Chapter 5 — 28 Maret (Senin) Ayase Saki
『Lucca
Design. Studio』
Logo yang
ditulis dengan font dekoratif khas kantor desain terpasang di dinding.
Aku turun di
Stasiun Nakano Sakaue untuk pertama kalinya, lalu menuju lantai tiga sebuah
gedung perkantoran berlantai lima. Setelah memasuki tempat ini, aku merasa
harus bersikap hati-hati karena suasananya sangat berbeda dibandingkan dengan
toko buku, benar-benar terasa seperti perusahaan dan kantor.
“Permisi,”
ucapku sambil membuka pintu dengan hati-hati.
Ruangan tersebut
cukup luas, ukurannya sekitar dua kali lipat ukuran delapan tatami, dan
dipisahkan oleh partisi yang mirip dengan layar (aku tidak tahu nama
resminya). Karena langit-langitnya terbuka, rasanya jadi tidak terasa
sesak, tetapi pandangan tidak bisa menembus. Dari balik layar, seorang pria tua
muncul dan menyapaku dengan ramah.
“Ah, saya...
Aya—— Asamura Saki.”
Hampir saja.
Karena ini adalah pertemuan pertama, jadi aku tidak bisa mengubah nama yang
tertera di resume-ku. Aku bukan lagi siswa SMA. Nama ‘Ayase Saki’ yang
tertulis di ijazah tiba-tiba teringat kembali. Mungkin itulah saat terakhir
kalinya aku menggunakan nama resmi 'Ayase'. Meski aku masih ingin menggunakan
nama keluarga ibu sebagai nama kerja. Ada rasa keterikatan, dan ia masih
memanggilku dengan panggilan seperti itu.
Aku
mengalihkan perhatian kembali kepada pria di depanku.
“Ehmm, saya
sudah membuat janji untuk bertemu dengan Akihiro-san.”
“Ah, ya, ya.
Aku sudah mendengarnya. Silakan ikut aku."
Ia berkata demikian
sambil memimpin jalan. Kami berjalan semakin jauh melalui lorong yang
dipisahkan oleh partisi yang tingginya sedikit lebih tinggi dari tubuhnya,
hingga tiba di ruang rapat yang dilengkapi dengan kursi yang saling berhadapan
dan meja di tengahnya.
“Silakan
tunggu di sini. Aku akan memanggil Akihiro sekarang.”
“Ah, baik.”
Pria itu
menghilang di balik partisi, dan aku duduk di kursi yang disediakan.
Di sini—『Lucca Design. Studio』adalah
kantor desain yang dibuka oleh Akihiro Ruka-san.
Tubuhku menggigil
sedikit. Bukan karena dingin, tetapi karena gugup. Siapa pun pasti merasakan
hal ini ketika mencoba sesuatu yang baru.
Kemudian aku
mendengar suara langkah kaki mendekat, dan seorang wanita muda muncul dengan
suara ceria dari balik partisi.
“Maaf, maaf,
apa kamu sudah menunggu lama?”
Dia adalah
Akihiro Ruka-san. Seorang teman lama Melissa. Dialah yang mendesain tempat dan
poster saat Melissa melakukan konser di Jepang. Masuk dengan rambut wolf cut
berwarna biru sesuai namanya, dia tampak keren dan memiliki aura cantik yang
juga sedikit seperti seorang pemuda.
Aku berdiri
terburu-buru dan menundukkan kepala.
Ruka-san
kemudian duduk di kursi di depanku. Hah?
“Kamu datang
untuk wawancara, ‘kan? Mari kita mulai sekarang.”
“Ruka-san—ehmm,
Akihiro-san, jadi, kamu adalah presiden perusahaan ini, ya?”
“Ya, benar.
Ah, panggil saja Ruka juga tidak masalah kok. Karena ini perusahaan kecil, jadi
semua orang juga memanggilku begitu.”
Mendengar hal
itu, aku merasa segan untuk memanggil presiden perusahaan dengan namanya,
tetapi...
“Di
perusahaanku, setelah melihat resume, akulah yang akan memutuskan. Jadi, dibuat
santai saja. Meski begitu, aku masih merasa heran kamu mau datang ke perusahaanku
padahal fakultasmu sangat berbeda. Karena kamu dari kampus Tsukinomiya, kurasa perusahaan
besar lainnya juga pasti mau menerima magang.”
Wawancara
pun dimulai seolah-olah kami sedang percakapan santai.
Aku merasa
Ruka-san berusaha membuat suasana menjadi lebih nyaman, tetapi sebenarnya aku
lebih gugup dibandingkan saat melamar pekerjaan di toko buku. Seperti yang
dikatakan Ruka-san, bidang studi di universitas dan pekerjaan di kantor desain
sangat berbeda.
Aku merasa
cukup aneh membicarakan hal-hal seperti itu dalam wawancara, tetapi entah
mengapa percakapanku dengan Ruka-san berubah menjadi konsultasi tentang
kebingungan jalur karierku. Rasanya seperti aku diarahkan ke arah itu, tetapi
apa wawancara memang seperti ini?
“Aku bahkan tidak
kuliah di universitas seni, dan sebenarnya aku juga tidak yakin apakah ini
jalan yang ingin kutempuh... eh, ini agak rumit, ya. Tanpa kemampuan atau visi,
dalam keadaan yang tidak jelas seperti ini.”
“Ah, kurasa kamu
tidak perlu khawatir mengenai itu. Sekitar sepuluh tahun yang lalu, sepertinya
desainer harus berasal dari universitas seni, tapi sekarang tidak selalu
begitu.”
“Begitukah?”
“Ya. Berbeda
dengan dulu, sekarang peralatan dan perangkat lunak bisa digunakan dengan harga
terjangkau melalui langganan, dan ada banyak orang yang mengajarkan dengan cara
yang mudah dipahami melalui video. Jika seseorang memiliki kemauan, lingkungan
untuk belajar mandiri sudah cukup tersedia, jadi ada orang yang bisa langsung
berkontribusi meskipun tidak melalui sekolah formal.”
“Hee, begitu
ya...”
“Selain itu,
cakupan permintaan untuk desain juga semakin luas setiap tahun. Bukan hanya
teknik menggambar saja, tapi juga tentang kepekaan dan pengetahuan. Banyaknya
referensi dan seberapa kaya latar belakang desainer itu juga sangat penting. Kita
berada di zaman di mana orang yang memiliki minat dan sikap belajar mandiri
menjadi kuat. Aku juga ingin merekrut orang seperti itu. Tentu saja, aku
menginginkan pengetahuan dan keterampilan dasar dalam menggambar.”
Ruka-san
mengatakan bahwa dia tidak mengharapkan pekerja magang untuk langsung menjadi produktif,
jadi dia ingin aku melakukan pekerjaan administratif sambilan di sampingnya
dulu. Seperti menjadi asisten. Jadi, meskipun aku bukan lulusan seni, itu tidak
masalah.
“Jika kamu
memiliki kemauan, aku akan memberimu lampu hijau di sini, bagaimana? Aku butuh
satu bulan untuk mempersiapkan penerimaan, jadi akan dimulai dari bulan Mei.”
Aku terkejut
dan hampir terdiam. Aku tidak menyangka akan diminta untuk mengambil keputusan
di sini dan sekarang, jadi untuk sesaat aku menutup mata karena kebingungan dan
kecemasan. Pilihan selalu datang tiba-tiba seperti ini. Apa yang harus
kulakukan? Aku sempat ragu sejenak, tapi aku teringat bahwa aku sudah sampai
sejauh ini. Aku lalu membuka mataku.
“Baiklah, mohon
bimbingannya mulai sekarang.”
Dalam
perjalanan pulang, aku memberi tahu toko buku tempatku bekerja bahwa aku akan
berhenti pada akhir bulan April.
