Chapter 10 —Vol 4 SS Bonus: Kencan Menyenangkan Bersama Nonoa Di Taman Bermain
“Kyaaaaahhhh”
“Hyaaahooooooooo.”
“Uwooohhhhhhhhhh.”
Laju
roller coaster terus bergemuruh dan berputar bersamaan dengan teriakan dan
sorakan para penumpang. Perbedaan ketinggian relnya tidak terlalu besar, tetapi
guncangannya lumayan membuat orang menjerit.
Masachika
bersorak gembira pada sensasi menegangkan yang sangat berbeda dari coaster yang Ia naiki bersama Yuki.
Namun, partner sementara yang duduk di sebelahnya, Nonoa, justru bereaksi ….
“Ohh~”
Dengan
mata setengah terpejam dan wajah bosannya yang seperti biasa, dia membuat suara
terkesan dengan wahana itu. Dia tidak terlihat ketakutan, maupun menikmati
wahana menegangkan ini. Sebaliknya, dia sepertinya hanya berpikir, “Hee~, ternyata bisa secepat ini, ya~ hmm~.”
“.....”
Mau tak
mau Masachika hanya bisa tersenyum kecut pada reaksi tidak antusias Nonoa yang
sangat berbanding terbalik dengan wahana menegangkan ini. Dan ketika coaster mulai melambat, Ia langsung bertanya blak-blakan pada
Nonoa.
“...
Hei.”
“Hm~?”
“Apa tadi
itu rasanya seru?”
“Hmm?
Yah, lumayan seru, kok?”
“Be-Begitu
ya.”
Ketika Nonoa
menanggapi dengan melirik sekilas ke arahnya, Masachika hanya menggaruk
kepalanya dan berpikir, “Apa cuma
perasaanku saja yang terlalu berlebihan mencemaskannya?”
“Kupikir
rasanya agak lucu saat melihat orang-orang berteriak karena naik wahana ini.”
“Caramu
buat menikmatinya terlalu psiko, tau?!!”
Namun,
ucapan enteng Nonoa membuat wajah Masachika berubah menjadi sangat serius. Dia
tidak tertarik pada atraksi itu sendiri, melainkan pada orang-orang yang
mengendarainya.
“Tidak,
bukan begitu maksudku ... roller coaster-nya
sendiri bagaimana rasanya?”
“Eh? Hmm
... Aku cuma berpikir kalau jatuh dari ketinggian ini, pasti akan langsung
mati.”
“Sudut
pandangmu mirip seperti seorang ilmuwan gila yang cuma melihat manusia sebagai
hewan percobaan.”
Meski
Masachika sudah mengetahui hal ini ... tapi pemikiran
Nonoa benar-benar tidak bisa diukur dengan jalan
pemikiran orang biasa. Tentu saja, bahkan Masachika sendiri sempat berpikiran “Ini, kalau aku jatuh, aku pasti akan mati
….”. Namun dalam kasus Nonoa, dia tidak menunjukkan rasa takut yang
seharusnya menyertai gagasan itu. Dia hanya menyadari bahwa “jika dia jatuh, dia akan mati,” sebagai
fakta.
(Hebat sekali, jadi ini
yang dinamakan psikopat sejati ...?)
Nonoa tiba-tiba
menoleh ke arah Masachika, yang memandangnya dengan campuran kekaguman dan rasa
ngeri.
“Yah,
kalau bareng Kuzecchi sih, aku tidak perlu menyembunyikan apapun, iya ‘kan~ ...
Jika kamu ingin aku merasa ketakutan seperti gadis biasanya, aku bisa
melakukannya, kok?”
“Tidak,
terima kasih. Aku justru merasa takut kalau kamu melakukan itu.”
“Omonganmu
jahat banget, ih~ ... begini-begini, aku masih bisa melakukannya dengan baik di
hadapan teman-temanku yang lain, lho~”
“Itu
sebabnya aku merasa takut ...”
Setelah
mengatakan itu, Masachika tiba-tiba menjadi penasaran seberapa jauh temannya
yang psikopat ini akan bereaksi. Jadi, setelah turun dari roller coaster, Masachika dan Nonoa lalu
mencoba berbagai wahana menegangkan lainnya.
Ontang-anting
(Alias Flying chair atau Ayunan tinggi),
viking, seluncuran arung, Free fall...
“Jadi,
kesanmu bagaimana?”
“Hmm? Aku
berpikir kalau aku jatuh, aku pasti akan mati.”
“Semuanya
sama saja! Semuanyaaaaa masih sama saja!”
Ketika
Nonoa mengulangi kesan yang sama, Masachika menimpali dengan sekuat tenaga. Dirinya penasaran, apa ada
pengunjung lain yang tidak seantusias Nonoa?
Bahkan dari pihak taman bermain pun pasti akan berpikir, “Lantas, buat apa kamu datang kemari...?”.
“Gimana
kalau kita segera kembali? Waktu yang kita habiskan juga sudah lumayan lama.”
“.....
Hmm, benar juga.”
Saat
Nonoa memeriksa waktu dengan ekspresi datar di wajahnya, Masachika mengangguk
dengan pasrah. Namun, dalam perjalanan ke tempat Yuki dan yang lainnya
menunggu, Ia tiba-tiba melihat sebuah wahana rumah berhantu dalam pandangannya
dan berhenti.
(Hmm... jika dia tipe orang yang takut dengan hal
semacam ini, apa dia akan menunjukkan reaksinya?)
Sambil
memikirkan pertanyaan seperti itu, Masachika akhirnya memutuskan untuk mampir
ke rumah hantu tersebut. Tapi ...
“Uggaaaaaahhh!”
“Ohh~”
“Tidak,
sudah dibilang jangan mengamati manusia ...”
Dan benar
saja ... Nonoa terlihat sangat tenang saat melihat pria berdarah yang melompat
keluar dari bayang-bayang. Reaksinya begitu acuh tak acuh sehingga Masachika
yang ikut menemaninya jadi agak kurang ketakutan. Selain itu, anggota staf yang melompat
muncuk sedikit kebingungan dengan reaksinya.
“Uguo,
Uguoooooo!”
“Hmm~”
Anggota
staf yang berusaha terbaik untuk menakut-nakuti seorang gyaru yang untuk
beberapa alasan, tidak melarikan diri. Lalu gadis gyaru itu menatapnya dengan
mata setengah tertutup.
Entah
kenapa, pihak yang menakut-nakuti justru merasa terpojok dengan tatapannya.
“Hei
sudah cukup, hentikan itu. Ayo pergi.”
Masachika
yang sudah tidak tahan lagi melihatnya, menarik lengan Nonoa dan bergerak maju. Lalu di depan mereka, sebuah
lemari tiba-tiba bergetar sendiri. Masachika sedikit kaget dengan kejutan yang
tak terduga.
“.....
Hee.”
“Sudah
dibilangin, jangan mengamati manusia.”
Begitu dirinya menjadi kaku karena terkejut,
Nonoa memberinya tatapan penuh arti, dan Masachika merasa canggung. Setelah
itu, mereka akhirnya sampai di pintu keluar tanpa mendapat satu reaksi
ketakutan sedikit pun dari Nonoa. Mereka berdua meninggalkan rumah berhantu itu
tanpa ada yang berteriak. Lalu Nonoa meregangkan
badannya sambil mengangkat tangan dan berkata.
“Ahhh~
rasanya menyenangkan sekali~”
“Jangan
bohong, lu.”
Masachika
hanya bisa menyindir dengan sini pada
kata-kata tak terduga dari Nonoa yang telah mengulangi reaksi membosankan. Kemudian
Nonoa memiringkan kepalanya sedikit saat dia melirik Masachika.
“Memangnya
Kuzecchi tidak merasa bersenang-senang?”
“......”
Masachika
terkejut pada dirinya sendiri karena tidak segera menanggapi dengan menyangkal
pertanyaan itu. Dan ketika dipikir-pikir kembali dengan tenang... Ia menyadari kalau dirinya
juga merasa bersenang-senang.
Pada awalnya,
Ia terkejut dan kecewa dengan reaksi Nonoa yang terlihat tidak terlalu tertarik,
..... tapi di tengah-tengah perjalanan, Ia sepertinya mulai menikmati reaksi Nonoa yang terlihat tidak takut
sama sekali.
(....... Ya ampun, apa
ini juga semacam pesona dari gadis ini?)
Tidak mengherankan meski dia selalu terlihat lesu, tapi anehnya selalu saja ada
orang-orang yang berkumpul di sekitarnya. ...... Masachika
mengangkat bahunya ketika memikirkan hal semacam itu.
“Yah,
kurasa rasanya menyenangkan dengan caranya sendiri.”
“Begitu
ya.”
Nonoa kemudian
mengangguk dengan ekspresi tidak tertarik, dan dengan cepat melanjutkan perjalanannya.
Masachika segera mengejarnya sambil tersenyum senyum masam di wajahnya.