[LN] Saijou no Osewa Jilid 9 Bab 1 Bagian 2 Bahasa Indonesia

Chapter 1 — Fraksi

Bagian 2

 

Dalam perjalanan kembali ke ruang kelas 2-A bersama Hinako, aku bertemu dengan dua gadis di koridor. 

Ah.

Ah. 

Ah.

Ketika aku keceplosan bersuara karena terkejut, Tennouji-san dan Narika juga bersuara. 

Apa mereka berdua pergi bersama? 

Tennouji-san dan Narika sama-sama saling bertukar pandang tanpa suara, kemudian mengangguk pelan ke arahku. 

Tomonari-san. Boleh kami meminta sedikit waktumu?

Ada sesuatu yang ingin kami bicarakan.

Tennouji-san dan Narika masing-masing mengatakan dengan ekspresi yang tampak serius. 

“Kebetulan sekali. Aku juga memiliki sesuatu yang ingin kubicarakan dengan kalian.

Tennouji-san dan Narika tampak terkejut. Mungkin kita mempunyai hal yang sama yang ingin kita bicarakan. 

Kalau begitu, aku akan kembali lebih dulu.

Ya. Sampai nanti.

Hinako membaca situasi di antara kami dan kembali ke kelas lebih dulu. ...Yah, tidak ada yang perlu disembunyikan dari Hinako, jadi aku akan membagikan detail ceritanya setelah aku kembali ke kediaman keluarga Konohana.

Karena istirahat makan siang sudah hampir berakhir, jadi tidak ada banyak orang di luar kelas. Di area belokan tangga yang sepi, kami saling berhadapan. 

Kalau begitu, izinkan kami menyampaikan urusan kami terlebih dahulu.

Ketika aku mengangguk, Narika melanjutkan.

Itsuki, kamu tidak perlu membantu kami dalam pemilihan OSIS kali ini.

Eh?

Aku dibuat terkejut dengan pernyataan yang tidak terduga itu. Tidak perlu dibantu. Bukannya itu berarti... 

Apa itu berarti... kalian ingin memberitahuku kalau aku tidak dibutuhkan?

Ti-Ti-Ti-Tidak! Bukan begitu maksdunya!

Benar sekali! Kami tidak menganggap Tomonari-san tidak berguna! Sejujurnya, kami sangat ingin dibantu!

Benarkah...? 

Saat aku mengerutkan dahi, Tennouji-san dengan wajah memerah sengaja berdeham untuk menyegarkan tenggorokannya

“Karena kami sedang membicarakan Tomonari-san di sini. Kamu pasti tidak bisa memilih di antara kami berdua, ‘kan?

Itu...

Sepertinya mereka sudah menyadarinya. 

“Mungkin kamu masih bisa membantu kami ketika membuat poster dan selebaran, tetapi mendukung dua orang sekaligus akan sangat merepotkan. Jadi, aku berbicara dengan Narika dan kami berdua memutuskan. Supaya tidak membebani Tomonari-san, kami akan menghadapi pemilihan ini tanpa bantuan.

Jika itu Itsuki, aku yakin kalau kamu akan disukai oleh calon ketua ketiga. Jadi, kami berdua menginginkan kalau kamu tidak perlu memikirkan kami dan lebih fokus pada aktivitas pemilihan dengan lebih ringan.” 

Jika tidak bisa memilih antara dua orang, lebih baik tidak memilih dan berjuang bersama orang ketiga. Begitulah maksud yang ingin disampaikan Tennouji-san dan Narika. 

Namun, itu...bukannya itu sedikit berbeda

Tenang saja. Kami akan mengatasinya meskipun sendirian—

—Tidak mau.

Aku dengan tegas menolak usulan mereka

“Tolong jangan bilang begitu. Biarkan aku membantu kalian, Tennouji-san, Narika. Aku akan mendukung kalian berdua dengan sepenuh hati. 

Apa mereka benar-benar mengira aku hanya khawatir tentang beban di pundakku

Bukan itu. Aku memang merasa bingung harus mendukung siapa, tetapi aku tidak pernah merasa terbebani oleh beban yang kupikul. Hal itu seharusnya tidak perlu dipikirkan sejak awal. 

Hal yang kukhawatirkan justru aturan pemilihan OSIS. Bagaimana jika tidak bisa mengikuti format tradisional di mana satu calon ketua diiringi satu calon wakil ketua? Cuma itu satu-satunya yang membuatku tidak nyaman, tetapi masalah itu sudah teratasi berkat dukungan Yuri dan Hinako.

Kalau begitu, tidak ada alasan bagiku untuk berkompromi. 

Kalian berdua salah paham. Aku bukannya tidak bisa memilih satu orang. Aku ingin mendukung kalian berdua.

Sambil melihat kedua orang yang terkejut dan terdiam, aku melanjutkan. 

Aku memiliki tujuan untuk menjadi konsultan. Untuk itu, aku ingin mengumpulkan pengalaman sebagai penasihat sebanyak mungkin. Dibuat sangat sibuk... bukannya itu bagus? Aku tidak ingin melewatkan kesempatan ini. Menjadi sibuk adalah sesuatu yang aku inginkan. 

Menjadi sangat sibuk tidaklah menakutkan. 

Aku sudah mengalami hal itu sejak Hinako meraih tanganku dan membawaku masuk ke dunia ini. 

"Aku juga memiliki sesuatu yang dipertaruhkan dalam pemilihan ini. Itulah sebabnya, aku akan mendukung kalian berdua. 

Aku menatap lurus ke arah mereka dengan serius. 

Kemudian, Tennoji-san dan Narika tampak linglung karena suatu alasan. 

......Sungguh luar biasa.

......Keren sekali.

Aku memiringkan kepalaku ke samping saat keduanya sedikit tersipu dengan wajah memerah

“Umm, kalian berdua? 

““――Hah.””

Mereka akhirnya tersadar. 

Baiklah aku mengerti. Jika Tomonari-san sudah mengatakan begitu, tolong dukung kami.

Sejak awal, aku sudah mempercayai Itsuki. Aku bahkan ingin meminta bantuan darinya.

Karena keduanya setuju, aku menghela napas lega. 

Syukurlah, ini bukan pengumuman bahwa aku tidak dibutuhkan... 

Namun, hal yang membuatku khawatir adalah bagaimana pandangan orang-orang terhadap Tomonari-san. Karena kamu berada di dua kubu, ada kemungkinan Tomonari-san akan dianggap sebagai kelelawar yang mengincar suara ketua...

“Aku sudah memikirkan sesuatu mengenai hal itu, jadi kita bisa membahasnya nanti.

Jam pelajaran akan segera dimulai. Saat aku berpikir demikian, bel sekolah pun berbunyi. 

Aku teringat perasaanku saat bekerja sebagai konsultan di permainan manajemen. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghindari pembicaraan rumit dan fokus pada hal-hal yang harus kita lakukan. 

Untuk kegiatan kampanye pemilihan saat ini, kita akan membagikan selebaran dan mulai berpidato besok, kan? Apa kalian sudah membuat naskah pidatonya?

Ya, sedikit...

Aku juga baru mulai, tapi belum selesai...

Seperti yang sudah kuduga, keduanya juga sangat sibuk sehingga kemajuan mereka tidak begitu baik. Karena aku terlalu lama menunda pilihanku, aku harus mengambil langkah untuk memperbaikinya. 

Aku akan membantu kalian membuat naskahnya, jadi sepulang sekolah hari ini, kalian berdua fokuslah pada pembagian selebaran. Menurutku lebih baik kalau kalian sendiri yang langsung membagikan selebaran karena itu akan lebih mendekatkan kalian dengan para siswa.

Keduanya mengangguk dengan wajah serius, dan aku melanjutkan menjelaskan strategiku

“Meski demikian, sepertinya memang sulit untuk melakukan itu sendirian, jadi aku akan memperkenalkan orang yang bisa membantu kalian dalam membagikan selebaran. Oh, dan kalian mungkin sudah tahu, tetapi tempat untuk membagikan selebaran terbatas, jadi harap berhati-hati.

Aku akan memperkenalkan Suminoe-san kepada Tennouji-san, dan Kita kepada Narika. Kedua orang itu serius, dan mungkin cocok dengan Tennouji-san dan Narika. 

Saat aku membicarakan hal itu, aku menyadari bahwa kedua orang di depanku tampak sedikit terkejut. 

......Entah kenapa, kamu tahu banyak ya.

Ugh.

Aku merasa sedikit canggung dengan pertanyaan sederhana dari Narika. 

Ehmm, karena aku sangat ingin membantu kalian, jadi... aku sudah mencari banyak informasi. 

Oleh karena itu, aku sudah menghafal semua aturan pemilihan OSIS. Aku merasa sudah mempersiapkan diri dengan baik, tidak hanya untuk calon wakil ketua, tetapi juga untuk cara calon ketua bergerak. 

“Pftt”

Hehe. 

Tennouji-san dan Narika tertawa bersamaan. 

Ternyata kekhawatiran kita tidak berdasar, ya.

Ah, mungkin kita seharusnya meminta bantuan Itsuki dari awal. 

Karena aku sudah memutuskan untuk mendukung mereka, aku akan memenuhi kepercayaan itu. Setelah itu, aku kembali ke ruang kelas dan teringat perkataan Yuri beberapa hari yang lalu. 

—— Habisnya, aku tidak bisa memilih apa yang tidak bisa kupilih. 

Yuri yang dipaksa untuk memilih salah satu di antara terus mengasah kemampuannya di restoran keluarga rumahnya atau menjadi koki di restoran bintang lima, dengan santai memilih untuk melakukan keduanya. 

Keserakahan itu... Aku akan mencoba menirunya juga. 

 

◆◆◆◆

 

Sepulang sekolah. Tennouji-san dan Narika sedang fokus membagikan selebaran seperti yang aku sampaikan. 

“Aku Tennouji Mirei! Mohon satu suara yang suci!

Aku Miyakojima Narika! Aku menunggu dukungan dari semua orang! 

Setelah keluar dari gedung sekolah, keduanya membagikan selebaran dari posisi yang terpisah. 

Sepertinya semua siswa yang pulang menerima selebaran tersebut. Apa ini berarti siswa di Akademi Kekaisaran sangat tertarik dengan pemilihan... atau mungkin ini karena pesona keduanya. Meskipun ada kemungkinan mempertimbangkan latar belakang keluarga mereka, jika mereka aktif selama tiga belas hari ini, masa depan di mana hal-hal sepele itu bisa menentukan tidak akan datang.  

Ada dua tujuan dalam membagikan selebaran. Salah satunya adalah untuk memberi tahu publik tentang janji kampanye, dan yang lainnya adalah untuk mempromosikan pidato yang akan dimulai besok. 

Mulai besok, aku akan berpidato dua kali sehari... saat istirahat makan siang dan sepulang sekolah desuwa! Semuanya, silakan datang dan bergabung dengan kami!

“Aku berencana akan membicarakan rincian tentang janji kampanye dalam pidato yang dimulai besok! Ada banyak hal yang ingin aku sampaikan, jadi aku berharap kalian bisa datang!

Keduanya membagikan selebaran sambil memberitahu para siswa tentang waktu dan tempat pidato. Jika informasi ini tidak disampaikan, tidak ada gunanya berpidato jika tidak ada orang yang datang. 

(... Aku tidak bisa menemukan calon ketua ketiga.)

Apa ia membagikan selebaran di tempat lain? 

Atau mungkin hari ini mereka hanya mengamati situasi. Setiap calon bebas menentukan cara mereka beraktivitas, jadi itu tidak masalah, tetapi... ketenangan ini sedikit mengganggu. 

Tennouji-sama adalah orang yang mulia dan pantas untuk Akademi Kekaisaran, jadi tolong dukung dirinya!

“Miyakojima-san adalah orang yang tidak takut pada perubahan. Mengapa tidak mempercayakan masa depan akademi padanya?

Suminoe-san dan Kita juga membantu membagikan selebaran. Kita awalnya tampak kurang percaya diri saat memulai, tetapi sepertinya ia sudah bisa melepaskan kekhawatirannya dan sekarang dengan giat membagikan selebaran. 

Ada percikan api yang bergesekan di antara Suminoe-san dan Kita

Suminoe-san membuka mulut lebar-lebar dan berteriak. 

“Demi kemuliaan Tennouji-sama!!

Suminoe-san... 

Tolong jangan lakukan itu, karena entah kenapa itu kedengarannya seperti pencucian otak... 

Itsuki... apa kita masih tinggal sedikit lagi?

... Tidak, ayo kita pulang.

Aku merasa ingin menyaksikan pertempuran membagikan selebaran yang bisa dibilang sebagai pra-pertarungan sebelum pidato, tetapi aku punya tugasku sendiri. Kurasa aku bisa mempercayai mereka, dan kita harus menjaga pembagian peran. 

Meskipun ada satu orang yang terlihat melenceng.... oh, Tennouji-san pergi untuk menegur Suminoe-san. 

Melihat Suminoe-san yang terlihat lesu, aku memastikan bahwa kekacauan itu sudah mereda sebelum pulang ke rumah keluarga Konohana. 

---Nah.

Selama periode pemilihan OSIS, aku dibebaskan dari tugas sebagai pelayan selain pengurus, jadi begitu aku kembali ke kamarku, aku langsung mengeluarkan naskah pidato dari tas. 

Seperti biasa, aku harus berterima kasih kepada Shizune-san yang selalu memahami apa yang ingin kulakukan. Tidak ada yang menyangka bahwa aku, yang seharusnya hanya pelayan percobaan, akan berusaha menjadi anggota OSIS Akademi Kekaisaran

Aku segera mulai memeriksa naskah. 

(... Mereka berdua menulisnya dengan serius.) 

Aku merasa seolah-olah bakat melihat di balik data yang dikatakan Takuma-san mulai muncul. Dari kedua naskah, aku merasakan tekad yang kuat terhadap pemilihan dari mereka. 

Tugasku adalah menyusun perasaan ini agar bisa disampaikan kepada audiens dengan efisiensi maksimal. 

Pidato calon ketua tidak bisa dilakukan kapan saja. Mereka hanya diperbolehkan melakukannya saat jam istirahat dan sepulang sekolah. Waktu istirahat terbatas, tetapi setelah sekolah ada lebih banyak waktu, jadi sepertinya bisa membuat pidato yang lebih rinci dibandingkan saat istirahat. Jika begitu, mungkin lebih baik menyiapkan dua naskah. 

(Ini mirip dengan permainan manajemen.)

Seperti yang dikatakan Hinako saat istirahat siang, permainan manajemen dan pemilihan OSIS sangat berbeda. Namun, pengalaman melakukan konsultasi untuk beberapa perusahaan sekaligus dalam permainan manajemen tetap berguna. 

Intinya, aku hanya perlu memanfaatkan kelebihan mereka masing-masing untuk mengembangkannya

Baik dalam manajemen maupun pemilihan, hukum yang sama tetap berlaku: semakin banyak kepercayaan yang kita dapatkan, semakin besar kemungkinan kita untuk menang. Dalam pemilihan OSIS, perusahaan berubah menjadi manusia, dan saham berubah menjadi suara. 

(... Untuk berjaga-jaga, sebaiknya aku akan meminta Hinako untuk mengonfirmasinya.) 

Aku melihat ke arah Hinako yang sedang berbaring di tempat tidur di belakangku. 

Hinako, bisakah kamu membaca naskah ini sekali?

Mm... serahkan saja padaku.

“Maafkan aku karena sudah mengganggumu saat kamu mengantuk.

Tidak masalah... semuanya itu cuma masalah kecil demi Itsuki.

Setelah mengatakan itu, Hinako berdiri dan berjalan kecil mendekat ke arahku. 

Hinako mulai membaca naskah yang terbentang di atas meja. ... Rambutnya yang berwarna amber jatuh di lenganku, dan itu sedikit menggelitik. 

Di sini... ada terlalu banyak angka, jadi mungkin agak sulit untuk memahaminya. 

... Begitu ya.

Dalam situasi di mana diagram dan tabel tidak bisa digunakan, menyampaikan angka secara lisan mungkin tidak akan langsung dipahami. 

Walaupun penggunaan proyektor diperbolehkan selama pidato, tapi naskah yang kuperiksa dengan Hinako ialah naskah pidato selama waktu istirahat. Waktu istirahat sangat terbatas, jadi aku tidak ingin menggunakan proyektor. Tennouji-san dan Narika juga membutuhkan istirahat minimal, dan pasti akan sulit untuk menangani masalah peralatan. 

Sudah kuduga, apa kamu juga belajar tentang presentasi semacam ini? 

Mm... karena mungkin aku akan tampil secara terbuka di rapat pemegang saham di masa depan nanti.

Itu adalah pembicaraan dengan skala yang menakutkan. 

... Jauh sekali. 

Sepertinya aku belum bisa mencapainya. 

Namun, jalan yang harus dilalui sudah terlihat. Aku hanya perlu tumbuh dan berkembang secara bertahap tanpa terburu-buru. Saat aku berpikir seperti itu, smartphone-ku bergetar memberitahu ada tanda panggilan masuk. 

... Ini dari Takuma-san.

Ugh...

Hinako membuat wajah tidak suka dan menyelipkan dirinya ke dalam selimut. 

Apa dia sangat begitu membencinya...? 

“Ya, Itsuki-kun.

Halo. Kira-kira ada apa, Takuma-san?

“Masa pemilihan OSIS dimulai hari ini, kan? Kupikir aku akan memberikan beberapa kata penyemangat untukmu.

Penyemangat... ya?

Ketika orang ini mengatakan sesuatu, entah kenapa rasanya ada sesuatu yang mencurigakan... 

Apa kamu berencana untuk menjadi wakil ketua, Itsuki-kun?

Ya. 

Jadi, dua calon ketuanya adalah temanmu, ya. ... Sepertinya kamu juga sudah memutuskan untuk mendukung kedua orang itu sekaligus.

... Benar.

Sepertinya ia benar-benar tahu segalanya. 

Aku akan memakluminya jika itu hanya tentang diriku, tetapi bagaimana ia bisa mengetahui bahwa Tennouji-san dan Narika adalah calon ketua? Aku masih tidak mengerti jaringan informasi orang ini. 

Yah, jika kamu ingin menjadi eksekutif di Grup Konohana, kamu harus melakukan hal semacam itu.

... Ehm, aku tahu kalau terlambat menanyakan ini sekarang, tapi bukannya tujuan untuk menjadi eksekutif di Grup Konohana dan tujuan untuk menjadi konsultan bisa berjalan beriringan, ‘kan?

“Tentu saja bisa. Bagaimanapun juga, dunia ini adalah meritokrasi. Jika kamu menjadi konsultan yang hebat, kamu seharusnya bisa masuk ke grup mana pun, bukan hanya grup perusahaan kami saja.

Bagaimanapun, dunia ini adalah meritokrasi.

Aku merasa bahwa mungkin itu memang benar. Dulu, aku berpikir bahwa faktor keberuntungan seperti orang tua dan latar belakang sangat berpengaruh, tetapi setelah melihat siswa-siswa di Akademi Kekaisaran yang terus berusaha, aku menyadari bahwa itu hanya sebagian kecil dari elemen yang mengarah pada hasil. 

Aku tidak menyangkal bahwa ada faktor keberuntungan. Namun, selama kita memiliki kemampuan, kita bisa menangkap peluang juga masih ada benarnya. Di dunia ini, orang-orang yang memiliki kemampuan mendapatkan pengakuan yang layak. 

Jika Takuma-san mengatakan itu mungkin, maka tidak ada masalah untuk mencapai kedua tujuan tersebut. 

Namu, masih ada satu hal yang mengkhawatirkanku. 

Tapi, seperti yang kupikirkan selama kunjungan sosial sebelumnya, memangnya itu tidak akan menimbulkan ketidakpuasan dari orang-orang yang sudah ada dalam grup jika ada eksekutif yang datang dari luar? 

Hahaha... bagus sekali, pertanyaanmu jadi semakin spesifik. 

Terima kasih. 

Aku teringat pada rapat pemegang saham Taiyo Construction. Pimpinan Taiyo Construction kehilangan mayoritas sahamnya kepada Suzuki Fund. Apa akibat dari itu akan terlihat sedikit demi sedikit ke depannya, tetapi aku tidak bisa melupakan wajah cemas presiden Taiyo Construction yang kulihat waktu itu. 

Jangan khawatir. Aku akan mengurus hal-hal seperti itu.

Takuma-san menjawab dengan tenang. 

Aku mengernyitkan dahi. Meskipun dia memuji pertanyaanku yang spesifik, jawabannya terasa abstrak. Seolah-olah ia menghindari pertanyaanku... 

Kali ini, lebih dari permainan manajemen, acara ini akan menjadi tantangan dalam hal beban kerja. Aku menyarankanmu untuk meminta bantuan Hinako jika perlu.

Hinako...? 

Kamu pasti sudah menyadari seberapa tinggi kemampuan praktis Hinako. Kamu hanya perlu menyerap apa yang tidak bisa kamu dapatkan dariku dengan baik.

Aku tidak ingin membebani Hinako terlalu banyak, tetapi seperti yang dikatakan Takuma-san, kemampuan praktis Hinako memang tinggi. Aku sudah lama merasa iri padanya. 

Selama periode pemilihan OSIS, sepertinya Hinako tidak akan terlalu diperhatikan oleh orang-orang di sekitarnya, jadi aku akan mencari waktu yang tepat ketika dia tidak tampak lelah untuk meminta nasihat. 

Ngomong-ngomong, Itsuki-kun. Di permainan manajemen, ada sesuatu yang dihilangkan. Apa kamu tahu apa itu?

Tiba-tiba, Takuma-san bertanya demikian

... Tidak.

“Kurasa kamu akan melihatnya pada pemilihan kali ini. Jika kamu bisa mengatasinya, kamu akan berkembang lebih jauh.

Panggilan telepon pun terputus. 

Apa jawaban untuk pertanyaan terakhir itu? ... Dengan pertanyaan yang tersisa di pikiranku, aku meletakkan smartphone di samping meja. 

Itsuki...

Hinako yang terbungkus selimut, menjulurkan kepalanya dan memanggilku. 

Itsuki... apa kamu berencana untuk menjadi eksekutif di Grup Konohana?

Eh? Ah, apa aku tidak pernah bilang, ya?

... Kamu tidak pernah mengatakannya.

Hah....? 

Kalau diingat-ingat kembali, sepertinya aku memang belum memberitahunya.

Pertama-tama, aku memberitahu Takuma-san dan saat permainan manajemen berlangsung, Tennouji-san menyadarinya, tapi setelah itu aku tidak pernah memberitahukan siapa pun. 

Ada juga rasa malu untuk mengatakannya sendiri. Hal itu mungkin bisa diartikan seolah-olah aku berusaha keras demi Hinako, dan aku tidak ingin terdengar seperti orang yang mengharapkan balasan. 

Aku hanya berusaha karena aku ingin melakukannya... 

Jadi, itu berarti... 

Hinako berkata sambil menatapku dengan canggung. 

“Apa itu berarti... kamu akan selalu bersamaku selamanya...? 

Hinako bertanya dengan tatapan penuh harapan

Mungkin itu berarti bekerja sebagai eksekutif di Grup Konohana selamanya. Menjadi eksekutif adalah tujuan utamaku sehingga aku belum memikirkan apa yang akan terjadi setelah itu... tetapi, selama aku tidak dipecat, mungkin aku akan terus bekerja. 

... Yah, aku mungkin akan senang kalau memang itu yang terjadi. 

Ketika aku menjawab demikian, wajah Hinako seketika langsung memerah dan dia berusaha keluar dari ruangan. 

Hinako?

... Aku akan kembali ke kamarku.

Hinako membuka pintu. Tiba-tiba, seorang pelayan yang kebetulan sedang membersihkan koridor menoleh ke arah kami. Sepertinya aku tidak perlu mengantarnya ke kamarnya. 

Aku hanya bisa diam-diam menatap pintu yang perlahan-lahan tertutup

Aku penasaran apa yang sebenarnya terjadi...?

 

◇◇◇◇

(Sudut Pandang Hinako)

Setelah kembali ke dalam kamarnya, Hinako langsung menghempaskan dirinya di atas tempat tidur. 

Sambil memeluk bantal erat-erat, dia kembali mengingat percakapannya dengan Itsuki tadi. 

... Nhehe.

Dia sama sekali tidak mengetahui bahwa Itsuki berencana untuk menjadi eksekutif di Grup Konohana. 

Hinako tahu bahwa Itsuki memiliki tujuan yang tinggi. Itsuki juga pernah mengatakan kalau dirinya ingin setara... ingin berdiri di sampingnya. Namun, dia tidak menyangka bahwa tujuan konkret itu adalah menjadi eksekutif di Grup Konohana... 

Bukan menjadi eksekutif di Grup Tennouji, atau eksekutif di perusahaan Shimax yang dikelola oleh keluarganya Narika.  Tujuan yang ingin dicapai Itsuki adalah menjadi eksekutif di Grup Konohana, tempat Hinako berada. 

Apalagi ia bahkan mengatakan akan selalu bersamanya. 

Bukannya itu sama seperti... 

(Bukannya ini sama seperti... seperti sebuah lamaran...!! ) 

Sambil memeluk bantal, dia membayangkan diri mereka yang disambut meriah dalam upacara pernikahan.

Dia ingin membeli gaun pengantin. Gaun pengantin yang paling indah. Semakin cepat pernikahan dilakukan, maka itu semakin lebih baik. Bagaimana kalau mereka jika menikah sebagai pelajar? 

Di tempat pernikahan dalam imajinasinya, ada wajah-wajah yang dikenalnya. Tennouji Mirei, Miyakojima Nariika, Hirano Yuri. Mereka semua bertepuk tangan untuk pernikahan mereka. 

(Aku menang... aku adalah gadis yang terpenting bagi Itsuki...! Bagaimanapun juga, akulah heroine utamanya...!) 

Belakangan ini, Hinako mulai menggunakan istilah yang dia pelajari dari manga shoujo. Dia memeluk bantal dengan kuat. 

Lebih baik kalau dirinya tidur seperti ini. Sekarang, sepertinya malam ini dia bisa mendapatkan mimpi yang paling bahagia

Permisi.

Saat dia mencoba memejamkan matanya, Shizune masuk ke dalam ruangan.

Shizune melihat Hinako yang berusaha tidur di tempat tidur dan membuka mulutnya. 

“Ojou-sama, sekarang sudah waktunya bagi Anda untuk belajar... 

... Hari ini tidak mau.

Anda akan dimarahi oleh Kagen-sama.

Tidak apa-apa. Papa seharusnya sedang berada di kediaman utama hari ini.

Hinako dengan cerdik memeriksa tindakan ayahnya. Shizune menghela napas kecil. 

Jika Anda terlalu santai, Itsuki-san akan kecewa kepada Anda. 

Akhir-akhir ini, Shizune sering menggunakan Itsuki untuk memotivasi Hinako. Sebenarnya, hal tersebut sangat efektif, jadi jika Hinako biasanya akan patuh, tetapi... 

Heh.

... Apa-apaan dengan wajah itu?

Itsuki... sudah memilihku. Jadi, aku tidak perlu mengkhawatirkan itu lagi...

Shizune merasa kebingungan ketika Hinako menunjukkan senyuman percaya diri. 

Apa Anda diberitahu sesuatu darinya?

... Itsuki bilang kalau dirinya ingin menjadi eksekutif di Grup Konohana.

Itu adalah sesuatu yang juga sedikit dipahami oleh Shizune. 

Ketika permainan manajemen baru dimulai, Itsuki ragu apakah dirinya harus memulai bisnis dari awal dan bertanya kepada Shizune tentang bagaimana jika ingin terlibat dalam manajemen di masa depan. 

Setelah itu, Itsuki memilih jalur wirausaha dalam permainan manajemen, tetapi tujuan asli Itsuki seharusnya bukan memulai bisnis, melainkan menjadi seorang manajer. Permainan manajemen hanyalah media pembelajaran untuk itu. Setelah memulai bisnis konsultan, ia lebih memprioritaskan konsultasi untuk perusahaan besar, jadi jelas sekali bahwa Itsuki memikirkan untuk mengelola perusahaan besar di masa depan. 

Jika dipikirkan secara logis... ia pasti ingin terlibat dalam manajemen keluarga Konohana. 

Itu adalah keputusan yang berani. ejujuran patut dihormati. Mungkin itulah sebabnya Itsuki bertujuan untuk menjadi anggota OSIS?? 

Upayanya pasti menguras air mata. Setidaknya selama masa pemilihan, Shizune berniat menghargai usaha yang sudah dilakukan Itsuki

Namun, di hadapan Shizune yang merasa terharu... Hinako menunjukkan ekspresi melankolis yang mencair. 

Itsuki... ia akan selalu bersamaku... 

Ini adalah situasi di mana sulit untuk merasakan keharuan. 

Melihat Hinako yang sepenuhnya tenggelam dalam kebahagiaannya sendiri, Shizune membersihkan tenggorokannya untuk menarik perhatian. 

Jangan lengah.

... Hueh?

Shizune menatap Hinako dengan tajam, yang tampak sepenuhnya lengah. 

Meski perasaan Itsuki-san memang seperti itu, bagaimana orang-orang di sekitarnya bertindak adalah masalah yang berbeda. ... Setelah permainan manajemen, Itsuki-san menarik perhatian banyak orang. Meskipun dirinya bisa menjadi eksekutif di Grup Konohana, masih ada kemungkinan besar dirinya akan direkrut orang lain.

“Di-Direkrut...!?

Itu adalah sesuatu yang benar-benar mungkin terjadi. Hinako juga menyadari hal itu, sehingga kepercayaan dirinya yang sebelumnya mulai runtuh. 

“Ojou-sama, apakah Anda tidak memiliki kecurigaan? Seseorang selain diri Anda yang mengincar Itsuki-san. 

............................ ada.

Hinako menjawab dengan suara kecil. 

.......................... sekitar empat orang.

...... Itu lumayan banyak.

Shizune meletakkan tangannya di dahi. Pria itu ternyata lebih populer dari yang diperkirakan. 

Ngomong-ngomong, boleh saya bertanya siapa saja yang Anda pikirkan?

...... Hirano-san, Tennouji-san, Miyakojima-san. ... dan Shizune.

Ya?

Ada orang yang tidak terduga di antara mereka. 

Saya?

“Habisnya, Shizune... akhir-akhir ini, kamu sering melihat Itsuki...

Ketika Hinako mengatakan hal itu, Shizune jadi teringat pada hal yang disebutkan. 

Setelah hobi cosplay-nya diketahui oleh Itsuki, Shizune secara teratur memperingatkan Itsuki agar tidak membocorkan rahasianya kepada orang lain. Terutama ketika topik tentang pakaian atau hobi muncul, dirinya selalu melirik ke arah Itsuki. 

Hinako sedang berbicara tentang saat itu. 

“Ojou-sama, itu adalah...

Itu adalah...? 

Tidak, um...

Um?

Situasinya jadi berbalik. 

Ketika Hinako terus-menerus menatapnya, Shizune mengalihkan pandangan. 

“Mari kita kembali ke topik.

... Kamu mengalihkan pembicaraan.

Saya tidak mengalihkan pembicaraan. 

Dia hanya berusaha mencegah pembicaraan ini semakin melenceng. Shizune meyakinkan dirinya sendiri dan melanjutkan. 

“Ojou-sama seharusnya sudah mengerti. Itsuki-san adalah seseorang yang sangat dicari.

Mu, gu...

Shizune terus melanjutkan ketika Hinako terdiam. 

Jika Itsuki-san ditawari untuk direkrut oleh orang lain, apakah ia bisa tetap setia melihat Ojou-sama yang malas seperti sekarang? --- Tidak. Anda harus siap untuk ditinggalkan.

...... Gununu, nunun... 

Hinako, yang seharusnya tidak memikirkan hal itu, malah membayangkannya

Setelah pernikahan, seharusnya mereka menjalani hari-hari yang bahagia. Namun kebahagiaan itu mungkin telah membuat hati Hinako menjadi lembek. 

Itsuki menatapnya dengan tatapan dingin. 

Maaf, Hinako. Aku... akan bekerja di bawah atasan yang lebih baik.

I-Itsuki...!!

Seluruh tubuhnya bergetar. 

Itsuki... jangan pergi ke mana-mana...

Melihat kondisi Hinako yang melemah, Shizune menghela napas. 

Sebenarnya, pria itu tidak mungkin menyakiti Hinako seperti ini. Shizune hanya bermaksud memberikan sedikit dorongan, tetapi mungkin dia terlalu menakut-nakuti lebih dari yang diharapkan. 

Namun, apa yang perlu dilakukan tetap harus dilakukan. 

Hinako dulu pernah melakukan kesalahan etika dengan melanggar aturan tiga detik di acara makan malam penting. Itsuki merasa bertanggung jawab dan sangat terpuruk, tetapi sebenarnya Shizune juga sama-sama merasa menyesalinya

“Baiklah, Ojou-sama. Mari kita berjuang hari ini.

Orang yang menemani Hinako bukan hanya Itsuki sebagai pengurus. 

Ketika keberadaan Itsuki memberikan permen, maka pada saat itulah Shizune akan berperan sebagai cambuk. Shizune telah memutuskan demikian.

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama