Chapter 23 — Bonus SS Volume 6 — Sensei~ Ketua Dan Wakil Ketua Masih Bermesraan Kapan pun Ada Kesempatan ~
“Baiklah,
sekarang kami akan mengadakan pertunjukan sulap spesial!”
Penonton
yang berkumpul bertepuk tangan seiring dengan pernyataan Maria. Di dalam ruang kelas yang
didekorasi seperti bar sulap, meja panjang telah dipindahkan ke pinggiran, dan sebagai gantinya, kursi
penonton dan ruang yang lebih luas telah disiapkan. Ini adalah persiapan untuk
pertunjukan sulap yang diadakan sekali di pagi dan sore hari.
Mungkin
karena acaranya sudah diumumkan sebelumnya,
meskipun ini baru hari
pertama Festival Budaya Akademi Seirei,
jumlah penontonnya cukup banyak.
Sambil duduk di barisan depan, Touya
memberikan tepuk tangan yang paling meriah.
“Sulap
yang akan dilakukan kali ini adalah... sulap pelarian! Orang yang akan mencobanya adalah Chisaki-chan!”
Saat Maria
memperkenalkannya, Chisaki
muncul sambil melambaikan tangan kepada penonton. Dua wanita tercantik dari angkatan kelas 2 berdiri berdampingan, dan
penonton memberikan sorakan dan kekaguman. Namun, tentu saja, mata Touya hanya terpaku pada sosok Chisaki yang
mengenakan kostum bartender.
“!”
Saat tatapan mata mereka bertemu, Chisaki
mengedipkan mata padanya dengan nakal.
(Oh wow)
Hanya
gerakan itu saja sudah merenggut
hatinya dan membuat bahu Touya melonjak. Meskipun ada tatapan penuh cemburu
yang mengarah padanya, Touya yang sudah dibutakan oleh perasaan cinta, sama sekali
tidak menyadarinya.
“Dia
akan melarikan diri dari~~~ini!”
Saat itu,
sesuai dengan suara Maria, sebuah kotak besar dengan lebar delapan puluh
sentimeter dan tinggi dua meter disiapkan. Di bagian depan kotak terdapat
lubang berdiameter sekitar lima belas sentimeter yang tertutup kain, dan di
sampingnya terdapat pengait. Ketika Maria membuka pengait tersebut, bagian
depan kotak terbuka dan terlihat kosong di dalamnya. Maria melanjutkan sambil
menunjuk ke bagian dalam kotak yang kosong.
“Chisaki-chan
akan masuk ke dalam kotak ini dan berusaha melarikan diri dalam waktu dua menit.
Seperti yang kalian lihat,
kotak ini memiliki lubang, jadi jika dia mengulurkan tangan dari sini, dia bisa
membukanya dengan mudah, tetapi... itu tidak akan terjadi.”
Maria
mengeluarkan kunci kombinasi dari saku jasnya dan menunjukkannya kepada
penonton.
“Pengaitnya
akan dipasangi kunci kombinasi ini. Tentu saja, aku
akan memberi tahu angkanya, tetapi dia harus mencocokkan angka itu dengan satu
tangan dalam keadaan terburu-buru. Jika dia melakukan kesalahan sekali saja,
pelariannya hampir tidak mungkin dilakukan. Ditambah
lagi~~! Ini belum semuanya!”
Kemudian,
saat Maria memberi isyarat, dua siswi membawa tas besar, rantai, dan gembok.
Ketika Chisaki berdiri di atas tas itu,
kedua siswi tersebut mengangkat mulut tas dengan cepat dan mengikat tali di
leher Chisaki untuk menutupnya. Selanjutnya, rantai dililitkan berulang kali di
atas tas, dan kedua ujungnya diikat dengan gembok. Dalam waktu kurang dari satu
menit, Chisaki tampak seperti penjahat berbahaya yang dipenjara.
“Chisaki-chan
akan masuk ke dalam kotak dalam keadaan seperti ini. Pertama, melarikan diri
dari rantai. Kedua, melarikan diri dari tas. Terakhir, melarikan diri dari
kotak. Semua ini harus dilakukan dalam waktu dua menit!”
Setelah mendengar
penjelasan Maria, para penonton
bersuara skeptis setengah bercanda, “Eh~?” Touya
pun mengernyitkan dahi, khawatir akan penampilan menyedihkan kekasihnya dan
tantangan yang tampaknya terlalu nekat.
(Bukankah lebih baik kalau setidaknya dia
dipasangi borgol? Kalau
begini sih, dia
bisa menggerakkan lengannya secara
bebas.)
Pria ini
memiliki tingkat kepercayaan yang luar biasa terhadap kekasihnya. Di hadapan Touya
yang khawatir, Maria tiba-tiba merendahkan suaranya.
“Jika
Chisaki-chan tidak bisa melarikan diri dalam waktu dua menit...”
Kotak
tidak akan pernah bisa dibuka lagi? Atau mungkin dia akan menusukkan pedang
dari lubang? Atau jangan-jangan, akan terjadi ledakan di dalam kotak...?
Ketika para penonton
mulai tegang setelah mendengar nada berat Maria...
kue baumkuchen berdiameter empat belas sentimeter dan ketebalan sepuluh
sentimeter dibawa keluar dan diletakkan
di atas piring. Sambil menunjuk kue tersebut, Maria mengumumkan dengan nada
seolah-olah itu sangat menakutkan.
“Aku
akan memakan semua baumkuchen ini yang dibawa sebagai sumbangan!”
(Tidak,
ini damai sekali. Maksudku, apa dia akan memakannya sendirian, si kakak Kujou?)
Reaksi
penonton umumnya sejalan dengan pikiran Touya.
Dalam suasana yang agak hangat, Chisaki, meskipun dalam keadaan tidak bisa
bergerak dengan baik, tetap dengan percaya diri berkata.
“Aku
akan melarikan diri dalam waktu kurang dari satu menit. Aku tidak akan membiarkan Masha
memakan setengahnya!”
“Hehe,
aku tidak yaking dengan itu~? Jika
kamu mengatakan itu, aku juga
akan serius loh~?”
(Eh, jadi ini ternyata pertarungan
untuk mendapatkan camilan?)
Touya berkomentar dalam pikirannya
tentang percakapan aneh dan
penuh tantangan antara keduanya. Ini adalah persaingan yang damai seperti
program anak-anak di pagi hari Minggu.
“Baiklah,
kita mulai ya~? Pertarungan camilan tanpa belas kasihan!”
“Tidak,
kamu sudah mengatakannya.”
Touya tidak bisa menahan diri untuk
mengeluarkan suara saat mendengar apa yang dipikirkannya. Pada saat yang sama, tawa
terdengar dari sekelilingnya, dan suasana hangat menyebar di dalam kelas.
“Kalau
begitu, Chisaki-chan akan masuk ke dalam kotak...”
Ketika Maria
memberi isyarat kepada dua staf yang membawa tas dan rantai, mereka berusaha
meraih Chisaki dari kedua sisi.
“Tidak usah, aku
bisa melakukannya sendiri.”
Menolak
hal itu, Chisaki dengan santainya
menginjak tas hingga robek, lalu berjalan sendiri masuk ke dalam kotak. Hmm, Touya berpikir kalau dirinya tidak perlu memikirkannya lebih
lanjut.
“Kalau gitu aku akan menutupnya. Dan menguncinya dengan kunci kombinasi... kachak
kachak kachak.”
Maria
memutar nomor kunci kombinasi secara
acak, memeriksa angka dan memanggil Chisaki.
“Chisaki-chan,
dari atas 3, 6, 7, 1. Aku ulangi
ya? 3, 6, 7, 1. Setelah semua disesuaikan ke 0, kamu baru
bisa membukanya,
oke~?”
“Dimengerti.”
Setelah
mendengar jawaban Chisaki, Maria mengeluarkan kunci kecil dari saku dan
memperlihatkannya kepada penonton.
“Ini
adalah kunci gembok untuk membuka rantai. Ini dia... Ei~!”
Ketika Maria
melemparkan kunci ke dalam lubang yang terbuka di bagian depan kotak, terdengar
suara kecil saat kunci itu mengenai dasar kotak.
“Semuanya sudah siap! Sekarang mari kita mulai! Satu, dua, tiga...
mulai melarikan diri! Selamat makan~!”
Begitu
dia mengucapkan itu, satu detik setelah Maria menusukkan garpu ke baumkuchen,
dari dalam kotak terdengar,
Bang!
Jaranjaranjaranjaranjaranjaran! Bi, Bi, Bi... Goso Goso, Pasa!
Ada banyak
suara yang secara bergantian muncul, dan
kemudian, tangan Chisaki muncul dari lubang di kotak.
(Hmm,
sudah kuduga.)
Kunci
gembok itu... aku penasaran apa
gunanya?
Saat Touya menontonnya sambil berpikiran begitu,
tangan Chisaki yang menjulur dari kotak mulai mencari posisi pengait, dan tidak
lama kemudian, dia meraih kunci kombinasi.
Klik,
Klik Klik...
Kemudian,
dia dengan hati-hati memutar nomor kunci kombinasu satu per
satu menggunakan ibu jari dan jari telunjuknya—
Kachak,
Bang!
Setelah
menggenggam kunci kombinasi, dia merobek pengaitnya dari kotak.
(Hahaha,
seperti yang kuduga dari Chisaki. Dia memang berani
sekali.)
Sambil
tersenyum kosong bersama penonton lainnya, Touya
menyaksikan... kotak itu terbuka.
Di
dalamnya terdapat rantai yang sebagian sudah putus, tas besar yang sudah sobek, dan pengait yang
bentuknya sudah tidak karuan... di belakang sisa-sisa alat pengekang yang
mengenaskan itu, Chisaki mendarat dengan tenang di lantai. Seolah mengatakan
bahwa tidak ada yang bisa menahannya,
Chisaki berhasil melarikan diri dalam waktu kurang dari sepuluh detik dengan
senyuman angkuh. Namun...
“Terima
kasih atas makanannya~♪”
Pada saat
itu, kue Baumkuchen-nya sudah lenyap duluan.
Sebelumnya | Daftar isi | Selanjutnya