[LN] Saijou no Osewa Jilid 7 Bab 2 Bagian 2 Bahasa Indonesia

Bab 2 Tangan Kanan Pengusaha

Bagian 2

 

Pada dasarnya, isi acara minum teh adalah berbagi informasi terkini dan mendiskusikan masalah-masalah.

Namun, karena permainan sudah memasuki tahap akhir, masing-masing anggota sudah mulai menetapkan arah mereka, jadi tidak banyak lagi informasi terkini yang perlu dibagikan. Selain itu, anggota di sini semuanya sangat kompeten, jadi mayoritas masalah dapat mereka atasi sendiri dengan mudah.

Oleh karena itu...

Seperti biasa, semuanya tampak berjalan lancar ya.”

Persis seperti apa yang dikatakan Tennouji-san. Situasi bisni semua orang tampak berjalan dengan lancar.

Kinerja mereka semua mengalami peningkatan, dan tidak ada masalah mendesak yang harus dihadapi.

Tapi itu semua tidak berlaku untukku.

Aliansi yang terlalu sempurna juga ada masalahnya ya. Dengan begini, topik pembicaraan jadi—

Maaf. Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan.

Aku mengangkat tangan untuk menarik perhatian semua orang.

Sepertinya topik pembicaraan mulai habis, jadi saat ini merupakam waktu yang tepat.

Sebenarnya, aku berniat untuk memulai bisnis konsultan.

Semua orang membelalakkan matanya karena terkejut, tapi aku melanjutkan tanpa ragu.

Karena berbagai alasan, aku akan melepaskan perusahaan Tomonari Gift yang kumiliki saat ini, dan mendirikan perusahaan konsultan baru.

Tapi waktunya tinggal tersisa 2 minggu lagi, kan? Sepertinya sulit untuk mengembangkannya dari awal lagi.”

Tennouji-san menimpali dengan nada mengingatkan.

Tapi...

Meskipun begitu, aku berpikir bahwa ini adalah jalan yang terbaik untuk masa depanku.

Aku membuat keputusan ini setelah mempertimbangkan apa yang akan terjadi setelah permainan ini.

Aku tidak ingin menjadi konsultan hanya untuk memenangkan permainan ini. Aku ingin mendapatkan pengalaman di sini sebagai persiapan untuk menjadi konsultan di masa depan.

Asahi-san dan Taisho menganggukkan kepala mereka dan mendukung keputusanku.

“Aku sih setuju! Kurasa Tomonari-kun memang cocok untuk itu!

Aku juga setuju. Sejak dulu aku sudah berpikir kalau Tomonari itu mudah diajak bicara.

Mudah diajak bicara adalah kelebihan yang tak terbantahkan jika ingin menjadi konsultan.

Kedua orang itu, sama seperti Shizune-san, sama-sama berpikir bahwa aku cocok untuk menjadi konsultan.

“Te-Tentu saja aku juga setuju! Tapi, jika ingin masuk menjadi anggota OSIS, mungkin itu bukan pilihan yang menguntungkan...

Begitu rupanya, jadi Tennouji-san mengkhawatirkan hal itu.

Tapi aku juga sudah memikirkannya, jadi aku menanggapinya denfan menggelengkan kepala.

Saat ini, prestasiku masih berada di bawah Konohana-san maupun Tennouji-san. Dan aku juga tidak punya latar belakang keluarga atau keahlian seperti Narika. Meskipun aku berhasil mengalahkan kasus Suminoe-san, aku tidak berpikir aku akan terpilih menjadi anggota OSIS dalam kondisi saat ini.

...Jadi, itulah sebabnya kamu melakukan serangan?

Ya. Dan kurasa tidak ada salahnya menyiapkan satu tembakan lagi.

Aku yang sama sekali tidak punya prestasi akademik atau latar belakang keluarga yang istimewa, berpikir kalau aku takkan bisa langsung mendapatkan kepercayaan siswa hanya dengan mengalahkan kasus Suminoe-san. Jadi aku pikir aku perlu melakukan satu lompatan lagi.

Dua kali. Aku akan membuktikan diriku sekali lagi dalam game manajemen ini.

Dengan begitu, semua orang akan berpikir, ini bukan keberuntungan, tapi kemampuanku yang sesungguhnya.

...Aku benar-bernat bertingkah tidak seperti biasanya.

Tennouji-san tersenyum penuh arti.

Sikapmu yang ingin terus maju setelah mencapai hasilitu pantas mendapat pujian! Aku berharap Tomonari-san akan terus berkembang!"

Aku membungkuk dan berkata Terima kasih,” terhadap ucapan tulus yang mendukungku.

Aku juga setuju.

Dan Hinako juga sekali lagi menyatakan persetujuannya di depan semua orang.

Kalau dipikir-pikir, Tomonari-kun lah yang mengumpulkan kita semua di sini. ...Aku dengar pekerjaan konsultan itu sangat bergantung pada relasi pribadi, jadi mungkin Tomonari-kun memang cocok untuk itu.

Memang benar, aku yang baru saja masuk sekolah ini yang mengumpulkan mereka semua. Aku merasa keberatan untuk terus menolak ajakan Taisho dan Asahi-san, jadi aku akhirnya menghabiskan waktu sepulang sekolah bersama mereka, dan karena kebetulan itu, aku juga mengajak Tennouji-san dan Narika.

Apa mereka masih ingat saat itu? ...Aku merasa sangat bersyukur.

Akhirnya, Narika menatapku dan berkata,

Aku juga setuju. Dan selain itu... aku mohon! Bisakah kamu mendengarkan apa yang ingin kukatakan?

Narika membungkukkan kepalanya dengan kedua tangan terkatup.

Apa yang ingin dia katakan...?

Sebenarnya, aku ingin membuat situs belanja online di perusahaanku.

Situs belanja online?

Aku bertanya balik, dan Narika balas mengangguk.

Aku ingin membuat situs belanja online khusus perlengkapan olahraga di perusahaanku sendiri. Tapi aku tidak punya pengetahuan tentang cara membuatnya, jadi aku ingin meminta saran dari Itsuki. Tapi... jika kamu akan menjadi konsultan, bisakah aku secara resmi meminta bantuanmu?

Dengan kata lain, Narika ingin memintaku untuk menjadi konsultan untuk proyek situs belanja online barunya.

—Itu bukan tawaran yang buruk.

Perusahaan Narika, Shimax, adalah perusahaan terbesar di industrinya. Jika aku bisa berhasil mengonsultasikan proyek baru ini, aku bisa mendapatkan prestasi yang jelas. Dan karena aku sendiri pernah mengelola situs belanja online, aku juga akan lebih mudah menanganinya.

Tapi... apa aku bisa melakukannya?

Apakah aku benar-benar bisa menangani perusahaan besar seperti itu tanpa gagal?

(... Tidak)

Aku tidak punya waktu untuk ragu-ragu dengan kesempatan yang datang tiba-tiba.

Aku harus mengingar siapa saja yang sedang aku kejar. Asahi-san, Taisho, Narika, Tennouji-san, dan Hinako. Jika aku tidak terus meraih peluang-peluang seperti ini, aku tidak akan bisa mengejar mereka.

Narika. Tolong izinkan aku melakukannya.

Ah, ya! Itu akan sangat membantu!

Dengan begitu, klien pertamaku adalah perusahaan Narika—— Shimax Corporation.

 

◆◆◆◆

 

Sepulang sekolah. Sesampainya di mansion, aku segera mengerjakan hal-hal yang harus dilakukan.

Tomonari-kun. Tolong izinkan aku untuk mengonfirmasinya sekali lagi.”

Dari speaker ponselku, terdengar suara tegas Ikuno, Presdir Wedding Needs. Meskipun melalui telepon, aku bisa meraskaan nada suaranya yang tegang.

“Apa kamu beneran yakin?

...Ya. Silakan lakukan.

Ini adalah keputusan yang tidak bisa diubah lagi.

Aku balas mengangguk setelah konfirmasi terakhir dari Ikuno.

Baiklah. Mulai sekarang, aku akan bertanggung jawab atas pengelolaan Tomonari Gift.

Satu keputusan penting telah selesai.

Pengalihan bisnis Tomonari Gift. Aku mengakhirinya dengan menjual seluruh sahamku kepada Ikuno.

Terima kasih, sesuai perjanjian, tolong diarahkan untuk menjadi perusahaan terbuka.

Tentu saja. Karena Tomonari-kun juga telah mendukungku, aku akan berusaha sepenuh hati.

Dalam pengalihan bisnis Tomonari Gift, aku meminta dua hal kepada Ikuno.

Pertama, Tomonari Gift tetap dijalankan sebagai perusahaan yang independen, tidak diserap oleh Wedding Needs.

Kedua, setelah itu, Tomonari Gift akan didaftarkan menjadi perusahaan terbuka di bursa saham.

Meskipun hubungan kemitraan bisnis kami sangat rukun, pandangan kami tentang bisnis sangat dekat. Karena Ikuno yang seperti itu, aku memutuskan untuk mempercayakan Tomonari Gift kepadanya.

Selain itu, Wedding Needs sudah terdaftar di Bursa Efek Tokyo, jadi Ikuno memiliki kemampuan untuk mengelola perusahaan setelah menjadi perusahaan terbuka. Aku menanyakan strategi untuk perusahaan terbuka, dan ternyata ada beberapa cara untuk meningkatkan pendapatan dengan menggabungkan pasar pernikahan yang telah dikembangkan Wedding Needs. Setelah mendengar itu, aku semakin yakin untuk menyerahkan sisanya pada Ikuno.

Sebenarnya, aku mungkin harus melakukannya sendiri untuk mendapatkan pengalaman. Tapi menjalankan perusahaan e-commerce dan konsultasi secara bersamaan jelas melebihi kemampuanku saat ini.

(... Entah kenapa, rasanya disayangkan ya)

Rasanya memang sangat menyedihkan melihat perusahaan yang telah kukembangkan dengan susah payah akan meninggalkanku.

Selamat tinggal, Tomonari Gift.

Mulai sekarang, terbanglah tinggi di angkasa di bawah tangan Ikuno.

Baiklah... selanjutnya.

Tidak ada waktu untuk bersedih.

Setelah mengakhiri panggilan dengan Ikuno, aku segera menelepon Narika.

Narika langsung menjawab telepon.

Narika. Apa kamu ada waktu sekarang?

Ya, aku baik-baik saja.

Aku mengajukan pertanyaan kepada Narika sambil mengoperasikan laptopku dengan satu tangan.

Tentang situs e-commerce itu, apa kamu sudah menyelesaikan dokumen yang kuminta?

Ya, aku sudah membuat dokumen yang berisi anggaran dan lain-lain. Aku baru saja mengirimkannya ke sana.

Bagus. Kalau begitu, biar aku saja yang memilih vendor eksternalnya berdasarkan dokumen itu.

Aku menerima pesan dari Narika di kotak masuk game.

Aku kemudian memeriksa dokumen yang dilampirkan dengan sekilas.

“Aku juga sudah menyelidiki beberapa hal, tapi apa sebaiknya kita membuat departemen khusus untuk pemeliharaan situs web?

Ya, benar. Jika hanya ingin membuat situs e-commerce, mungkin revenue sharing saja sudah cukup. Tapi dalam kasus Narika, kamu ingin mengelola semuanya sendiri, 'kan?

Ya. Aku pikir itu akan lebih jelas dan gampang dipahami bagi pelanggan.

Baiklah. Kalau begitu, kita akan menggunakan vendor eksternal untuk membuat situs, tapi pemeliharaannya akan ditangani oleh karyawan Simax.

“Me-Mengerti!

Revenue sharing adalah model bisnis di mana beberapa perusahaan bekerja sama dalam satu proyek dan berbagi keuntungan. Tapi Narika ingin mengelola situs webnya sendiri, jadi meskipun pembuatan situs akan diserahkan kepada pihak luar, pengelolaannya akan dilakukan oleh karyawan Simax.

Meskipun begitu, sulit untuk langsung mengelola segalanya sendiri, jadi awalnya kami akan menyerahkan pembuatan dan pengelolaan situs ke vendor eksternal. Setelah itu, kami akan berangsur-angsur mengambil alih pengelolaannya.

Menyiapkan server sendiri akan menelan biaya yang sangat mahal, dan kita juga ingin melihat-lihat dulu, jadi kita akan menggunakan cloud publik untuk saat ini.

“Hmm?...Ah, baik, tidak masalah!

Aku aan mengirimkan detailnya nanti, jadi jangan khawatir."

Ma-Ma-Ma-Maaf...

Aku merasa Narika berpura-pura mengerti supaya tidak mengganggu pekerjaanku, jadi aku ingin menghilangkan kekhawatirannya.

Pada dasarnya, Narika masih terbilang awam dalam bidang IT, jadi dia meminta bantuanku. Berbagi pengetahuan teknis rinci bisa dilakukan nanti.

Tapi... luar biasa, Simax. Harga sahamnya naik tajam dalam seminggu ini.

Waktu satu minggu di dunia nyata setara dengan setengah tahun di dalam game.

Aku dengan jujur merassa terkesan saat melihat pertumbuhan pendapatannya yang tak biasa.

Yah, memang Simax adalah perusahaan besar sejak awal. Jadi lingkungannya sudah mendukung apa yang ingin kulakukan.

Memang ada benarnya juga sih, tapi tetap saja...

Narika yang memiliki banyak pengetahuan tentang olahraga, terus-menerus menghasilkan ide-ide yang luar biasa. Dan Simax memiliki kapasitas yang cukup untuk mewujudkan ide-ide tersebut menjadi produk. Jika dipikirkan begini, bisa dilihat bahwa bakat Narika dan kondisi Simax saat ini saling terkait satu sama lain.

“Kalau perusahaannya besar, apa itu berarti tekanannya juga besar?

Ya. Waktu awal-awal game ini dimulai, aku sampai tidak bisa berhenti berkeringat dingin... Uhh, hanya mengingatnya saja sudah membuat perutku sakit...

Aku bisa mendengar suara Narika yang tampak tersiksa.

...Narika memang punya sensitivitas yang cukup normal, ya.

Hm? Apa maksudnya itu?

Kalau misalnya kita menanyakan hal itu kepada orang lain di Akademi Kekaisaran seperti Konohana-san... apalagi Tennouji-san, mereka pasti akan menjawab 'Memang begitulah adanya' dengan santai.

Ah... iya sih.

Bahkan Hinako pun, meskipun mengeluh Malas, tetap saja pada akhirnya menunjukkan bahwa dia bisa menanggung beban itu.

Dibandingkan dengan Hinako atau Tennouji-san, masalah Narika terlihat biasa-biasa saja. Kesulitan berkomunikasi, tidak suka tekanan, sulit belajar... Banyak orang di sekolah lamaku juga mempunyai masalah serupa.

Karena itulah, Narika... bisa memahami orang-orang biasa dengan baik.

Sama seperti saat dia menyampaikan keindahan olahraga kepada Kita yang sebelumnya tidak suka olahraga, Narika bisa berempati dengan orang-orang yang punya masalah umum.

Bukannya itu bakat yang luar biasa?

Tetap mempertahankan sensitivitas normal di lingkungan yang istimewa. Menurutku, itulah bakat sejati Narika.

Sensitivitas normalnya itu pasti juga diapresiasi dalam game manajemen ini.

Pada saat itu— Kratak, aku bisa mendengar bunyi dari seberang telepon.

Ah, maaf.

Terdengar suara Narika yang meminta maaf.

Kemudian, aku mulai mendengar suara air yang menghantam lantai.

Kedengarannya seperti suara pancuran air...

...Narika. Kamu sekarang ada di mana?

Aku sedang di kamar mandi!

Kamar mandi...?

Aku tidak tahu kapan kamu akan meneleponku, jadi aku membawa ponsel ke sini. Aku merasa tidak enak kalau tidak bisa mengangkat teleponmu.

“Ka-Kamu tidak perlu sampai seperti itu...

Sekali lagi, terdengar bunyi Kratak.

Mungkin itu bunyi Narika yang meletakkan ember mandi di lantai.

“…Mari kita bicarakan sisanya nanti.”

“Ja-Jangan khawatir! Aku akan segera membasuh tubuhku, jadi harap tunggu sebentar!”

Aku mendengar suara pompa ditekan melalui telepon, seperti sedang mengeluarkan sabun mandi.

Aku mulai mendapati diriku secara tidak sadar membayangkan apa yang terjadi di ujung telepon yang lain.

Saat aku mendengar suara gesekan, aku...

...Aku akan menghubungimu nanti.

Aku menutup telepon tanpa mendengar jawaban Narika.

Entah kenapa, tiba-tiba aku merasa lelah.

(…Sekarang saatnya, aku harus mengalihkan konsentrasiku.)

Aku menepuk-nepuk kedua pipiku dan mengusir pikiran yang mengganggu. Sebelum menelepon Narika kembali, aku ingin menemukan beberapa perusahaan outsourcing.

Game manajemen tinggal tersisa dua minggu lagi. Demi bisa menunjukkan hasil sebagai konsultan, ini adalah perlombaan melawan waktu.

Saat aku sedang fokus menatap monitor komputer, aku mendengar pintu ruanganku diketuk.

Setelah aku menjawab, Shizune-san masuk.

Itsuki-san, dokumen yang kamu minta sudah aku kumpulkan.

Maaf, ini sangat membantu.

“Dokumen ini memang sudah disiapkan untuk mendukung Ojou-sama, jadi tidak masalah.

Aku menerima tablet dari Shizune-san.

Aku melihat berbagai data perusahaan tertera di layar. Aku meletakkan tablet di meja dan dengan cepat mengganti halaman.

…Kamu membaca dengan cepat sekali.

Aku mengabaikan informasi tentang penjualan dan modal, serta ukuran perusahaan.

Itu… kenapa?

Rasanya tidak terlalu berlebihan bahwa dalam bisnis, angka adalah data yang paling penting. Meskipun demikian, Shizune-san terlihat bingung mengapa aku sengaja tidak melihatnya.

Aku ingin menghilangkan prasangka. Melihat hanya pada bisnis memungkinkan penilaian yang lebih adil.

Begitu ya.

Apa yang aku pelajari dari pengalamanku dalam game manajemen adalah bahwa angka sering kali menyimpan ketidakadilan yang tidak terlihat. Meskipun aku mengembangkan produk terbaik, tiba-tiba tren berubah. Karena kebocoran informasi dari dalam, pesaing bisa mendahului. …Ketidakadilan semacam ini tidak bisa dipertimbangkan oleh angka. Bahkan perusahaan yang seharusnya berhasil jika diberi kesempatan lagi, bisa dicap sebagai pemain yang tidak dapat dipercaya oleh angka.

Oleh karena itu, aku mau melihat bisnisnya dulu.

Kemudian memahami filosofi perusahaan—melihat wajah para pemimpin di baliknya.

Jika pemimpin ini tampak dapat dipercaya, baru aku akan melihat angka-angkanya.

…Perusahaan ini sepertinya bagus.

Aku menemukan beberapa perusahaan yang cocok dengan Simax, jadi aku mencatatnya dan membagikannya melalui email kepada Narika. Aku juga memperkirakan biaya yang diperlukan untuk menyewa masing-masing perusahaan.

Setelah beberapa saat, Narika memilih salah satu dari perusahaan tersebut.

Baiklah—sekarang aku hanya perlu mengadakan pertemuan dengan perusahaan ini, dan jika semuanya berjalan lancar, kami bisa mulai membuat situs e-commerce.

 

◇◇◇◇

 

Shizune mengamatinya dalam diam ketika Itsuki sedang fokus pada game manajemen dengan menggunakan komputer dan tabletnya. Itsuki sudah melupakan keberadaan Shizune di ruangan yang sama. Konsentrasinya yang luar biasa ini memiliki kesamaan dengan Hinako, Takuma, dan juga kepala keluarga Konohana, Kagen. 

(Aku memang sempat berpikir kalau ia benar-benar menakutkan…) 

Shizune merasakan kalau suasana di ruangan ini perlahan-lahan menjadi lebih serius berpusat pada Itsuki. Suasana ini mirip sekali dengan saat Takuma dan Kagen bekerja dengan sungguh-sungguh. Karena Shizune sering membantu pekerjaan kedua orang itu, dia bisa dengan jelas mengenali perubahan pada Itsuki. 

――Aku mengabaikan informasi tentang ukuran perusahaan. 

Shizune kembali mengingat kata-kata yang diucapkan Itsuki. 

――Aku ingin menghilangkan prasangka. Melihat hanya pada bisnis memungkinkan penilaian yang lebih adil. 

Saat mendengar pernyataan ini, Shizune hampir tertawa. Kemampuan ini terlalu di luar jangkauannya. 

…Hanya kamu yang bisa melakukan itu.

Dia berbisik pelan supaya Itsuki tidak mendengarnya. Mungkin juga Takuma. …Hanya dua orang ini yang bisa melakukan hal semacam itu. 

Biasanya, orang lebih mengutamakan angka karena tidak bisa hanya menilai dari bisnis. Karena isi bisnis dan filosofi dapat memuat banyak kebohongan. Sering kali, mereka mengklaim demi kepentingan masyarakat, tetapi sebenarnya mereka hanya mementingkan keuntungan. 

Di sisi lain, angka tidak pernah berbohong. Oleh karena itu, sebagian besar pengusaha dan investor berusaha memahami orang lain melalui angka—tetapi mungkin Itsuki tidak memerlukan itu. 

Itsuki memiliki kemampuan untuk melihat kebohongan dalam data. 

Itulah sebabnya, bagi Itsuki, yang perlu dilihat bukanlah angka, melainkan filosofi. 

(Pertemuannya dengan Takuma-sama. Dan kesempatan yang diberikan oleh game manajemen. Kedua hal ini berpadu dengan sempurna, sehingga Itsuki-san mengalami pertumbuhan yang pesat…) 

Dia benar-benar terbangun. 

Shizune menyaksikan momen ketika bakat seseorang berkembang, dan perasaan yang sulit diungkapkan muncul dalam hatinya. Rasa ingin mendukung dengan tulus, terharu karena usaha yang terbayar, atau mungkin rasa ingin tahu yang menakutkan… berbagai perasaan bercampur aduk di dalam batinnya

Yang pasti, dengan bakat sebesar ini, ia mungkin bisa terus berdiri di samping Hinako di masa depan. 

Itu adalah sesuatu yang tak ternilai, hal terpenting bagi Shizune. 

(…Aku senang memilih orang ini sebagai pengurusnya.) 

Dan karena telah memilihnya, dia merasa memiliki kewajiban untuk mengawasi. 

Sejauh mana anak ini akan pergi? …Shizune mengamati punggung Itsuki yang menatap layar dengan lebih antusias dari biasanya.

 

◆◆◆◆

 

Di sekolah keesokan harinya.

“Itsuki!”

Saat waktu istirahat tiba, ada suara seseorang yang memanggil namaku dari koridor.

Aku berdiri dari tempat dudukku dan menuju ke arah gadis yang memanggilku.

Narika, ada apa?

Aku datang untuk mengucapkan terima kasih kemarin!

Narika berseru demikian dengan tatapan mata berbinar.

Aku membayangkan dia memiliki ekor dan telinga anjing. Ekor itu bergetar dengan sangat kuat, seolah-olah akan putus kapan saja.

Apa kamu sudah tidak mengkhawatirkan lagi tentang tatapan orang-orang di sekitarmu?

“Hmm? …Eh!?

Narika menyadari bahwa ada banyak mata yang tertuju padanya, wajahnya memerah, dan dia bersembunyi di tempat yang tidak terlihat dari kelas. Aku pikir lagi tumbe-tumbennya dia bisa bersuara sekencang itu di depan umum, tetapi sepertinya itu tidak disengaja.

Ak-Aku sedang terburu-buru, jadi…

Sebenarnya, kamu bisa saja mengirimkan laporan melalui email.

“Kamu ini bicara apa! Ini adalah hal yang harus disampaikan secara langsung!

Di sini, dia sangat konsisten.

Itu adalah salah satu kelebihan Narika.

Ahm. …Sekali lagi, terima kasih untuk kemarin! Berkatmu, semuanya tampaknya berjalan lancar!

Itu bagus. Meskipun masih dalam periode kontrak, tolong bagikan data proyeknya secara berkala.

Ah! Teruskan ya!

Kontrak konsultasi dengan Shimax berlangsung selama satu tahun. Dalam kenyataannya, itu berlangsung selama dua minggu… Hubungan kontrak kami akan berlanjut sampai game manajemen berakhir.

Sebenarnya, mungkin tidak perlu selama itu, tetapi mengingat bahwa game manajemen akan segera berakhir, kami memutuskan untuk menjadikannya periode yang jelas.

Aku akan menyelesaikan pembayaran hari ini! Apa tujuan pengiriman uangnya adalah perusahaan baru itu?

"Ya. Tolong kirim ke rekening Tomonari Consulting.

PT Tomonari Consulting—ini adalah perusahaan keduaku.

Meskipun sebelumnya namaku pernah dijadikan bahan tertawaan, aku kembali menggunakan nama yang mirip… Aku berharap bisa memberikan alasan. Ketika aku berencana untuk memulai sebagai konsultan, Narika langsung meminta bantuanku, jadi meskipun sangat membantu, itu juga sangat menyibukkan.

“Bagaimana bilangnya… nama perusahaanmu masih sama seperti dulu.

Seperti yang diperkirakan, namaku hampir dijadikan bahan ejekan—.

Tapi jika kamu membicarakan itu, Shimax juga sama saja.

“Hah!? Apa kamu sedang meremehkan selera nenek moyangku!?

Aku tidak ingin diremehkan oleh Narika yang memiliki selera penamaan yang mirip, tetapi sebenarnya, nama perusahaan Narika adalah nama yang diwariskan turun-temurun.

Shimax tuh ya! Nama perusahaan ini terinspirasi dari ide untuk menjadi perusahaan terbesar di pulau ini—yaitu, perusahaan yang maksimal!

“Be-Begitu ya…

Tapi bukannya itu terlalu sederhana…?

Bagaimanapun juga, pada akhirnya, nama perusahaan yang paling penting adalah kemudahan diingat bagi klien, jadi jika dilihat dari sudut pandang itu, nama Shimax mungkin adalah nama yang baik.

Setelah berpisah dengan Narika, aku kembali ke dalam ruang kelas.

“Ah, hei, hei, Tomonari-kun.

Sekarang, giliran Asahi-san yang memanggilku.

Apa aku boleh minta waktumu sebentar?

Tentu saja, tetapi apa tidak bisa di sini?

Hmmm… kalau bisa, aku ingin berbicara berduaan saja.

Tumben sekali

Dalam artian baik maupun buruk, Asahi-san, yang biasanya tidak terlalu memikirkan tatapan orang lain, tiba-tiba meminta pertemuan rahasia… Setidaknya, ini baru pertama kalinya di dalam ingatanku.

Namun, dengan game manajemen yang memasuki fase kritis, banyak siswa yang ingin berbicara secara pribadi, dan tempat yang mungkin bisa kami gunakan untuk berbicara berdua biasanya sudah penuh. Tempat seperti area tangga atau sudut koridor, yang biasanya sepi, kini selalu ada orang.

Sepertinya sulit untuk berbicara saat istirahat, jadi bagaimana kalau kita bicara di kafe seperti biasa setelah sekolah?

Ya, tolong!

Di kafe itu, jarak antara meja-neja cukup luas, dan jika kami berbicara pelan, isi pembicaraan kami tidak akan terdengar oleh orang lain.

Selain itu… mungkin karena rumor tentang perkumpulan pesta teh yang mulia, meja yang biasanya kami gunakan entah kenapa tidak ada yang menggunakannya. Seolah-olah meja itu sudah dipesan. Padahal, tempat itu adalah yang paling nyaman dan memiliki pemandangan terbaik… Aku merasa sedikit bersalah, tetapi kali ini aku akan memanfaatkannya.

 

◆◆◆◆

 

—Dan begitulah, setelah sekolah.

Setelah memberi tahu Hinako dan Shizune-san bahwa aku akan pulang sedikit lama, aku pergi ke kafe bersama Asahi-san.

Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan?

Setelah meneguk secangkir teh, Asahi-san membuka mulutnya dengan ekspresi serius.

Sebenarnya… aku ingin meningkatkan penjualan perusahaan.

Sepuluh detik berlalu dalam keheningan.

Setelah berpikir sejenak, akhirnya aku menyadari maksud Asahi-san.

Begitu rupanya, jadi kamu ingin mengungguli pesaingmu, ya?

Begitulah~! Tomonari-kun, kamu memang cepat sekali buat memahaminya.

Jika hanya ingin membahas peningkatan penjualan, kami bisa saja berbicara di kelas.

Namun, dia tidak melakukannya karena tidak ingin ada orang yang mendengar pembicaraan ini. —Artinya, dia ingin bergerak secara diam-diam dan ada pesaing yang ingin dia kalahkan.

Perusahaanku tidak seperti milik Miyakojima-san yang menjadi yang nomor satu di industri. Jika rival mendapatkan informasi tentang pergerakanku, peringkat kami bisa saja terbalik dalam sekejap. Jadi, meskipun terasa sulit, aku tidak bisa membicarakan hal ini secara terbuka…

…Industri yang sangat keras, ya.

Penjualan Shimax, perusahaan Narika, memiliki selisih yang besar dibandingkan dengan perusahaan yang berada di peringkat dua dan seterusnya. Dengan selisih sebesar itu, mungkin dia bisa bertindak dengan percaya diri, tetapi dalam kasus Asahi-san, tampaknya tidak bisa. J’s Holdings, seingatku, berada di peringkat empat dalam industri toko elektronik.

Karena itu, aku berpikir untuk secara resmi meminta bantuan Tomonari-kun! Sebenarnya, aku melihatmu berbicara dengan Miyakojima-san tadi… Dari suasananya, sepertinya semuanya berjalan lancar, kan?

Ya, bisa dibilang begitu.

“Kira-kira, apa aku juga bisa mendapatkan momentum dari itu~?

Sambil mengatakan itu, Asahi-san melirik ke arahku.

…Sebenarnya, meskipun dia tidak perlu melakukan hal itu, aku sudah memutuskan jawabanku.

“Aku akan menerimanya. Aku juga sudah berhutang budi kepada Asahi-san yang telah memperkenalkanku kepada perusahaan pemasaran.

Yay! Kalau begitu, ini dia! Ini adalah materi dari perusahaan kami!

Dia melakukan persiapannya dengan sangat baik. Sepertinya Asahi-san sudah memprediksi bahwa aku akan menerimanya. 

Asahi-san menyerahkan tablet berisi data perusahaannya kepadaku, dan selain itu, dia juga menghidupkan game manajemen di laptop dan mengirimkan data melalui email. 

Aku membaca informasi laporan keuangan J’s Holdings dengan cepat. 

Mungkin berkat bimbingan Takuma-san, aku jadi sudah terbiasa membaca data semacam ini, termasuk neraca dan laporan laba rugi, sehingga sekarang aku bisa memahami isi dengan kecepatan yang jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. 

... Penjualan barang untuk lansia cukup rendah, ya.

Benar banget~. Yah, mungkin barang elektronik memang seperti itu." 

Barang elektronik semakin berkembang fungsinya dari tahun ke tahun. Mungkin sulit bagi orang-orang lansia untuk membelinya.

Dulu, kamu menjual barang elektronik untuk lansia, ya? ... Sekarang sudah tidak diproduksi lagi?

Ya. Aku sudah pernah mengiklankannya di TV, tetapi angka penjualannya buruk. Dan kita juga terpengaruh oleh tren penurunan jumlah kelahiran dan peningkatan usia, jadi semua karyawan kami sangat terkejut.

Menurut dokumen yang tertera, itu terjadi sekitar tiga tahun yang lalu. Artinya, ini adalah cerita nyata, bukan hanya dalam permainan. 

Meskipun bisnisnya sendiri tampaknya tidak berhasil, tapi mereka sudah pernah mengembangkan produk sekali. Dengan fondasi yang sudah ada, mereka bisa merancang strategi yang responsif di bidang ini.

Asahi-san, kalau departemen ini melakukan apa?

Hmm? Ehm, kalau tidak salah itu...

Karena tertulis dengan huruf kecil, Asahi-san mendekatkan wajahnya ke monitor laptopku.

Kepala kami saling bertabrakan. 

Ah.

Ah.

Mungkin karena kami berdua mengeluarkan suara bersamaan. Kami secara refleks menjauh dan saling menatap wajah satu sama lain.

“Ak-Aku minta maaf...

Ti-Tidak, akulah yang harusnya minta maaf...

Mungkin karena kami terlalu fokus, jadi sepertinya kami salah memperkirakan jarak. 

Raut wajah Asahi-san tampak memerah dan dia terlihat canggung. 

... Asahi-san, ternyata kamu juga bisa malu seperti itu, ya?

Te-Tentu saja! Aku juga seorang gadis, tau!?

Asahi-san menatapku dengan tajam.

“Kupikir kamu adalah orang yang akan menertawakan situasi seperti ini, Asahi-san... 

Ti-Tidak, mungkin itu benar untuk laki-laki lain, tapi! Tomonari-kun tuh berbeda! 

Berbeda?

Apa maksudnya itu

Ketika aku memiringkan kepalaku dengan penuh tanda tanya, wajah Asahi-san semakin memerah dan dia terlihat panik.

Wa-Wa-Wawawa~~~~~~!? Lupakan yang barusan!! Tolong lupakan, ya!?

Y-Ya.

Melihat Asahi-san yang wajahnya sudah memerah hingga ke telinga, aku memutuskan untuk menurutinya. 

Yah, sebenarnya... karena ini saat yang tepat untuk mengatakan ini...

Setelah mulai sedikit tenang, Asahi-san mulai bercerita. 

Ketika Tomonari-kun baru pindah ke sini, aku cukup khawatir, loh. ... Tahu sendiri, di Akademi Kekaisaran ini, kadang-kadang ada orang yang tidak bisa mengikuti pelajaran dan segera keluar. Awalnya, Tomonari-kun terlihat seperti salah satu dari mereka...

Aku tidak bisa membantah perkataannya. Pada waktu itu, aku memang terlihat seperti orang biasa yang tidak bisa mengikuti akademi. Meskipun sekarang, jika aku lengah, aku bisa kembali seperti itu, jadi intinya tidak berubah... 

Tapi pada akhirnya, aku justru salah menilaimu. Tomonari-kun berusaha keras dan dalam sekejap sudah menjadi orang yang mandiri. Konohana-san, Tennouji-san, dan Miykojima-san juga mengandalkanmu... Sekarang aku sendiri sudah menjadi orang yang berkonsultasi.

Sambil mengatakan itu, Asahi-san menatapku dengan serius. 

Dalam waktu sesingkat ini, kamu tumbuh menjadi sosok yang sangat dapat diandalkan... Aku pikir Tomonari-kun itu hebat dan keren. ... Jadi, itu...

Setelah berbicara sampai di situ, wajah Asahi-san kembali memerah.

Ti-Tidak jadi, lupakan itu! Lupakan semua yang baru saja aku katakan!

Y-Ya...

Aku memutuskan untuk mengabaikan itu.

Aku ingin kembali ke topik game manajemen, tetapi... tidak bisa. Suasana tidak mendukung untuk melanjutkan pembicaraan serius. 

Baik aku maupun Asahi-san, wajah kami sama-sama merah.

Ah, duhhh! Suasananya jadi aneh begini! Ugh, ini memalukan~~!

Rasanya kayak bukan diriku sendiri~~!! Asahi-san menanggung rasa malu sembari memegangi kepalanya, dan aku hanya bisa tertawa canggung, Hahaha.

Biasanya, jarak kami lebih santai... Tapi menurutku rasanya agak curang jika dia tiba-tiba mengeluarkan suasana seperti ini.



 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama