesal ketika melihatnya tersenyum lembut di hadapan Nene.
“Ada
terlalu banyak orang berpenampilan menarik di toko ini, seragamnya juga sangat
lucu."
“Aku paham
banget~, meskipun aku tidak akan cocok mengenakan kostum maid, tapi
penampilan para staf di sini terlihat
seperti karakter yang keluar dari buku cerita.”
Himeno
yang merasa kesal tidak sengaja
mendengar obrolan pelanggan di antrean.
“Ya,
ya. Apalagi staf pria baru yang baru saja bergabung juga kelihatan
sangat tampan, keren, dan
baik.”
“Ya.
Ia menjadi
favoritku belakangan ini. Ia memiliki penampilan yang bagus dan tampak seperti pelayan sungguhan, rasanya sungguh luar biasa. Aku bahkan datang ke sini cuma
untuk melihat wajahnya.”
“Aku
sudah lama penggemar
Fujisaki-san. Tapi belakangan ini, suasana di
antara Fujisaki-san dan Ichinose-san sangat berharga.”
“Eh,
jangan sembarangan menjodohkan Ichinose-san milikku!”
“Tidak,
dia bukan Ichinose-san milikmu kali.”
“Eh~~”
Setelah
mendengar sampai di situ, Himeno segera pergi dari tempat itu.
(Aku
pernah mendengar kalau Nene
bekerja paruh waktu di
kafe, tapi aku tidak pernah tahu kalau
dia bekerja di sini. Jadi, jangan bilang dia yang
sudah lama bekerja
di sini mengajak Arata-san?
Sejak kapan mereka sedekat itu? Eh, tunggu,
mana mungkin dia bisa akrab dengan mantan
tunangan kakaknya sendiri iya, ‘kan?)
“Tapi
ini...”
Mungkin
bisa digunakan, gumam
Himeno sambil tersenyum tipis.
Lalu
keesokan harinya, dia
memutuskan untuk pergi ke sana pada saat Nene dan Arata tidak ada.
Sebelumnya || Daftar isi || Selanjutnya