[LN] Saijou no Osewa Jilid 8 Bab 3 Bagian 6 Bahasa Indonesia

Bab 3 — Hari Libur Di Keluarga Konohana

Bagian 6

 

(Sudut Pandang Tennouji Mirei)

Setelah Itsuki dan yang lainnya keluar dari ruangan.

Mirei menghela napas kecil, “Fyuh……

(Aku ingin ia mengatakan bahwa dirinya berada di pihakku…… tapi tidak mengatakannya merupakan salah satu hal baik tentang Itsuki-san.)

Di tengah pertanyaan, pelayan datang. Namun, mungkin Itsuki sudah bisa menebak apa yang akan ditanyakannya.

Sekilas, Mirei berharap. Dia berharap Itsuki akan mengatakan bahwa ia ada di pihaknya. Namun, pada saat yang sama, dirinya juga merasa takut. Takut jika Itsuki mengatakan bahwa ia berada di pihak calon lain…… Miyakojima Narika.

Namun, jika dipikir-pikir kembali, Itsuki bukanlah orang yang sembarangan dalam memberikan jawaban.

Pria bernama Itsuki merupakan tipe orang yang akan merenungkan hal-hal yang perlu dipikirkan.

Ia tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan, pengetahuannya tidak luar biasa kaya, dan Ia bukan orang yang memiliki kecerdasan jenius. Dari segi latar belakang, bisa dibilang ia bahkan di bawah rata-rata, tidak memiliki karisma yang kuat, dan wajahnya pun tidak bisa dibilang tampan.

Hanya saja…… ia sangat tulus dan tidak segan untuk berusaha demi mempertahankan niatnya.

Itulah yang membuatku jatuh cinta padanya.

 (…… Aku menyukainya)

 Aku mencintainya.

Aku tidak bisa berbohong tentang perasaan ini.

Jika aku mengungkapkannya, yang tersisa hanyalah menghadapi perasaan itu. Meskipun perasaan ini membuatku sering bingung, saat-saat seperti itulah aku mengingatnya.

Aku ingin menjadi orang yang bisa menghadapi seperti dirinya.

(Sekarang……)

Mirei melihat sekeliling ruangan.

Ruangan itu hanya untuknya. Tidak ada tatapan siapapun.

Jadi Mirei pun――dengan percaya diri mengekspresikan perasaannya melalui tubuh.

(Sesuai rencana, aku berhasil masuk ke dalam kamar Itsuki-san――!!)

Dia melakukan gerakan kemenangan dengan kuat.

Sebenarnya, sejak momen tempat belajar ditentukan di mansion Konohana, Mirei sudah merencanakan untuk masuk ke dalam kamar Itsuki. Percakapan santai yang terjadi sesaat setelah masuk ke rumah adalah semua sesuai rencana. Dia berpikir jika Itsuki menolak, dia akan mundur pada saat itu, tapi dia senang karena diizinkan.

(Jika ingin mengetahui tentang orang yang kamu sukai, lihatlah ruang pribadi mereka.…… Itulah yang tertulis di buku!!)

Itu adalah hal yang tertulis dalam buku favoritnya, Strategi Pertandingan Antara Pria dan Wanita yang Mudah Dipahami.

Namun, situasi ini memiliki batas waktu. Mirei segera mengamati kamar Itsuki.

(Itsuki-san belajar di sini, ya……)

Hal pertama yang menarik perhatiannya adalah meja.

Di atas meja terdapat buku pelajaran, buku referensi, dan catatan. Di catatan tempel tertulis hal-hal yang harus dilakukan, termasuk item untuk mengulang game manajemen. Ia tidak mengabaikan ulasan bahkan untuk acara yang sudah selesai. Ia memang seorang yang pekerja keras.

(Tidak ada debu sedikit pun. Sangat rapi sekali, ya.)

Jarinya melintasi permukaan meja, tetapi tidak ada debu yang menempel.

Bukan hanya meja. Meja dan kursi juga tidak kotor, dan lantainya pun bersih. Sepertinya Itsuki rutin membersihkan dan memperlakukan barang-barangnya dengan hati-hati.

(…… Apa ia belajar dengan cara seperti ini?)

Dia dengan lembut duduk di kursi.

Dia ingin merasakan pemandangan yang dilihat Itsuki.

(Jika ia merasa lelah…… ia mung beristirahat seperti ini……)

Mirei lalu berdiri dari kursi, lalu duduk di karpet yang terhampar di lantai.

Ada bantal lembut yang bisa dijadikan sandaran. Di depannya ada meja, jadi mungkin dia membaca buku di atasnya.

Apa Itsuki menghabiskan setiap harinya seperti ini?

Mirei mulai merasa aneh…….

Saat pandangan matanya berkeliling, dia melihat tempat tidur.

(…… Ketika ma-malam…… apa ia berbaring di atas tempat tidur seperti ini……)

Dia tanpa sadar melangkah ke atas tempat tidur. Dia mengangkat selimut dan berbaring di dalamnya.

Setelah mengembalikan selimut yang diangkat, dia siap untuk tidur sepenuhnya.

Apa Itsuki selalu tidur di sini, dengan cara seperti ini……?

Mirei menghela napas pelan dan merasakan aroma yang bukan miliknya.

(Ar-Aromanya Itsuki-san………… tidak, bukannya ini aroma Konohana Hinako?)

Perasaan melayangnya tiba-tiba sirna.

Dia merasa bodoh, tetapi Mirei menguburkan wajahnya di selimut, mencoba mencium aromanya.

…… Tidak diragukan lagi.

Ini adalah aroma Konohana Hinako.

(Aneh sekali……)

Mana mungkin mereka menggunakan deterjen yang sama…… Deterjen untuk pakaian dan perlengkapan tidur biasanya berbeda. Rassanya aneh jika aroma dari pakaian Hinako dan aroma dari tempat tidur ini sama.

Mirei pernah beberapa kali berdansa dengan Itsuki. Dalam berdansa, tubuh mereka begitu dekat sehingga aroma dari pasangan juga mudah tercium.

Oleh karena itu, Mirei yakin.

Aroma ini bukan milik Itsuki.

(…… Meskipun aku sempat dikelabui, memang mencurigakan jika di kamar Itsuki ada sandal wanita dan selimut.)

Apa sebenarnya yang ia sembunyikan?

Saat dia merenungkan hal itu dengan serius――.

――Permisi.

Pintu kamar tiba-tiba terbuka, dan Shizune masuk.

Sebenarnya dia sudah mengetuk, tetapi Mirei yang sedang berpikir keras tidak menyadarinya.

Dan dia juga lupa.

Di mana dia berada saat ini――.

Tennouji-sama, apakah Anda ingin scone atau muffin untuk menemani minum ten anda――――

Shizune sontak merasa tertegun.

Mirei berbaring terbaring telentang di tempat tidur Itsuki.

Dia menyelimuti badannya dengan selimut yang menutupi dari ujung kaki hingga dada………….

Keringat dingin mulai mengalir dari seluruh tubuh Mirei.

Di grup Tennouji! Pengembangan perlengkapan tidur sedang berkembang pesat!

Ya.

“Jadi, rasanya tidak terlalu berlebihan bahwa memeriksa performa tempat tidur yang biasa digunakan oleh Tomonari-san adalah misiku sebagai putri keluarga Tennoji, bukan?

“Be-Begitu.

“De-Dengan kata lain, ini sama sekali bukan karena rasa perasaan yang tidak pantas……!!

Begitukah?

………………

………………

………………

………………

………………………………

………………Tolong jangan katakan pada siapa pun.

Saya mengerti.

Dia memilih muffin sebagai kuenya.

 

◆◆◆◆

(Sudut Pandang Itsuki)

Sesi belajar bersama berlangsung lancar.

Setelah teh dan kue disiapkan, aku, Hinako, dan Tennouji-san membuka laptop di kamarku dan mulai mendiskusikan hasil game manajemen.

Pada dasarnya, kami membahas poin-poin perbaikan seperti seharusnya begini dan seharusnya begitu. Dan yang paling kami diskusikan adalah apakah strategi yang diajukan bisa diterapkan dalam kenyataan.

“Konohana Hinako. Metodemu memang tidak sia-sia, tapi apakah itu cukup untuk meningkatkan motivasi karyawan?

Jika visi dibagikan dengan jelas kepada karyawan, aku merasa itu tidak akan menjadi masalah. Sebenarnya, ini adalah hasil survei karyawan dari Grup Konohana yang kami kumpulkan di dunia nyata……

Apa kamu berencana untuk membagikan visi secara rinci ke seluruh perusahaan? Waktu dan biaya tenaga kerja tidak gratis. Jika begitu, sebaiknya kamu melakukan reformasi yang lebih mudah dipahami seperti caraku……

Dengan batasan pekerjaan seumur hidup yang sedang dibicarakan saat ini, tampaknya melakukan reformasi besar-besaran tidak sesuai dengan zaman. Meskipun mungkin cocok untuk perusahaan rintisan, kami mengelola perusahaan besar yang stabil……

Keduanya mengeluarkan informasi nyata dan berdiskusi.

Tomonari-san, bagaimana pendapatmu?

Karena pembicaraan beralih ke arahku, aku berpikir sejenak sebelum menjawab.

Mungkin kita perlu melakukan reformasi sistem manajemen SDM-nya. Saat ini, aku sedang belajar tentang konsultasi SDM, dan ada beberapa kasus serupa……

Di atas meja ada buku referensi, jadi aku mengambilnya dan menunjukkan kepada semua orang. Senang sekali pertemuan ini diadakan di kamarku.

Dengan cara seperti itu, pertemuan belajar berlangsung serius hingga akhir――.

――Ara, sepertinya mobil jemputanku sudah datang.

Waktu pulang Tennoji-san sudah tiba.

Setelah keluar dari mansion dan melewati gerbang, mobil penjemput keluarga Tennouji sudah ada di sana. Ketika pandangan mataku bertemu dengan sopir, aku memberi isyarat. Ia adalah pria tampan yang mengenakan jas hitam. Sesuai dengan standar pelayan keluarga Tennouji, sopirnya juga terlihat keren.

Ahem.

Tennouji-san berdehem pelan.

Jadi…… hari ini sangat menyenangkan! Jadi, ehm…… kamu bisa mengundangku lagi kapan saja, loh?

Ya, aku akan mengundangmu lagi.

Ketika Hinako tersenyum dan mengatakan itu, wajah Tennouji-san terlihat sangat senang.

“Kalau begitu, aku pamit dulu!!

Tennouji-san masuk ke dalam mobil penjemput. Entah kenapa, rasanya langkahnya sedikit lebih ceria dari biasanya.

Setelah melihat mobil pergi, kami kembali ke dalam mansion.

Aku menuju kamarku bersama Hinako.

Hinako dengan santai masuk ke dalam kamarku.

Kita belajar dengan cukup baik, ya.

Hmm…… capek.

Namun, Hinako sepertinya merasa telah menghabiskan waktu yang berarti, terlihat dari wajahnya yang puas.

Hinako dengan santai mengenakan sandal yang ada di kamarku dan membungkus dirinya dengan selimut. Ini adalah pemandangan yang biasa bagiku, tetapi aku berpikir untuk menyembunyikannya setiap kali ada kemungkinan tamu datang.

“Baiklah…… kurasa sudah saatnya untuk menulis.

Aku duduk di kursi dan melihat dokumen yang ada di atas meja.

Tiba-tiba, Hinako mendekat sambil masih membungkus diri dengan selimut.

Laporan untuk OSIS?

“Ah, iya. Aku berencana untuk merangkum laporan dari kemarin dan hari ini.

Isi yang akan ditulis sudah hampir dipastikan, jadi begitu aku memegang pena, aku bisa menulis dengan lancar. Sambil mengingat jadwal kemarin, aku juga mencatat alasan di balik tindakan tersebut.

Karena aku harus menyembunyikan fakta bahwa aku tinggal di mansion Konohana, aku mencatat bahwa pembersihan rumah adalah pembersihan kamar, perawatan Hinako adalah perawatan hewan peliharaan, dan pertandingan dengan pengawal adalah jogging atau latihan fisik. Karena tidak ada perbedaan besar dalam apa yang dilakukan, aku rasa ini tidak masalah untuk menunjukkan siapa diriku…… meskipun perawatan Hinako mungkin sedikit berbeda.

Tanpa kusadari, Hinako sudah tertidur nyenyak di atas tempat tidur.

Waktu berlalu hanya dengan aku terus-menerus menggerakkan pena di atas kertas.

…… Baiklah.

Setelah selesai menulis laporan, aku meregangkan punggungku sedikit.

Ternyata, aku menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk itu. Ketika aku melihat kembali ke arah Hinako, dia masih tidur dengan nyenyak. Oh, ya, hari ini dia ikut sessi belajar bersama, jadi Hinako tidak sempat tidur siang. Mungkin rasa kantuknya sekarang muncul karena itu.

(…… Oh, aku sudah diminta untuk merapikan dapur.)

Pada siang hari tadi, saat mencari daun teh di dapur, Shizune memintaku untuk merapikannya. Dia berharap aku bisa melakukannya jika ada waktu kosong, jadi sekarang aku memutuskan untuk melakukannya.

(Hinako…… sepertinya akan kutinggalkan seperti itu.)

Waktu makan malam tinggal sebentar lagi.

Lagipula, aku akan membangunkannya saat waktu itu tiba, jadi sebaiknya kubiarkan dia tidur sebentar lagi.

Aku diam-diam membuka pintu dan meninggalkan ruangan, berusaha untuk tidak berisik supaya tidak membangunkan Hinako.

 

◇◇◇◇

(Sudut Pandang Konohana Hinako)

Hinako merasa bahwa pintu kamar bergerak, jadi dia perlahan-lahan membuka matanya.

…… Itsuki?

Tidak ada. Apa ada urusan yang harus dilakukannya?

Dia mencoba tidur lagi, tetapi dia sudah terjaga. Ketika dia melihat ke arah jam, sepertinya sudah saatnya makan malam. Mungkin lebih baik tetap terjaga.

Hinako perlahan turun dari tempat tidur dan melihat ke meja.

Di sana ada laporan yang tampaknya diberikan oleh OSIS.

…… Hmm.

Sepertinya laporan itu sudah diisi, jadi dia mulai membacanya. Jadwal kemarin dan hari ini tercatat secara kasar, tetapi…….

(…… Sesuai dengan kepribadian Itsuki.)

Tanpa sadar, senyuman muncul di wajahnya.

Dari cara menulisnya, kepribadian Itsuki terlihat jelas.

Pagi ini ia membersihkan. Namun ada beberapa alat yang tidak tahu cara merawatnya, jadi masih banyak yang harus dipelajari.―― dan sebagainya.

Ia melakukan persiapan dan ulasan pelajaran. Namun belakangan ini, ia merasa nilai di bidang hafalan menurun, jadi mungkin ada ruang untuk memperbaiki metode belajarnya.―― dan sebagainya.

Ia masih belum puas dengan keadaan saat ini.

Semangat untuk berusaha lebih keras terasa begitu kuat dari laporan itu.

Namun, sebenarnya Itsuki sudah berusaha dengan sangat baik.

Bukti nyata dari hal itu adalah, Hinako sering mendengar pelayan rumah tentang pujian untuknya.

Misalnya, kemarin…… tukang kebun berbicara dengan pelayan.

Bunga hari ini sangat indah. Para tamu juga sangat terkesan, loh.

Sebenarnya pagi ini, Itsuki-kun datang untuk mengambil bunga. Di hadapannya, aku tidak bisa main-main. Ia memberi rasa hormat bahkan kepada tukang kebun sepertiku.…… Aku berusaha untuk memenuhi harapannya dengan cara yang bisa aku lakukan.

Para pelayan membicarakan hal seperti itu.

Sepertinya Itsuki-kun sudah mengingat semua merek peralatan makan tanpa kita sadari.

Ia juga mengingat vas bunga. Ia benar-benar rajin belajar. Kita juga harus mencontohnya.

Para pengawal berbicara.

Orang yang melindungi Ojou-sama bukanlah laki-laki itu, tetapi kita!!

Benar sekali!! …… Ugh, sial……!!

Jangan menangis, kalian. Untuk tidak kalah darinya, kita harus mengejar pencapaian yang lebih tinggi!!

Sejak Itsuki datang ke dalam mansion keluarga Konohana, orang-orang di rumah terasa lebih ceria.

Mungkin orangnya sendiri tidak menyadari perubahan itu, tetapi…… setidaknya, Hinako, Shizune, dan para pelayan yang telah lama tinggal di rumah ini sangat menyadarinya.

Oleh karena itu, semua orang berterima kasih kepada Itsuki.

………… Hanya sedikit saja.

Hinako mengambil pena dan menambahkan sedikit tulisan di laporan.

Jika hanya sedikit, sepertinya tidak akan terlalu dipermasalahkan.

Itsuki cenderung meremehkan dirinya sendiri. Jika OSIS membaca penilaian diri Itsuki dan mengira mereka sudah mengetahui segalanya tentangnya, itu akan menjadi masalah.

…… Baiklah.

Hinako mengembalikan pena ke tempat semula.

Pada saat yang sama, pintu kamar terbuka, dan Itsuki berjalan masuk.

Oh, Hinako. Kamu sudah bangun?

“Aku baru saja bangun.

“Tepat sekali. Sebentar lagi waktu makan malam.

Hmm…… Ayo.

Hinako keluar dari kamar bersama Itsuki.

Dulu, bagi Hinako, Itsuki hanyalah pengasuh yang mudah diajak bergantung.

Namun sekarang, Hinako jatuh cinta padanya…….

Punggungnya terasa lebih besar dan lebih dapat diandalkan daripada siapa pun.

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama