[WN] The Result when I Time Leaped Chapter 08 Bahasa Indonesia



Survei Karir
Saat istirahat makan siang di hari tertentu.
Seperti biasa, aku memasuki ruang persiapan sejarah dunia sambil mewaspadai  area disekitarku. Aku tidak pergi ke ruang staf pagi ini, jadi hari ini akan menjadi pertemuan pertamaku dengan Hiiragi-chan. Hiiragi-chan biasanya akan mengatakan, terima kasih atas kerja kerasmu, tapi dia malah menghadapiku sambil terlihat seperti sedang bad mood.
"Apa ada sesuatu yang salah?"
Ada bentou untuk dua orang yang diletakkan di atas meja, dan di samping Hiiragi-chan, tempat duduk yang biasa aku tempati sudah disediakan.
"Tadi, aku mengambil ini dari meja Sakai-sensei."
Sakai-sensei adalah guru wali kelasku.
"Heeh. Tunggu, jangan mengintip sembarangan di meja orang lain! "
"Dia sedang mengajar, dan di ruang staf sedang kosong melompong."
"Jadi itu alasannya!?"
“Aku memiliki sesuatu yang membuatku penasaran, jadi aku melakukan sedikit investigasi.”
Itu adalah pembenaran yang dibuatnya sendiri. Seseorang, tolong ajarkan akal sehat pada guru yang sableng ini. Sebagai seorang murid, aku masih percaya bahwa seorang guru harus menjadi contoh yang baik bagi siswanya.
Mengesampingkan itu dulu, apa yang ingin dia selidiki di meja guru wali kelasku ...?
"Lalu, sensei, apa yang kamu temukan?"
"Bukan Sensei, Saat kita sendirian, panggil aku Haruka-san, apa kau sudah lupa?"
Dasar ih, Hiiragi-chan menusuk pipiku dengan jarinya. Seperti yang kuduga, ketika dia cemberut, dia terlihat lucu.
"Alasan kenapa aku sedang berada suasana hati yang buruk, apa kamu tahu, Seiji-kun?"
Sambil berbicara tentang bagaimana dia dalam suasana hati yang buruk, dia tidak lupa untuk terus menyuapiku. Hari ini, apa yang aku makan adalah karaage yang sama seperti sebelumnya. Rasanya sangat enak.
"Apa aku melakukan sesuatu yang salah?"
"Melakukan sesuatu seperti itu, aku pikir itu sedikit kejam."
"Kejam? Aku tidak melakukan hal seperti itu. ”
Melakukan sesuatu yang membuat Hiiragi-chan sedih akan membuatku bersalah. Itu adalah aturan yang aku tetapkan sendiri di hatiku. Apa aku melakukan sesuatu yang aku pikir baik, tetapi sebenarnya tidak?
"Ah. Apa kamu tidak suka kalau aku berbicara dengan gadis lain di kelas? ”
Walau aku bilang berbicara, tapi hanya sejauh mengatakan hal yang seperti, "Ah, sepertinya itu sekarang sedang bebas ", atau "Ah, terima kasih".
"Jika itu hanya gadis SMA, aku tidak cemburu sama sekali."
Setelah dia mengatakannya dengan keras, aku bergumam pada diriku sendiri dengan suara kecil, "... tentu saja".
“Selain itu, tidak mungkin seorang gadis SMA kelas dua bisa membuatmu selingkuh dariku, ‘kan? Maksudku, aku ini lulusan perguruan tinggi dan aku juga punya sertifikasi guru. Aku seratus kali lebih baik. "
"Hal itu yang kamu fokuskan?!"
Sepertinya, mempermasalahkan gadis SMA bisa membuat Hiiragi-chan cukup frustasi sampai-sampai mengungkit strata sosial.
"Mukii" (TN: ekspresi kesal, mungkin?)
Dia mengatakannya dengan keras. Sepertinya apa yang dia marahkan adalah sesuatu yang lain...
“Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Haruka-san punya banyak poin bagus, kok. ”
“Uuu ~. Bahkan jika kamu mencoba dan menghindarinya seperti itu ... ”
Ketika aku menghiburnya dengan menepuk-nepuk kepalanya, ekspresinya menjadi lebih lembut dan imut.
"Aku, Hiiragi Haruka, sedang marah padamu Seiji-kun ..."
Tapi, Wajahmu tidak meyakinkan sama sekali.
“Haruka-san, bukankah sudah waktunya untuk memberitahuku? Kenapa kamu marah?"
Dia mencari-cari di dalam tasnya sampai dia mengeluarkan selembar cetakan. Lalu, dia membanting keras di meja seolah menantangku untuk berduel.
[Survei Karir Kelas 2-B, Sanada Seiji]
Itu adalah survei karir yang aku isi dari guru wali kelasku baru-baru ini.
"??"
Mengabaikanku yang kebingungan, dia membentangkan lembaran itu di depanku.
"Lihat ini. Apa kamu masih berniat untuk berpura-pura bodoh? ”
Dalam mode marahnya, Hiiragi-chan menunjuk pada apa yang aku tulis untuk pilihan pertama dan kedua.
Pilihan pertamaku adalah universitas negeri setempat, sementara pilihan keduaku adalah universitas swasta. Ngomong-ngomong, di kehidupanku sebelumnya, aku akhirnya pergi ke universitas yang aku tulis sebagai pilihan keduaku selama empat tahun.
“Apa yang kamu maksud dengan bertindak bodoh? Bukannya itu normal? Aku sudah melakukan hal yang benar, 'kan? Ini bahkan masih belum musim panas di tahun keduaku, normal bagiku untuk menulis beberapa Universitas yang aku minati, ‘kan?. ”
"Bukan itu! Mengapa kamu berencana kuliah? ”
“Kenapa ..... yah, pada dasarnya ini adalah masyarakat birokratis. Tidak ada yang ingin aku lakukan secara khusus. ”
“Bahkan jika kamu kuliah, itu tidak banyak artinya. Aku jamin itu. ”
“Apanya yang kamu jamin?! Yah, memang benar bahwa ketika aku pergi ke sana aku tidak belajar dengan serius dan akhirnya melakukan pekerjaan part-time sepanjang waktu. ”
"Tidak belajar dengan serius dan melakukan pekerjaan part-time ...?"
"Ah ... itu sesuatu yang sering aku dengar."
Hal-hal yang terlintas dipikiranku, terselip keluar dari mulutku. Setelah memandang skeptis ke wajahku, Hiiragi-chan mengangguk, terlihat yakin dengan alasanku.
"Itu betul. Universitas adalah tempat yang menakutkan. Itu adalah dunia kejam yang dibuat hanya untuk para riajuu. Ada banyak gadis galak juga disana. Itu bukan tempat di mana Seiji-kun harus pergi. ”
Aku setuju dengan bagian riajuu. Sepertinya Hiiragi-chan ingin berbicara tentang betapa menakutkannya universitas itu dan membuatku memiliki kesan yang buruk dengan apa yang namanya kuliah.
"Bahkan jika kamu lulus, kamu hanya menerima gelar sebagai lulusan perguruan tinggi."
"Mari kita berhenti berbicara tentang kehidupan nyata."
Aku berniat melanjutkan kuliah, apa Hiiragi-chan tidak menyukainya?
“Ah, aku mengerti…... Aku yang hendak pergi ke tempat di mana tidak bisa kamu raih, jadi kamu merasa khawatir? "
"Bukan seperti itu."
"Bukan itu?"
“Aku takkan kalah dengan seorang gadis tanpa keahlian. Aku pandai dalam memasak. ”
“Lalu, apa masalahnya? Apa yang membuatmu marah? "
“Sudah kubilang ‘kan kalau aku akan menjagamu, tapi kenapa kamu malah pergi kuliah!? Seiji-kun, yang perlu kau lakukan hanyalah bergantung padaku!”
Apa yang membuatnya marah benar-benar berlawanan dari biasanya! Mempunyai pacar yang selalu bergantung dan tidak bekerja merupakan sesuatu yang seharusnya membuatmu sedih atau marah.  Padahal aku sudah melakukan yang benar, tapi, sepertinya aku malah membuatnya marah.
“Karena itu, kamu hanya perlu menulis untuk menjadi suami.”
Dia menghapus tulisan di lembaran survei. Kemudian, dia menggunakan pensil mekanik dan menulis kata [Suami ] dengan besar.
"Aku akan dimarahi wali kelasku jika aku menulis itu!"
Pilihan kedua juga ditulis dengan [Membantu pekerjaan rumah tangga].
"Bukannya itu yang namanya NEET!"
Pilihan ketiga adalah [Kehidupan pengangguran yang mewah].
"Itu juga sebutan lain untuk NEET!"
Mou! Hiiragi-chan, mungkin karena dia kesal padaku atau tsukkomi yang aku buat, dia memukul meja.
"Sejujurnya, itu masih lebih baik jika kau tidak menuliskan kalau kamu ingin bergantung!"
"Kenapa!?"
"Apa boleh buat, ‘kan, karena itu kamu, Seiji-kun ..."
Dia menghapus semua yang baru saja ditulis.
“Kau tidak akan mengeluh jika yang ini, ‘kan?", Saat dia menulis lagi di lembaran survei.
[Pengantin pria]
"Itu bahkan lebih buruk!"
Ada sedikit rasa lucu jika seorang gadis menulis sesuatu seperti itu, tapi untuk lelaki, tidak ada yang akan berpikiran seperti itu. Aku mengambil kembali lembaran itu, dan menulis ulang pilihanku yang tadi. Muu, Hiiragi-chan menatapku dengan wajah tidak puas.
“Karena sekolah ini adalah sekolah yang kebanyakan lulusannya lanjut ke perguruan tinggi. Aku harus menulis sesuatu seperti aku akan kuliah meskipun sedikit berbeda dengan apa yang aku inginkan. Dengan cara ini, guru wali kelasku tidak bisa mengeluh. ”
"Eh ... Seiji-kun, apa kamu ini jenius!"
Baiklah, aku berhasil meyakinkannya.
“Sanada-kun? Mulai sekarang, jangan membuat gurumu merasa sedih seperti itu lagi, oke?"
"Ya. Aku paham."
Setelah mendadak beralih ke mode gurunya, Wajah Hiiragi-chan menghadapku, menutup matanya, dan memonyongkan bibirnya.
"Nn ..."
"Kita masih di sekolah ..."
"... ayo cepat~."
Setelah menutup tirai yang terbuka, aku menciumnya dengan lembut.
"Itu adalah terakhir kalinya kita melakukan ini di sekolah, oke?"
“Eh. Kok pelit sekali sih ...? ”
Itu karena akan meningkatkan resiko ketahuan. Mungkin.
"Sekali lagi."
"Sudah kubilang…..."
"Nn "
Dan sekali lagi, Hiiragi-chan dan aku terus bercumbu mesra.

close

4 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama