Jumat,
26 April - Curiga. Khawatir. Konsultasi rahasia.
Karena akan mendekati akhir
pekan, suasana di kelas cukup ramai. Senin berikutnya adalah hari libur karena
itu Hari Shōwa.
Aku terlalu membenamkan diri
dalam berinteraksi dengan adikku dan tidak sadar kalau liburan telah datang
sampai pagi ini. Omong-omong, saat golden
week tiba, kita mungkin sudah terpisah, memikirkan hal itu membuat suasana
hatiku berubah lebih suram.
Untuk berpikir kalau baru
beberapa hari yang lalu aku disemangati oleh Yuuki. masalahku terpampang jelas
di wajahku dan akhirnya aku membuat khawatir Mariko juga.
Sepulang sekolah, aku kembali
ke rumah dan mengunjungi ruangan 201 di lantai dua.
"Selamat datang kembali
Nii-chama! Maple juga bilang selamat datang!"
Aku menjawab dengan "Aku
pulang" pada senyum polos Mika.
Mungkin melindungi Mika adalah
hal terbaik yang bisa kulakukan.
Diseret oleh tangan kecil Mika,
aku memasuki ruang tamu. Di atas meja, ada celengan dan tablet. Dia membuatku duduk di sofa.
"Nii-chama, mau minum kakao?"
"Ah, ya. Terima
kasih."
Setelah menempatkan Maple di
atas bangku, Mika mulai mempersiapkan kakao yang diisi dengan marshmallow.
Saat kakao selesai dibuat dan
dia membawa nampan ke ruang tamu, *Pikon!*
Suara itu berasal dari smartphone-ku.
Mika mengulurkan tangannya ke
arah tablet di atas meja.
"Ehh? Tidak ada yang
datang!"
"Itu smartphone-ku yang
berdering."
"Begituuu. Mii-chan salah
paham kalau itu punya Mii-chan, tehe."
Dia menjulurkan lidahnya,
memiringkan kepalanya dan menepuk ringan kepalanya. Sungguh makhluk yang lucu. (TN: adegan tehe
yang biasa ada di anime :’v)
Ketika aku memeriksa ponselku, ada
pemberitahuan yang ditampilkan di layar. Itu fungsi chat dari aplikasi STRING. Orang
yang mengirimkan pesan adalah Mariko. Atau lebih tepatnya, ini wajar karena hanya
Mariko yang ada di daftar kontakku. isinya adalah sesuatu seperti "Aku
menunggu jawaban PR".
Aku akan mengerjakannya di
akhir pekan, tolong tunggu sedikit lebih lama. Aku menjawab dengan sopan.
Saat aku memberi alasan pada
Mariko, Mika mengangkat suaranya saat melihat layar ponselku.
"Ini, Mii-chan tahu ini!"
"Maksudmu STRING?"
"Umm, Kamu bisa berbicara
melalui chatting di dalamnya. Stikernya juga lucu-lucu."
Jadi Mika juga punya aplikasi STRING
pada tablet nya? Aku mungkin tidak melihat itu terakhir kali.
Aku ingin tahu apakah Mika
menemukan dan menginstalnya sendiri?
"Mika, apa kau meminta
seseorang menginstal STRING untuk mu?"
"Yup. Nee-chama!"
Ahh, begitu, jadi Murasaki-san,
ya? STRING bisa bermanfaat untuk Mika supaya bisa menghubunginya jika ada sesuatu
yang terjadi.
Saat aku mengangguk yakin,
wajah Mika memucat.
“A-Aa-aaa-apa yang harus kulakukan
Nii-chama!"
"Apa maksudmu, apa kau
baik-baik saja, Mika?"
"Mii-chan seharusnya
menyembunyikan aplikasi ini dari Nii-chama."
Oh itu buruk. Aku harus
buru-buru dan jatuh dari tangga untuk bisa menderita kehilangan ingatan.
"A-Aku mengerti. Aku akan
menghapus ingatanku."
"A-Apa kamu juga akan melupakan
tentang Mii-chan dan Maple?"
"Tidak. Satu-satunya hal
yang akan kulupakan adalah bahwa Mika menggunakan STRING.”
"Baguslah. Mii-chan pikir
apa yang harus dilakukan tadi."
Merasa lega, dengan ekspresi
yang membuatnya tampak seakan mau menangis, Mika membuat senyum tak berdaya.
Ayo kita ubah topik ke sesuatu
yang lain.
"U-umm, Mika. Tentang
minggu lalu ..."
Sial, aku mengangkat topik yang
berat tanpa sadar.
"Mii-chan sangat
menantikan besok. Maple juga berharap melakukan pelecehan seksual pada
Nee-Chama tanpa batas."
"Hey hey Maple, jangan
begitu. Tidak, um ..."
Maksud Mika berarti dia
menantikan semuanya berkumpul di ruanganku, ya.
"Ada apa, Nii-chama?"
Aku menarik napas dalam-dalam
untuk mempersiapkan diri, dan berbicara pada Mika yang sedang menatapku.
"Mika ... apa kau mau
menjadi adikku?"
"Nii-chama…tidak."
Tidak? Jadi Mika juga telah
menilaiku tidak layak sebagai kakak.
"Mengapa 'tidak'?"
"Nii-chama tidak boleh
hanya menjadi kakak Mii-chan. Jika Nii-chama menjadi kakak semuanya, Mii-chan
akan membuatmu Onii-chan!"
Aku pikir dia tersenyum polos.
'Aku
akan membuatmu adikku'. Kata-kata ini bisa dilihat sebagai
memandang rendah mereka. Mengatakan 'apa kau mau', hanya menyatakan itu dengan
cara yang berbeda.
Kesetaraan ... ya. Mika mungkin
tidak menyadari hal itu. Tapi 'Aku akan
membuatmu Onii-chan' adalah refleksi terbalik seperti cermin yang keluar
dari perkataan 'menjadi adikku'.
Aku ingin tahu apakah semuanya
ingin membuatku menjadi Onii-chan mereka ... Ya, kupikir mereka memang berniat
begitu.
Sebelum itu, jika mereka
menjadi mandiri dari warisan Taishido, dan masih ingin membuatku Onii-chan
mereka, jika semua orang memanggilku 'Onii-chan', maka ...
"Wajah Nii-chama terlihat
cemberut. Apa Nii-chama memikirkan sesuatu yang sulit?"
"Ah, umm. Ini tidak sulit,
aku terlalu banyak memikirkan sesuatu yang sulit atau lebih tepatnya …….. bukan
apa-apa, Mika."
Mata Mika terlihat basah saat dia
merasa tak berdaya dan dia menundukkan kepalanya.
Dia berdiri dari tempat
duduknya dan berbisik pelan di telingaku.
"Umm umm ... Nii-chama
perlu menjaga rahasia ini."
"Rahasia?"
"Nee-chama ... Tomomi-neechama
mungkin akan menghilang."
"Tomomi ... akan
hilang?"
"Yup. Tapi itu rahasia.
Itu sebabnya, lupakan saja Nii-chama."
"Te-tentu."
Melompat seperti kelinci, Mika
kembali ke tempat duduknya.
"Apa kau bertemu
Tomomi?"
Saat aku merubah ekspresi wajahku
—— membuat apa yang disebut Mika sebagai
'wajah cemberut', Mika perlahan-lahan membuat anggukan besar.
"Tomomi-neechama punya
pacar. Ini rahasia."
"Ha-haa ?!"
Ketika aku berteriak kaget,
Mika mengejang karena terkejut.
"Ma-maaf Mika sudah
mengejutkanmu."
"Y-yup. Mii-chan juga
kaget, jadi wajar saja kalau Nii-chama juga kaget. Kamu tahu…... jika Nee-chama
punya pacar, apa yang akan kita lakukan, jika dia tidak lagi membutuhkan
kita."
"Aku tidak berpikir Tomomi
akan mengatakan sesuatu seperti itu ... tapi, pacar ya. Tomomi memahami hobi
anak laki-laki, dan dia sangat manja dalam cara yang tomboy dan membuat gap moe, jadi tak heran kalau dia
populer ... hahaha."
Mika melanjutkan dengan kepala
tertunduk.
"Mii-chan mencintai Tomomi-neechama.
Dia mengajarkanku permainan, baik di game dan memiliki payudara yang besaaarr!"
Be-Begitu ya. Aku tidak
berpikir Mika akan tumbuh dengan dada besar juga.
"Karena dia sangat menyuai
game, dari perspektif anak laki-laki, Tomomi pasti super menarik juga.
Mempunyai pacar adalah hal yang normal."
"Tapi,tapi,
Tomomi-neechama tidak pernah berkencan dengan pacarnya. Itu sebabnya dia punya
permintaan untuk Nii-chama."
Tiba-tiba, aku teringat apa
yang dikatakan Yuuki kemarin.
Bagaimana jika kebetulan adikku
punya pacar? Jangan-jangan, yang Yuuki maksud kemarin adalah hal ini ?!
"Apa yang Tomomi ingin aku
lakukan?"
"Tomomi-neechama bilang
dia ingin latihan kencan. Nii-chama memenuhi syarat untuk melakukan itu. Pada
awalnya semuanya menentangnya, tapi Sayuri-neechama bilang『lebih baik jika kita bersaudara saling bekerja sama』dan membujuk semuanya."
Jadi Sayuri mendukung Tomomi ya.
Dengan kata lain, dia memintaku setelah mendapat persetujuan dari adik-adiknya.
"Lalu, jika kebetulan aku
menolaknya ..."
Aku akan menyangkal perasaan
semua adikku.
"Mii-chan tidak tahu apa
yang harus dilakukan. Maple bilang kalau ini terlalu cepat bagi Nii-chama untuk
pergi kencan dengan Tomomi-neechama, tapi jika Nii-chama tidak mau melakukannya,
maka Tomomi-neechama mungkin akan lenyap, tapi, jika Tomomi-neechama menjadi
master dalam berkencan dia mungkin mesra-mesraan dengan pacarnya. Dan Mii-chan
dan lainnya akan diabaikan?"
Mika menatapku dengan sedih.
Terlihat jelas kalau dia benar-benar khawatir. Dia berharap Tomomi bisa bahagia,
tapi juga cemas kalau Tomomi mungkin akan lenyap, ada banyak perasaan di dalam
dadanya yang kecil.
Aku berdiri dan dengan lembut
memeluk Mika dari sisi kiri.
"Tomomi pasti takkan
melupakan Mika, dan tidak akan mengabaikanmu."
"Sungguh?"
"Ya. Bahkan jika Tomomi
punya pacar, hubungan persaudaraan kita takkan berubah sama sekali."
Saat aku melepas tubuh Mika
dengan lembut, Mika segera memelukku
sebagai gantinya.
"Yup! Itu benar! Perasaan
Mii-chan sudah membaik. Terima kasih Nii-chama!"
Mika melekat erat padaku, dan tersenyum.
Namun ... Tomomi sudah punya
pacar ya. Saat kami bertemu pada hari Selasa lalu, dia tidak mengatakan apa-apa
padaku ...... tipe lelaki macam apa yang menjadi pacarnya? Jika Ia lelaki yang
aneh, aku harus memprotes itu sebagai kakaknya ... hey, aku tidak boleh
seenaknya mengganggu urusan privasi adikku.
Tapi, kenapa aku merasa jengkel
dengan hal ini?
Sip!!!
BalasHapusWew
BalasHapus