The Result when I Time Leaped Chapter 51 Bahasa Indonesia




Di Hari Sabtu Tertentu - Bagian Hiiragi-chan

Sudut Pandang Hiiragi Haruka  
“Aku mohon padamu, Hiiragi-sensei!”
Dengan ini, sudah 8 kali Matsunaka-sensei mengajakku.
Karena aku biasanya dalam perhatiannya, walau itu cuma pesta minum kecil, rasanya sulit sekali untuk menolaknya ...... Dia seakan-akan ingin mengatakan, Aku biasanya membantumu dengan segala hal, seharusnya tak ada masalah untuk menemaniku di  pesta minum, ‘kan, atau sesuatu seperti itu. Aku tidak begitu suka yang begini. Ini dan itu, bukannya hal tersebut sama sekali tidak berhubungan? Atau setidaknya, itulah yang aku rasakan, tapi benar adanya kalau dia sering membantuku…....
Dia mengajar pelajaran sastra modern, mata pelajaran yang berbeda denganku, tapi dia adalah sesama guru wanita yang aku hormati.
“Kamu tidak punya rencana pada hari Sabtu, ‘kan? Kalau tidak ada rencana seharusnya tidak apa-apa, kan? ”
Aku ingin menolaknya dengan alasan kalau aku sudah punya rencana, tapi sepertinya dia mendengar dari suatu tempat bahwa aku tidak punya rencana, dan kemudian menjadi seperti ini.
“Kalau boleh tahu, siapa saja yang akan datang nanti?”
Ketika aku menanyakan hal itu, Matsunaka-sensei tampaknya salah paham dan berpikir bahwa aku tertarik pada pesta minum, dan dia mulai berbicara dengan penuh semangat.
“Guru-guru dari SMA Nishi dan SMA Fuzoku akan datang. Mereka semua guru yang masih muda, jadi kupikir mereka akan mudah diajak bicara. Aku yakin ada guru yang mengajar sejarah dunia juga. ”
Hmm, begitu ya. Jika memang begitu, aku mungkin sedikit tertarik.
“Karena ini hanya pertemuan biasa dengan guru-guru dari sekolah terdekat, jadi tak perlu cemas. Mereka semua adalah guru yang aku kenal saat masa pelatihan dulu. ”
“Hanya guru-guru wanita saja, ‘kan ...?”
“Tidak, ada beberapa guru pria juga. Hiiragi-sensei, jika kamu tidak punya pacar sekarang, mungkin nanti bisa bertemu belahan hatimu di sana ...!”
Ummm. Aku tidak peduli mengenai masalah itu. Malah sebaliknya, tampaknya itulah tujuan Matsunaka-sensei mengadakan pesta minum ini…... Saat ini dia masih jomblo, dan jika aku ingat dengan benar, umurnya akan menginjak 32 atau 33 tahun ini. Aku ingin bertanya apa yang dia maksud dengan masih muda, tapi jika aku menanyakan hal tersebut, mungkin akan terjadi pertengkaran, jadi aku mengurungkan niatku.
Ada dua guru lain yang seumuran dengan kami, tapi mereka punya rencana sendiri dan tidak bisa ikut. Pada akhirnya, aku tak bisa menolak dan dipaksa untuk berpartisipasi.
Malam itu, aku segera memberi tahu Seiji-kun tentang perihal ini.
“Begini, Seiji-kun ..... Sabtu ini, aku diundang ke pesta minum ...”
“Aaah, benarkah?"
Jawaban yang ambigu seperti biasanya.
“Sederhananya, ini pesta minum dengan guru-guru dari sekolah lain. Ada beberapa guru laki-laki di sana yang kebetulan aku kenal juga. ”
“He-heeh ...”
Ada cowok lain, loh, Seiji-kun? Jika Ia bilang jangan pergi atau jika Ia bilang kalau Ia ingin menghabiskan hari Sabtu bersamaku, maka aku akan melakukan apapun untuk bisa bersamanya. Tapi, yang dia katakan cuma "Heeh ..." Apa dia tidak cemburu, ketika pacarnya pergi ke pesta minum dengan cowok lain?
Seorang guru yang selalu membantuku bilang, 'Jika kamu tidak punya rencana pada hari Sabtu, kumohon datanglah!' Dia pernah memintaku tentang ini minggu lalu...”
Bukannya aku ingin pergi kesana, oke? Akan kupastikan untuk menjelaskannya sejelas mungkin. Jika aku terdengar terlalu bersemangat untuk pergi, maka dia mungkin menahan diri untuk mencoba menghentikanku.
Tapi apa boleh buat, demi pekerjaan, dan terlebih lagi sebagai teman, mau tak mau aku harus berpartisipasi. Jika kau tidak menyukainya, kenapa kita tidak bersama saja pada hari Sabtu, atau mungkin, jika memang kau tidak ingin ikut lalu jangan pergi, Kalau Ia mengatakan hal seperti itu untuk menghentikan—
Ya. Aku mengerti. Silahkan bersenang-senang dengan temanmu. ”
Muuu…..
“…Benarkah? Orang-orang yang hadir adalah rekan seprofesi, jadi kamu tidak perlu khawatir. ”
Di pesat minum nanti ada banyak cowok yang pekerjaannya sama denganku, loh? Apa kamu tidak khawatir?
“... Aku tidak khawatir sama sekali jadi tidak apa-apa."
Muuu…muuuu….
Aku akan pulang terlambat, mungkin sekitar jam 10 malam, oke?"
“Jangan khawatirkan aku dan selamat bersenang-senang."
Baginya untuk memberitahuku bahwa dia tidak khawatir,dan malah menyuruhku untuk bersenang-senang, bahkan jika aku digoda oleh cowok lain………... Fakta kalau dia memercayaiku memang bagus, tapi sekaligus membuatku sedikit sedih ...
Seiji-kun. Apa kamu tidak merasa cemburu? Jika itu masalahnya, aku akan membuatmu cemburu.

Pada hari acara, aku menghabiskan banyak waktu bersama Seiji-kun untuk persiapan ke pesta minum. Di kamar tidur, aku berganti pakaian favoritku. Selama waktu itu, pintu kamar dibuka secara diam-diam ketika Seiji-kun mengintip rias wajahku.
Ketika aku sedikit serius ke rias wajahku, Seiji-kun bilang,
“Rias wajahmu terlihat agak menor kali ini."
Ah. Ia menyadarinya! Itu membuatku sedikit senang.
“Eh? Bukannya biasa seperti ini? "
Tapi ini masih kurang. Ia bukannya cemburu, rasanya lebih seperti dia agak sungkan. Baju yang aku kenakan adalah baju yang Seiji-kun bilang padaku kalau aku lucu. Aku akan mengenakan ini di depan cowok lain, loh? Tapi Ia tidak menyadarinya sama sekali. Mungkin Ia tak sadar.
Kalau kamu merasa bosan, tidak apa-apa jika kamu pulang duluan."
Ya. Jika aku merasa begitu, akan kupastikan untuk mengunci pintu. "
Usai mengucapkan selamat tinggal, aku meninggalkan Seiji-kun di apartemenku dan pergi ke tempat pertemuan.
Aku mungkin akan minum-minum disana, jadi aku bersepeda menuju stasiun terdekat, dan dari sana melewati empat stasiun untuk ke daerah pusat kota. Aku tiba sebelum waktu yang ditentukan, dan setengah dari orang yang diundang sudah berada ditempat sembari menyapa mereka. Tentu saja, aku tidak banyak berbicara dengan mereka, tapi kelihatannya, mereka semua adalah guru, jadi aku sedikit lega.
Ada banyak guru laki-laki dari yang aku kira, dan pada akhirnya, menjadi berpasangan 5 guru perempuan dan  5 guru laki-laki. Semua orang berpakaian cukup modis, dan jika kamu melihatnya dari sudut pandang orang luar, pertemuan ini berasa seperti kencan kelompok. Ada banyak orang yang mirip seperti Matsunaka-sensei, yang tujuannya ingin semakin dekat dengan guru lain, tapi ada juga orang yang datang untuk kencan kelompok.
Kami pindah ke restoran dan bersulang.
Saat aku bersulang dengan teh oolong, seorang guru laki-laki yang duduk di hadapanku bertanya, "Apa Anda tidak minum?"
Ia baru memperkenalkan dirinya, tetapi aku tidak bisa mengingat namanya. (CT : Kasian banget njiiirrrr :v)
Aku diberitahu oleh Seiji-kun kalau aku lemah dengan alkohol, jadi aku sekarang menyadarinya, dan memutuskan untuk tidak minum di luar agar tidak menyebabkan masalah bagi siapa pun.
“Yeah, uuhh ... saya harus menahan diri untuk hari ini.”
“Mumpung ada kesempatan seperti ini, minum sedikit tak masalah, ‘kan?”
“Tidak apa-apa, sungguh, saya tidak butuh ..."
Usai mengatakan itu, aku entah bagaimana bisa menghindarinya. Ia mungkin berpikir bahwa aku ini perusak suasana.
Orang-orang didekatku sedang mengobrol santai, tapi kebanyakan hanya ocehan mereka tentang pekerjaan sehari-hari. Rasanya tidak menyenangkan, tapi juga tidak membosankan. Sambil makan sedikit makanan di sana-sini, aku mengobrol sedikit di tempat-tempat yang tepat dan tersenyum.
“Hiiragi-sensei, apa anda sudah punya pacar?”
“Ah. Kelihatannya dia sudah punya!”
Selama masih ada Matsunaka-sensei, aku tidak bisa bilang kalau aku sudah punya pacar...
“Umm, saat ini, masih belum ...”
Setelah itu, semua pembicaraan menjadi obrolan acak yang sama sekali tidak terkait dengan pekerjaan. Aku tidak begitu suka, jadi aku izin keluar dan pergi ke kamar mandi untuk memeriksa ponselku.
Ada SMS dari Seiji-kun.
Apalagi tidak cuma satu melainkan ada lima. SMS yang pertama menampilkan gambar ramen yang dia makan untuk makan malam dan komentarnya tentang betapa enaknya rasa ramen yang Ia makan. SMS Berikutnya adalah tentang bagaimana konyolnya acara variety show yang biasa kita tonton bersama. Setelah itu, itu tentang film yang disiarkan di televisi. Dan setelah itu, Ia mengirim SMS yang berisi kalimat…...
[Rasanya membosankan nonton sendirian]
[Kau nanti pulang jam 10 malam, ‘kan? Jangan minum terlalu banyak, oke?]
... Aku akan pulang sekarang.
Yup….Sudah diputuskan.
Aku ingin melihat Seiji-kun.
Aku akan pulang. Walau cuma satu jam sejak sulangan pertama. Aku tidak peduli dengan suasana atau semacamnya. Kemungkinan besar, Seiji-kun sedang menungguku di rumahku.
“Maaf, aku harus pulang sekarang— Ummm, sepertinya ada masalah dengan peliharaanku—“
Aku membuat alasan untuk bisa pulang cepat, dan kemudian meninggalkan 10.000 yen di atas meja, terus memberi tahu mereka bahwa aku tak butuh uang kembaliannya.
Ketika aku melihat kamar apartemenku dari luar, aku bisa melihat bahwa lampu menyala.
“Aku pulang?”
Karena mendengar suara berisik, Seiji-kun datang untuk menyambutku di pintu masuk.
Ah. Selamat datang kembali. Cepat juga pulangnya.
“Ya.”
Aku tidak bisa bilang kalau aku sebenarnya melarikan diri dari pesta.
Bagaimana pesta minumnya? Apa kau bersenang-senang?
“Nggak. Tidak juga.”
Perasaanku yang sebenarnya akhirnya tumpah.
“Jika tidak ada Seiji-kun, rasanya tidak menyenangkan sama sekali.”
Begitu ya. Kalau begitu, itu menjadi pesta minum yang malang.”
Aku ingin mengatakan sesuatu ketika aku melihat Seiji-kun tersenyum. Sadar bahwa dia merasa lega, aku juga menjadi lebih bahagia.
“Apa kau tidak minum?”
Ya. Aku bilang kalau aku lemah sama alkohol, jadi setelah bersulang pertama, aku hanya minum teh oolong
Karena tidak bisa menahan diri lagi, Seiji-kun langsung memelukku. Mengisi penuh energi Seiji-kun dengan cukup cepat, tapi aku akhirnya kehabisan. Aku seperti baterai dengan efisiensi yang buruk.
Mencoba membuatnya cemburu. Siapa juga yang peduli dengan omong kosong seperti itu? Melihat senyum lega dari Seiji-kun sudah cukup membuatku puas.
Kami berdua mungkin sangat kesepian. Seiji-kun, mungkin kesepian karena aku pergi keluar untuk pesta minum tanpa dirinya. Dan bagiku, ini juga karena aku mengikuti pesta minum itu.
Dengan lengan yang masih melilitku, aku meraih kedua tangan Seiji-kun. Kemudian, seolah-olah kami berdua tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, kami berdua berciuman.
Aku pikir cuma aku yang tidak ingin dipisahkan, tapi ternyata aku salah.
——Hari ini, besok, lusa, dan seterusnya, aku akan selalu mencintainya.
Aku mencurahkan semua perasaan itu ke dalam ciuman panjang kami.


Sebelumnya | Daftar isi | Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama