Roshidere Jilid 9.5 Chapter 20 Bahasa Indonesia

 Chapter 20 — Bonus SS Volume 5 — Sensei~ Ketua Dan Wakil Ketua Masih Terus Bermesraan Di Depan Orang Terluka ~

 

Fuh, fuh.

A-Alya-chan, apa yang sudah kamu lakukan... Kuze-kun, kamu baik-baik saja!?

Masachika yang terkena sepatu yang dilemparkan Alisa tepat di wajahnya jatuh tanpa mengeluarkan suara. Melihatnya tidak bergerak sama sekali, Maria merasa khawatir dan berlari mendekatinya meskipun hanya mengenakan pakaian dalam. 

Kemudian, dia mengambil kemeja Alisa yang menutupi wajah Masachika dan── 

Ara?

“Masachika, kun…? Eh, tidur? 

Bagaimana, ya? Sepertinya tidak ada benjolan…

Maria mengelus belakang kepala Masachika dengan khawatir, sementara Alisa mengamati dengan sedikit canggung. Keduanya hanya mengenakan kaus kaki dan pakaian dalam. Dari sudut pandang orang luar, pemandangan itu cukup mencolok. 

Tiba-tiba, ketika Maria sedikit mengangkat kepalanya, darah mengalir dari lubang hidung Masachika. 

Ah, eh? Hidungnya mimsan

Apa mimisan ini disebabkan karena sepatu yang menghantam wajahnya, atau… 

Dalam keheningan yang canggung, Alisa secara diam-diam mengulurkan tisu, dan Maria menyumbat hidung Masachika. 

…Untuk sementara, mari kita ganti pakaian dulu?

Ya, benar.

Dengan suasana yang canggung, mereka berdua meninggalkan Masachika sejenak dan cepat-cepat mengganti pakaian seragam baru. Selama itu, Masachika tidak terbangun sama sekali. Setelah selesai mengganti pakaian, mereka saling memandang, merasa bingung harus berbuat apa. 

────iya.

──jadi,────kan?

Saat itu, dari luar ruang OSIS, mereka mendengar suara yang sudah dikenal. Mendengar suara itu, Alisa dan Maria langsung mengangkat wajah mereka, dan beberapa detik kemudian, pintu ruang dewan siswa dibuka dengan suara keras. 

Eh? Kenapa terkunci?

Ah, maaf~!

Mendengar suara Chisaki yang curiga dari balik pintu, Maria segera membuka kunci. Di sana, terlihat Touya dan Chisaki dengan ekspresi bingung. 

“L-Loh~ Kalian berdua? Ada apa?

Eh, seharusnya kami yang bilang begitu… Aku dan Touya baru saja berbicara dengan guru tentang festival sekolah, dan kami datang untuk menaruh dokumen ini…

Mendengar itu, Maria secara instingtif berpikir, Sekarang bukan waktu yang tepat untuk masuk. Karena, suasananya sudah seperti lokasi kejadian. 

“Oh, begitu~? Terima kasih atas kerja kerasnya~ Oh, aku akan meninggalkan dokumen itu di sini untukmu~ 

Eh, tidak, aku bisa menaruhnya sendiri… Maksudku, ada apa? Apakah ada sesuatu di dalam?

Maria membuka satu sisi pintu ganda, tidak bergerak dari tempatnya, dan Touya bertanya dengan bingung. Maria menjawab dengan sedikit cemas dan suara pelan. 

Saat ini, Alya-chan sedang mengganti pakaian seragam baru di dalam…" 

Ah, oh, begitu.

Begitu mendengar kata-kata Maria, Touya mengalihkan pandangannya dengan canggung dan menyerahkan dokumen yang dipegangnya kepada Maria. 

Kalau begitu, bisa tolong taruh ini di atas mejaku?

Baik~

Ketika Maria mencoba mengambilnya dan melepaskan tangan dari pintu, 

──Ada bau darah.

Saat Chisaki menggumamkan hal itu, dia tiba-tiba menyelinap melewati Maria dan memasuki ruangan. 

Ah, Chisaki-chan!

Tanpa menghiraukan suara Maria, Chisaki melihat ke dalam ruangan. Dan, 

! Kuze-kun!

Dia menemukan Masachika terbaring di belakang sofa dan berlari mendekat. Dia meletakkan tangannya di leher Masachika, dengan ekspresi ketakutan. 

“I-Ia sudah mati…

“Ia tidak mati! 

Eh, maaf. Aku hanya ingin mencoba mengatakannya saja.

Dengan komentar tajam Alisa, Chisaki tersipu malu-malu dan berdiri. 

Jadi, sebenarnya apa yang terjadi di sini? Kuze-kun?

Ah, itu…

Ah, haha…

Alisa yang tampak canggung dan Maria yang tersenyum cemas. 

Ada apa? Memangnya ada sesuatu yang terjadi pada Kuze? 

Ah~ kamu boleh masuk sekarang, Touya.

Dengan dorongan dari Chisaki, Touya masuk dengan ragu-ragu ke ruang OSIS. Lalu, saat ia melihat Masachika terbaring di belakang sofa dengan hidung tersumbat, ekspresinya sulit untuk dijelaskan. 

…Sebenarnya, apa yang terjadi?

Touya bertanya demikian, namun kedua gadis itu hanya mengalihkan pandangan. Saat itu, bel tanda masuk berbunyi, dan keempatnya langsung melihat jam. 

Ah, gawat. Jam pelajaran kelima akan dimulai.

Ya, benar… Kurasa apa boleh buat. Untuk sementara, aku akan membawa Kuze ke ruang kesehatan, jadi dik Kujou, apa kamu bisa menyampaikan detailnya ke guru kesehatan?

Tunggu sebentar, Touya. Jika ketua OSIS datang terlambat ke kelas, itu akan menjadi masalah, jadi biar aku saja yang akan membawa Kuze-kun.

Tidak, itu──

Tenang saja, aku akan cepat──

Setelah Chisaki mengatakan itu dan mencoba mengangkat Masachika, 

Chisaki!

Touya mengeluarkan suara tajam, dan Alisa serta Maria terkejut hingga pundak mereka bergetar. Chisaki juga menatap Touya dengan wajah sedikit terkejut. 

…Apa? Ada apa, Touya?

Ah, tidak….

Ketika mellihat tatapan pacarnya yang sedikit menuduh, Touya menggaruk pipinya dengan canggung. Sambil mengalihkan pandangan, ia berkata pelan. 

“Meski dengan Kuze, tapi tidak sepantasnya kamu melakukan itu yang membuat tubuh kalian terlalu dekat…

Touya…

Touya dengan malu-malu mengungkapkan kecemburuannya kepada pacarnya. Chisaki terlihat terkejut sejenak, lalu tersenyum dengan campuran rasa malu dan senang. Kemudian, 

Ugh! Duhh Touya, kamu ini! 

Demi menyembunyikan rasa malunya, Chisaki mencoba menyikut bahu Tōya. 

Ah── 

Sikut Chisaki meluncur dari bahu Touya dan mengenai dagunya dari belakang. Segera setelah itu, tubuh besar Touya mulai sempoyongan dan jatuh ke tanah tanpa suara. 

Eh~

Ara~ 

Ah, ma-maafkan aku, Touya…

Sebelum Touya jatuh ke lantai, Chisaki menangkap tubuhnya dan mengerutkan alisnya. Kemudian, dia melihat ke arah Masachika dan menatap Alisa seolah menyadari sesuatu. 

…Mungkin Kuze juga? 

…Ya, begitulah.

Ah~

Mereka saling memahami di tempat yang tidak terduga, dan Chisaki serta Alisa menunjukkan wajah yang sulit dijelaskan. 

Untuk sementara… mari kita bawa mereka berdua ke ruang kesehatan?

Ya, benar.

“Be-Betul.

Setelah itu, Touya dan Masachika dibawa ke ruang kesehatan oleh para gadis, dan pemandangan itu dengan cepat menyebar sebagai rumor di seluruh sekolah, memunculkan berbagai spekulasi tentang apa yang terjadi. 

Namun, karena semua pihak yang terlibat tetap diam, kebenarannya terpendam dalam kegelapan… suasana yang seolah-olah ingin dihindari itu justru semakin memicu rasa penasaran. Peristiwa ini dinamakan 'Misteri Siswa Setelah Liburan Musim Panas' dan menjadi topik pembicaraan di seluruh sekolah selama beberapa minggu.

 

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama