The Result when I Time Leaped Chapter 14 Bahasa Indonesia



Cinta Terlarang

Sudut Pandang Sanada Sana
Karena aku sudah menyelesaikan game yang aku pinjam dari kakakku, seharusnya sudah waktunya untuk mengembalikannya.
Aku meninggalkan kamarku dan berjalan ke kamar Nii-san, dimana aku mendengar suara keluar dari balik pintu.
"Ya ... ya ... selamat malam ~"
Belakangan ini, saat malam tiba, semua yang Nii-san lakukan hanyalah mendekam di kamarnya tanpa keluar sama sekali. Pada awal-awal, ketika Sana sedang bermain game, Ia terkadang mengintip dan bermain-main bersamaku.
Karena kami juga mulai sering pulang ke rumah secara terpisah, saat di mana aku bisa bertemu dengannya hanya pada waktu sarapan, pergi ke sekolah, dan makan malam.
— Bukannya Ia sedikit antisosial?
   Apa kamu tidak tahu? Dia sudah punya pacar sekarang.

   Jadi itu sebabnya.
Aku sudah mendengar beberapa anak laki-laki dari kelasku yang mengatakan hal seperti itu. Mungkin Nii-san juga, juga punya ...?
Kurasa mustahil ... tapi aku masih khawatir ... Karena itu, aku mencoba meminta Kana-chan untuk melihat bagaimana keadaan Nii-san, tapi karena mereka berada di kelas yang berbeda, dia sama sekali tidak tahu apa-apa .
Dengan lembut, aku mengintip ke dalam ruangan di mana Nii-san sedang duduk di kursi membaca manga seperti biasa.
“Nii-san? Aku sudah menyelesaikan game-nya, jadi aku ke sini untuk mengembalikannya. ”
"Ya. Kau bisa meletakkannya di mana saja. ”
“... dengan siapa kamu berbicara? Maaf, aku tidak bermaksud menguping. ”
"... Cuma dari teman sekelas."
Begitu ya. Itu bagus.
Di antara para gadis, ada juga yang mengobrol lewat telepon meski mereka bisa bertemu besok di sekolah. Tampaknya itu juga berlaku untuk para pria.
"Apa ada yang salah?"
"Tidak ada ... Besok, kita makan siang di klub ekonomi rumah, oke?"
"Aah, kau benar."
Karena aku memainkan game yang sama dengan Kana-chan sekarang, jika aku menolaknya berkata, “Aku sedang sibuk jadi tidak,” rasanya akan tidak enak. Rencanaku memiliki sesuatu untuk dibicarakan dalam perjalanan kami ke sekolah dengan mudah dilepaskan.
Muuu. Aku agak kesal.

Keesokan harinya, pada jam makan siang.
Aku ingin tahu tentang Hiiragi-chan, tapi aku mengerti bahwa dia adalah seorang guru yang baik. Mungkin tidak ada dasar untuk itu, aku merasa seperti Hiiragi-sensei menyukai Nii-san. Dia manis ... dia bisa memasak ... dia wanita dewasa, dadanya juga lebih besar dari Sana .......
Karena itu, jika dia ingin memiliki suatu hubungan, dia tidak boleh melakukannya dengan seorang murid tapi melainkan dengan sesama orang dewasa. Namun, jika dia menyukai Nii-san ... Sambil memikirkan hal ini, aku memasuki ruangan klub ekonomi rumah. Di sana, Nii-san sedang tertidur sambil bersandar di lengannya. Kana-chan dan Hiiragi-sensei yang biasanya sudah ada di sini duluan, sama-sama tidak ada di ruangan ini.
Aku memperhatikan dirinya dengan gugup ketika jantungku berdetak lebih cepat.
"... Nii-san."
Ia sepertinya tidak bangun bahkan setelah aku memanggil dan mengguncangnya.
“Sei-kun? Jika kamu tidak bangun, kamu takkan bisa makan, tahu? ”
Ji-Jika kamu tidak bangun ...
Aku celingak celinguk ke sekitar ruangan klub ekonomi rumah. Tidak ada tanda-tanda kedatangan Kana-chan atau Hiiragi-sensei dalam waktu dekat.
"Ji-Jika kamu tidak bangun, Sana akan melakukan apapun yang dia inginkan padamu, oke?"
"Hei ... apakah kamu benar-benar tidur?"
"Jika kamu terus seperti ini, aku akan menciummu."
"Sa-Sana benar-benar serius, oke ...?"
Aku menyandarkan pipiku ke tanganku dengan cara yang sama dan menyelaraskan wajahku dengan wajahnya.
Dag dig dug.
Secara perlahan, aku mendekatinya sampai pada  jarak di mana aku bisa merasakan napasnya.
Dag dig dug ...
Hidung kita berakhir saling bertabrakan. Jika Ia bangun sekarang - ayo berhenti sekarang.
Dag dig dug ...
Atau begitulah yang kupikirkan, Ia terlihat takkan segera bangun maupun ada orang yang datang, lalu aku memencet pipi Nii-san. I-Ia tidak bangun ‘kan...
Sebelum Sana membuat kesalahan, tolong bangunlah, Nii-san. Namun, ada juga bagian di dalam diriku yang tidak ingin Ia bangun.
"Aku akan menciummu, oke ...? Aku serius, loh ...? "
Dag dig dug dag dig dug ...!
Agar tidak menghalangi, aku mengatur rambut panjangku di belakang telingaku.
"I-ini hanya cu-cuma ucapan salam."
Aku melengkungkan leherku dan mencium bibirnya.
Dag dig dug dag dig dug dag dig dug….!
Rasanya sedikit kasar, tapi juga hangat. Se-sekali lagi ... cuma sekali lagi ...
"Nii-san ..."
Sana yang merupakan adik perempuan membuat keributan di dalam pikiranku.
“A-aku tidak bisa. Cepat berhenti! Kau tidak boleh melakukannya dua kali. Kita ini bersaudara, tahu !? ”
"Ti-tidak apa-apa .... Sana, Sana menyukai Nii-san bukan hanya sebagai saudara ... ”
"Tidak perlu untuk itu."
Chuu.
Aku menciumnya sekali lagi, saat aku mendengar pintu ruangan klub terbuka di belakangku.
!!?
I-ini buruk. Aku bergerak menjauh dari Nii-san dan merapihkan wajahku. Aku ditarik kembali ke dunia nyata dalam sekejap. Orang yang masuk adalah Sensei.
"Ah. Sensei… halo. ”
Sensei tersenyum kaku.
"Ah ... yeah ... halo ..."
Uh oh…? Dia tampak sedikit canggung ... Apa dia mungkin melihat apa yang baru saja terjadi ...!?






close

3 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama