Omae wo Onii-chan Vol.2 Chapter 05 Bahasa Indonesia




Jumat, 26 April - Curiga. Khawatir. Konsultasi rahasia.

Karena akan mendekati akhir pekan, suasana di kelas cukup ramai. Senin berikutnya adalah hari libur karena itu Hari Shōwa.
Aku terlalu membenamkan diri dalam berinteraksi dengan adikku dan tidak sadar kalau liburan telah datang sampai pagi ini. Omong-omong, saat golden week tiba, kita mungkin sudah terpisah, memikirkan hal itu membuat suasana hatiku berubah lebih suram.
Untuk berpikir kalau baru beberapa hari yang lalu aku disemangati oleh Yuuki. masalahku terpampang jelas di wajahku dan akhirnya aku membuat khawatir Mariko juga.

Sepulang sekolah, aku kembali ke rumah dan mengunjungi ruangan 201 di lantai dua.
"Selamat datang kembali Nii-chama! Maple juga bilang selamat datang!"
Aku menjawab dengan "Aku pulang" pada senyum polos Mika.
Mungkin melindungi Mika adalah hal terbaik yang bisa kulakukan.
Diseret oleh tangan kecil Mika, aku memasuki ruang tamu. Di atas meja, ada celengan dan tablet. Dia membuatku duduk di sofa.
"Nii-chama, mau minum kakao?"
"Ah, ya. Terima kasih."
Setelah menempatkan Maple di atas bangku, Mika mulai mempersiapkan kakao yang diisi dengan marshmallow.
Saat kakao selesai dibuat dan dia membawa nampan ke ruang tamu, *Pikon!* Suara itu berasal dari smartphone-ku.
Mika mengulurkan tangannya ke arah tablet di atas meja.
"Ehh? Tidak ada yang datang!"
"Itu smartphone-ku yang berdering."
"Begituuu. Mii-chan salah paham kalau itu punya Mii-chan, tehe."
Dia menjulurkan lidahnya, memiringkan kepalanya dan menepuk ringan kepalanya. Sungguh makhluk yang lucu. (TN: adegan tehe yang biasa ada di anime :’v)
Ketika aku memeriksa ponselku, ada pemberitahuan yang ditampilkan di layar. Itu fungsi chat dari aplikasi STRING. Orang yang mengirimkan pesan adalah Mariko. Atau lebih tepatnya, ini wajar karena hanya Mariko yang ada di daftar kontakku. isinya adalah sesuatu seperti "Aku menunggu jawaban PR".
Aku akan mengerjakannya di akhir pekan, tolong tunggu sedikit lebih lama. Aku menjawab dengan sopan.
Saat aku memberi alasan pada Mariko, Mika mengangkat suaranya saat melihat layar ponselku.
"Ini, Mii-chan tahu ini!"
"Maksudmu STRING?"
"Umm, Kamu bisa berbicara melalui chatting di dalamnya. Stikernya juga lucu-lucu."
Jadi Mika juga punya aplikasi STRING pada tablet nya? Aku mungkin tidak melihat itu terakhir kali.
Aku ingin tahu apakah Mika menemukan dan menginstalnya sendiri?
"Mika, apa kau meminta seseorang menginstal STRING untuk mu?"
"Yup. Nee-chama!"
Ahh, begitu, jadi Murasaki-san, ya? STRING bisa bermanfaat untuk Mika supaya bisa menghubunginya jika ada sesuatu yang terjadi.
Saat aku mengangguk yakin, wajah Mika memucat.
“A-Aa-aaa-apa yang harus kulakukan Nii-chama!"
"Apa maksudmu, apa kau baik-baik saja, Mika?"
"Mii-chan seharusnya menyembunyikan aplikasi ini dari Nii-chama."
Oh itu buruk. Aku harus buru-buru dan jatuh dari tangga untuk bisa menderita kehilangan ingatan.
"A-Aku mengerti. Aku akan menghapus ingatanku."
"A-Apa kamu juga akan melupakan tentang Mii-chan dan Maple?"
"Tidak. Satu-satunya hal yang akan kulupakan adalah bahwa Mika menggunakan STRING.”
"Baguslah. Mii-chan pikir apa yang harus dilakukan tadi."
Merasa lega, dengan ekspresi yang membuatnya tampak seakan mau menangis, Mika membuat senyum tak berdaya.
Ayo kita ubah topik ke sesuatu yang lain.
"U-umm, Mika. Tentang minggu lalu ..."
Sial, aku mengangkat topik yang berat tanpa sadar.
"Mii-chan sangat menantikan besok. Maple juga berharap melakukan pelecehan seksual pada Nee-Chama tanpa batas."
"Hey hey Maple, jangan begitu. Tidak, um ..."
Maksud Mika berarti dia menantikan semuanya berkumpul di ruanganku, ya.
"Ada apa, Nii-chama?"
Aku menarik napas dalam-dalam untuk mempersiapkan diri, dan berbicara pada Mika yang sedang menatapku.
"Mika ... apa kau mau menjadi adikku?"
"Nii-chama…tidak."
Tidak? Jadi Mika juga telah menilaiku tidak layak sebagai kakak.
"Mengapa 'tidak'?"
"Nii-chama tidak boleh hanya menjadi kakak Mii-chan. Jika Nii-chama menjadi kakak semuanya, Mii-chan akan membuatmu Onii-chan!"
Aku pikir dia tersenyum polos.
'Aku akan membuatmu adikku'. Kata-kata ini bisa dilihat sebagai memandang rendah mereka. Mengatakan 'apa kau mau', hanya menyatakan itu dengan cara yang berbeda.
Kesetaraan ... ya. Mika mungkin tidak menyadari hal itu. Tapi 'Aku akan membuatmu Onii-chan' adalah refleksi terbalik seperti cermin yang keluar dari perkataan 'menjadi adikku'.
Aku ingin tahu apakah semuanya ingin membuatku menjadi Onii-chan mereka ... Ya, kupikir mereka memang berniat begitu.
Sebelum itu, jika mereka menjadi mandiri dari warisan Taishido, dan masih ingin membuatku Onii-chan mereka, jika semua orang memanggilku 'Onii-chan', maka ...
"Wajah Nii-chama terlihat cemberut. Apa Nii-chama memikirkan sesuatu yang sulit?"
"Ah, umm. Ini tidak sulit, aku terlalu banyak memikirkan sesuatu yang sulit atau lebih tepatnya …….. bukan apa-apa, Mika."
Mata Mika terlihat basah saat dia merasa tak berdaya dan dia menundukkan kepalanya.
Dia berdiri dari tempat duduknya dan berbisik pelan di telingaku.
"Umm umm ... Nii-chama perlu menjaga rahasia ini."
"Rahasia?"
"Nee-chama ... Tomomi-neechama mungkin akan menghilang."
"Tomomi ... akan hilang?"
"Yup. Tapi itu rahasia. Itu sebabnya, lupakan saja Nii-chama."
"Te-tentu."
Melompat seperti kelinci, Mika kembali ke tempat duduknya.
"Apa kau bertemu Tomomi?"
Saat aku merubah ekspresi wajahku —— membuat apa yang disebut Mika sebagai 'wajah cemberut', Mika perlahan-lahan membuat anggukan besar.
"Tomomi-neechama punya pacar. Ini rahasia."
"Ha-haa ?!"
Ketika aku berteriak kaget, Mika mengejang karena terkejut.
"Ma-maaf Mika sudah mengejutkanmu."
"Y-yup. Mii-chan juga kaget, jadi wajar saja kalau Nii-chama juga kaget. Kamu tahu…... jika Nee-chama punya pacar, apa yang akan kita lakukan, jika dia tidak lagi membutuhkan kita."
"Aku tidak berpikir Tomomi akan mengatakan sesuatu seperti itu ... tapi, pacar ya. Tomomi memahami hobi anak laki-laki, dan dia sangat manja dalam cara yang tomboy dan membuat gap moe, jadi tak heran kalau dia populer ... hahaha."
Mika melanjutkan dengan kepala tertunduk.
"Mii-chan mencintai Tomomi-neechama. Dia mengajarkanku permainan, baik di game dan memiliki payudara yang besaaarr!"
Be-Begitu ya. Aku tidak berpikir Mika akan tumbuh dengan dada besar juga.
"Karena dia sangat menyuai game, dari perspektif anak laki-laki, Tomomi pasti super menarik juga. Mempunyai pacar adalah hal yang normal."
"Tapi,tapi, Tomomi-neechama tidak pernah berkencan dengan pacarnya. Itu sebabnya dia punya permintaan untuk Nii-chama."
Tiba-tiba, aku teringat apa yang dikatakan Yuuki kemarin.
Bagaimana jika kebetulan adikku punya pacar? Jangan-jangan, yang Yuuki maksud kemarin adalah hal ini ?!
"Apa yang Tomomi ingin aku lakukan?"
"Tomomi-neechama bilang dia ingin latihan kencan. Nii-chama memenuhi syarat untuk melakukan itu. Pada awalnya semuanya menentangnya, tapi Sayuri-neechama bilanglebih baik jika kita bersaudara saling bekerja samadan membujuk semuanya."
Jadi Sayuri mendukung Tomomi ya. Dengan kata lain, dia memintaku setelah mendapat persetujuan dari adik-adiknya.
"Lalu, jika kebetulan aku menolaknya ..."
Aku akan menyangkal perasaan semua adikku.
"Mii-chan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Maple bilang kalau ini terlalu cepat bagi Nii-chama untuk pergi kencan dengan Tomomi-neechama, tapi jika Nii-chama tidak mau melakukannya, maka Tomomi-neechama mungkin akan lenyap, tapi, jika Tomomi-neechama menjadi master dalam berkencan dia mungkin mesra-mesraan dengan pacarnya. Dan Mii-chan dan lainnya akan diabaikan?"
Mika menatapku dengan sedih. Terlihat jelas kalau dia benar-benar khawatir. Dia berharap Tomomi bisa bahagia, tapi juga cemas kalau Tomomi mungkin akan lenyap, ada banyak perasaan di dalam dadanya yang kecil.
Aku berdiri dan dengan lembut memeluk Mika dari sisi kiri.
"Tomomi pasti takkan melupakan Mika, dan tidak akan mengabaikanmu."
"Sungguh?"
"Ya. Bahkan jika Tomomi punya pacar, hubungan persaudaraan kita takkan  berubah sama sekali."
Saat aku melepas tubuh Mika dengan lembut,  Mika segera memelukku sebagai gantinya.
"Yup! Itu benar! Perasaan Mii-chan sudah membaik. Terima kasih Nii-chama!"
Mika melekat erat padaku, dan tersenyum.
Namun ... Tomomi sudah punya pacar ya. Saat kami bertemu pada hari Selasa lalu, dia tidak mengatakan apa-apa padaku ...... tipe lelaki macam apa yang menjadi pacarnya? Jika Ia lelaki yang aneh, aku harus memprotes itu sebagai kakaknya ... hey, aku tidak boleh seenaknya mengganggu urusan privasi adikku.
Tapi, kenapa aku merasa jengkel dengan hal ini?




close

2 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama