Chapter 1 — Perjanjian Tidak Mengganggu Antar Kucing Garong
“—
Jadi, begitulah. Eito mengalami amnesia, tetapi katanya ingatannya akan kembali
setelah beberapa waktu.”
Setelah
mengantar Eito ke dalam kamarnya,
aku melaporkan situasi Eito kepada dua kucing
garong, Hatabaki Otoba dan Shigenin Miu, melalui panggilan grup di aplikasi
pesan.
Kedua
orang ini adalah teman Eito. Teman. Ya. 'T-e-m-a-n' (penting).
Meskipun
mereka berdua adalah para kucing garong, aku tidak bisa diam
saja tentang hal ini; aku juga memiliki prinsip moral. Yah? Misalkan? Meskipun aku diam? Aku
bisa mengatakan bahwa kedua orang ini adalah kucing
garong. Ah, betapa baiknya aku. Seperti seorang malaikat. Atau dewi?
“...Syukurlah.
Eito baik-baik saja.”
Suara
lega yang terdengar dari aplikasi itu adalah Hatabaki Otoba, kucing garong baru terbesar yang
pertama.
Dia
adalah kucing garong yang memiliki
julukan 'diva'. Dia dijadwalkan untuk kembali segera. Sekarang pun dia
masih mengikuti pelajaran di sela-sela waktunya.
“Ya.
Luka-lukanya tidak terlalu serius, jadi untuk sementara ini kita bisa tenang.”
Shigenin
Miu, kucing garong baru terbesar yang
kedua, yang muncul selama liburan musim panas. Dia adalah putri dari keluarga
Shigenin yang terkenal, yang setara dengan keluarga Tendou. Aku dan Eito sudah
beberapa kali bertemu dengannya sejak
kecil.
“Ketika
Onii-sama mendengar bahwa Eito-sama mengalami amnesia, ia bilang kalau dirinya akan
pergi mencari dokter super yang memiliki kemampuan untuk mengembalikan
ingatan... Sungguh... dan itu benar-benar
sangat sulit untuk menghentikannya.
Semoga setelah ini dia sedikit lebih tenang.”
Kakak laki-laki yang dimaksud adalah Shigenin Ranzan, calon kepala keluarga
Shigenin.
Sepertinya
dia sangat terpengaruh oleh kejadian dengan Eito selama liburan musim panas,
dan secara pribadi, aku khawatir dia akan menjadi Kucing garong.
“Mengesampingkan
tentang kakakmu yang sangat bersemangat dalam hal-hal yang
tidak berguna...”
“Kugh...!
Aku ingin membalas sesuatu, tapi aku tidak bisa berkata apa-apa...!”
“Aku
memutuskan untuk merawat Eito untuk sementara waktu.”
Setelah mendengar laporanku, kedua kucing garong itu terdiam sejenak. Mungkin mereka sedang memikirkan
berbagai rencana yang muncul akibat situasi mendesak di mana Eito mengalami
amnesia.
“Eito
sudah bekerja terlalu keras sampai sekarang. Sampai ingatannya kembali, aku
berencana untuk memberinya istirahat dari pekerjaannya.”
“...Baiklah.
Kalau begitu, kami juga akan bersikap biasa.”
“Ya,
kita tidak boleh mengganggu Eito-sama
dalam situasi seperti ini.”
Namun,
sepertinya kedua orang itu memutuskan untuk menahan keinginan dan kepentingan
mereka sendiri. Sejujurnya,
ini mengejutkan. Aku mengira kedua orang ini akan menyerang dengan semangat
tinggi.
“…Begitu?
Jika demikian, itu akan sangat membantu…”
“Oh,
suaramu seolah ingin mengatakan bahwa kamu merasa terkejut.”
“…Apa
kamu berpikir bahwa kami akan bertengkar bahkan dalam situasi seperti ini?”
“Ya.
Aku benar-benar berpikir bahwa Eito yang berada dalam keadaan seperti anak
burung yang baru lahir karena kehilangan ingatan, akan dipengaruhi oleh hal-hal
buruk dan pikiran jahat untuk menguntungkan diri kalian
sendiri. Maafkan aku. Sepertinya aku telah salah paham.”
“…Hoshine,
itu sama-sama berlaku untuk kita. Aku juga mengira kamu adalah kucing garong yang paling cocok
dengan kata-kata rendah dan menjijikkan, yang memanfaatkan keadaan untuk
menguasai Eito. Aku ingin meminta maaf.”
“Itu
benar. Meskipun Hoshine-san memiliki keuntungan karena telah menghabiskan waktu
bersama Eito-sama
sejak kecil, aku merasa khawatir melihat keadaan ini dan menganggap kamu akan
mengambil tindakan yang tidak manusiawi... Aku juga ingin meminta maaf.”
"Hehe...
Tidak apa-apa, kalian berdua. Seperti yang kalian katakan, kesalahpahaman merupakan hal yang biasa
terjadi. Ngomong-ngomong, jika ada permintaan maaf, aku hanya akan menerimanya
jika dilakukan dengan sujud. Sekarang, jika kamu mau, aku akan memaafkan dengan
sujud jarak jauh, jadi nyalakan kamera dan tempelkan kepala kalian di lantai.”
“““………………………………………”””
Betapa
bodohnya manusia.
“…Mari
kita hentikan.”
“…Ya.
Ini adalah pertikaian yang sama sekali tidak berguna.”
“Benar…”
Bagaimanapun,
sepertinya kami tidak perlu mengingatkan satu sama lain; kebijakan kali ini
tampaknya sudah disepakati.
——— Selama Eito kehilangan
ingatan, tidak ada yang boleh mengganggu.
“Kalau
begitu, aku akan menandatangani 'Perjanjian
Tidak Mengganggu Kucing garong' di sini.”
““Aku tidak
keberatan.””
Setelah
menandatangani Perjanjian Tidak Mengganggu
Kucing garong, kami melakukan obrolan ringan sambil melaporkan situasi, lalu
keluar dari aplikasi dan bubar.
“Ah...
capek. Hei, Eito. Teh—”
Saat
mencoba memanggil seperti biasa, aku baru menyadari bahwa keberadaan yang
seharusnya selalu ada di sampingku tidak ada.
“…Sebenarnya tidak harus Eito yang menyeduhkan teh untukku, ‘kan?”
Pelayan
di rumah Tendou bukan hanya Eito.
Ada juga
Oikawa, dan lainnya.
Karena Eito
bisa melakukan segalanya, biasanya aku sering memintanya untuk menyeduh teh. Tapi bukan
berarti aku menjadi tidak nyaman. Jika Eito tidak ada, pasti ada yang akan
mengisi kekosongan itu. Di rumah sebesar Tendou, pasti ada banyak sumber daya
yang tersedia.
“…Mungkin
sesekali, aku harus menyeduhnya
sendiri.”
Aku
berpikir untuk memanggil seseorang untuk menyeduh teh, tetapi sesekali lebih
baik menyeduh sendiri untuk menyegarkan suasana—dengan alasan seperti itu, aku
keluar dari kamar.
“…”
Di
koridor, aku tiba-tiba bertemu dengan Eito.
“Ha-Halo,
Tendou-san.”
Sambil
memberikan salam yang canggung, Eito menundukkan kepala dengan bingung. Mungkin
ini adalah caranya
berperilaku sebagai pelayan sesuai dengan pikirannya saat ini.
Namun,
itu sedikit… ya, sedikit saja, terasa sepi.
“…Kamu bosa memanggilku dengan sebutan 'Ojou'
seperti biasa.”
“Baiklah.
'Ojou'… eh? 'Ojou'? Bukan 'Ojou-sama'?”
“Benar sekali. Kamu selalu memanggilku 'Ojou'.”
“…Pelayan
lainnya memanggil 'Ojou-sama', kan? Kenapa hanya aku yang memanggil 'Ojou'?”
“Itu
ada alasannya, meski alasannya sedangkal
laut yang dangkal dan gunung yang rendah.”
“Tampaknya
bukan alasan yang berarti.”
“Ya.
Sebenarnya, itu… memang begitu…”
Aku
pernah mendengar alasan itu dari Eito sebelumnya, dan itu benar-benar alasan
yang sepele.
“…Tapi,
itu adalah panggilan spesial
yang hanya kamu gunakan untukku.”
“Spesial,
ya…”
“Benar sekali. Spesial――――…"
…Begitulah.
Itu adalah panggilan yang indah dan spesial yang hanya diberikan untukku.
“…Lupakan
yang tadi. Aku bilang kamu bisa memanggilku 'Ojou' seperti biasa. Aku
mencabut pernyataan itu.”
“Aku
tidak masalah dengan itu… Maaf. Apa aku telah melakukan sesuatu yang tidak
sopan…”
“Bukan
itu. Aku hanya tidak ingin membebanimu.
…Ketika ingatanmu kembali, kamu bisa memanggilku 'Ojou' lagi.”
Aku tidak
membenci Eito yang sekarang. Namun,
ketika Eito yang sekarang memanggilku 'Ojou' dengan canggung, entah
kenapa itu terasa aneh.
Ada
sedikit… perasaan kosong di dalam hatiku.
“…Ternyata,
memang begitu.”
“'Ternyata'?
Apa maksudnya itu?”
“Ah…
tidak…”
Jawaban Eito
terasa kurang jelas.
“Apa
kamu mengingat sesuatu?”
“Ya.
Sebenarnya. Jika aku mengatakan bahwa aku mengingat sebagian ingatan di kamarku
tadi, maka aku memang mengingatnya…”
“Apa
yang kamu ingat? Jika itu berkaitan denganku, maukah kamu menceritakannya?
Mungkin dengan menceritakannya, kamu bisa mengingat lebih banyak.”
“…Tetapi,
sejujurnya, aku tidak yakin. Apa ingatan ini benar atau tidak.”
Apa
maksudnya? Ia sampai tidak
percaya pada ingatannya sendiri…
Aku
mengerti jika ini diucapkan oleh orang yang sudah tua. Atau mungkin, oleh
seseorang yang sedang sakit.
Tetapi Eito
bukanlah salah satu dari keduanya. Hasil pemeriksaan menyeluruh menunjukkan
tidak ada masalah. Ia
tampaknya sehat tanpa ada kelainan di otaknya, selain dari kehilangan
ingatan.
(…Mungkin
ia mengingat sesuatu yang membuatnya kehilangan kepercayaan pada ingatannya
sendiri.)
Aku
mungkin terlalu banyak
berpikir.
Bagaimanapun,
Eito yang sekarang mengalami kehilangan ingatan. Pada dasarnya, sulit untuk
mempercayai ingatannya sendiri.
“Apapun
itu, coba ceritakan saja?”
“…………Baiklah.”
Setelah
beberapa kali menarik napas dalam-dalam, Eito tampak bertekad.
“Aku
tinggal bersama Tendou-san dan kita
menjalani 'liburan musim panas manis dan penuh
cinta'… apa itu benar?”
“Itu
benar.”
――――Hah…!
Ap-Apa yang baru saja aku katakan tadi!?
Dengan
kecepatan yang melampaui ketidakberdayaan, mulutku bergerak sendiri tanpa sadar…!
“Su-Sudah
kuduga, itu memang benar, ya…”
“Ya.
Itu benar."
Dalam
pikiranku terbayang 'Perjanjian Tidak Mengganggu Kucing garong' yang
baru saja aku buat lima menit yang lalu.
Tapi…
bukannya aku tidak berbohong?
Fakta
bahwa kami tinggal bersama adalah benar. Kami memang menjalani 'liburan
musim panas manis dan
penuh cinta'. Aku yang memutuskan. Ini adalah kenyataan.
Karena kami hidup layaknya pasutri baru,
rasanya tidak berlebihan jika disebut 'liburan
musim panas yang manis dan
penuh cinta'.
[Kamu ini
bicara apa? Bukannya Eito-sama
tidak berniat seperti itu?]
[…Menetapkan
bahwa hanya dengan tinggal bersama disebut ‘liburan musim panas yang manis dan penuh
cinta’ saja sudah
pelanggaran perjanjian.]
Diamlah,
dasar kucing garong imajiner.
Yang
jahat pergi saja sana shoo, shoo!
Keadilan berada di
pihakku!
“Kalau
begitu… bolehkah aku bertanya satu hal lagi?”
“Itu
benar.”
“Aku
belum menanyakan apa-apa…”
Gawat.
Mulutku kembali bergerak tanpa izin.
Tenanglah,
Tendou Hoshine.
“Maaf.
Silakan, lanjutkan?”
“…………Jadi,
jika kita tinggal bersama dan menjalani 'liburan
musim panas yang manis dan
penuh cinta', itu berarti… kita berdua… berpacaran,
ya…?”
“Ummmmmmmmmmm~~~~~~~~~ ya? Karena kita tinggal bersama? Jika kita menjalani 'liburan musim
panas yang manis dan penuh
cinta'? Kurasa
kita tidak perlu menyebutkan apa hubungan itu. Terkadang, mengucapkannya justru
membuatnya terasa kurang berarti. Kurasa
sekaranglah saatnya.”
“Y-ya, itu benar. Mengatakannya justru
terlihat kurang berkelas, ya…!”
Eito
terlihat malu! Wajahnya memerah!
Ehhhh~~~~~!? Tidak mungkin, imut banget~~~~~!
“…………!
Maaf. Aku masih sedikit bingung…”
“Benar
sekali… kamu pasti merasa
kebingungan jika tiba-tiba mengingatnya.”
“Aku
akan berusaha sebaik mungkin. Semoga aku bisa mengingat Tendou-san
secepatnya.”
“…Tidak
apa-apa. Kamu tidak
perlu terburu-buru, kamu bisa pelan-pelang
mengingatnya. Aku akan menunggu selamanya.”
“…Terima
kasih banyak. Aku akan mengandalkan kata-kata itu."
Sebenarnya,
maaf Eito. Aku benar-benar minta maaf.
Saat ini,
di dalam kepalaku sedang terjadi kegembiraan besar.
“Umm…
boleh aku keluar sebentar?”
“Tentu
saja. Tapi, hati-hati ya.”
“Terima
kasih. Aku akan hati-hati.”
Eito
memberi salam dengan sopan dan
pergi.
Setelah
melihat punggungnya, aku berusaha mengabaikan suara-suara kucing garong imajiner yang
berisik.
“Tidak,
aku tidak melanggar perjanjian, ‘kan?
Aku hanya mengatakan bahwa mengatakannya itu kurang berkelas…”
Aku sibuk
mengeluarkan alasan yang tidak ada yang mendengarkan.
•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•
(Sudut
Pandang Eito)
“Eh…
ini di mana?”
Karena merasa
canggung setelah bertemu dengan
Tendou-san, aku melarikan diri dari rumah.
Tiba-tiba,
ketika aku tersadar dan berhenti, aku sudah berada di sebuah taman. Meskipun aku sendiri yang mengatakannya, tapi tubuh ini luar biasa.
Saat
memeriksa lokasi di ponsel, aku menemukan bahwa aku sudah lima kilometer dari
rumah Tendou-san, tetapi aku tidak berkeringat sedikit pun, dan napasku juga
tidak terengah-engah.
Sambil
mengagumi kondisi fisikku, aku duduk di bangku yang ada di dekat situ.
Mungkin
karena waktunya yang pas.
Tidak ada
seorang pun di taman itu kecuali aku. Ruang yang sepi dan kosong merupakan
tempat yang bagus untuk memilah-milah pikiran.
Ketika
aku tiba-tiba mendapatkan kembali sebagian ingatanku, aku bertanya-tanya, “Bisakah aku memercayai ingatanku
sendiri?”.
Aku merasa
kesulitan untuk mempercayainya karena ingatan itu terlalu… aneh, absurd dan pahit.
Habisnya,
mau bagaimana lagi?
Aku tak
percaya aku tinggal semi-tinggal bersama
dengan Tendou-san dan menikmati kehidupan liburan musim panas yang manis dan
penuh cinta. Terlebih lagi, dia terlibat dengan dua gadis cantik lainnya.
Justru
rasanya aneh jika aku diminta untuk mempercayainya. Atau lebih tepatnya, aku ingin
bertanya pada diriku sendiri sebelum
kehilangan ingatan, mengapa hal itu bisa terjadi.
Oleh
karena itu, aku memutuskan untuk mengumpulkan keberanian dan bertanya.
Orang
yang mengenalku dengan baik sebelum kehilangan ingatan, Tendou
Hoshine-san.
Jika aku
menjalani 'liburan musim panas yang manis
dan penuh cinta' dalam keadaan
semi-tinggal bersama, maka itu sudah bisa dianggap sebagai hubungan pacaran.
Dengan pemikiran yang menakutkan seperti itu, aku memutuskan untuk mencari
kepastian. Dan jawaban yang aku terima adalah――――.
“Apa
aku dan Tendou-san adalah sepasang kekasih…?”
Sebuah
jawaban yang tidak terduga.
Tendou-san
itu imut. Jika aku selalu bersama gadis cantik seperti ini, jantungku mungkin
akan meledak seperti bom. Sebelum kehilangan ingatan, aku pasti memiliki hati
yang kuat seperti baja.
Namun,
jika aku benar-benar kekasih
Tendou-san, maka dua misteri muncul.
――――Aku
adalah manajer penyanyi terkenal, Habataki
Otoha, dan juga darlingnya.
――――Lebih
jauh lagi, aku memiliki hubungan tinggal satu kamar hotel dengan Shigenin
Miu.
………………………………Bukannya itu aneh?
Aku masih
bisa sedikit mengerti jika hanya menjadi manajer.
Tapi
mengapa aku, yang masih seorang siswa SMA, menjadi manajer? Kedengarannya sangat tidak
masuk akal, dan aku merasa itu aneh. Namun, ada hal yang lebih aneh, jadi mari
kita abaikan untuk saat ini… Tapi, apa maksudnya dengan 'darling'?
Begitu
juga dengan hubunganku dengan Shigenin Miu.
Memangnya
seorang pria yang sudah
memiliki pacar boleh tinggal satu kamar hotel dengan wanita lain? Bukannya itu aneh? Bukannya itu tindakan yang tidak pantas bagi seorang pria yang
sudah memiliki pacar?
Jika
semua ingatan ini benar, maka aku adalah seorang pria yang tidak bisa
diselamatkan!
“…………Aku
harus memastikannya. Hal ini demi Tendou-san juga.”
Jika aku
adalah pria bajingan yang menggoda
tiga gadis cantik, kemungkinan besar aku menyimpan semua itu sebagai rahasia
dari Tendou-san.
Jika aku memang pria keparat, aku
harus mengungkapkan semuanya kepada pacarku,
Tendou-san, dan mengatakan.
Padahal aku memiliki pacar sebaik dirimu, aku justru berselingkuh wanita
lain.
“Aku akan
merahasiakan ingatanku saat ini dari Tendou-san."
Walaupun aku
harus memberitahunya, aku perlu memahami fakta-fakta tersebut terlebih
dahulu.
Setelah
mengetahui segalanya, aku harus mengungkapkan kepada dia dan menerima kesalahan
aku.
Pertama-tama…
aku harus menemuinya. Dengan
Habataki-san dan Shigenin-san.
•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•
Keesokan
harinya setelah aku memutuskan untuk menghadapi
ingatanku sendiri. Hari
pertama semester kedua setelah liburan musim panas. Aku berangkat menuju Akademi
Tenjouin dalam keadaan kehilangan ingatan. Sepertinya aku dan Tendou-san
memiliki kendaraan antar-jemput untuk pergi dan pulang sekolah.
Sangat
jarang aku pergi dengan berjalan kaki, dan terkadang menggunakan kereta, tetapi
pada dasarnya aku diantar-jemput dengan mobil.
(Dari
yang kudengar, Habataki-san
rupanya sekelas denganku. Aku
harus mencari kesempatan untuk berbicara dengannya di suatu tempat.)
Tampaknya
kami saling bertukar lokasi, jadi kami bisa berkomunikasi melalui
smartphone.
Tapi
ini tentang ingatanku sendiri.
Aku ingin benar-benar bertemu dan mendengarnya langsung dari mereka, bukan
hanya melalui teks di layar atau panggilan telepon.
…Tidak. Itu hanya alasan.
Aku hanya merasa takut. Takut akan
kenyataan bahwa aku adalah pria bajingan dan
kurang ajar. Aku hanya berusaha untuk menunda hal itu sedikit
lebih lama…
“Eito,
ada sesuatu yang perlu aku bicarakan denganmu
sebelum kita pergi ke sekolah.”
“Membicarakan
sesuatu ya?”
Apa itu?
Apa Tendou-san juga menyimpan rahasia?
“…Kamu itu sedang diburu.”
Perusahaan
Grup Tendou adalah perusahaan besar yang terkenal di
dunia. Dan
keluarga Tendou merupakan
keluarga ternama sejak lama, jadi tidak mengherankan jika ada orang yang memburu
putri mereka, Tendou-san… huh?
“Apa
aku yang diburu?”
“Ya.
Kamu. Yang sedang diburu.”
…Aku
mengerti jika itu tentang Tendou-san, tapi kenapa
malah
aku yang diburu?
Aku hanyalah seorang pelayan. Tentu saja, aku
pergi ke sekolah bersama Tendou-san juga untuk melindunginya… Hah. Mungkin ini ada
hubungannya?
Jika
mereka menghilangkan aku, itu akan menjadi kesempatan terbaik bagi mereka yang
memburu Tendou-san.
“…Siapa
yang memburuku?”
“Musuh
yang menakutkan. Jika diibaratkan, mereka mirip
seperti binatang pemangsa
yang buas…”
Anjing
militer? Tidak… mungkin senjata biologis?
Sebelum aku
kehilangan ingatan, aku tampaknya telah menghancurkan senjata atau sesuatu yang
terkait dengan organisasi yang memburu keluarga Tendou. Senjata biologis pun
bukan hal yang berlebihan, bisa jadi itu mungkin.
“Aku
menyebutnya――――Kucing garong.”
“Kucing
garong?”
………………………………Binatang karnivora yang buas?
“Apa
itu.... sebutan kode? Apa itu untuk
menyebut mata-mata perusahaan yang memburu Grup
Tendou?”
“Sebenarnya,
lebih baik jika itu hanya mata-mata perusahaan....”
Lebih
baik jika itu hanya mata-mata perusahaan…
“Jadi,
itu… Kucing garong? Yang mengincar nyawaku?”
“Mereka
tidak mengincar nyawamu.”
“Lalu,
apa yang mereka incar…?”
“Kesucianmu.”
“Kesucian?”
…………………………………………Eh?
Aku
sedang diburu oleh kucing
garong karena kesucianku?
“Aku
sudah bilang. Mereka adalah binatang buas pemangsa. Sekali kamu tertangkap,
kamu akan… ugh! Aku yakin akan mengalami hal yang mengerikan…!”
Rasanya sulit
untuk menentukan apa aku harus mempercayainya atau tidak.
“Kamu
terutama harus lebih berhati-hati dengan Habataki Otoha. Selain itu, ada juga kucing garong lain bernama Shigenin Miu di sekolah lain.”
“Hah…”
Dari sekian
banyak orang, mereka
adalah dua orang yang ingin aku dekati.
Dan jika
ingatanku benar, seharusnya aku bukan yang diburu, melainkan yang memburu…
“Jadi…
apa sebaiknya aku menyembunyikan bahwa aku kehilangan ingatan dari orang-orang
di sekitarku?”
“Apa
kamu ingin menyembunyikannya dari mereka?”
“Tidak.
Bukan begitu.”
“Kalau
begitu, kamu tidak perlu menyembunyikannya,
kan? Lagipula, itu bukan sesuatu yang bisa disembunyikan sepenuhnya…
Sebenarnya, aku lebih suka jika kamu tidak memberi mereka celah.”
“Begitu
ya… Kalau begitu, kurasa aku harus memberi tahu orang-orang di sekitarku untuk
berjaga-jaga. Mungkin akan menimbulkan ketidaknyamanan.”
“Jika
itu yang kamu inginkan, lakukan saja. Secara pribadi
aku lebih suka jika urusan itu
disembunyikan…”
“Urusan
itu… Oh, fakta bahwa aku
dan Tendou-san adalah…umm sepasang kekasih,
‘kan?”
“…………Aku
tidak mengatakan apa-apa, kan? Aku benar-benar
tidak mengatakan apa-apa, aku hanya mengatakan urusan itu.
Mungkin lebih baik jika disembunyikan.”
Aku
mengerti. Ternyata hubungan kami merupakan
rahasia di sekolah.
Hubungan
kekasih yang rahasia. Aku merasa sedikit gelisah.
“…Lebih
baik menyembunyikan pelanggaran perjanjian.”
“Pelanggaran
perjanjian?”
“Aku cuma
berkata pada diriku sendiri.”
Sambil
membahas itu, mobil antar-jemput akhirnya
sampai di Akademi Tenjouin.
Hari ini
adalah upacara pembukaan semester kedua, jadi tampaknya tidak ada jam pelajaran. Saat memasuki ruang kelas, aku mencium aroma yang
agak familiar. Meskipun aku kehilangan ingatan, tempat ini terasa tidak
asing.
“Ah,
Eito-kun dan Tendou-san!”
“Selamat
pagi, kalian berdua. Bagaimana liburan musim panas kalian?”
Salam
dari wanita-wanita yang sepertinya teman sekelas. Apa hubunganku dengan mereka? Hanya teman sekelas? Atau teman
dekat?
“Selamat
pagi. Yah, kurasa aku cukup
menikmatinya.”
Tendou-san
menjawab dengan wajah tenang. Dari
penampilannya, tampaknya kami tidak terlalu dekat sebagai teman. Mungkin hanya teman sekelas biasa
yang saling menyapa.
“Selamat
pagi.”
Saat aku membalas
salam dengan segenap tenaga, dua gadis yang menyapa tampak terkejut.
“Eh…
ya. Selamat pagi.”
“Eito-kun,
entah kenapa, suasanamu sedikit berbeda…
ya?”
Uh. Aku
tidak tahu apa yang berbeda, tetapi apa aku sangat
berbeda dari sebelumnya?
Sepertinya
ada perbedaan yang terasa. Mereka memperhatikanku dengan mata terbelalak.
“Ketimbang
berbeda… sebenarnya…”
Aku tidak
berniat untuk menyembunyikannya, jadi aku menjelaskan tentang kehilangan
ingatanku di tempat itu. Aku juga menambahkan bahwa aku mungkin akan merepotkan mereka karena aku sudah sepenuhnya lupa
tentang fasilitas dan lokasi kelas di sekolah.
“Eh,
kehilangan ingatan!?”
“Kamu
terluka!?”
“Iya.
Tapi, lukanya tidak serius…”
“Eh.
Apa ini? Pembicaraan tentang apa?”
“Ada
masalah besar! Eito-kun katanya
kehilangan ingatan!”
“Kehilangan
ingatan!? Yang benar!?”
Saat
berbicara di tempat itu, berita tentang kehilangan ingatanku dengan cepat
menyebar ke seluruh kelas. Dengan begini, sepertinya aku tidak perlu
menjelaskan berulang kali.
“Apa
kamu baik-baik saja datang ke sekolah?”
“Aku
sudah mendapatkan izin dari dokter. Lagipula, aku dengar hari ini hanya ada
upacara pembukaan, jadi aku ingin membiasakan diri dengan sekolah selagi bisa. Seperti lokasi kelas dan suasananya.”
Meskipun
saat memasuki kelas aku tidak merasa seperti di tempat baru, aku tidak ingat
lokasi kelas atau fasilitas yang ada. Mulai besok, aku harus memastikan tidak
merepotkan orang-orang di sekitar, terutama Tendou-san.
“Ka-Kalau
begitu… apa kamu tidak
keberatan kalau aku memandumu
di dalam gedung sekolah?”
“Kamu yakin?”
“Ya!
Aku tidak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler, jadi aku punya waktu luang!”
“Ah,
aku juga! Mari kita memandumu
bersama!”
Syukurlah,
beberapa teman sekelas menawarkan diri untuk
menunjukkan jalan di gedung sekolah. Setidaknya aku merasa tenang karena aku
tampaknya bergaul dengan baik di kelas.
“Di
saat seperti ini, kucing
garong yang bersembunyi mulai muncul satu per satu memanfaatkan kesempatan…! E-Eito! Aku juga bisa memandumu di sekolah!”
“Aku
tidak bisa merepotkan Tendou-san sampai ke kehidupan sekolahku. Aku sudah cukup
bergantung padamu untuk
urusan sehari-hari.”
Jika aku
terus-menerus bergantung pada Tendou-san, dia tidak akan bisa menikmati
kehidupan sekolahnya sendiri.
“Setidaknya
di dalam sekolah, Tendou-san bisa
bersenang-senang tanpa perlu
mencemaskanku.”
Tidak
adil jika hanya satu pihak yang terbebani. Perasaan ini agak rumit. Aku
harus segera bisa menjalani kehidupan sekolah dengan kemampuanku sendiri.
“Ugh!
Aku tak pernah menyangka kalau aku malah menggali
kuburanku sendiri!”
Tendou-san
memang orang yang menyenangkan. Ekspresinya selalu berubah-ubah, dan itu tidak
pernah membosankan untuk dilihat. Sebelum
kehilangan ingatan, aku pasti menikmati setiap harinya. Karena bisa berada di dekat orang seperti
dirinya.
(Tapi…
jika aku berpikir kembali, memiliki pacar dan bergaul dengan gadis lain…
mungkin itu tidak terlalu baik?)
Tentu
saja, dari sudut pandang pacarku,
Tendou-san, itu mungkin tidak menyenangkan.
Mungkin aku
kurang peka.
“Ah!
Sekarang, aku merasa lubang itu sudah tertutup! Hebat sekali diriku!”
Mungkin
lebih baik meminta bantuan teman laki-laki untuk memanduku di sekitaran sekolah. Karena itu mungkin akan
merepotkan bagi mereka, jadi aku merasa sedikit bersalah.
“Sudah,
sudah, semuanya,
tenanglah. Jika kalian semua mendekati Eito sekaligus, itu akan merepotkannya, kan?”
Suasana di
dalam kelas sudah menjadi sedikit gaduh tanpa kusadari, tapi ada anak cowok dengan nuansa sangat akrab
yang menenangkan suasana. Meskipun terlihat santai, ia tidak membuatku merasa
tidak nyaman. Sepertinya ia mengubah keringanan itu menjadi keakraban… ya, aku
tahu… tentang orang ini…
“Yo,
Eito. Kamu terlihat baik-baik saja… eh iya,
apa kamu ingat siapa aku?”
“…………Yukimichi.”
Begitu aku melihat wajahnya dan mendengar
suaranya, anehnya nama itu seketika muncul
di benakku.
“Kazami,
Yukimichi… ‘kan?”
“Oh,
benar! Jadi kamu mengingatku?”
“…Entah aku heran kenapa. Begitu aku melihat wajahmu, tiba-tiba…
namamu muncul begitu saja.”
Rasanya
aneh. Bukannya hanya sekadar mengingat nama, aku merasa seolah-olah kami sudah
berteman dekat selama bertahun-tahun.
“Yukimichi.
Kita ini, teman baik… ‘kan?”
“Hahaha!
Apa kamu benar-benar kehilangan ingatan? Kamu ini!”
Rasanya
pas. Percakapanku dengannya terasa sangat
nyaman.
Seolah-olah
potongan yang hilang telah terpasang.
Meskipun
ingatanku belum kembali, tapi
sepertinya tubuhku
ingat.
“Eito.
Jika kamu butuh panduan di sekolah, aku yang akan mengantarmu.”
“Baiklah.
Jadi, aku minta tolong.”
“Siap!
Serahkan saja padaku!”
Yukimichi
terlihat ceria dan percaya diri, tetapi dalam sekejap, tatapannya beralih ke
belakangku, dan entah kenapa wajahnya tiba-tiba tegang. Bahkan, keringatnya
mengalir deras.
“…Eito.
Mari kita pergi ke upacara pembukaan.”
“Eh?
Oh, aku mengerti, tapi… apa ada
sesuatu di belakangku—”
“Jangan
khawatir. Tidak ada apa-apa. Ayo cepat pergi! Aku akan menunjukkan jalan juga!”
Apa yang
terjadi dengan Yukimichi? Di belakangku hanya ada Tendou-san, tidak ada yang
lainnya…
“……………Kamu tidak pernah memikirkan
apa pun saat melihat wajahku, tapi mengapa hanya saat melihat Kazami, kamu bisa langsung mengingatnya…?”
Aku jadi
penasaran suara apa itu... Aku merasa seperti mendengar suara yang amat kuat
dari belakangku...
Yah,
mungkin itu hanya imajinasiku. Itu pasti hanya
imajinasiku saja. Yup.
•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•
Setelah
upacara pembukaan selesai, aku meminta
Yukimichi untuk memanduku berkeliling sekolah.
Ia
menunjukkan lokasi kantin, ruang diskusi, ruang kelas untuk pelajaran yang
berpindah-pindah, dan gedung olahraga.
Ketika benar-benar ditunjukkan, rasanya tidak seperti pertama kali melihatnya.
Sama seperti saat di kelas pagi ini.
Ngomong-ngomong,
Tendou-san juga seharusnya ikut menemani kami,
tapi dia sepertinya dipanggil oleh teman-temannya,
jadi sekarang kami terpisah.
“—Jadi,
kurang lebih begini keadaannya.”
“Terima
kasih. Itu sangat membantu. Berkatmu, aku
bisa memahami geografi sekolah.”
“Walaupun
ingatanmu hilang, kamu tetap tidak
berubah, ya.”
“Eh?”
“Bahkan sebelum
masuk sekolah, kamu sudah berusaha memahami geografi dan tempat Ojou-sama bersekolah. Aku masih mengingatnya.”
…Kalau
dipikir-pikir. Aku sebenarnya ingin ia menunjukkan gedung sekolah agar bisa
menjalani kehidupan sekolah dengan normal. Namun, ada perasaan tidak nyaman
karena tidak mengetahui geografi sekolah dengan tepat.
Aku ingin
mengumpulkan informasi sebanyak mungkin untuk keadaan darurat…
…Apa yang
dimaksud dengan keadaan darurat?
“…Aku
ini, seperti apa orangnya?”
“Orang
yang sangat lamban.”
Yukimichi
membeli kopi kaleng dari mesin penjual otomatis.
Mungkin
kopi hitam. Entah kenapa, aku bisa merasakannya.
“Kamu
mau minum apa?”
“Air.”
“Aku sudah
menduga kamu bakal bilang begitu.”
Secara
alami, aku menyebutkan air, bukan jus atau kopi. Sepertinya Yukimichi juga
memahami hal itu. Jari-jemarinya
dengan lancar menekan tombol untuk membeli botol air.
Sepertinya
ia ingin mentraktirku. Sambil
mengucapkan terima kasih, aku meminum air jernih yang tidak berasa dan tidak
berbau dari botol plastik dengan desain sederhana.
Di hadapan kediaman Tendou…
maksudku, di depan Tendou-san, ada momen di mana aku ragu untuk memasukkan
sesuatu ke dalam mulut,
tetapi mungkin karena sekarang hanya ada Yukimichi, aku tidak merasa keberatan
untuk menghidrasi tenggorokanku dengan air.
“Tidak peka
terhadap orang-orang di sekitarmu
dan tidak peka terhadap diri sendiri. Orang seperti itulah dirimu.”
“Aku
tidak percaya seseorang yang tidak
peka seperti diriku bisa menjadi ajudan pribadi Tendou-san, ya.”
“Yah, karena
kamu melakukan pekerjaan
dengan baik. Lagipula, kamu katanya orang kedua terkuat di dunia, ‘kan?”
“Siapa
yang pertama?”
“Ayahnya Tendou-san.”
“Haha.
Masuk akal.”
Lagiupa, ia
adalah ayah dari
Tendou-san.
Meskipun
itu hanya perumpamaan, aku bisa menerimanya dengan mudah.
“Jangan
terburu-buru dan ingatlah
perlahan-lahan. Kamu tidak
perlu memaksakan diri untuk mengingatnya.”
“Tidak,
aku harus mengingatnya.”
“Begitu?
Lagipula, kamu tidak
mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan,
jadi tidak apa-apa, ‘kan?”
“Tidak, tidak, aku merasa sangat berutang
budi karena sudah sangat diurus,
jadi setidaknya aku harus bisa melakukan pekerjaan dengan baik. Selain itu…”
Apa? Apa-apaan tadi itu? Baru saja…
“Selain
itu… orang yang dilupakan juga pasti merasa sakit, ‘kan?”
…Rasanya seperti ada sensasi geli di dalam
dadaku.
“Aku
pikir Tendou-san dan Yukimichi pasti sedih karena aku melupakan kalian.”
“Oh.
Kamu bisa bicara seperti itu juga,
tumben sekali.”
Eh?
Kenapa aku sekarang… bercanda,
bersikap konyol, dan berusaha mengalihkan perhatian?
“—Oh
iya. Aku ingat!”
“Ingatanmu
kembali?”
“Bukan
itu… Habataki-san.”
Aku sudah
menunggu kedatangan Habataki-san, tetapi dia tidak pernah muncul di dalam kelas. Karena dia juga tidak hadir di
upacara pembukaan, apa hari ini dia benar-benar tidak masuk sekolah?
“Aku
ingin berbicara berduaan dengannya… hmm. Mungkin besok saja kali ya.”
“Kamu
berniat membicarakan apa dengan Habataki-san?”
…Aku
tidak bisa mengatakan bahwa aku adalah 'manajer' dan 'darling-nya' Habataki-san. Itu terlalu
berlebihan.
Aku yakin
Yukimichi juga tahu bahwa aku dan Tendou-san berpacaran.
“Umm…
aku tuh temannya Habataki-san, ‘kan? Jadi, aku ingin bertanya padanya tentang diriku sebelum aku kehilangan ingatan seperti sekarang.”
Aku tidak
berbohong. Aku tidak berbohong.
Meskipun
ada sedikit rasa canggung, aku tidak berbohong.
“Habataki-san…
dia sepertinya sedang sibuk
mempersiapkan kembali kegiatan penyanyinya.”
“Begitu
ya. Tentu saja. Dia adalah gadis yang disebut diva."
Apa aku
harus menghubunginya melalui ponsel?
Meneleponnya…
juga, mungkin akan mengganggunya.
Lagipula,
meskipun dia sedang hiatus, dia tetap
seorang artis.
Mungkin
lebih baik tidak meninggalkan riwayat
di aplikasi perpesanan… Hmm, apa pemikiran seperti ini merupakan kebiasaanku sebagai pengawal keluarga Tendou?
“Yah,
kamu pasti baik-baik saja. Jika
kamu berkeliaran di sekitar sekolahan,
kamu mungkin akan bertemu dengannya.”
“Tidak
mungkin hanya dengan berjalan-jalan di sekitar sekolah
bisa bertemu dengan diva terkenal dunia.”
“Jika
akal sehat itu bisa berlaku
untukmu, kurasa Ojou-sama
itu tidak akan mengalami kesulitan…”
Yukimichi
melihat ke arah kejauhan. Aku tidak
bisa mengerti maksudnya.
“Selain
itu, kamu juga pernah bertemu diva itu saat berjalan-jalan
di sekitaran kota.”
“Hahaha.
Kamu pasti sedang bercandaan saja, ‘kan?”
――――
Hanya beberapa menit kemudian setelah percakapan itu.
Setelah
berpisah dengan Yukimichi, aku berjalan-jalan di dalam area sekolahan untuk menyegarkan ingatanku,
tiba-tiba aku tertarik untuk pergi ke atap. Suara nyanyian yang kudengar terlalu indah.
“—……♪”
Ketika aku
keluar ke atap, aku melihat wajah yang pernah aku lihat di TV atau artikel
online—Habataki Otoha,
yang sedang menyanyikan lagu.
(Aku
benar-benar bisa bertemu dengannya
hanya dengan berkeliaran di sekitar sekolah…)
Mungkin itu cuma kebetulan.
Memikirkan
bahwa sebelum kehilangan ingatan aku
juga bertemu Habataki-san dengan cara
berjalan-jalan di sekotar kota, mungkin aku sebenarnya sangat
beruntung.
“……Eito.”
Setelah
mendengarkan beberapa saat, Habataki-san berhenti bernyanyi karena dia menyadari
keberadaanku.
Rasanya sedikit
disayangkan.
“Ah,
halo… ehm…”
“…Kamu
benar-benar melupakan semuanya, ya.”
“…Maaf.”
“…Kamu tidak perlu minta maaf. Justru akulah yang harus minta maaf.”
Meskipun aku
meragukan ingatan yang aku dapatkan kembali, karena sulit untuk mempercayai bahwa aku mengenal diva yang terkenal itu.
Aku
khawatir jika itu cuma khayalan atau
kesalahpahamanku saja, dan
jika aku menyapanya, dia
akan bertanya, “Kamu siapa?”
Tapi, siapa sangka… aku benar-benar mengenal
diva itu…!
“Tatap………………"
“Whoa!?”
Saat aku
sedikit bersemangat di dalam hati, tiba-tiba Habataki-san sudah berada di hadapanku
seraya menatapku dengan serius.
“Ap…
Apa!?”
“…Hmm.
Suasana Eito terasa sedikit segar, jadi aku memperhatikan.”
Semua
orang telah memberitahuku sejak pagi ini bahwa aku
memancarkan suasana yang berbeda. Apa aku benar-benar
berbeda dari diriku
sebelum kehilangan ingatan?
“Ha-Habataki-san, ternyata kamu
datang ke sekolah hari ini.”
“…Ya.
Aku datang ke sekolah dari pagi untuk bertemu Eito.”
“Eh?
Tapi sepertinya kamu tidak ada di kelas…”
“…Aku
melihat Eito dan Hoshine dari jendela, jadi aku berlari untuk menemui kalian.”
Hmm?
Jadi, apa kita bertemu di jalan menuju kelas?
Tapi aneh
sekali jika dia tidak muncul bahkan di upacara pembukaan.
“…Tanpa kusadari, aku sudah berada di pantai menatapp lautan.”
“Kok bisa!?”
Apa yang
terjadi dalam perjalanan di antara
kelas dan lantai satu!?
“…Eito.
Kamu harus berhati-hati. Sepertinya sekolah ini bisa membuatmu tersesat jika
kamu sedikit saja mengalihkan perhatian. Mungkin salah satu dari tujuh misteri sekolah.”
Entah
bagaimana, aku merasa yang tersesat adalah Habataki-san sendiri.
“…Aku
baru saja menemukan sekolah yang hilang
dan kembali. Upacara pembukaan juga sudah selesai, jadi aku merasa bosan.”
Hmm.
Meskipun aku belum
mendapatkan kembali ingatanku, ada keyakinan yang aneh.
Orang
ini, benar-benar memiliki orientasi indra arah
yang unik. Sangat parah.
“Sebaliknya,
bagaimana kamu bisa sampai ke sekolah pagi ini?”
“…Diantar oleh manajerku.”
Mengingat kata manajer, aku merasa
terharu.
…Hmm?
Manajer?
(…Oh iya, benar juga. Aku harus memastikannya dengan Habataki-san!)
Apa
ingatan yang kudapatkan kembali ini benar atau tidak.
“…ada apa, Eito? Hoshine lagi ada di mana?”
“Tendou-san
sedang keluar untuk urusan lain.
Aku… sedang mencari Habataki-san.”
“…Mencariku?
Kenapa?”
Sekarang
ketika aku harus mengatakannya, aku merasa sedikit… tidak, aku merasa sangat gugup. Dia adalah diva terkenal di seluruh
dunia. Seorang artis papan
atas.
Aku
sangat menyadari bahwa ini bukan pertanyaan yang pantas untuk ditanyakan di
depan gadis secantik dirinya. Aku hanya berharap ini hanyalah khayalanku sebelum
kehilangan ingatan.
“Sebenarnya,
aku sedikit mendapatkan kembali ingatanku…
dan aku ingin memastikan sesuatu dengan Habataki-san.”
“…Tentu. Silakan
tanyakan apa saja. Jika aku bisa membantu Eito, aku akan
melakukan apa saja.”
Aku merasa bersyukur dia mengatakan hal ini,
lalu aku menarik napas dalam-dalam…
“Apa
benar aku adalah 'manajer'-nya Habataki-san?”
“…Itu
hanya pekerjaan paruh waktu di liburan musim panas, kamu hanya menjadi manajer sementara.”
“Oh,
begitu ya.”
Syukurlah.
Aku merasa sedikit tenang.
Kurasa
menjadi manajer diva yang terkenal merupakan
beban yang terlalu berat.
“…Kurasa
kamu mungkin salah paham karena
mengingatnya secara setengah-setengah.”
“Benar, ‘kan! Itu hanya salah paham, kan! Ah… lega
rasanya.”
“…Apa
ada yang lain yang kamu ingat?”
“Ada,
tapi ini juga setengah-setengah. Kurasa itu juga salah paham seperti
yang tadi.”
“…Apa
saja tidak masalah. Coba katakan. Jika itu
salah paham, aku akan memperbaikinya.”
“Jadi begini, Habataki-san
memanggilku dengan sebutan 'darling'――――”
“…Kalau itu benar.”
“Jadi itu
beneran!?”
Jadi kalau
masalah manajer itu cuma
salah paham, tapi yang 'darling'
tidak?
“Ap-Apa maksudnya…? Aku disebut
'darling' oleh Habataki-san…”
“……………………………………Yah, persis seperti itulah .”
“Apa
maksudnya!?”
“…Lagu
dan musik bisa diinterpretasikan berbeda oleh setiap orang, ‘kan?”
“Kenapa
tiba-tiba membahas lagu…?”
Interpretasi…
Jadi ada sesuatu yang bisa diambil dari kata 'darling'?
Apa ini
pesan dari Habataki-san?
Baiklah.
Jika begitu, aku akan mencoba menginterpretasikan pesan dari Habataki-san.
Pertama,
mari kita lihat arti dari kata 'darling'.
Darling:
orang yang paling dicintai
(Bukannya aku orang yang paling bangsat!)
Padahal aku
sudah mempunyai pacar cantik yang bernama
Tendou-san!
Tidak,
tunggu. Ini hanya interpretasiku.
Mungkin…
ada kemungkinan interpretasi ini salah.
Sebenarnya,
aku berharap interpretasi ini salah.
“Habataki-san…
jadi, apa kita berdua sangat dekat sampai saling
menyebut sebagai orang yang paling dicintai…?”
“…Terkadang,
interpretasi diserahkan kepada pendengar.”
Musik itu
sulit!
Sebisa mungkin aku tidak ingin
menyerahkan interpretasi kepada diri sendiri. Karena itu hanya akan membuatku
menjadi orang yang paling keparat.
(Dari
situasi ini, sepertinya Tendou-san dan Habataki-san tidak tahu bahwa aku adalah
orang yang paling bangsat.)
Tampaknya
sebelum kehilangan ingatan, aku mampu
menanganinya dengan cukup baik. Seolah-olah aku menari tap di
antara monster dan makhluk aneh sambil menyeberangi jembatan tali.
Tapi.
Benarkah? Apa benar-benar begitu?
Aku bisa
berbohong dan menutupinya.
Diam-diam menjaga hubunganku
dengan Tendou-san…
Habataki-san
pasti memiliki masa depan. Masa depan yang dijanjikan sebagai 'diva'.
(Diam
bukanlah solusi… Tidak bisa,
aku tidak boleh begitu.)
Aku
hampir saja menyerah pada godaan
yang manis. Jika aku
tetap diam seperti ini, aku bisa berpacaran
dengan dua gadis cantik, Tendou-san dan Habataki-san. Aku merasa malu dengan
pikiran jahat seperti itu.
“……Habataki-san.
Aku tidak layak berada di sampingmu.”
“……Benarkah?”
“Aku
adalah…… pria terburuk. Sambil membisikkan bahwa kamu adalah orang yang paling aku
cintai, tapi aku malah berpacaran dengan Tendou-san!”
“……Apa
yang Hoshine katakan padamu?”
Ini
adalah pengakuan yang cukup putus asa, tapi Habataki-san langsung meragukan
Tendou-san.
Apa ini?
Rasa percaya yang seakan menyiratkan “Palingan Tendou-san melakukan
sesuatu yang salah”.
Apakah ini juga bentuk persahabatan?
“Dia tidak
mengatakan sesuatu! Tendou-san
hanya menegaskannya!
Ketika ada sebagian ingatan
yang telah aku pulihkan…… bahwa aku benar-benar dalam keadaan semi-hidup bersama dengan Tendou-san dan
menjalani kehidupan liburan musim panas yang manis dan
penuh cinta!”
“……Lalu,
bagaimana hal itu bisa
menjadi hubungan kekasih? Apa Hoshine yang mengatakan
itu?"
“Dia
mengatakan kalau.....hubungan yang menjalani kehidupan
liburan musim panas yang manis dan penuh
cinta dalam keadaan semi-tinggal bersama……
adalah hal yang tidak sopan……”
“……Eito.
Hoshine hanya mengatakan bahwa mengungkapkannya
dengan kata-kata merupakan
hal yang tidak sopan. Dia tidak mengatakan apa-apa kalau kalian sepasang kekasih.”
“…………………………Se-Setelah dipikir-pikir, memang begitu!”
Jika
dipikir-pikir kembali…… Tendou-san memang tidak pernah mengatakan itu!
Tendou-san
tidak pernah mengatakan bahwa aku dan dirinya
adalah sepasang kekasih!
“Jadi,
aku……”
“……hanya
salah paham dengan sendirinya.”
“Mustahil!”
Aku
memiliki hubungan romantis dengan gadis cantik seperti Tendou-san.
Sebuah
salah paham seperti itu…… sebuah kesombongan yang bahkan terlalu lembut untuk
disebut sebagai kesalahan! Diriku!
“Eh?
Tapi, sepertinya Tendou-san juga tidak membantah kesalahpahamanku……”
“……meski dia kelihatan begitu, Hoshine itu orang yang pemalu.”
“Jadi dia
tidak bisa mengatakannya sendiri.”
“……Begitulah.”
Begitulah!
Huh……! Aku telah melakukan hal buruk pada Tendou-san……!
“……Jadi,
tidak masalah jika Eito adalah 'darling'-ku.”
“…………”
Aku
adalah 'darling' dari Habataki Otoha-san.
Orang
yang paling aku cintai.
Ini pasti
bukan salah paham.
Karena,
sebenarnya ada ingatan saat aku dipanggil 'darling'.
Bahkan Habataki-san
juga mengonfirmasi hal itu.
Tapi....
“Habataki-san.
Bisakah kamu memberiku sedikit waktu?”
“……Kenapa?”
“Aku
masih harus memastikan sesuatu.”
Ya…… aku mengingat kenangan yang ketiga.
Mengenai
Shigenin Miu-san. Aku
tidak bisa menghadapi Habataki-san tanpa memastikan hubunganku dengan dirinya.
Tidak,
lebih dari itu, ada kemungkinan bahwa aku telah menipu dan mempermainkan
Habataki-san sebelum kehilangan ingatan.
“Jika
aku tidak memastikannya, aku
tidak bisa menjadi orang yang paling kamu cintai.”
“…………orang
yang paling kucintai.”
“Habataki-san?”
“……Tidak
ada apa-apa. Aku hanya terhanyut dalam keindahan kata-kata.”
Habataki-san
tersenyum bahagia.
Aku tidak
begitu mengerti, tapi kupikir kebahagiaan
tersebut merupakan hal yang baik.
“Bagaimanapun juga, izinkan aku pergi dulu. Supaya aku bisa dengan bangga mengatakan bahwa aku adalah orang yang paling
kamu cintai.”
“…………orang
yang paling kamu cintai. Iya.....rasanya……
sangat nikmat……sekali....”
'Iya'…… apa itu
berarti aku boleh pergi?
“Terima
kasih. Kalau gitu, aku akan pergi!”
Aku akan
pergi untuk memastikan. Menuju ke tempat Shigenin-san!
•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•
(Sudut
Pandang Tendou Hoshine)
Aku
dipanggil oleh Shigenin Miu tepat setelah upacara pembukaan dimulai.
Sebenarnya,
aku seharusnya berada di samping Eito dan melindunginya dari tangan jahat para kucing garong. Oleh karena itu, aku
tidak ingin terpisah kecuali ada alasan yang sangat mendesak… tetapi jujur
saja, aku merasa khawatir dengan pergerakan Kucing garong lainnya.
Kucing
garong kelas satu ini telah terbukti merencanakan hal-hal yang mengerikan saat aku
tidak melihatnya, dan
keluarga Shigenin adalah keluarga yang cukup terpandang
sehingga bahkan keluarga Tendou pun tidak bisa mengabaikannya.
Aku mungkin
unggul dalam hal kekuasaan dan kekuatan finansial dibandingkan dengan Otoha,
tapi jika dengan Miu, kami seimbang.
Sebaliknya, dalam hal bakat sebagai artis—dan kemampuan situasional yang
dihasilkan dari bakat itu—aku dan Miu tidak dapat mengalahkan Otoha.
Inilah
sebabnya mengapa Otoha dan Miu adalah Kucing garong kelas satu. Kekuatanku yang
secara dominan unggul dibandingkan dengan Kucing garong kroco tidak berlaku untuk kedua orang
ini!
Oleh
karena itu, aku tidak bisa lengah saat berhadapan dengan Miu. Bahkan untuk satu
panggilan atau satu pesan, aku tidak bisa mengabaikannya.
Sebenarnya,
aku seharusnya membawa Eito juga. Namun, membawa Eito saat ini akan merepotkan
dalam banyak hal. Tidak, sebenarnya aku tidak melanggar perjanjian, tapi ya, aku
tidak melanggar perjanjian, tetapi situasinya sangat
rumit, jadi lebih baik jangan.
Karena
itulah, aku tidak bisa membawa Eito. Jika aku membawanya,
kemungkinan pelanggaran perjanjian akan terungkap… tidak, aku tidak melanggar
perjanjian. Hanya saja, jika situasi itu terungkap, itu akan merepotkan.
Entah mengapa,
hari ini Otoha tidak ada di sini. Sekarang, ada Kazami di
samping Eito. Jadi, kurasa tidak apa-apa.
Pasti aman.
Miu telah
memilih tempat yang merupakan restoran dengan ruang pribadi yang juga digunakan
oleh orang-orang dari industri hiburan. Setidaknya, ini bukan tempat di mana
dua siswi SMA berkumpul untuk mengobrol. Jika itu adalah tempat di mana dua
politisi licik berbicara tentang korupsi, kurasa aku masih
bisa memahaminya.
“Salam sejahtera, Hoshine-san.”
Di tempat
itu, Miu yang mungkin sudah tiba lebih awal di restoran menunggu dengan
senyuman tenang. Melihat dia mengenakan seragam, sepertinya dia datang langsung
setelah sekolah.
“Iya, iya,
salam sejahtera juga. ... Jadi? Kenapa kamu tiba-tiba memanggilku?”
“Tentu
saja untuk memeriksa keadaan Eito-sama. Dirinya
‘kan baru saja dirawat di rumah
sakit. Memperhatikan perkembangannya adalah hal yang wajar bagi seorang
istri—maaf. Sebagai calon istri, sudah
sepantutnya aku mengkhawatirkan keadaannya.”
“Apa
yang kamu maksud dengan istri atau calon istri!?
Tidak ada yang benar dan tidak ada informasi akurat sedikit pun!”
Ternyata
benar. Aku sudah menduganya. Jika
tidak, mana mungkin dia akan memanggilku kemarin Namun, aku sudah memperhitungkan
ini dan tidak membawa Eito. Hebatnya diriku.
“Eito
baik-baik saja. Kesehatannya sangat baik. Itu saja.”
Aku yakin
dia pasti masih dalam keadaan mencari-cari.
Aku tidak melanggar perjanjian... tapi Eito mengira aku adalah pacarnya... hal
itu masih belum terungkap. Jadi, panggilan ini hanyalah
tipuan!
“Tendou-san.
Kamu telah melanggar perjanjian, bukan?”
—Apa!?
“Aku
keberatan! Tidak ada bukti bahwa aku telah melanggar perjanjian!”
“Fufu...
ketidakhadiran Eito-sama di sini merupakan
bukti yang paling jelas.”
“Ap-Apa!?!”
Miu
tersenyum dengan kemenangan dan melanjutkan.
“Dalam
situasi ini, kamu seharusnya tidak bisa mengalihkan perhatianmu dari Eito-sama. Apalagi ada
Otoha di akademi. Meskipun ada sedikit risiko mempertemukan kita, aku yakin
kamu akan mempertimbangkan untuk membawa Eito-sama ke sini. Lebih baik kamu
berada di sampingnya dan mengawasinya, ‘kan?
Namun, jika Eito-sama tidak dibawa, itu berarti... kamu merasa tidak nyaman untuk
mempertemukanku dengan Eito-sama, bukan?”
Terbongkar.
“Sepertinya
Eito-sama telah mendapatkan kembali sebagian ingatannya. Caramu mengatakan 'kesehatannya
sangat baik' kepadaku yang khawatir tentang kondisi orang yang kehilangan
ingatan... itu adalah pernyataan yang tidak sepenuhnya bohong, dan aku bisa
membaca bahwa ada perkembangan dalam ingatannya.”
Semakin
terbongkar.
“Karena ini
mengenai Hoshine-san. Aku yakin
Eito-sama, yang cuma
memiliki sebagian ingatan yang terpotong-potong dan
melakukan beberapa kesalahan aneh, mengira kalau ia
adalah pacarmu atau semacamnya, dan melanggar perjanjian, bukan?”
Semuanya sudah terbongkar.
“Haha...
tebakan yang menarik, detektif. Mungkin kamu harus berhenti menjadi Kucing
garong kelas satu dan menjadi penulis novel.”
“Aku
akan mengundangmu ke acara tanda
tangan buku.”
Cih...!
Seperti yang diharapkan dari Kucing garong kelas satu, dia memang lawan yang tangguh!
Tapi dia
terlalu percaya diri!
“Tebakanmu
memang bagus, tetapi tidak ada buktinya.
Ketidakhadiran Eito di sini tidak bisa dijadikan bukti. Aku tidak mau meladeni imajinasi tanpa bukti!”
Bagaimana?
Tanpa bukti fisik, kamu tidak akan bisa mengejarku!
Meskipun
Eito tidak hadir, itu tidak bisa menjadi bukti yang menentukan!
“Kalau
begitu, mari kita panggil Eito-sama. Sekarang juga.”
“Apa
kita tidak bisa menganggap ini sebagai pertemuan khusus
wanita?”
Hanya
untuk saat ini, aku membenci ilmu pengetahuan modern. Karena keberadaan smarphone memberi batasan
misteri jadi semakin banyak. Aku berharap mereka
mempertimbangkan kesulitan yang dihadapi pihak yang ingin membuat lingkaran
tertutup.
“Baiklah.
Jika Hoshine-san benar-benar memohon untuk
mengadakan pertemuan wanita denganku, mari kita lakukan.”
“Apa?
Memohon? Aku? Pada Kucing garong?”
“Baiklah, kalau begitu mari segera
tekan panggilan suara...”
“Aku...
mau... pertemuan... wanita... dengan... kamu...!
Apaaaa... kamuuu... bersediaaa...! melakukannya ...!”
“Walaupun
ini adalah akibat dari perbuatanku sendiri, ketika kamu mengatakannya dengan
semangat seolah-olah akan menangis darah, aku jadi
merasa sangat kasihan.”
Sungguh
suatu penghinaan...! Betapa memalukannya...!
Dan apa
maksudmu 'akibat perbuatan sendiri'? Ini semua karena orang yang bilang
tidak mau mengadakan pertemuan wanita dengan Kucing garong kelas satu...!
(..........................
Itu aku...!)
...Tidak, itu enggak jadi. Ya.
Semua ini adalah kesalahan orang yang melanggar perjanjian...!
Siapa
yang melanggar perjanjian dan memberi celah pada Kucing garong kelas satu...?
(..........................
Itu juga aku...!)
Ughhh...!
Semuanya adalah kesalahanku...!
“Baiklah,
tidak apa-apa... dari pihakku,
bisa menahan Tendou-san juga menguntungkan. Kurasa menyewa
seluruh tempat ini tidak sia-sia.”
Benar.
Secara situasi, ini tidak terlalu buruk.
Menahan Kucing
garong kelas satu ini di sini juga menguntungkanku!
Dan!
Menggunakan kekuatan ilmu pengetahuan modern juga sama!
(Kamu
meremehkanku, Shigenin Miu...!)
Aku tidak
pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi.
Jam
tangan pintar yang aku kembangkan sendiri memiliki fitur untuk mengirim pesan
yang sudah disiapkan ke akun tertentu dengan menekan satu tombol.
Dan
pengaturan saat ini adalah mengirim pesan “Segera
pulang ke rumah dan jangan keluar sama sekali” ke akun Eito!
“Ara,
Hoshine-san. Tumben sekali melihatmu memakai jam
tangan pintar, ya.”
“Aku
baru mulai memakainya belakangan ini.
Karena ini sangat praktis.”
Ugh...! Dia terlalu peka...!
Ketika aku
mencoba mengoperasikan jam tangan pintar, orang ini...!
Ini
membuatku sulit untuk menekan satu tombol...!
Seolah-olah
ini adalah pertahanan yang fleksibel dan cair seperti air...!
(Tapi! Aku
sudah memikirkan situasi ini!)
Aku
mengaktifkan fungsi tersembunyi dari jam tangan pintar buatan sendiri ini!
Ketika
detak jantungku terukur pada jumlah tertentu yang telah diatur sebelumnya,
perangkat ini akan masuk ke mode yang memungkinkanku mengoperasikannya dengan
detak jantung!
Dan aku!
Karena terlalu berdebar-debar saat bersama Eito, belakangan ini aku bisa
mengendalikan detak jantungku hingga batas tertentu!
Oleh
karena itu! Aku bisa mengirim pesan tanpa menyentuh tombol, menggunakan input
berdasarkan detak jantung!
(Hehehe... Pengiriman pesan sudah
berhasil... Dengan ini, setidaknya hari ini aku tidak akan bisa ditangkap
dengan bukti pelanggaran perjanjian.)
Aku
menyemangati diriku sendiri dalam hati karena mampu mengambil langkah defensif
dalam situasi di mana aku terjebak dalam strategi Kucing garong kelas satu yang
rendah (kesalahanku diabaikan). Hebat sekali diriku!
(――――…!?)
Sedikit
getaran memberitahuku bahwa ada notifikasi di jam tangan pintar.
Itu bukan
balasan dari Eito.
Ini
adalah...!
(Apa...
Pengiriman pesan gagal!? Mu-Mustahil...!)
Tampilan
layar menunjukkan bahwa pengiriman pesan gagal.
Alasannya
karena di sini berada di luar jangkauan sinyal.
Aneh.
Ini bukan
tempat bawah tanah dan bukan tempat yang dipenuhi orang, tetapi kenapa bisa di
luar jangkauan...?
(Jangan-jangan...
gangguan sinyal!?)
Aku tidak
bisa memikirkan alasan lain.
Orang yang memiliki kekuatan finansial cukup untuk menyewa restoran ini dan
bahkan menyewanya sepenuhnya, ada di depan mataku.
“Ara,
Hoshine-san. Wajahmu kok kelihatan
pucat?”
“Sampai
melakukan gangguan sinyal segala...!
Ja-Jangan-jangan panggilan
tadi juga hanya tipuan...!”
“Apa
maksudmu?”
“Mana
mungkin ada orang lain yang menyewa seluruh restoran ini untuk memutuskan
saluran komunikasi antara aku dan Eito!”
“Aku
tidak mau terlibat dalam khayalan tanpa bukti.”
“Berani-beraninya
kamu mengoceh dengan sok tidak tahu begitu! Kenapa kamu tidak mempelajari sedikit akal
sehat!?”
“…………Maaf.
Mendengar penjelasan akal sehat dari Tendou-san membuatku sedikit pusing.”
“Memangnya
kamu ini menganggapku apaan!?”
“Seseorang
yang tidak berakal sehat, berpakaian dan berusaha melakukan triathlon.”
“Oke.
Aku hanya mengerti bahwa kamu sedang cari
gara-gara denganku.”
Ugh. Kucing
garong kelas satu memang tangguh. Dia menggunakan cara yang tidak masuk akal.
Sangat
berbeda denganku yang berakal sehat dan rendah hati.
“Asal kamu tahu saja, jika kamu meninggalkan ruangan maka kamu akan dianggap mengakui pelanggaran perjanjian.”
“Apa...
katamu...!?”
Kucing
garong kelas satu ini...!
Dia
bersikeras membuatku mengakui bahwa aku telah melanggar perjanjian...!
Sungguh
licik sekali!
………………………………Mari
kita abaikan apa aku benar-benar melanggar perjanjian atau tidak.
Yang
penting bukanlah masa lalu, tapi saat ini. Dan masa depan.
Aku tidak
akan menoleh ke belakang. Jadi, ini jelas-jelas
cuma perangkap yang sangat pengecut, tercela dan sangat hina yang dibuat
dari Kucing garong kelas satu ini!
“Fufufu...
Kamu ingat, bukan, Hoshine-san? Sanksi bagi pelanggar perjanjian.”
Benar sekali. Ada
sanksi hukuman bagi orang yang melanggar perjanjian.
Tentunya.
Jika tidak ada sanksi hukuan,
tidak satu pun dari kami bertiga akan menaati perjanjian itu.
“…………Kamu akan menjadi asisten kucing garong lainnya selama tiga hari.”
Sementara
Kucing garong lainnya mengganggu Eito, aku bukannya
hanya duduk diam, tapi aku
juga harus membantu pendekatan mereka!
Hukuman ini benar-benar
suatu penghinaan! Tiga hari terasa seperti waktu yang abadi!
“Aku
menantikannya. Hoshine-san akan menjadi asistenku... hehehe.”
Aku yakin
pemandangan neraka yang mengerikan
sedang terbentang di dalam benak Miu.
Ini
seharusnya menjadi sanksi untuk mencegah hal semacam
ini terjadi, tetapi pada saat itu, aku benar-benar melupakan
keberadaan sanksi tersebut. Ketika menyadarinya,
aku teringat tentang sanksi, tetapi otak jeniusku menyimpulkan bahwa “selama tidak ketahuan, maka tidak ada masalah”.
Akibatnya, inilah yang terjadi.
Ugh! Habisnya apa boleh buat sih! Sesuatu
yang tidak terduga (Eito yang cuma
mengingat hal yang bagus) terjadi!
(…………Tidak
terduga)
Benar. Aku
hanya mengalami ketidakberuntungan (yang bisa dibilang keberuntungan) yang
tidak terduga.
Di luar
perhitungan. Kebetulan.
“Fuhaha...
hahaaaaa...”
“Ara~ara~.
Apa kamu akhirnya siap mengakui pelanggaran perjanjian?”
“…Pelanggaran
perjanjian. Memangnya kamu yakin tidak melanggarnya
juga?”
“Tentu
saja. Sebenarnya aku ingin segera
bertemu dengan Eito-sama,
tetapi aku menahan diri. Aku yang sehat ini sangat menantikan saat bisa bertemu
dengan Eito-sama...”
“Bagaimana jika
ada orang yang tidak bisa menahan diri di antara kalian?”
“Apa
yang ingin kamu katakan...?”
“Perjanjian
'Tidak saling mengganggu kucing
garong' adalah untuk melarang pengkhianatan. Namun, kita
memiliki kekuatan dan jaringan untuk menggerakkan orang lain... jadi,
pendekatan menggunakan orang terdekat juga seharusnya dilarang, bukan?”
“…………!”
Sepertinya.
Miu juga menyadari kemungkinan itu.
“Kamu
tidak melanggar perjanjian. Tapi—kakakmu yang sangat menyukai Eito, bagaimana
dengannya!?”
“Ti-Tidak
ada gunanya mencoba mengguncangku dengan sesuatu seperti itu! Onii-sama tidak
akan melakukan hal seperti itu......!”
“Hah...
Kamu terlalu naif. Meskipun kamu
adalah kucing garong kelas satu, kamu masih pemula."
“Apa
maksudmu...!?”
“Memangnya
kamu pikir Eito tidak akan menyebabkan
ketidaknormalan!?”
“………………………………Aku
tidak bisa membantahnya...!”
•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•
(Sudut
Pandang Yagiri Eito)
Ayo pergi menemui Shigenin Miu.
Aku ingin
memastikan apa yang terjadi dalam ingatan ini.
Begitu aku
memikirkan hal itu, aku langsung berpisah dengan
Habataki-san dan meninggalkan sekolah, tetapi aku tidak tahu
bagaimana cara menemui Shigenin-san,
dan merasa bingung.
Aku sudah menyimpan informasi kontaknya di
aplikasi pesanku, jadi aku mencoba meneleponnya, tetapi tidak muncul tanda
baca. Aku memutuskan untuk mencoba meneleponnya, tetapi tidak bisa tersambung.
Sepertinya dia berada di tempat yang tidak ada sinyalnya.
Apa dia sedang berada di bawah tanah? Atau
mungkin sedang naik kereta atau shinkansen dan masuk ke terowongan? Yah, memang
akulah yang salah karena mencoba menemuinya tanpa mempertimbangkan situasinya.
Tentu
saja, aku tidak bisa sembarangan mendatangi sekolah tempat Shigenin-san
belajar.
Sementara
itu, aku sudah sampai dekat rumah Shigenin yang merupakan rumah besar
keluarganya, tetapi… jika dia tidak ada di rumah, aku akan menyerah hari ini.
Saat aku
berjalan menuju rumah Shigenin-san,
sebuah mobil mewah berhenti di sampingku.
“...Yagiri
Eito?”
Orang
yang turun dari mobil itu adalah seorang pria berpakaian jas yang memberikan
kesan pendiam.
...Ini
bukan pertama kalinya aku melihatnya.
Aku
mengenalnya. ...Aku ingat orang ini.
“Kalau tidak salah… Kamu
adalah…”
Namanya…
oh, iya.
“Shigenin
Ranzan-san… ‘kan? Kakak dari Shigenin Miu-san.”
“Sepertinya
aku tidak perlu memperkenalkan diri. Aku
mendengar dari Miu bahwa kamu
mengalami kehilangan ingatan…”
“Ya, aku
sedang mengalami kehilangan ingatan yang parah. Hanya saja, ketika melihat
wajah Ranzan-san, aku sedikit mengingatmu.”
“Begitu
ya… Huh. Sejujurnya, aku senang.”
Sebenarnya
aku tidak bermaksud membuatnya senang, tapi aku tidak menyangka dirinya akan begitu senang. Hanya
dengan mengingat nama dan wajahnya.
Sepertinya
aku cukup disukai oleh orang ini, tetapi apa yang aku lakukan sebelum
kehilangan ingatan…?
“Ngomong-ngomong,
mengapa kamu berkeliaran sendirian di
sini? Seharusnya jaraknya cukup jauh dari Akademi
Tenjouin.”
“Shigenin-san…
aku datang untuk menemui adikmu. Ada yang ingin kupastikan terkait ingatanku…”
“Miu
sedang keluar. Dia sepertinya pergi untuk menemui Tendou Hoshine.”
Ngomong-ngomong,
Tendou-san bilang ada urusan mendadak… mungkin itu urusannya dengan
Shigenin-san.
“Aku
mengira kamu juga akan hadir…”
“Aku?
Kenapa?”
“Tendou
Hoshine selalu menempatkanmu
di sampingnya. Sepertinya kamu
terpisah selama liburan musim panas, tetapi… bisa dibilang, jika tidak ada
alasan, kamu selalu berada di dekat Tendou
Hoshine. Segala sesuatu dalam hidupmu ada untuk Tendou Hoshine.”
Mendengar
itu, anehnya aku merasa tidak ada perasaan janggal.
Sebaliknya,
aku merasa bangga.
Aku bisa
merasakan bahwa aku hidup demi
Tendou-san.
“Fakta
bahwa Tendou Hoshine meninggalkanmu mungkin menunjukkan bahwa dia memiliki
pemikirannya sendiri. Mungkin dia berniat membiarkanmu tenang sampai kamu merasa nyaman.”
“Oh,
ngomong-ngomong, dia memang mengatakan itu. Dia menyuruhku untuk beristirahat
dari pekerjaan sampai ingatanku kembali.”
“Begitu
ya. Jadi, jika tidak ada yang menghubungimu, maka
maksudnya berarti begitu. Dari sudut pandangku, kamu sudah
bekerja terlalu keras. Manfaatkan kesempatan ini untuk bersantai.”
“Ah...”
Meskipun
dikatakan bahwa aku bekerja terlalu keras, aku tidak merasakannya.
Aku tidak
ingat merasakan keengganan tertentu untuk bekerja, dan aku bahkan tidak merasa
lelah atau letih.
“Karena kamu
sudah datang jauh-jauh ke sini untuk mengunjungi Miu,
sebaiknya kamu bisa menunggu
di rumah saja. Jika mau, hari ini kamu bisa
menginap sekalian.”
“Apa itu
boleh?”
“Tentu
saja. Mungkin kamu tidak mengingatnya, tapi kamu banyak membantuku selama
liburan musim panas. Selain itu... kita sudah berjanji. Jika ada yang bisa
kubantu, aku akan mengulurkan tanganku.”
Seingatku,
Ranzan seharusnya adalah calon kepala
keluarga Shigenin.
Seriusan, apa yang sudah kulakukan sebelum kehilangan
ingatan sehingga orang seperti dirinya
bisa mengatakan hal seperti ini?
“Terima
kasih. Kalau begitu, aku akan
memanfaatkan tawaran tersebut.”
“Baiklah.
Silakan manfaatkan sepuasnya. Aku sudah menyiapkan perlengkapan menginapmu
untuk keadaan seperti ini.”
“Ka-Kamu
sudah mempersiapkannya dengan baik, ya...”
“Saat
aku memimpikan kehidupan idealku, aku selalu membuat persiapan terlebih dahulu.
Namun... hmm. Boleh aku meminta sedikit waktu untuk mengurus urusan di rumah?”
“Tentu
saja.”
Aku
mengangguk, dan Ranzan-san segera mulai mengoperasikan ponselnya dan menelepon ke suatu tempat.
Karena ia menyebutkan rumah, tentu saja itu adalah rumah keluarga Shigenin.
Mungkin dirinya sedang
memberikan instruksi untuk menyambut tamu mendadak.
“Ini aku.
Segera siapkan apa yang sudah kita bicarakan... Ah, benar. Aku
akan mulai.”
...Apa
yang sedang mereka bicarakan?
“Aku
tidak akan pilih-pilih soal caranya.
...Hmm. aku sedang mempersiapkannya.”
...Apa
sebenarnya yang sedang dibicarakan!?
“Maaf
telah membuatmu menunggu. Aku minta maaf jika membuatmu merasa tidak nyaman.”
“...Tidak
perlu khawatir. Sejujurnya, itu jauh dari kata membosankan.”
Sungguh
tidak percaya bahwa dia sedang memberikan instruksi untuk menyambut tamu.
...Ini
mungkin hanya perasaanku. Pasti hanya perasaanku saja.
Karena aku
mengalami kehilangan ingatan. Jika aku masih ingat sebelum kehilangan ingatan,
mungkin aku akan merasa bosan.
Itu
pasti.
“Kalau
begitu, mari kita segera berangkat. Ayo, silakan naik.”
Setelah
itu, kami naik ke mobil penjemput keluarga Shigenin dan menuju ke rumah besar.
Rumah besar keluarga Shigenin terlihat
seperti rumah bergaya Jepang
yang elegan dan tenang.
“Hee~ jadi pelayan
di sini mengenakan seragam maid bergaya Jepang, ya?”
Kupikir
mereka akan mengenakan kimono, jadi pemandangan ini
cukup mengejutkan.
“Sewaktu
masih kecil, Miu sangat menyukai anime tentang maid.
Saat itu, dia memohon padaku untuk meminta ayahku mengganti
pakaian pelayan menjadi seragam maid. Karena harus disesuaikan dengan suasana
rumah, akhirnya dipilihlah maid bergaya Jepang.”
“Jadi,
begitu ya.”
Sambil
merasakan sisi kakak yang protektif dari Ranzan-san,
aku diundang masuk ke dalam rumah.
“Maaf,
bisakah kamu menunggu di ruang tamu sebentar? Aku perlu menyelesaikan beberapa
pekerjaan.”
“Tentu
saja.”
Setelah
itu, aku diarahkan oleh pelayan menuju
ruang beralas tatami dengan pemandangan taman yang membentang dari beranda.
Serat kayu yang indah dan langit-langit yang berat dan elegan. Pintu gesernya
seindah burung bangau putih. Melihat ruang bergaya Jepang ini saja sudah cukup
membuatku terkesima.
“Permisi.”
Seorang
pelayan bergaya Jepang memasuki ruang tamu.
“Silakan.”
“Ah,
tidak perlu repot-repot.”
Pelayan
bergaya Jepang itu menyajikan teh dan kue untukku. Tehnya terlihat mahal, dengan
warna hijau yang transparan dan indah.
Seperti
yang diharapkan dari keluarga Shigenin. Bahkan keramahtamahan yang ditunjukkan
kepada para tamu adalah kelas satu. Sepertinya
makanan pendamping teh yang disajikan juga luar biasa.
“Silakan
ini juga.”
――――Bruk.
Entah kenapa,
bersama dengan teh, pelayan itu meletakkan
buku tebal dengan gerakan yang sangat lancar
yang di sampulnya tertulis 'ALBUM'.
“Ini...?”
“Ini
adalah album makanan pendamping teh.”
Ada sesuatu
yang menakjubkan keluar.
“Umm...
ini, apa ini jangan-jangan lelucon
kecil khas keluarga Shigenin, ya?”
“…………(Senyum)”
Meskipun
aku bertanya, pelayan bergaya Jepang itu tidak memberikan jawaban. Dia hanya tersenyum lembut. Jika
boleh dibilang, ada tekanan yang kuat dalam senyumannya.
Semoga saja ini cuma bercandaan.
“Bo-Boleh....aku
membukanya?”
“Silakan.”
Sepertinya
aku memang boleh membukanya. Ketika datang ke rumah teman, mencari album
kelulusan adalah hal yang biasa, tetapi ini jelas bukan album kelulusan, dan
yang lebih aneh, ini sudah disajikan sebelum aku mencarinya.
Ini bukan
jebakan untuk membunuhku yang konon disebut sebagai anjing penjaga keluarga
Tendou. Dengan sedikit tegang di dalam hati, aku membuka album itu dan
menemukan foto-foto yang ditempel di dalamnya.
Ada foto gadis
yang sangat cantik. Dia mengenakan seragam sekolah.
Di bawah foto tersebut tertulis kecil 'Miu, masuk SMA'. Miu. Jadi, gadis
cantik ini adalah Shigenin Miu-san.
Bukan
hanya satu atau dua foto. Ada banyak
foto yang ditempel di halaman terbuka.
Kelopak
bunga sakura bertebaran di latar belakang
foto tersebut, dan dari seragam SMA yang dikenakannya, bisa
dipastikan foto-foto ini diambil beberapa bulan yang lalu.
Aku bisa
mengerti, tapi...
(……………………………………
kenapa album ini disajikan?)
Aku bisa mengerti mengapa teh disajikan.
Tapi
album Shigenin Miu sebagai makanan pendamping teh, itu tidak masuk akal. Ketika ingin menanyakan
alasannya, pelayan bergaya Jepang itu sudah pergi dari ruangan.
(Untuk sementara, aku hanya perlu
menunggu sambil melihat-lihat ini... mungkin?)
Aku membasahi
tenggorokanku dengan teh dan membolak-balik album itu. Sepertinya album ini bukanlah
foto keluarga, melainkan hanya foto-foto Shigenin-san
saja.
(Dia benar-benar gadis yang sangat cantik...)
Dia
memiliki daya tarik yang berbeda dibandingkan Tendou-san dan Habatali-san. Dia memancarkan kesan sebagai gadis yang
lembut dan anggun.
Sambil
memikirkan hal itu, aku membalik halaman berikutnya.
Foto
berikutnya juga memperlihatkan
Shigenin-san. Melihat kelopak bunga sakura yang berserakan di latar belakang, sepertinya
foto ini diambil sekitar musim semi. Dan di sebelah Shigenin-san ada――――aku.
Aku yang mengenakan seragam, berdiri di sampingnya.
(Hee,
jadi aku pernah mengambil foto seperti ini dengan Shigenin-san)
Melihat
foto itu, aku merasa sangat menyesal karena tidak bisa mengingat apapun. Namun,
fakta bahwa foto ini ada berarti pasti ada kenangan yang pernah ada.
“…………!
Jadi, begitu ya!”
Album ini
adalah sambutan dari Ranzan-san
untukku yang kehilangan ingatan! Dirinya
ingin aku mengingat kenangan yang pasti ada di masa lalu, meskipun sekarang
sudah hilang!
Kalau
begitu, rasanya masuk akal mengapa album ini
disajikan sebagai makanan pendamping teh! Keluarga Shigenin memang luar biasa! Ranzan-san memang luar biasa!
(…Aku
mulai mengingatnya sekarang.
Aku bahkan membuat Shigenin Ranzan-san
sebagai 'calon kepala keluarga yang sangat baik' terkesan dengan diriku…!)
Mana
mungkin Ranzan-san memberikan album ini tanpa
alasan! Dia adalah calon kepala keluarga yang teladan! Rasa hormatku padanya
pasti tersimpan di hati!
(Kalau begitu, aku
tidak bisa melewatkan satu foto atau satu kata pun!)
Rasa
tegang menyelimuti punggungku. Aku menarik napas dan mulai membalik halaman
album lagi.
Ada
banyak foto dua orang antara Shigenin-san dan aku di
dalam album tersebut. Kami berjalan bersama di bawah deretan
pohon sakura. Kami belajar bersama di suatu ruangan. Kami mengenakan kimono dan
menikmati festival musim panas bersama.
(Aku tidak mengingatnya sama sekali…
meskipun melihat foto ini
tidak membuatku merasa familiar.)
Sebenarnya, ketika aku datang ke rumah
keluarga Tendou, aku pernah melihat fotoku bersama Tendou-san. Pada saat itu, meskipun aku tidak bisa
mengingatnya, aku
merasakan sesuatu yang aneh. Rasanya nostalgia,
seolah-olah ada kenangan yang pernah ada… Tapi anehnya, melihat foto ini dengan
Shigenin-san tidak menimbulkan perasaan apapun.
(Seolah-olah aku sedang melihat
kenangan yang tidak pernah ada.)
Tentu
saja itu tidak mungkin. Oh, ada juga foto aku dan Shigenin-san yang pergi ke
sekolah bersama-sama. Jadi,
aku pergi ke sekolah bersama Shigenin-san. Meskipun sekolah kami berbeda,
bagaimana kami bisa pergi bersama?
(…Tapi
bagaimana caranya?)
Sepertinya
aku pergi ke sekolah setiap pagi dengan mobil yang disediakan oleh Tendou-san.
Rasanya tidak ada waktu untuk mengambil foto seperti ini.
“Maaf,
aku sudah membuatmu menunggu.”
Saat aku
berpikir demikian, Ranzan-san
datang. Dirinya
berjalan dengan langkah yang tenang tanpa suara, menunjukkan ketenangan yang
luar biasa. Bagi bawahannya, tidak ada orang yang lebih dapat diandalkan
sebagai calon kepala keluarga.
“Jangan
khawatir. Akulah yang bertamu di sini,
dan sebagai calon kepala keluarga, kamu pasti
sangat sibuk.”
“Aku
menghargai perhatianmu. Jadi...”
Ranzan-san
mengalihkan pandangannya ke album di depannya.
“Benar,
Ranzan-san. Aku ingin bertanya tentang
album ini.”
“Silakan,
aku akan berusaha menjawabnya.”
“Di
foto ini, aku dan Shigenin-san sepertinya sedang pergi ke sekolah…”
“Kalian
berdua memang pasangan yang serasi, ya.”
Ranzan-san
mengatakannya dengan tegas, seolah-olah ada tekanan yang kuat. Apa cuma aku yang merasa demikian?
“…Aku
dan Shigenin-san bersekolah di tempat yang berbeda, ‘kan? Bagaimana kami bisa pergi ke
sekolah bersama?”
“Selama ada
cinta, tidak ada yang tidak mungkin.”
Sekali
lagi, Ranzan-san mengatakannya dengan kuat.
Memang, tekanannya terasa kuat. Tunggu, itu bukan yang utama.
“Cinta?
Hah? Aku dan Shigenin-san…”
“Ini
adalah hal yang bisa dibicarakan di luar rumah…”
…Sepertinya
aku pernah mendengar kata-kata itu sebelumnya.
“Umm,
sebenarnya aku ingat sesuatu tentang Shigenin-san. Hari ini, aku ingin
memastikan langsung dengannya…”
“Hmm…
begitu ya. Jika demikian, bisakah kamu menceritakannya padaku? Mungkin aku
memiliki petunjuk.”
Berbicara
kepada orang lain… bahkan kepada kakaknya
seperti ini membutuhkan keberanian, tapi aku
tidak mempunyai pilihan lain.
Ini bisa dibilang akibat dari perbuatanku sendiri, dan diam saja akan terasa
tidak jujur terhadap Ranzan-san.
Aku
menahan tenggorokanku yang bergetar dan menggenggam erat kepalan tanganku yang
diletakkan di atas lutut.
“Apa
benar bahwa aku dan Shigenin-san memiliki hubungan di mana kami sampai tidur di
ruangan yang sama?”
“Itu
benar.”
Dirinya menjawab tanpa ragu. Jika ia
bisa menyatakan dengan tegas seperti itu, berarti ini benar-benar terjadi.
Sebenarnya, aku berharap ini hanya kebohongan… tidak, tunggu.
Belum
tentu itu adalah hubungan romantis antara pria dan wanita. Masih ada
kemungkinan bahwa kami hanyalah
teman dekat.
“Tapi,
itu cuma hubungan tidur di ruangan
yang sama, bukan berarti kami sepasang
kekasih… ‘kan?”
“…Kenangan merupakan sesuatu yang tak
berbentuk. Itu seperti
kabut yang tidak memiliki bentuk yang jelas. Tidak mengherankan jika kamu meragukannya. Namun,
kenyataan dan fakta dapat direkam dalam bentuk seperti ini.”
Ranzan-san
mengeluarkan sebuah foto dari saku jasnya.
“Ini…!”
Foto yang
diletakkan di atas meja menunjukkan… aku dan Shigenin-san sedang bermain di
taman hiburan besar dengan mengenakan bando
yang serasi…!
“Ini…
ini terlihat seperti… kencan antar sepasang kekasih!”
Aku sama
sekali tidak mempunyai ingatan tentang itu…! Wajar saja karena aku kehilangan
ingatan!
“Itu
adalah bukti yang tak terbantahkan. Kurasa aku
tidak perlu menjelaskannya lebih lanjut.”
Jadi maksudnya.... aku
dan Shigenin-san menjalin hubungan di mana kami tidur di kamar
yang sama dan pergi berkencan di taman hiburan yang besar? Dalam keadaan normal, aku seharusnya
merasa senang, asalkan aku tidak mengetahui
cerita tentang Habataki-san.
Aku benar-benar
orang yang sangat kurang ajar!
Pria brengsek yang mempermainkan
wanita!
“Yagiri Eito. Kamu bisa memanggilku
kakak ipar.”
“Kakak
ipar, jadi… apa hubungan kami
sudah sampai sejauh itu?”
“Aku
tidak akan menyebutkannya, tapi
memang sudah sampai sejauh itu.”
Sebelum
kehilangan ingatan, aku sangat berani!
Sementara
berpacaran dengan seorang diva, aku bahkan
sudah bertunangan dengan adik perempuan
calon kepala keluarga Shigenin!?
“Jangan
sungkan-sungkan begitu. Sebaliknya, aku justru
mengharapkannya――――…”
Ranzan-san
berhenti berbicara. Lalu, ia menatap langit-langit dengan tajam.
“…Dasar penyusup!”
Ia
mengeluarkan beberapa foto dari saku jasnya dan melemparkannya ke arah
langit-langit. Beberapa foto yang menunjukkan Shigenin-san terbang dengan suara
berisik, dan setelah sejenak, sesuatu jatuh dari langit-langit dan mendarat di
ruang tamu.
“…………Eito.
Jangan tertipu. Foto-foto itu palsu.”
“Habataki-san!?”
Orang yang
mendarat dari langit-langit adalah Habataki Otoha-san.
“Kamu… Habataki Otoha. Dari mana kamu masuk? Apa jangan-jangan kamu
mengikuti Yagiri
Eito?”
“Fufufu…
Sambil mencari Eito, aku tanpa sadar tersesat di langit-langit sini.”
“Cih. Dasar
gadis buta arah…!”
Bahkan untuk seseorang yang buta arah, ini
terlalu berlebihan. Bagaimana bisa tersesat di langit-langit?
“――――Onii-sama!”
Saat aku masih terkejut melihat diva jatuh dari
langit-langit, kini wanita yang kulihat di foto dengan semangat membuka pintu
dan masuk ke ruang tamu.
“Shigenin-san?”
“Eito-sama!?
Dan Otoha-san, kenapa kalian di sini… tidak, lebih penting lagi…!”
Shigenin-san
melihatku, lalu melihat Ranzan-san,
dan terakhir menatap album yang terletak di atas meja. Foto dua orang, aku dan
Shigenin-san.
“Ak-Aku terlambat…!”
Seolah-olah
dia memahami semuanya, Shigenin-san terjatuh berlutut.
“Ahahahaha!!
Kami menangkap pelanggaran perjanjian di tempat kejadian!!”
Dari
belakang Shigenin-san yang jatuh berlutut,
Tendou-san berjalan masuk dengan
tawa yang keras.
“Mataku
tidak bisa dibohongi, Shigenin Miu! Semua ini adalah foto-foto yang dibuat dari
ingatan yang tidak ada! Hanya gambar editan! …Eh, tapi kualitasnya sangat
tinggi ya. Ini sudah melewati batas deepfake, bukan? Kenapa tidak ada yang
terasa aneh?”
“Heh…
Aku sudah mempersiapkan ini dengan baik, jadi aku sangat percaya diri.”
“Jangan
terlalu bangga begitu, Onii-sama!?
Jika ada waktu untuk melakukan hal bodoh seperti ini, lebih baik tidur dengan
baik!”
“…Pokoknya!
Gambar editan ini adalah bukti tak terbantahkan dari pelanggaran perjanjian!”
“Itu
tidak benar! Ini semua karena Onii-sama
yang bertindak sembarangan…!”
“Alasan semacam itu tidak berlaku! Menggunakan
kerabat untuk mendekatinya jelas-jelas dilarang!”
“Onii-sama,
kita harus segera memutuskan hubungan!”
“Mengapa,
Miuuuuuuuuuuuuuuuu!?”
“Uwahh…
kamu dengan cepat menyingkitkan
kakakmu, ya.”
Apa
sebenarnya yang sedang terjadi? Apakah hanya aku yang tidak bisa memahami
situasi ini? Saat aku tertegun…
“…Eito.”
“Habataki-san,
um… Situasi ini…”
“…Tempat
ini sangat berisik. Jadi ayo diam-diam keluar
dan pergi berkencan?"
“Berkencan,
ya?”
“…Iya.
Eito adalah darlingku.
Berkencan adalah hal yang biasa.”
““Hah!?””
Suara pelan Habataki-san hampir tidak terdengar oleh keributan di
sekitar, tetapi sepertinya Tendou-san dan Shigenin-san tidak melewatkan
kata-katanya.
Dua orang
yang sebelumnya sedang bertengkar itu tiba-tiba menoleh ke arah Habataki-san
dengan waktu yang sama, tanpa selisih sepersekian detik pun.
“Tunggu,
Otoha. Siapa yang mengatakan siapa dengan siapa?”
“Otoha-san?
Apa kamu juga melanggar perjanjian?”
“…Aku
tidak mengerti apa yang kamu bicarakan. Sama sekali tidak.”
“Eito.
Coba katakan. Hubunganmu dengan Kucing garong ini.”
“Ka-Kami menjalin
hubungan sebagai orang yang saling mencintai.”
“Yup,
OUT! Ini sudah OUT, Otoha-san!”
“…Aku
tidak berbohong. Kami adalah sepasang yang saling
mencintai.”
“Semua
yang kamu katakan dari awal hingga akhir adalah kebohongan dan penipuan!”
“Itu
juga berlaku untuk Tendou-san.”
“Diam,
dasar gadis pembuat gambar editan!”
“Ap…!?
Bukan aku yang membuatnya!?”
“…Itulah
yang disebut gambar editan.”
Pertengkaran
yang terasa seperti suara gaduh terjadi di depan mataku.
Aku merasa benar-benar terasing.
Namun…
ketiga orang itu saling berbicara tanpa ragu.
“…Haha.”
Rasanya seolah-olah
melihat tiga kucing lucu sedang bermain-main, melihat mereka membuatku
tersenyum dan hatiku terasa hangat.
“Aku penasaran, apa aku juga merasakan hal seperti ini sebelum aku kehilangan ingatan?”


