Kimizero Jilid 10 Bab 3.5 Bahasa Indonesia

 

Chapter 3.5 — Panggilan Telepon Panjang Antara Akari-chan dan Marimero

 

“Tu-Tunggu dulu sebentar, Marimero, apa maksudnya ini!?

Ah, Akari-chan. Tumben sekali kamu meneleponku… Sekarang sudah lewat jam delapan, apa kamu sudah menidurkan anakmu?

“Bukan itu masalahnya! Apa-apaan dengan pesanmu itu tadi!? 'Aku punya pacar' seriusan!?

…Seriusan kok.” 

“Dengan siapa!? Jangan-jangan dengan si anak Houou itu!? 

…Iya.

Boong!? Gimana caranya!?

Ugh… apaan sih, berisik banget…

Eh, suara itu, apa itu Ijichi-kun? 

“Iya! Yusuke ketularan flu dari Yuuri dan sekarang sedang berbaring di tempat tidur karena demam. Yuuri memanggilku sambil menangis, jadi sekarang aku sedang di kamar tidur.

Eh!? Apa kamu baik-baik saja? Yuuri-kun juga sedang tidak enak badan, kan? Kalau kamu menelepon, bukankah ia tidak bisa tidur? 

Ah, tidak masalah! Yuuri sudah hampir sembuh, dan sekarang ia sedang menyusui! Sekarang ia juga sudah makanan pendamping, tapi kalua sedang tidak enak badan, ia selalu minta susu. Ia sudah sedikit tenang karena sudah meminumnya kok? 

U-uh….

Jadi jangan khawatir, terus saja bicara!?

Tidak, harusnya kamu khawatir, Akari… kepalaku sakit banget. Suaramu menggema di kepalaku… 

Berisik banget! Sekarang bukan saatnya mengkhawatirkan itu! Marimero akhirnya mendapatkan pacar pertamanya tau!?

Eh, Kurose-san!? Serius? Orang macam apa pacarnya!? 

“Tu-Tunggu, tolong hentikan itu, Akari-chan! Jangan libatkan Ijichi-kun dalam pembicaraan ini…!

Jadi, jadi!? Kenapa kalian bisa pacaran!?

Sebenarnya, aku akan bekerja sebagai editor di perusahaan yang sama dengan Kashima-kun, dan aku akan pergi ke Indonesia. 

Eh… itu serius?

Iya… Ketika aku memberitahukan hal itu kepadanya, ia jatuh dari tangga dan patah tulang.

Eh!? Apa maksudnya!?

Ketika aku mengunjunginya, ia mengungkapkan perasaannya, dan kami jadi pacaran…

Tunggu, tunggu, itu sama sekali tidak masuk akal! Rasanya seperti plot mendadak dalam manga yang dibatalkan! Pertama-tama, Indonesia!? Kapan kamu berangkat!?

Mungkin musim gugur? Sekitar bulan Oktober… 

“Bukannya itu sebentar lagi! Eh, kapan kamu kembali!?

Kashima-kun bilang beberapa tahun, jadi kurasa butuh beberapa tahun untuk kembali ke Jepang." 

“Berberapa tahun itu maksudnya berapa lama!? Eh, tunggu, aku sangat kesepian…

…Akari-chan, jangan-jangan kamu menangis?

Emosimu seperti roller coaster.

Yusuke kamu berisik! …Hiks… eh, jadi bagaimana dengan pacarmu itu?

Eh, apa maksudnya?”

Kamu pernah mengatakan sesuatu seperti, 'Aku tidak tahu apakah seseorang menyukaiku kecuali mereka mengatakan bahwa mereka menyukaiku' Jadi, ketika dia bilang suka, kamu baru menyadarinya!?

…Iya. Maksudku, ketika aku mendengar ia mengalami kecelakaan dan berpikir ia mungkin mati, saat itulah aku menyadari… Aku sudah bersikeras, berusaha meyakinkan diri bahwa aku tidak menyukainya sampai ia menyatakan perasaannya.

…Eh, bikin nangis… romansa di tengah ancaman kematian… mirip seperti Titanic…

“Sama di sebelah mananya!? Jelas-jelas itu berbeda! Aku tidak tahu sih karena belum pernah menontonnya!

Eh, tunggu, Akari-chan? Jangan bilang kamu menggunakan panggilan speaker?

Karena Yusuke terlihat ingin mendengarnya.

Jangan pedulikan aku, silakan teruskan saja.

…Sebenarnya… agak sulit dibicarakan…

Apa kalian sudah berciuman?

Yusuke, itu namanya pelecehan seksual! Tapi, aku juga sangat penasaran!

Belum. …Maksudku, 'menjadi pacar' juga sulit untuk diputuskan.

Eh? Apa maksudnya?

Dirinya bilang kalau ia menykaiku, tapi sepertinya dalam pikirannya, itu sudah selesai setelah dia menyampaikannya padaku.

Maksudnya apa lagi? Ini terlalu membingungkan!

Ah, tapi aku bisa sedikit mengerti perasaannya. Ketika aku mengungkapkan perasaanku pada Akari dulu, rasanya memang seperti itu.

Eh, sewaktu festival budaya sekolah? Di mana aku tolak habis-habisan? 

Iya. Setelah ditolak habis-habisan, aku merasa seolah-olah mau mati saja karena diomeli. Karena aku sedang kasmaran dan itu sangat menyiksa, aku hanya ingin mengatakannya dan merasa lega. Perasaan orang lain dan apa yang akan terjadi setelahnya bukanlah prioritas.

…Begitu ya. Ia juga bilang, 'Kalau mati tanpa mengatakannya, aku akan menyesal,' jadi mungkin ia hanya ingin mengatakannya. 

Eh, tapi bukannya hal semacam itu tidak bisa diterima untuk pihak gadis! Seharusnya ia memikirkan semuanya sebelum mengatakannya.

Bagaimanapun, sepertinya ia tidak pernah menyangka bahwa kami justru saling menyukai. 

Aku mengerti, tapi kalau ditolak, itu benar-benar canggung…!

Ketika aku bertanya, 'Apa itu berarti kita resmi berpacaran?' ia dengan serius bilang, 'Kamu akan pergi ke Indonesia, jadi bagaimana caranya?' dan ketika aku memberitahunya, 'Seperti biasa, kita hanya perlu berkomunikasi lewat LINE, dan kita resmi berpacaran,' sepertinya dia tidak bisa memahaminya. 

Eh, apa maksudnya!? Apa itu berarti hubungan jarak jauh tidak mungkin!? 

"Tidak, pertama-tama, cowok introvert itu biasanya memiliki pemahaman yang sangat rendah tentang fenomena 'pacaran'… maafkan aku.

Di ruang rumah sakit, aku terus-menerus mendesaknya yang terbaring di tempat tidur dengan berkata, 'Sebaliknya, kenapa kita tidak pacaran!? Kamu menyukaiku, ‘kan!?' dan akhirnya dia bilang, Kalau begitu, ayo berpacaran'... 

Wah, Marimero, kamu hebat! Bikin nangis!

“Hal itu juga mungkin menjadi hadiahnya tersendiri, ya...

Jangan ngomong aneh-aneh, menjijikkan tau! …Tapi, karena kamu berangkatnya bulan Oktober, jadi kurasa kalian masih ada waktu, kalian masih bisa melakukan hal-hal seperti pasangan sebelum kembali ke Jepang, kan? 

Iya, benar juga. Kita juga langsung ngewe pada hari kita jadian, kan? 

Jangan cengengesan begitu, itu menjijikkan! …Jadi, bagaimana dengan itu?

Eh, hmm… sepertinya sulit… Ia masih dalam pemulihan patah tulang yang butuh sebulan…

Setelah sebulan, berarti masih bulan Agustus, kan? Masih ada banyak waktu! 

Kalau mengikuti ritme seperti Akari-chan dan yang lainnya, mungkin iya…

Kalau kalian berdua mengikuti ritme kita, bisa-bisa kalian berdua berubah menjadi papa mama.

Wah, kalau itu bakal jadi bagaimana!? Kalau tiba-tiba hamil setelah pergi ke Indonesia, itu akan jadi awal dari neraka pengasuhan anak sendirian di luar negeri! Hati-hati! 

“Sudah kubilang, kita tidak akan sampai ke situ, jadi tidak apa-apa. Fufufu. 

Ya, tapi… 

"Yah…" 

…Kita akan mengikuti ritme kita sendiri. Sama seperti sebelumnya, dan akan terus seperti itu.

Setelah berkata demikian, Marimero mengakhiri panggilan yang kacau balau dan membuka pesan yang masuk di ponselnya. 

Dia membaca pesan yang tertulis, Apa pekerjaanmu sudah selesai? Ketika aku sendirian di ruang rumah sakit, aku merasa sedikit kesepian. Aku sudah keluar dari rumah sakit dengan selamat, dan mulai mengetik balasan dengan senyuman.

 

 

 

Sebelumnya Daftar isi  |  Selanjutnya

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama