The Result when I Time Leaped Chapter 34 Bahasa Indonesia



Kedua kalinya

Bibibibibi, alarmnya berisik sekali sih ...
Sepertinya ini sudah pagi. Setelah bangun dan menggosok mataku, apa yang aku lihat adalah kamar yang tidak kukenal.
"Hmmmm?"
Ini bukan kamar yang ada di rumah orang tuaku. Saat aku mematikan alarm, smartpshone-ku mati. Hmm ... smartphone? Melihat layar, tanggalnya menunjukkan sebagai sepuluh tahun kemudian. A-Aku sekali lagi kembali ke masaku ...!?
Gubraaakk, pintu kamar terbuka.
"Ah, Seiji-kun, tumben sekali kamu sudah bangun."
Orang yang masuk ke dalam adalah Hiiragi-chan yang sedang memakai celemek. Seperti biasa, celemek itu sangat cocok untuknya. Dia tampak lebih dewasa dari yang kukenal.
"Ah, selamat pagi ... Haruka-san."
"Ya, selamat pagi."
Begitu ya…... setelah sepuluh tahun, dia pasti menjadi lebih dewasa ...
“Eh. Kok, Sensei ada di sini? Lebih penting lagi, ini dimana? ”
"Ini rumahmu, tau?"
"Ini bukan rumahku ..."
Melihat ke sekeliling, perabotan, bantal, selimut, dan bahkan tempat tidur, tidak ada yang aku kenali.
Ah…..
Sebelum aku melompati waktu, Hiiragi-chan dan aku tidak berpacaran. Jika terakhir kali aku tinggal dengan Sana, lalu kali ini ...?
"Apakah kamu masih mengigau?"
Kusu kusu, Hiiragi-chan tertawa, lalu datang dan duduk di tempat tidur.
"Aku datang ke sini untuk membuatkan sarapan untukmu, ingat?"
Apa kamu mengerti? Ucapnya sambil memperlakukanku seperti anak kecil dan bermain-main di pipiku.
"Jadi begitu…. Itu artinya, kita sudah berpacaran selama sepuluh tahun sejak itu. ”
Terakhir kali saat aku kembali, kita berdua putus, tapi kali ini, kami bisa mempertahankan hubungan kami. Sepertinya flag untuk putus bisa dihindari kali ini. Melihat jari manis kiri, tidak ada cincin. Tentu saja, aku juga tidak memilikinya. Jika kita menikah, kita akan hidup bersama, jadi kurasa kita belum menikah.
“Jika kamu tidak segera makan, kamu akan terlambat, loh? Ada rapat hari ini, jadi kamu harus ada di sana lebih awal. ”
"Nampaknya sulit sekali untukmu."
Hiiragi-chan memiringkan kepalanya.
"Apa yang kamu katakan? Itu juga sama untukmu. ”
"Haah?"
Hmmm? Apa ini yang itu? Hal yang Hiiragi-chan inginkan selama perjalanan sekolah? Aku juga menjadi guru, dan kami sekarang rekan kerja ...?Artinya….
"Aku menjadi seorang guru?"
Hiiragi-chan kembali tertawa.
“Bukan “menjadi” lagi, malahan udah jadi guru. Kau juga seorang guru SMA sekarang bersamaku. Sanada-sensei, tolong kuatkan dirimu. ”
Aku benar-benar menjadi guru SMA ...!? Hmm? Jika itu masalahnya, ada yang aneh. Kerja bareng di tempat kerja yang sama dan menikah, itulah bayangan ideal Hiiragi-chan.
Meski begitu, kami masih belum menikah ... Apa yang terjadi? Mungkinkah aku belum melamarnya? Jika itu yang terjadi, lalu apa yang aku lakukan?
“Semangatlah, Seiji-kun! Pagi-pagi ngga boleh suram begitu! Aku akan melakukan yang terbaik untuk meyakinkan ayahku juga, oke !? ”
"Ayahmu?"
“Eh? Akhir pekan ini kamu menginap di rumah orang tuaku, ingat? Bukannya itu sebabnya kamu kecewa? ”
"Apa!?"
“Mou. Apa kamu sudah lupa? Kamu sedih karena ayahku bilang kalau itu pasti tidak akan diizinkan tanpa pendapatan tahunan minimal 10 juta yen! ” (TN: Kurang lebih Rp. 1.3 Milyar)
Bertemu keluarganya ... sepertinya kali ini, hubungan kami sudah berkembang cukup jauh. Kurasa aku melakukan yang terbaik. Tunggu, pendapatan tahunan 10 juta !? Anda meminta hal yang mustahil, Papa Hiiragi-chan!!! Pria 27 tahun dengan penghasilan 10 juta? Di mana dia mendapatkan itu? Ini bukan Perika* ‘kan?
Aku pernah bertanya pada Hiiragi-chan tentang gajinya dan mengetahui kalau itu sangat rendah. Jika memang begitu, maka saat ini, aku mungkin memiliki penghasilan yang sama. Pada dasarnya, system pekerjaan guru sangat mirip dengan seorang pegawai negeri. Selama bertahun-tahun, penghasilan akan bertambah, tapi, selama pangkatmu tidak meningkat, maka gajinya juga tidak banyak. Saat aku melakukan perhitungan di dalam kepalaku, HIiragi-chan memelukku.
"Tidak masalah. Tidak masalah. Itu karena aku belum pernah membawa pacarku untuk bertemu dengan ayah sebelumnya, jadi Ia hanya terkejut. Tak peduli bagaimana kamu memikirkannya, penghasilan semacam itu tidak masuk akal, iya ‘kan? Itu terlalu berlebihan. Jangan terlalu mengkhawatirkan itu, oke? ”
Hiiragi-chan menepuk kepalaku dengan lembut. Seperti biasa, tepukan Hiiragi-chan memiliki efek penyembuhan. Gyuu, dia memelukku lebih erat. Anak baik, anak baik, Hiiragi-chan terus menepukku dengan naluri keibuannya yang terus meningkat.
Bahkan setelah sepuluh tahun, HIiragi-chan masih tetap imut, dan gayanya tidak berubah sama sekali. Namun, ada sedikit rasa lelah tersembunyi di balik ekspresinya. Jika itu diriku yang sebelumnya, aku pasti takkan bisa memperhatikan perubahan ini.
Sebagai seorang pria, bukan aku yang memutuskan kapan menikah, tapi pihak gadis yang menentukan, mereka mungkin ingin menikah lebih awal daripada nanti. Kemungkinan besar, diriku yang sekarang berusaha memenuhi harapan Hiiragi-chan, dan mencoba yang terbaik untuk belajar dan menjadi seorang guru. Tapi, aku melupakan hal yang penting. Aku tidak ingin menjadi guru, tapi sebaliknya, aku ingin Hiiragi-chan merasa bahagia.
... Oh? Ini dia…...Sensasi melompati waktu. Aku tidak terlalu merasakan sebelumnya, tapi kali ini, aku entah kenapa bisa mengetahuinya.

Adegan di depan mataku langsung berubah.
"... Oi, Sanada."
Saat aku melihat siapa yang mengguncangkan bahuku, ternyata Fujimoto yang mengenakan seragamnya.
... Hmm, sekarang kita ada di kelas?
Aku melihat ponselku berubah kembali menjadi ponsel model lama. Tanggalnya juga seperti yang aku ingat terakhir kali. Adapun waktu sekarang, nampaknya sedang istirahat makan siang.
"Apa kau baik-baik saja? Kau kelihatan melamun terus. ”
“Eh, aah, ya. Aku baik-baik saja."
Baiklah.
Aku entah bagaimana bisa melompat sekali lagi ke waktu kelas dua SMA-ku. Berdasarkan situasi saat ini, akan mengarah ke masa depan yang aku lihat. Aku segera menuju ke ruang guru tempat dimana Hiiragi-chan berada. Begitu dia melihatku, Hiiragi-chan langsung tersenyum.
"Sensei, aku ingin meminjam beberapa buku referensi."
"Baiklah."
Setelah mengambil kunci ke ruang referensi sejarah dunia, kami berdua masuk ke dalam ruangan. Klik, usai mengunci pintu di belakangku, ekspresi Hiiragi-chan tiba-tiba berubah.
"Hari ini, bukannya ada kegiatan klub ekonomi rumah?"
Aku meraih bahu Hiiragi-chan, yang sedang kebingungan.
“Sensei. Aku akan menjadi pekerja keras di masa depan! "
“Ap-Apa ini? kok mendadak sekali? Sebaliknya, jangan panggil Sensei, tapi Haruka-san, bukan? ”
Ketika dia menanyakan itu, aku benar-benar tidak tahu bagaimana caraku supaya bisa menyampaikan ini padanya. Jika aku bilang pada seseorang kalau aku ini datang dari masa depan karena melompati waktu, pasti tidak ada mau mempercayaiku.
"Kemarilah."
Kedua lengan Hiiragi-chan terbuka lebar, seolah-olah  menerimaku.
“Sekarang, bukan waktunya untuk itu. Kita seharusnya menjadi lebih serius— ”
Aku langsung dipeluk sebelum menyelesaikan kalimatku.
“Sekarang adalah waktunya. Dimana sepasang kekasih diam-diam bermesraan di dalam ruangan, mereka bercumbu ria. Bukannya itu hal yang jelas? ”
Karena Hiiragi-chan sudah menyiapkan bibirnya, seolah menginginkan ciuman, aku akhirnya memenuhi permintaannya dan menciumnya. Setelah merasa puas, Hiiragi-chanmulai tersipu malu.
“Belajar, aku akan berusaha lebih keras mulai dari sekarang.”
“Kamu tidak usah berusaha sekeras itu, tahu? Aku ingin Seiji-kun merasa bahagia. ”
“Kau mungkin merasa tidak apa-apa, Haruka-san. Tapi bagiku, Kau yang tidak bahagia bukanlah hal yang baik. ”
Layaknya termometer, wajahnya langsung berubah merah padam.
“Mo-Moouuuuu. Ka-Kamu tidak seharusnya mengatakan sesuatu seperti itu sebelum kamu lulus dari SMA! Ra-Rasanya seperti kamu sedang melamarku. ”
"Aku tidak keberatan kalau kau menganggapnya begitu."
Funyuu, setelah mengeluarkan suara aneh, Hiiragi-chan menekan dadanya dengan tangannya.
"Hatiku berdetak sangat kencang dan kupikir aku akan mati ..."
"Haruka-san, wajahmu merah, lo."
"Be-Berisik ah ..."
Saat dia mencoba menyembunyikan rasa malunya, dia menciumku lagi.
Hari ini adalah hari di mana kami seharusnya pergi ke ruangan klub ekonomi rumah untuk makan siang, tapi kami malah tidak jadi melakukannya, dan tetap bersama seperti ini selama istirahat.




Catatan TL:
*Perika. Sejauh yang mimin tahu, pelika berasal dari manga yang disebut Tobaku Hakairo Ku Kaiji. Saya rasa itu semacam mata uang dalam cerita yang dibagi menjadi 100, 1.000, dan 10.000 yen.

close

3 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama