The Result when I Time Leaped Chapter 39 Bahasa Indonesia




Ramalan

"Kecocokan kita berdua ialah ..."
Glek, Sana menelan ludahnya.
“... 76%”
Kanata mengatakan itu sembari memutar layar ponsel ke arah kami.
Pada situs ramalan yang tampak mencurigakan, dan dengan font yang meragukan, angka 76% tertulis di sana.
"Muuu ... !? cuma 76 ...? Apa Sana harus merasa senang, atau bersedih. Sana benar-benar tidak tahu ... "
Selama istirahat makan siang, topik pembicaraan berubah menjadi ramalan, ketika Sana menyebutkan kalau ada situs ramalan yang belakangan ini populer.
"Apa yang terjadi jika kamu membalik urutan orangnya?"
"... jika dibalik maka kecocokannya menjadi 86%."
Tampaknya membalik urutannya bisa menyebabkan nilai berubah.
“Sebagai teman, mendapatkan angka sekitar itu seharusnya bagus, ‘kan? Bisa berbicara jujur satu sama lain, sesuatu seperti itu. "
Hiiragi-chan, dalam mode gurunya, tersenyum saat dia melihat Sana dan Kanata. Apa yang baru saja tadi dinilai adalah kecocokan antara Sana dan Kanata. Pada situs ramalan tersebut, kau hanya perlu memasukkan jumlah goretan kanji pada namamu serta ulang tahunmu dan pasanganmu. Kemudian, kecocokannya akan ditampilkan.
"Apa kau benar-benar tertarik pada ini? Kecocokan…. Atau lebih tepatnya, ramalan. "
“Meski kamu bilang begitu, Nii-san. Sebelum pergi, kamu selalu memeriksa ramalan horoskopmu untuk hari itu, ‘kan. "
“Itu cuma karena acaranya kebetulan di channel meramal saat aku hendak pergi. Itu bukan karena aku tertarik. ”
Aku ingin tahu apakah Hiiragi-chan juga menyukai hal yang seperti ini. Saat aku meliriknya, tatapan mata kami saling bertemu, dan dia tersenyum. Bahkan sekarang, ketika dia tersenyum seperti itu dalam mode gurunya, hatiku selalu seolah berhenti berdetak ...
Senyumnya terlihat seperti jenis senyum yang berbeda.
"Sensei, apa anda juga tertarik?"
Saat aku bertanya padanya, Hiiragi-chan memiringkan kepalanya untuk berpikir.
"Entahlah. Jika dibilang tertarik atau tidak sih, maka jawabaku; ya, aku cukup tertarik. Tapi, sama seperti acara ramalan tv di pagi hari, jika ramalan itu menandakan hal yang bagus, maka aku akan percaya, jika tidak, maka aku tidak percaya. Aku adalah tipe orang seperti itu. ”
Oooh ... Aku jarang melihatnya, Hiiragi-chan yang bertingkah dewasa.
"Ka-Kalau begitu ... Ni-Nii-san, berapa jumlahnya?"
Hiiragi-chan juga bereaksi terhadap itu.
"Apanya yang berapa?"
"Jumlah goretan kanji namamu."
Berapa jumlahnya? Usai melakukan sedikit perhitungan di kepalaku, kira-kira jumlahnya ada 37.
"... Sana. Jangan bilang kalau kau mau melakukan tes kecocokan denganku, ya? ”
“———— Ma-Ma-Mana mungkin! Hanya karena aku tahu hari ulang tahunmu, bu-bu-bu-bukan berarti aku mau melakukan ramalan denganmu! ”
"Aku sarankan kau jangan melakukannya, ini bukan karena kita memiliki kecocokan yang buruk."
“Su-Su-Sudah kubilang aku takkan melakukannya! Nii-san, kamu, Manusia Super Narsis. ”
Dia benar-benar menciptakan nama pahlawan aneh.
"... Seiji-kun, jumlah goretanmu, berapa banyak?"
Kanata juga bertanya padaku. Hiiragi-chan juga sepertinya ingin tahu, karena dia menganggukkan kepalanya dengan kuat.
"37."
Batto, Sana mulai memasukkan sesuatu ke teleponnya.
"Tuh ‘kan, pada akhirnya kau melakukannya?"
“Bu-Bukan itu! Nii-san, kamu, Manusia Super Narsis. In-Ini orang yang berbeda ... "
Sembari menatap layar ponselnya, Sana menggumamkan sesuatu seperti, “Ah…. 100% ... "
Pishi, Hiiragi-chan membeku. Niheheh, Sana tertawa cengengesan. Dan kemudian, dia terus berada dalam suasana hati yang baik sepanjang sisa hari itu.

uuuu

“Ngomong-ngomong, Sensei, belum tahu kapan hari ulang tahunmu, Seiji-kun. Padahal, sudah dua bulan kita berpacaran. ”
Malam itu, setelah pekerjaannya selesai,  Hiiragi-chan meneleponku.
"Haruka-san, apa kau juga ingin melakukan ramalan?"
"Aku ingin ... atau tidak ... tapi aku merasa sedikit tertarik ..."
Aku juga merasakan hal yang sama. Rasanya akan sangat luar biasa jika hasil yang bagus keluar, tapi misal, semisalnya saja, hasil yang buruk keluar, rasanya akan mengejutkan.
"Aku juga sama, aku tidak tahu kapan hari ulang tahun Haruka-san."
"Ulang tahunku tanggal 2 Desember."
"Eh? Aku juga sama."
"Masa? Beneran!? Ulang tahun berdua sama, kedengarannya romantis sekali! ”
"Ayo kita rayakan bersam-sama nanti."
"Ya ♪ Ya ♪"
"Itu artinya, tahun ini, kau akan berumur 25?"
"Salah. Tahun ini aku akan menjadi 24 tahun. Sekarang baru 23. ”
Hmm. Itu artinya, aku membuat kesalahan. Nah, mau menginjak 24 tahun, atau sekarang 24 tahun, sama sekali tidak ada bedanya. Tapi, jika aku benar-benar mengatakan itu, dia mungkin akan marah. Mungkin, aku seharusnya mengehntikan ide untuk mencoba melakukan ramalan. Karena bila hasilnya buruk, Hiiragi-chan mungkin akan merasa sedih.
"Jika hasil ramalannya buruk—"
"Tidak masalah. Aku bukan lagi anak kecil, mana mungkin aku terlalu percaya pada ramalan,. "
Begitu ya. Aku cenderung lupa, tapi Hiiragi-chan adalah orang dewasa. Karena aku masih siswa SMA, hal serupa telah terjadi, jadi aku akan berasumsi kalau dia punya banyak pengalaman. Dan, percakapan malam itu pun berakhir. Pada hari berikutnya, jam pertama di pagi hari adalah pelajaran sejarah dunia. Hiiragi-chan masuk ke kelas dengan wajah suram, yang mana hal itu menyebabkan seisi kelas saling berbisik.
"Hantunya Hiiragi-chan?"
"Bukanlah, yang ini pasti doppelganger, ‘kan?"
"Saudara kembarnya?"
"Kloning bayangan?"
Semuanya memiliki semacam kesalahpahaman tentang betapa suramnya dia hari ini.
"……Baik…. Lalu ...... ayo kita mulai pelajarannya .... "
Suaranya begitu kecil. Dia menurunkan bahunya dengan lesu dan mulai membaca dari buku teks.
"... dan begitulah, Jeanne d'Arc dan tentara Prancis mampu membebaskan kota Orleans dari pasukan Inggris yang mengelilinginya. Bisa dibilang pertempuran tersebut dimenangkan melalui ramalan. ”
Itu pasti tidak benar! Pasti tadi malam dia melakukan ramalan. Apalagi, hasil yang keluar mungkin sangat buruk. Meski dia bilang dengan wajah bangga kalau dia bukan lagi anak kecil yang sepenuhnya percaya pada ramalan.
Bukannya dia merasa sedih karena terlalu percaya? Ini tidak sama dengan apa yang dia katakan kemarin.
"—Bisa dibilang kalau itu hasil dari ramalan tentara Inggris, atau itulah yang Sensei yakini."
Jangan masukkan ide yang aneh tanpa adanya bukti sama sekali!. Tolong mengajar pelajaran sejarah dunia dengan benar, Sensei!?. Kau sudah dipengaruhi oleh  hasil ramalan dan sekarang kau berbicara tentang hal-hal yang tidak perlu. Haaah, Hiiragi-chan mendesah. Dia terlalu percaya pada ramalan, hampir seperti dia tertipu oleh seorang perampok yang mengambil uangnya ...
Kemana perginya keyakinanmu kemarin? Jika dia merasa sangat putus asa, mungkin hasil yang keluar terlihat sangat buruk. Aku mengeluarkan ponselku dan diam-diam mengakses situs ramalan itu. Aku memasuki hari ulang tahun dan jumlah goretan pada nama kanji kami, lalu menekan tombol untuk memulai ramalan. Setelah beberapa saat, layar berubah.
[Kecocokan 0,6%]
Kecil banget!? Sangat kecil sampai ke titik di mana itu hampir mendekati nol. Ada komentar yang tertulis di bawahnya.
[Dalam kehidupanmu sebelumnya, kalian adalah musuh bebuyutan.]
Ini memang hasil yang terburuk.
Ya ... kurasa, ini sedikit menyedihkan ...
Jika Hiiragi-chan melakukan kesalahan saat memasukkan informasi, dan jika informasi yang benar akan memberikan kompatibilitas 100% maka itu akan menjadi kemenangan besar! Aku berharap untuk sesuatu seperti itu, tapi kenyataannya tidak semanis itu.
"Hiiragi Haruka", aku cukup yakin jumlah goretan yang kumasukkan sudah benar.
Jumlah goretanku juga sudah be- ... Hmmm? Tunggu dulu? Aku mencoba menuliskan kanji namaku di buku catatan sembari menghitungnya. Hmm? Jumlah goretan untuk "Sanada Seiji" bukan 37. melainkan 36 goretan.
Aku memberitahu Hiiragi-chan, yang baru saja lewat, kalau dia menjatuhkan sesuatu.
"Sensei, anda baru saja menjatuhkan sesuatu."
“…. Eh, aah, ya ... "
Apa yang aku jatuhkan sama seperti sebelumnya, sebuah surat yang disamarkan sebagai penghapus. Biasanya, dia akan buru-buru ke mejanya untuk membaca isinya, namun dia kurang bersemangat hari ini dan menyeret kakinya seperti hantu kembali ke meja guru. Aku tahu kalau Hiiragi-chan diam-diam melakukan sesuatu dengan tangannya.
"... !?"
Sepertinya dia sudah membacanya.
"Se-Sepertinya Sensei lupa membawa bahan pengajaran, jadi Sensei akan pergi ke ruang persiapan untuk mengambilnya."
Dengan menekankan nada suara pada kata ruang persiapan, dia mengedipkan matanya padaku sesaat.
"To-Tolong jangan ribut ya, oke?"
Usai bilang begitu, Hiiragi-chan langsung bergegas menuju ke ruang persiapan. Nampaknya dia akan mencobanya lagi. Sambil berpura-pura pergi ke kamar mandi, aku pun meninggalkan ruang kelas. Setelah sampai di dalam ruang persiapan, aku melihat Hiiragi-chan yang tengah menggenggam ponselnya. Aku sendiri belum mencoba situs ramalan itu lagi dan bingung apa aku harus menghiburnya atau tidak.
Itu sebabnya, kupikir lebih baik jika aku melakukannya sendiri. Tapi, setelah  melihat ekspresi Hiiragi-chan yang berseri-seri, tampaknya itu sukses.
"Seiji-kun ...!"
Dengan wajah yang hampir menangis, dia membalikkan layar ponselnya ke arahku.
[Kecocokkanmu adalah 120%]
Aku menghela nafas lega.
"Baguslah. Hari ini, kau terlihat sangat badmood karena hasil dari situs ramalan itu, ‘kan? Meski kau bilang kalau kau bukan lagi anak kecil yang percaya pada ramalan. "
“Ka-Kamu salah ... itu karena ada sesuatu yang buruk terjadi. Daripada itu, coba lihat. Coba lihat ini!"
Jari telunjuknya menunjuk ke kolom komentar.
[Pasangan yang ditakdirkan.]
"Pasangan yang ditakdirkan, ya ...?"
"A-Apa? Bukannya itu bagus? Pasangan yang ditakdirkan, loh. Atau, Seiji-kun, apa kamu merasa tidak puas? ”
Hiiragi-chan perlahan-lahan terus mendekatiku. Dari caranya mendekat, aku cukup yakin tentang apa yang dia harapkan.
“Bukannya aku tidak puas. Aku malah merasa sangat senang. "
"Itu bagus!"
Wajahnya perlahan mendekat, dia berniat untuk menciumku.
"Sekarang masih jam pelajaran, kan."
"Tidak apa-apa. cuma sekali saja. "
Meski bilang begitu, aku sudah terbiasa mengulanginya dua atau tiga kali lagi. Dibilang sebagai takdir, kedengarannya sedikit murahan. Apalagi, situs ramalan tersebut terlihat cukup mencurigakan.
"Bagiku, Seiji-kun adalah pasangan yang ditakdirkan. Akan sangat bagus jika bagi Seiji-kun, orang itu adalah aku ... "
Ah, begitu ya. Jika dibalik urutannya, kali ini kita akan melakukan meramal dari sudut  pandangku. Saat aku mencobanya dari sudut pandangku, Hiiragi-chan bertanya bagaimana hasilnya ketika dia mengintip layarku dengan ekspresi tersipu.
[Kecocokkan 120%. Pasangan yang ditakdirkan.]
Ya. Ini bagus. Kurasa tak masalah untuk mempercayainya sedikit.
"Kemenangan besar!"
Eheheh, Hiiragi-chan langsung bergaya peace dengan senyum cerianya.


close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama