Ojou-sama no Yousu ga Vol 3 Chapter 2 Bahasa Indonesia

Chapter 2 — Kehilangan

 

Pengejaran dua kucing garong kelas satu karena melanggar perjanjian belum terselesaikan bahkan setelah matahari terbenam. 

“Haahhhhahhh… Kalian memang keras kepala, ya… 

Seharusnya....aku yang bilang begitukalian memang tidak tahu kapan menyerah....”

“Jadi....hahhh....hahhh.... sudah berapa kali aku bilang, ini bukan kesalahanku, tapi kesalahan Onii-sama! 

Ketiganya melanggar perjanjian tepat setelah kami membuatnya, jadi tidak ada lagi rasa saling percaya di antara kami, dan perjanjian itu hanya menjadi formalitas belaka.

Setelah berdiskusi, kami memutuskan untuk bermalam di rumah keluarga Shigen'in untuk saling mengawasi satu sama lain malam ini. 

Tentu saja, Eito juga ikutan. Rupanya ada pembicaraan semacam itu yang terjadi tanpa sepengetahuan kami. Meskipun itu jelas-jelas melanggar perjanjian, aku merasa menginap tetap melewati batas. Ketika aku mengatakannya, Miu dan Otoha mengarahkan tatapan seolah berkata, Mulut siapa yang berbicara begitu? Karena aku? Majikannya Eito? Oke?.

Nah, pokoknya, itulah sebabnya kami menginap di rumah keluarga Shigenin. 

…Kenapa kita bertiga harus satu kamar?

Bukan kamar pribadi, tetapi di ruang besar terdapat tiga kasur. Seolah-olah kami sedang dalam perjalanan sekolah. 

Sebenarnya, dalam kasusku, perjalanan sekolah di SMP-ku ialah di luar negeri, jadi aku belum pernah tidur seperti ini di ruang tatami. Aku hanya pernah melihatnya di manga, anime, atau drama. 

“Ya, mau bagaimana lagi. Aku tidak bisa membiarkan binatang buas tanpa kerah ini berkeliaran bebas. 

Apa boleh buat. Jika aku tidak mengawasi, kalian berdua akan segera berbuat nakal.

Kalau dipikir-pikir, justru kamulah yang paling perlu diawasi, dalam arti tertentu. 

Orang yang tersesat di langit-langit rumah orang lain tidak bisa dibiarkan begitu saja.

…Hehehe. Kecemburuan Hoshine dan Miu terasa menyenangkan.

Aku tidak cemburu, Aku juga tidak.

Kami sudah mandi, dan sekarang tinggal tidur. 

Kami bertiga sudah mengenakan yukata yang dipinjamkan sebagai pakaian tidur. Saat berganti pakaian, smartwatch dan barang-barang lainnya harus dititipkan. Rasanya seperti diperlakukan seperti tahanan yang menyembunyikan senjata rahasia. Apa yang telah kulakukan? 

Baiklah, sudah saatnya kita tidur. Aku sih tidak masalah, tapi Eito-sama dan kalian perlu pulang untuk bersiap-siap sekolah. Tentu saja, berpura-pura tidur dan semacamnya…" 

Itu berarti tidak boleh menyusup, kan? Aku mengerti. 

…Ngomong-ngomong, apa yang dimaksud dengan menyusup dalam situasi ini?

Eh? Itu… bukannya yang itu? Melakukan kunjungan di malam hari…? 

Jangan khawatir. Aku tidak akan melakukan pendekatan tidak senonoh seperti seseorang.

Oh, aku tidak tahu. Ternyata kamu bisa tidur sambil membuka mata. Ingat semua yang terjadi selama liburan musim panas dalam mimpimu. 

…Ringkasnya. 'Jika mau mengigau, mengigaulah saat tertidur pulas.'

“Memangnya ringkasan itu diperlukan?

Saat aku mengatakan ini, kami bertiga saling memandang dan menghela napas lelah. 

Bagaimana kalau kita tidur?” 

…Tidak ada keberatan.

…Baiklah.

Kami semua sudah sangat lelah. Menghadapi dua kucing garong kelas satu ini benar-benar menguras saraf.

Sepertinya Otoha dan Miu juga merasakan hal yang sama, karena setelah menyalakan lampu di ruang besar, mereka mulai masuk ke dalam selimut. Sebagai catatan, urutan tempat tidurnya disusun begini: aku, Otoha, dan Miu. Ini disebut 'bentuk sungai'.

……………………

…………………… 

…………………… 

Rasanya aneh. Sebelum masuk SMA, aku tidak pernah membayangkan akan tidur dalam posisi seperti ini dengan bersama temanku. Apalagi keduanya adalah kucing garong kelas satu. Mereka adalah rival yang tidak bisa dianggap remeh. Bahkan sebelum tidur, seharusnya kami mengikat tangan satu sama lain agar tidak ada yang berani keluar, bukan? Sampai-sampai aku harus serius mengusulkan hal itu, tapi tentu saja kedua orang itu menolak.

Namun, entah bagaimana aku merasa… 

Jadi gelisah.

Mendadak ada apaan, Otoha?

Karena aku mengungkapkan perasaanku begitu saja, aku diam-diam merasakan jantungku berdegup kencang. 

…Aku merasa gelisah karena tidur di rumah teman seperti ini.

Otoha pasti belum tidur sama sekali. Meskipun dia sudah berada di dalam selimut, matanya mungkin terbuka. 

Aku pun sama seperti Otoha. Aku masuk ke dalam selimut dengan alasan tidur, tetapi mataku terbuka memandang langit-langit. 

Dan mungkin Miu juga merasakan hal yang sama. 

Kami sekarang melihat langit-langit yang sama. 

Sejak kecil, aku dikenal sebagai anak yangpendiam. Aku sering dibilang anak yang membosankan. Jadi, aku tidak punya banyak teman… dan tidak pernah menginap di rumah teman seperti ini. 

“Bukannya kamu mempunyai teman yang seprofesi? 

Kalau boleh jujur, aku sering kali dianggap sebagai saingan. Selain itu… ada rasa hormat. Pokoknya, rasanya ada garis pembatas. Rasanya berbeda dari berteman.

Yah, kurasa memang begitu. Jika aku seorang penyanyi, kurasa aku juga akan merasakan hal yang sama terhadap Habataki-san. 

Apa iya begitu? Dalam kasusmu, Miu, meskipun menganggapnya rival, kurasa kamu akan tetap melahapnya tanpa peduli garis pemisah.

…Aku juga berpikir begitu. Seandainya Miu menjadi seorang penyanyi, rasanya pasti akan menyenangkan.

“Ara, ara. Apa kamu yakin? Mau mengatakan hal seperti itu. Aku bisa merebut posisi Diva darimu, tau.

…Itu akan membuatku bersemangat dengan sendirinya.

Otoha terlihat senang dan tersenyum kecil. Miu pun ikut tertawa. 

…………Hah. Mungkin kita bisa membentuk grup bertiga.

“Jadi maksudmu, kita akan debut sebagai idol? 

…Eh? Maksudnya, apa aku tiba-tiba dimasukkan ke dalam grup ini?

…Tentu saja.

Kamu tidak bisa melarikan diri begitu saja. 

…Yah, mungkin berdiri di tengah panggung juga bisa jadi pengalaman yang baik.

…Kamu punya kepercayaan diri yang luar biasa. 

Bagaimana kamu bisa berbicara seolah-olah menjadi pusat perhatian di depan Diva itu sendiri? 

Tidak ada aturan yang mengatakan bahwa orang yang paling pandai bernyanyi harus menjadi pusat, kan? Ngomong-ngomong, nama grupnya adalah 'Tendou Hoshine dan Para Kucing Garong yang Menyenangkan'.

…Nama yang sesuai dengan perkiraanku. Tidak ada kreativitas. Lima poin. 

“Kurasa ujung-ujungnya pasti akan seperti itu jika Tendou Hoshine yang memberi nama. Tiga poin. 

Miu akan kutangani kamu nanti, tapi Otoha. Aku tanya, ini lima poin penuh, kan? 

…Dua poin dari seratus.

Kenapa nilainya malah turun!?

Nitendou Hoshine-san.

Apa yang kamu katakan, dasar gadis editan? 

Aku akan mengajarkanmu contoh pemberian nama. Lupakan saja tentang gambar editan.

Segera tunjukkan. Nama unit yang bikin ngantuk. 

Bagaimana dengan 'Blue Feather'?

…Ternyata itu lebih cocok dari yang kupikirkan.

Jika diterjemahkan langsung… berarti 'Sayap Biru', kan?

Biru yang dimaksud menggambarkan laut.

…Jika diterjemahkan langsung, itu berarti 'Miu'.

“Bukannya cuma ada namamu yang ada di situ!?

…Di mana elemen namaku dan Hoshine?

Sudah lenyap.

Jangan dilenyapkan! 

Itu adalah pengorbanan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Sebagai pemimpin, aku merasa berat.

…Ternyata diam-diam kamu sudah mengambil peran sebagai pemimpin. 

Sebaliknya, orang ini seharusnya tidak boleh dijadikan sebagai pemimpin. 

Tidak ada keberatan.

Jadi, Otoha, apa kamu punya ide?

…Tentu saja. Aku ini profesional. Berbeda dari kalian berdua yang amatiran. 

“Kenapa ya. Memang benar kalau Otoha adalah seorang profesional dan kami amatiran, tetapi perasaan jengkel yang aneh ini menggangguku.

Aku menatap langit-langit sekarang, tetapi aku dapat dengan jelas membayangkan Otoha-san mendengus bangga, dan itu membuatku kesal.

…Kalau begitu, aku akan memberitahu untuk memenuhi harapan kalian. 

Sebenarnya aku tidak berharap.

“Palingan nama yang tidak berarti yang akan muncul. Mengalir begitu saja." 

………………………………Nama grupnya adalah 'Hiyoku Renri'. Ya, nama itu menggambarkan ikatan kuat antara aku dan Eito…

“Uwahhh! Setelah merasa bimbang, kamu memaksakan nama itu!

Sebetulnya, aku merasa nama yang terinspirasi dari berhubungan dengan seorang pria tidak cocok untuk nama grup idol perempuan.

…Para penggemar pasti akan menangis.

Kalau kamu sudah tahu, hentikanlah…

Seharusnya sudah waktunya kami tidur, tapi kami bertiga sama sekali tidak ada tanda-tanda mengantuk. 

Kami bertiga terus membuka mata dan menatap langit-langit yang sama sejak tadi. Dalam ruangan yang sama, melihat pemandangan yang sama, sambil berbicara tentang hal-hal sepele. 

…………Aku tidak bisa tidur.

…………Yah, kurasa wajar saja jika kita berdebat seperti ini. 

…………Alih-alih tidur, rasanya aku hanya menghabiskan banyak tenaga.

…Tapi, cuma aku saja yang tidak membencinya?

“Kurasa itu tidak mungkin, kan… 

Yah… bukan berarti rasanya tidak menyenangkan sih.

……Kalian berdua sama sekali tidak jujur.

Otoha memang jujur. Secara tampilan, dia terlihat kurang emosional, tetapi sebenarnya dia sangat terbuka. 

……Aku itu, cukup menyukai kalian berdua.

Dia bisa mengungkapkan hal seperti ini dengan mudah, hal tersebut menunjukkan seberapa jujurnya dia. 

……Aku menyukai kalian berdua, tanpa mempedulikan label seperti penyanyi atau bakat. Saat bersama kalian atau Eito, aku bisa menunjukkan semuanya. Tidak perlu ragu atau menahan diri. Jadi, aku menyukai kalian dan juga Eito. 

Meskipun Otoha adalah artis terkenal di seluruh dunia, dia memiliki bakat yang membuatku menyerah dalam hal bernyanyi. Karena itulah, pasti ada saat-saat di mana dia merasa tertekan. Terutama di dunia hiburan. 

……Hari ini ada banyak hal yang terjadi, tapi rasanya menyenangkan. Bisa menginap bersama teman. …Terima kasih.

Dia bisa menyampaikan dengan mudah hal yang biasanya sulit kuungkapkan. Itulah daya tarik Otoha. Kadang-kadang, dia bersinar lebih terang dari bintang. 

Sekarang dia sedang memasuki masa hiatus, tetapi ketika dia kembali beraktivitas, dia pasti akan bersinar lebih terang dari sebelumnya. 

Kamu tidak perlu berterima kasih padaku. Itu hanya perkembangan alami.

Jadi, lain kali, kamu bisa mengundang kami secara resmi. Misalnya… ke rumahmu. 

…Jika aku mengirim undangan, apa kalian akan datang?

…Jika aku menerimanya, aku akan pergi.”

“Aku tidak punya alasan untuk menolaknya. 

Namun… sepertinya itu tidak mungkin dalam waktu dekat.

Ingatan Eito juga belum sepenuhnya kembali.

…Rasanya sepi.

Suara gumaman Otoha membaur dalam udara yang suram. 

……Aku merasa sangat bersenang-senang saat bersama Eito. Aku juga bersenang-senang saat bersama Hoshine dan Miu. Tapi sepertinya Eito melupakan semua kenangannya bersamaku 

……Benar juga. Meskipun ingatannya bakalan kembali, tetapi rasanya masih cukup menyedihkan.

……………………

Aku mengerti apa yang dikatakan mereka. Aku bisa memahaminya. Melupakan hal-hal yang menyenangkan itu menyedihkan. Meskipun hanya sementara, melupakan kenangan indah itu memang menyedihkan. 

…………Benar. Melupakan kenangan menyenangkan itu sepi dan menyedihkan. Tapi…

Eito telah kehilangan ingatannya

Kenangan tentang hari-hari yang kami habiskan bersama. Tentang saat ia bekerja sebagai pelayanku. 

…Tentang masa sebelum dia menjadi pelayanku. 

…………Melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan mungkin adalah hal yang membahagiakan juga.”

Dan… apa mengingatnya adalah kebahagiaan? 

Aku tidak tahu. Hanya saja....… aku hanya bisa berdoa untuk kebahagiaan Eito.

 

──────✧❅✦❅✧──────

(Sudut Pandang Eito)

 

Pada akhirnya, kami menginap di rumah Keluarga Shigenin. 

Tendou-san, Habataki-san, dan Shigenin-san tampaknya memutuskan untuk tidur di satu ruangan bertiga. Dengan ukuran rumah sebenar ini, pasti ada satu atau dua kamar tamu. 

Mungkin itu karena kedekatan antara ketiga orang tersebut. 

Akhirnya, sepertinya aku tidak memiliki hubungan romantis dengan siapa pun, dan itu membuatku lega. 

Berteman dengan ketiga gadis cantik itu—lebih tepatnya dikelilingi oleh mereka, apa aku tidak merasa canggung? Mungkin aku memiliki semacam mentalitas sebagai pelayan. Ya. 

Aku diberitahu bahwa mereka bisa menyiapkan kamar pribadi untukku, tetapi aku menolaknya. Meskipun aku sedang dalam masa pemulihan, aku masih tetap pelayan keluagra Tendou. Rasanya tidak pantas jika aku bersantai di kamar pribadi, sementara majikanku, Tendou-san, ada di sana… lebih tepatnya, hatiku menolak. 

Di satu sisi, aku berpikir untuk menerima kebaikan mereka, tetapi hatiku lebih dulu menolak usulan itu. Sepertinya, sebelum aku kehilangan ingatan, aku adalah pelayan yang sangat setia. 

Tidak mengherankan jika Tendou-san sangat mempercayaiku. 

Hmm. Jika kamu khawatir hanya tentang satu orang yang menggunakan kamar pribadi, bagaimana jika kamu menggunakan kamarku?

Eh? Bukannya itu akan mengganggu Ranzan-san? 

Tidak masalah. Justru sebaliknya, aku ingin berbicara denganmu. Tentu saja, jika kamu setuju.

Kalau begitu… aku akan menerima tawaran itu.

Sebenarnya, mungkin sebaiknya aku menggunakan kamar pribadi saja jika harus menginap di kamar calon kepala keluarga. Namun, sepertinya itu aman dari sudut pandangku sebelum kehilangan ingatan. Selain itu, ada tekanan dari Ranzan-san, jadi sulit untuk menolaknya

Sambil bercanda pada diriku sendiri seperti itu, aku akhirnya tidur di kamar Ranzan-san. 

Sepertinya Ranzan-san tidak tidur di tempat tidur, tetapi di futon yang diletakkan di lantai. 

Aku membentangkan futon di sampingnya dan memutuskan untuk tidur di sana. 

…………Yagiri Eito, apa kamu sudah mengingat sesuatu? 

Tidak… sebenarnya, aku tidak ingat banyak.

Begitu. …Mungkin ada rasa cemas, tetapi tidak apa-apa. Dokter dari keluarga Tendou mengatakan ingatanmu akan kembali. Jadi, ingatan itu akan kembali. Jangan terburu-buru.

……Ya.

Ranzan-san memang orang yang baik. 

Dia selalu memperhatikanku. Bahkan sampai menyiapkan foto editan untuk membuatku merasa nyaman, dia memiliki selera humor yang baik. 

Shigenin-san pasti sangat beruntung memiliki kakak yang baik seperti ini. 

…………Ranzan-san dan Shigenin-san… oh, maksudnya adikmu, sepertinya kalian berdua kelihatan akrab, ya? 

Jika itu terlihat demikian, semuanya itu berkat dirimu.

Eh?

Beberapa waktu yang lalu, aku dan Miu tidak terlihat seperti saudara yang akur. Karena kesalahan yang kubuat di masa lalu, aku menjadi canggung terhadap Miu… Namun, berkat kesempatan yang kamu berikan, kami bisa berinteraksi hingga terlihat seperti saudara yang akur.

“Rasanya tidak terlalu nyata

Meski kamu merasa begitu, tapi kenyataan memang demikian. Kami bisa menjadi keluarga berkatmu. Aku berterima kasih.

Keluarga…

Kata itu tiba-tiba membuat hatiku bergetar. 

Ada apa?

…………Aku ingin tahu orang macam apa keluargaku?

Pertanyaan itu bukan ditujukan kepada Aranzan-san. 

Hanya saja, kata-kata tersebut melontar begitu saja. 

Aku tahu kalau aku bekerja sebagai pelayan di keluarga Tendou. Tapi… kenapa hanya aku yang bekerja di rumah Tendou… aku sama sekali tidak tahu tentang ayah atau ibuku.

…………Memangnya kamu tidak bertanya pada Tendou Hoshine?

Sebetulnya, aku sudah mencoba bertanya padanya… tapi dia menghindar. Dia bilang aku masih baru saja kehilangan ingatan dan pasti sulit, jadi dia akan membicarakannya setelah aku tenang.

Begitu… jika Tendou Hoshine menghindar, kurasa dia punya alasannya sendiri untuk tidak menjawabnya.

…Iya, benar.

Dia pasti punya alasannya sendiri mengapa dia mengelak pertanyaan itu.

Entah bagaimana aku bisa menebak bahwa alasannya mungkin bukan alasan yang sangat bagus. 

Jika itu adalah sesuatu yang baik, dia seharusnya tidak perlu mengelak pertanyaan itu

…Tapi, kamu masih penasaran?

Iya.

Karena aku kehilangan ingatanku, aku jadi melupakan semua kejadian di masa lalu. Aku memiliki beberapa kenangan yang kuingat, tetapi masih ada banyak lagi yang telah hilang. 

Rasanya seperti aku sedang berpijak di tempat yang tidak stabil dan aku merasa seperti melayang tidak karuan. Angin dingin berhembus di ruang kosong yang ada di dalam dadaku—aku merasa sangat kesepian

Aku dikelilingi Tendou-san serta yang lainnya yang selalu ceria dan menyenangkan. Namun, di dalam hatiku selalu ada angin yang berhembus. 

Celah itu. Kekosongan itu. Ketiadaan itu tidak akan mengizinkanku untuk mengisinya. 

Sesuatu yang tidak bisa dipenuhi oleh teman, kekasih, maupun majikan. Sesuatu yang tidak bisa terisi meskipun aku sudah berusaha semaksimal mungkin

Apa pun yang aku kubur, tidak akan pernah terpendam, ada sesuatu yang terletak di dasar. 

Sesuatu yang lebih mendasar dan fundamental. 

Aku mengalami kehilangan ingatan, dan ada banyak pihak yang telah membantuku. Namun, entah kenapa... di dalam diriku masih ada angin yang berhembus, dan aku merasa ada yang hilang... jika yang hilang itu adalah 'keluarga', aku ingin mengetahuinya. Meskipun... mungkin itu adalah kenangan yang tidak baik.

“....Apa kamu takkan menyampaikan perasaan itu kepada Tendou Hoshine? 

Kurasa dia menghindari pertanyaan itu karena dia peduli padaku. Ada perasaan tidak ingin melakukan hal yang bertentangan dengan itu secara terbuka...

Meskipun begitu, kurasa lebih baik kalau kamu harus menyampaikannya.

Ranzan-san menyatakannya dengan tegas. Suaranya sangat meyakinkan. 

Jika itu hanya akan membuatmu menyesal kemudian, lebih baik kamu melangkah maju. Jika itu Tendou Hoshine, dia tidak akan mengabaikan perasaan tulusmu. Nah, jika dia tetap menghindar setelah itu...

Jika iya begitu?" 

...Pada saat itu, aku akan membantumu.

Itu... sangat menguatkan. Tapi, kenapa kamu bersedia melakukan itu untukku? 

Seperti yang pernah kukatakan sebelumnya, aku dan Miu bisa menjadi 'keluarga' seperti sekarang ini berkat bantuanmu. Jadi, ini adalah balasan untuk kebaikanmu. Terutama tentang 'keluarga', itu semakin penting. 

Ahaha... aku sebenarnya tidak ingat tentang itu.

“Selama orang yang diselamatkan ingat, itu sudah cukup.

Begitukah?

Itulah kenyataannya. Menjaga hubungan baik dan rasa kemanusiaan lebih sulit untuk membuat musuh. Tentu saja, itu saja tidak cukup. 

Ranzan-san juga merupakan orang yang aktif sebagai calon kepala keluarga berikutnya. Ucapannya terasa berbobot karena dirinya sudah memiliki pengalaman sebagai seorang profesional. 

...Baiklah. Besok, aku akan bertanya lagi kepada Tendou-san.

Itu bagus.”

Aku merasa kalau beban di dadaku mulai terasa ringan. Saat aku memikirkan itu, kelopak mataku mulai terasa berat...dan sebelum aku menyadarinya, aku tertidur. 

 

──────✧❅✦❅✧──────

 

Keesokan paginya. 

Kami menyelesaikan persiapan dengan cepat, dan setelah sarapan, kami diantar pulang oleh keluarga Shigenin. Aku, Tendou-san, dan Habataki-san segera kembali ke rumah masing-masing. Setelah itu, kami bersiap-siap dan langsung pergi ke sekolah. Di dalam mobil antar-jemput, kecuali sopir, hanya ada aku dan Tendou-san

(Jika aku ingin bertanya, sekaranglah saatnya...) 

Meskipun ada kesempatan untuk berbicara dengan tenang setelah kembali ke rumah, setelah sampai di sekolah, mungkin tidak akan ada kesempatan seperti itu. Dan aku merasa ini bukanlah percakapan yang seharusnya dilakukan di dalam sekolah... 

........

Saat aku berniat untuk bertanya, kata-kata itu terhenti di tenggorokanku. 

Mulutku terbuka setengah, dan udara yang mengalir hanya bergetar. 

“....Ada apa?

Eh?

Sejak tadi, sepertinya kamu ingin mengatakan sesuatu.

Ah, tidak...

Aku tidak bisa mengajukan pertanyaan itu dengan baik. Kenapa? 

Seharusnya aku sudah merapikan pikiranku setelah berbicara dengan Ranzan-san kemarin. Seolah-olah... seolah-olah tubuh dan hatiku menolak untuk mengetahui. 

Namun, aku merasa gelisah. Kekosongan di dalam hatiku, entah bagaimana. Jadi... 

Tolong beri tahu aku tentang keluargaku. 

Aku mencoba menekan kekosongan yang menyakitkan, dan memutarbalikkan pertanyaan itu dari mulutku. 

Aku ingin tahu. Siapa keluargaku?

Setelah sekali mengucapkannya, kata-kata berikutnya mengalir dengan mudah. 

Kenapa aku terpisah dari keluargaku dan tinggal di rumah Tendou?

Meskipun bibirku tidak terluka, Semakin banyak aku mengucapkan kata-kata itu, semakin aku merasa seperti mengeluarkan darah. Seolah-olah aku mengeluarkan rasa sakit yang hangat. 

........

Saat aku bertanya demikian, Tendou-san langsung terdiam. Karena sebelumnya dia menghindar, pasti ada hal yang membuatnya ragu. Karena aku menyadari hal itu, aku tidak bertanya lebih lanjut. 

Aku… tidak tahu banyak tentang keluargamu. Yang aku tahu hanya sedikit informasi yang kamu ceritakan. Namun, kurasa itu adalah… kenangan yang tidak terlalu baik untukmu. 

“Jadi kamu memikirkan perasaanku. Terima kasih. 

Itu hanya keegoisanku. Jika kamu ingin mengingatnya, aku harus memberitahumu. Hanya saja, Eito.... sebelum kamu kehilangan ingatan, kamu tidak banyak berbicara tentang keluargamu.

Tendou-san kehilangan semangatnya yang biasanya dan mulai memilih kata-kata. 

Mata birunya yang indah sedikit bergetar. Dia tampak bingung dan gelisah. Melihatnya membuatku merasa bersalah. Hatiku terasa sakit. Aku merasa tidak berdaya karena membuatmu menunjukkan ekspresi seperti itu. 

Aku ragu untuk membicarakan hal yang ingin kamu sembunyikan… karena mungkin itu bukan sesuatu yang diinginkanmu, Eito… 

Tendou-san sebenarnya adalah orang yang cukup aneh. 

Tapi, kejujuran yang dia tunjukkan di momen seperti ini— 

(—itulah salah satu daya tarik dari Ojou

…………Eh? 

(…Apa? Apakah aku baru saja memikirkan Tendou-san sebagai… Ojou?) 

Eito?

…Eh? Ah… a-apa!?

Aku hanya khawatir dengan keadaanmu, jadi aku mencoba untuk berbicara…

“Ak-Aku baik-baik saja. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu.

…Begitu ya. Maaf, aku tidak bisa langsung menjawab tentang keluargamu.

Jangan khawatir. Aku mengerti bahwa Tendou-san melakukan ini karena memikirkanku. 

Itu berbahaya. Saat Tendou-san mendekat dan melihatku dengan penuh perhatian, napasku sejenak terhenti. 

Pelan-pelan aku sudah merasakannya dari tadi, tapi Tendou-san sangat tidak terlindungi, ya? 

Dia adalah putri dari keluarga terhormat, seharusnya dia lebih berhati-hati. 

Tidak… jika aku berpikir secara egois, itu berarti dia sangat mempercayaiku. Terhadap diriku sebelum kehilangan ingatan. Namun, sungguh, aku merasa diriku yang sebelum kehilangan ingatan adalah orang yang luar biasa. 

Tendou-san, Habataki-san, Shigenin-san. Dikelilingi oleh gadis-gadis cantik seperti itu, apa aku tidak merasakan apa-apa? Sejujurnya, hanya dengan berada di dekat mereka, jantungku sudah berdebar-debar. 

Meskipun aku merasa sedikit… tidak, cukup kecewa mengetahui bahwa aku tidak memiliki hubungan romantis dengan salah satu dari mereka. Mungkin saja, di dalam hatiku, aku menyukai salah satu dari mereka, atau bahkan semua. 

Apa aku menahan perasaan karena mempertimbangkan posisiku? 

Aku harus terus mengingat posisiku sebagai pelayan. Jika aku bisa mengendalikan diriku seperti itu, wajar jika Tendou-san memberikan kepercayaan yang begitu besar padaku. 

(Tidak, sungguh, diriku sebelum kehilangan ingatan itu, rasanya luar biasa… Mungkin saja, mereka sebenarnya menyukaiku? Itu bisa saja terjadi.) 

Jarak di antara kami begitu dekat. Sampai-sampai aku bisa salah paham. 

Yah, meskipun sekarang aku kehilangan ingatan, aku tidak ingin melakukan sesuatu dengan mereka.

Jika aku tetap kehilangan ingatan, mereka pasti akan merasa khawatir dan mempertimbangkan banyak hal. 

(Selain itu… pertama-tama, aku harus menyelesaikan urusanku sendiri.) 

Meskipun aku menghadapi situasi dengan hati yang kosong, itu hanya akan membuat orang lain menderita. 

 

──────✧❅✦❅✧──────

(Sudut Pandang Tendou Hoshine)

 

Aku sudah memperkirakan bahwa Eito ingin tahu tentang keluarganya. Aku pernah menghindarinya sekali, tetapi aku merasa itu hanya akan menjadi alasan untuk mengulur waktu. 

Itu hanya firasatku. Firasatku yang biasanya tepat. Namun, kali ini aku tidak ingin firasatku terbukti benar. Sayangnya, itu malah terjadi. 

Seperti yang kuduga itu hanya mengulur waktu, dan dia bertanya tentang keluarganya. Tetapi aku tidak bisa memberikan jawaban yang jelas. 

Bagaimanapun juga, aku tidak tahu banyak tentang keluarganya. Yang aku tahu hanyalah bahwa keluarganya menghilang, dan hanya dirinya yang tersisa. 

Dan pada hari bersalju itu—aku yang menemukannya saat ia berkeliaran di luar. 

Apa seharusnya aku menceritakannya? Tetapi sepertinya ia tidak ingin mengingat keluarganya. Jadi aku tidak pernah membahas atau menyentuh topik itu di hadapannya. 

(Tapi… jika ia menginginkannya, aku seharusnya menceritakannya.) 

Ya. Aku seharusnya menceritakannya. Pasti. 

Meskipun begitu, aku masih ragu… karena Eito sebelum kehilangan ingatan tidak menginginkannya. 

(…Tidak.) 

Itu memang salah satu alasannya, tetapi bukan hanya itu saja

Aku hanya merasa takut. 

(Aku tidak ingin melukai Eito dengan tanganku sendiri…) 

Jika ia mengetahui bahwa dirinya ditinggalkan oleh keluarganya, itu pasti akan menyakitinya. Aku tidak ingin memberikan luka yang sama padanya setelah dirinya sudah terluka sebelum kehilangan ingatan. 

Karena rasa takut, aku melarikan diri. Itu saja. 

Yang aku khawatirkan bukanlah Eito. Aku lebih mengkhawatirkan diriku sendiri. 

(…Ah, sudahlah! Bodohnya aku!) 

Aku menampar pipiku dengan keras dan kuat. 

Aku menampar diriku yang penakut. Mendorong punggungku yang mundur. Melarikan diri demi keselamatan diri sendiri, tetapi tidak bisa melangkah maju demi Eito. Dengan cara seperti itu, aku tidak pantas menjadi majikannya. 

(…Mari kita membicarakannya hari ini. Segera setelah pulang dari sekolah.) 

Aku akan menyiapkan minuman hangat.

Seperti pada hari bersalju itu, aku tidak ingin Eito membeku. 

Aku segera mengeluarkan ponsel untuk menghubungi orang di rumah, dan—begitu aku mengeluarkannya, ada panggilan masuk. Yang menelepon adalah… Shigenin Miu. 

Baru saja aku merasa bersemangat untuk menguatkan diri, aku malah mendapat panggilan dari kucing garong nomor 2

Sejujurnya, aku merasa sedikit tertekan, tetapi mau bagaimana

Tidak ada alasan khusus untuk mengabaikannya… atau lebih tepatnya… entah kenapa, aku merasa sebaiknya aku menjawabnya. 

Ini juga merupakan firasatku. 

Firasatku selalu benar. Entah menginginkannya atau tidak, itu tidak bisa dipastikan. Setelah menghela napas, aku menekan tombol panggilan yang muncul di layar. 

Apa yang kamu inginkan, Miu? Baru kemarin… atau lebih tepatnya, siang ini.

Bahkan aku juga tidak mau repot-repot meneleponmu siang-siang begini.

Itu benar. Selain itu, jika bukan urusan mendesak, dia bisa saja meninggalkan pesan. Namun, jika dia menelepon seperti ini, pasti ada urusan penting. 

…Sebenarnya, ada seorang kouhai dari SMA-ku yang mendengar tentang diriku dan datang berkunjung.

“Kouhai itu, apa kamu mengenalnya?

Tidak. Baru pertama kalinya aku bertemu dengan gadis itu. 

Dia datang jauh-jauh dari sekolah untuk menemui Miu… 

Apa ada rencana tertentu? Atau mungkin Miu memiliki ketertarikan terhadapnya? Atau mungkin ada alasan yang sangat mendesak? 

“Cerita macam apa yang didengar anak itu sampai membuatnya repot-repot datang menemuimu?

Katanya dia mendengar tentang pertemuanku dengan Eito-sama.

…………

Tidak boleh. Tahan dulu, Tendou Hoshine. 

Aku hampir saja melontarkan kata-kata… ya, kata-kata yang sangat tidak menguntungkan hampir keluar, tetapi tahanlah. Jika aku terus menginterupsi, percakapan tidak akan maju. Meskipun kucing garong ini menceritakan kebohongan yang sangat menguntungkan dirinya. 

Sepertinya dia pernah mendengar dari suatu tempat tentang bagaimana aku bertemu Eito-sama... dan bagaimana kami sekarang sampai pada titik di mana kami berdua menikmati liburan musim panas bersama. 

……………………Lalu?

“Aku memberitahunya tentang itu.

……………………Apa yang kamu bicarakan? 

Aku membicarakan tentang pertemuan manisku dengan Eito-sama. 

Kasihan sekali… kouhai itu sudah diberi kebohongan seperti itu dan membuang-buang kapasitas otaknya.

Huh… cemburu itu perilaku yang sangat buruk tau. 

Bagaimana mungkin aku cemburu pada omong kosong yang 120% jelas-jelas bohong?

Aku tidak sanggup menahannya lagi. Tapi kamu benar-benar bertahan dengan baik, Tendou Hoshine. 

Atau lebih tepatnya, aku bahkan berpikir untuk memutuskan panggilan ini. 

…Jadi? Apa yang terjadi dengan kouhai yang malang itu?

“Nama gadis itu adalah Asami-san… Asami Hikari-san. 

Mungkin dia bertanya apa aku mengenali nama itu. 

Asami Hikari… aku belum pernah mendengar nama itu sebelumnya. Lalu, ada apa dengan anak itu?

…Dia memiliki seorang kakak laki-laki yang terpisah darinya saat kecil. Kakaknya sekarang pasti sudah menjadi siswa kelas satu SMA.

Siswa kelas satu SMA, kakak laki-laki

Keringat mulai menetes perlahan.  Tangan yang memegang ponsel terasa semakin kuat. 

…Asami-san tampaknya memiliki berbagai masalah. Orang tuanya pernah bercerai, dan Asami-san diambil oleh ibunya. Kemudian, ibunya menikah lagi, dan nama belakang Asami-san berubah menjadi yang sekarang.  

…Jadi, anak yang bernama Asami itu memiliki nama belakang lama?

“Iya…

Dengan alur seperti ini, aku bisa merasakan apa yang dimaksud. Aku tidak sebodoh itu sampai tidak mengerti maksudnya. Namun, aku tidak bisa menahan diri untuk bertanya. Aku harus memastikannya

Apa nama belakang lama anak bernama Asami itu?

Nama belakang lama Asami-san adalah… 

Aku bisa mendengar Miu sedikit mengatur napas melalui telepon. Mungkin dia juga menggenggam ponsel dengan kuat sepertiku. 

Dalam sensasi waktu yang terasa panjang dan pendek, akhirnya Miu membuka mulutnya. 

…Yagiri. 

Sebuah nama yang sangat familiar. Dia mengatakannya. 

Nama belakang lama Asami-san adalah――――Yagiri Hikari.

Aku tidak tahu banyak tentang keluarga Eito. 

Dia adalah adik perempuan Eito-sama. 

“Adik perempuan…Eito....?

Dan sekarang, aku mungkin telah menyentuh sebagian dari Eito yang tidak kuketahui. 

“Jika anak itu mendengar rumor bahwa kamu dan Eito saling mengenal, apa dia sengaja menemuimu karena dia ingin bertemu Eito?

…Ya.

Jika dia mengetahui bahwa kakak laki-laki yang terpisah berada di dekatnya, wajar saja jika dia ingin bertemu dengannya

Orang tua yang meninggalkan Eito hanya karena keadaan, hal itu pasti sesuatu yang tiba-tiba bagi adiknya. 

Namun, perasaan Eito-sama juga harus diperhatikan. Terlebih lagi, sekarang ia mengalami kehilangan ingatan. Aku merasa ragu untuk memberitahu Eito-sama tanpa pertimbangan, jadi aku menghubungimu.

Begitu….

Apa ini waktu yang tepat atau tidak? 

Eito sekarang ingin mengetahui tentang keluarganya. 

…Tidak. Bahkan jika itu Eito yang dulu, itu masih tetap sama. 

Pokoknya, kita tidak punya pilihan selain bertanya langsung kepada Eito. Apa dia ingin bertemu keluarganya atau tidak.

Apa pun jawaban Eito, aku merasa kami tidak berhak memutuskannya. Kami tidak boleh menghilangkan kesempatan Eito untuk memutuskannya

Aku akan berbicara dengan Eito.



 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama