Chapter 17 —Vol 4.5 SS Bonus Q: Aku Berhasil Menghipnotis Seorang Gadis Cantik~♪ Perintah Pertama Apa Yang Harus Diperikan Padanya?
“Ah,
aku benar-benar sudah melakukannya...”
Di hadapan Yuki ada sosok
Masachika yang terkulai di atas lantai.
Sambil melihat ke bawah, Yuki mengeluh dengan suara bergetar.
“In-Ini
semua salahmu... karena kamu
mencoba mendekati wanita lain selain aku... ta-tapi
aku tidak berniat membunuhmu...!”
Dengan
suara penuh dengan ratapan
kesedihan, Yuki menutupi wajahnya dengan kedua tangan dan berlutut di tempat
itu. Namun, beberapa detik kemudian,
“Ahh...
rasanya membosankan sekali karena tidak ada yang
menimpali~”
Yuki
menurunkan kedua tangannya dan dia mengatakannya dengan nada acuh tak acuh.
Ketika dia mengangkat wajahnya,
dia melihat Alisa
dan Ayano yang berdiri di sana
dengan ekspresi linglung. Meskipun ada satu orang yang
terjatuh di dekat mereka, keduanya tidak menunjukkan reaksi. Mereka tampak
seperti robot yang menunggu instruksi dalam keadaan tidur.
“...Apa
sekarang aku bisa mengambil alih kendali hipnosis?”
Setelah
menggumamkan itu pada dirinya sendiri, Yuki membuat suara
berirama tertentu dengan lidahnya, lalu bertepuk tangan dengan suara keras.
Mendengar itu, tubuh Alisa dan
Ayano langsung tersentak, dan
kepala mereka sedikit menghadap ke arah Yuki.
“Yosh, berhasil!”
Tanpa
mengucapkan sepatah kata pun, Yuki mengendalikan hipnosisnya. Keterampilannya
sebagai penghipnotis semakin
meningkat.
“Baiklah,
kalian berdua, tolong bantu aku mengangkat Masachika-kun, ya~. Alya-san
pegang kaki kanan, sementara Ayano
pegang kaki kiri... bagus,
teruskan.”
Setelah
memberi instruksi kepada keduanya, mereka bertiga bekerja sama mengangkat
Masachika ke tempat tidur.
“Fyuh!
Hahh~ berat sekali. Memang benar bahwa orang yang tidak sadarkan diri itu
berat, ya.”
Yuki
mengatakan itu sambil meregangkan bahunya, tetapi
tentu saja tidak ada reaksi dari sekitar. Dengan sedikit mengerucutkan bibir,
Yuki menatap Masachika... dan melihat wajahnya yang tampak damai, membuatnya
sedikit kesal.
(Setelah seenaknya
mengolok-olokku dan Ayano... tadi itu
sempat membuatku panik.
Berat sekali.)
Tentu
saja, dia tahu semua ini adalah akibat dari perbuatannya sendiri. Dia tahu
bahwa dirinya yang paling bersalah karena menghipnotis kakaknya. Yuki mengetahui itu, tetapi...
“Karena
sudah seenaknya mempermainkanku... jadi apa boleh buat, iya ‘kan?”
Dengan
bisikan yang tidak masuk akal, Yuki mengoperasikan smartphone-nya dan
mengunggah video yang baru saja direkam ke dalam grup
chat OSIS. Setelah itu, dengan wajah tidak bersalah, dia mencari cara untuk
membatalkan hipnosis... lalu, perhatiannya tiba-tiba
tertuju pada Alisa yang menunjukkan ekspresi
kosong.
“...Hmm.”
Sudah
kedua kalinya Alisa dihipnotis dan menjadi linglung begini. Pada kesempatan
sebelumnya, dia dihipnotis di ruang
OSIS, jadi Yuki segera berusaha memperbaiki
situasi. Namun, sekarang? Dengan tidak adanya campur
tangan dari orang lain... mungkin sedikit hal ini bisa
dimaafkan?
“Betul sekali kan~? Pasti bisa
dimaafkan, bukan~? Atau malah sudah seharusnya~.”
Sambil
melihat ke arah lain, Yuki berkata demikian dan mengajak keduanya menuju
kamarnya, lalu membuka lemari yang tersedia.
“Upss,
aku kebetulan menemukan kostum
kelinci di sini.”
Kemudian,
dia dengan cepat mengambil kostum kelinci
dari dalam lemarinya. Jika
ditanya mengapa ada barang seperti itu... ya, karena memang ada. Kamar otaku
Yuki dipenuhi dengan hal-hal aneh.
“Baiklah,
kalau gitu Alya-san, coba pakai
ini ya~?”
Yuki
dengan santai mengeluarkan juga bando
telinga kelinci dan menekannya kepada Alisa, lalu dia keluar dari kamar bersama Ayano.
Meskipun tidak ada orang yang akan mempermasalahkan jika dia melihatnya berganti pakaian,
sebagai seorang otaku, dia menghindari situasi yang tidak sopan dengan melihat
cosplayer berganti pakaian. Pertama-tama,
Alisa bukanlah seorang cosplayer.
Setelah
menunggu beberapa menit, ketika suara gesekan kain dari dalam kamar sudah tidak
terdengar, Yuki masuk ke dalam...
“Marvelous...!”
Dia
menengadah ke langit dan jatuh berlutut di tempat itu. Di hadapannya ada
seorang kelinci imut yang tampaknya bisa mengubah orang-orang di sekitarnya
menjadi binatang buas, tanpa membedakan jenis kelamin. Kaki panjangnya yang bahenol dibalut dengan legging hitam.
Potongan tinggi yang luar biasa. Dada montoknya
yang melimpah hampir tumpah dari kostum. Kontras menawan antara kulit putih dan
kostum hitam...!
“Ah,
sial, sepertinya aku akan mimisan...”
Bagian dalam
hidungnya terasa perih,
dan Yuki menahan hidungnya sambil menengadah.
“Belum...
tahan, aku... ini belum cukup...”
Sambil
bergumam demikian, Yuki berdiri dan menatap Alisa
yang tampak linglung dengan tatapan tajam.
Kemudian, dia mengangkat satu jarinya di depan wajahnya dan mulai memberikan
sugesti baru.
“Kamu
adalah kelinci yang imut dan ceria. Ketika aku menjentikkan jari, kamu akan
ingin melayani pelanggan di depanmu dengan sepenuh hati.”
Setelah
mengatakannya, Yuki menjentikkan jarinya, dan perlahan-lahan cahaya
kehidupan mulai kembali ke mata Alisa...
“Selamat
datang, pelanggan yang terhormat,
saya akan melayani Anda dengan sepenuh hati, pyon~♡”
“Boghaaah!?”
Senyumannya yang nakal
dan menggoda, telinga kelinci yang
melompat-lompat, dan ekor kelinci yang bergoyang-goyang, semuanya menghantam
hati Yuki dengan kritis!
“Silakan
layani aku...”
Yuki
mengucapkan kata-kata itu sekali lagi dengan
ekspresi gembira sambil
jatuh berlutut.
◇◇◇
“Aku merasa
puas...”
Setelah
itu, Yuki yang mengenakan kostum pelayan juga ikut dalam pelayanan, dan dia
dengan anehnya mengucapkan kata-kata puas dengan wajah yang berseri-seri.
Kemudian, dia mengarahkan smartphone-nya ke arah kedua orang yang telah berganti
pakaian dan mengetuk tombol pembatalan aplikasi hipnotis. Begitu dilakukan, suara
getaran aneh mulai keluar dari smartphone, dan perlahan-lahan mata Alisa dan
Ayano mulai kembali ke kesadaran.
“…Eh?
Di mana ini… Sejak kapan aku berada di sini?”
“?”
Beberapa
puluh detik kemudian, ketika kedua orang itu sepenuhnya terbangun dan melihat
sekeliling ruang tamu dengan bingung, Yuki berusaha menutupi ekspresi
menyesalnya dan memanggil Alisa.
“Maafkan aku, Alya-san.
Sebenarnya, aku sedang mencoba hipnosis Masachika… dan sepertinya aku malah melibatkanmu tanpa sengaja.”
“Eh?
Yuki-san? Hipnotis, maksudmu…?”
Meskipun
tampak bingung dan tidak sepenuhnya memahami, Alisa tampaknya merasakan bahaya
dari kata “hipnotis”
dan segera melindungi tubuhnya.
“Tidak,
jangan-jangan ada sesuatu yang
terjadi lagi…?”
“Tidak,
tidak apa-apa. Tidak ada yang terjadi sama sekali.”
Yuki
dengan lancar berbohong.
(Tidak,
aku tidak menyentuhnya. Aku mengikuti aturan di sana. Rasanya tidak berlebihan jika aku
bilang tidak ada yang terjadi, ‘kan?)
Sambil
berpikir dengan berbagai alasan dalam pikirannya, Yuki perlahan menyerahkan
smartphone Alisa yang dipinjam dari meja kakaknya.
“Sebagai
permohonan maaf… ini.”
“Ah,
milikku… apa?”
“Silakan
lihat video yang aku kirimkan di dalam grup OSIS.”
Dengan
wajah curiga, Alisa membuka file video seperti yang diperintahkan. Beberapa
detik kemudian, matanya terbelalak lebar──
“Pu,
ahahahaha!”
Suara tawa Alisa yang sangat jarang dan tulus menggema di ruang tamu rumah.
Sebelumnya | Daftar isi | Selanjutnya