Kegiatan
Klub Tata Boga - Bagian Pertama
(TN:Klub
ekonomi rumah diganti jadi tata boga)
“Hei, kalian berdua mau pergi
kemana?”
Sepulang sekolah, saat kami
berdua masuk ke mobil Hiiragi-chan untuk membeli barang untuk kegiatan klub,
Sana memergok kami.
“Uuuuu ... padahal hampir
saja ...”
Hiiragi-chan bergumam
dengan suara rendah.
“Apa? Aku pergi dengan
Sensei untuk membeli perlengkapan klub kita. ”
“Kalau begitu, Sana juga
ikut.”
Dan begitulah, hampir semua
anggota klub ikut. Karena akan menyedihkan jika cuma Kanata saja yang
ditinggal, jadi kami juga mengajaknya, dan kami berempat pergi bersama untuk
membeli barang-barang keperluan klub.
“Sensei, Anda ingin membeli
apa?”
Sana menjulurkan kepalanya
dari kursi belakang.
“Terakhir kali kita praktik
memasak, ‘kan? Jadi kali ini, kita akan mencoba kerajinan tangan!”
“Ke-rajin-an...?”
Dengan wajah yang
mengatakan kalau dia tidak mengerti sama sekali, Sana berbalik ke arah Kanata.
“Kerajinan tangan berarti
kegiatan seperti menjahit”
“Ah, jadi begitu!”
“Awalnya, kupikir akan
memilih satu-satu untuk kalian. Tapi karena semua orang ada di sini,
kalian bebas memilih apa yang ingin kalian buat. ”
Begitu Hiiragi-chan
mengatakan itu, Sana berbisik di telingaku.
“Ngomong-ngomong, apa yang
kamu buat dengan kerajinan tangan?”
“Ada banyak pilihan,
misalnya saja, lap debu, celemek, dan barang-barang lainnya."
“Ap-Apa yang harus Sana
lakukan ...? Sana bahkan belum pernah membuat lap debu ...”
Kalau tidak salah, Natsumi
pernah punya tugas PR menyerahkan lap debu, bukan? Dia melakukan
kecurangan dan menyerahkan lap debu yang dibelinya dari toko 100 yen.
Berdasarkan isi kegiatan
klub, klub tata boga telah berubah menjadi klub pelatihan pengantin.
“Ah, Sana-chan, apa mungkin
kamu payah dalam kerajinan tangan?”
“Sana tidak payah dalam hal
itu! Gampang banget malah!”
Dasar pembohong.
Ketika kami tiba di
swalayan terdekat, kami mengunjungi toko kerajinan yang menjual kain dan
barang-barang lainnya.
“Uangnya berdasarkan dari
anggaran klub, jadi kalian harus membeli apa yang kalian inginkan,
oke? Jika terlihat kemahalan, kamu perlu bertanya terlebih dahulu. ”
Ujar Hiiragi-chan.
Yah, secara teknis aku
masih anggota klub, jadi aku harus membuat sesuatu juga.
Chon chon,
Kanata menarik seragamku, dan menyeretku ke sudut kain.
“Ada apa?”
“... Mana yang bagus?”
Kanata menggunakan jarinya
untuk menunjuk benang yang berbeda.
“Apa kau sudah memutuskan
apa yang ingin kau buat, Kanata?”
“... Ya”
... Terus, kenapa dia malah
membuatku untuk memutuskan?
Kemudian yang ini dan yang
ini, aku memilih acak benang berwarna biru dan putih.
“Apa yang ingin kau buat?”
"... Seiji-kun, apa
kamu ingin membuatnya juga? Misanga1.”
“Sepertinya itu sesuatu
yang aku sendiri bisa buat ...”
“... Ya. Ayo kita lakukan
bersama-sama. ”
Piku, Hiiragi-chan dan Sana,
yang sedang ada di dekat kami, berhenti bergerak.
“... Apakah kamu ingin
tukaran nanti?”
“Ah. Kedengarannya
bagus. ”
“Sana juga tertarik pada
misanga.”
“Kalau begitu, mungkin Sensei
juga akan membuat misanga.”
Nampaknya sekarang kita
semua ingin membuat misanga. Namun, sepertinya tujuan dari ketiga gadis
itu agak sedikit berbeda.
“Cuma ada satu misanga yang
dibuat oleh Seiji-kun!”
“Lalu, Sana dan Nii-san
akhirnya akan bertukar misanga, ‘kan ...?”
“Apa yang kamu katakan,
Sana-chan. Sanada-kun akan bertukar dengan Sensei, tahu?”
“... Sensei, itu tidak
benar. Seiji-kun lah yang akan memilih ...”
Mereka bertiga serentak menatapku.
“Ak-Aku yang memilih?”
“ “ “ Betul!” ” ”
Pada akhirnya, aku harus
bertukar misanga yang akan aku buat, dengan salah satu yang aku pilih dari tiga
yang akan mereka buat. Bukannya lebih baik kalau kita masing-masing
membuat misanga yang kita sukai ...? Tentu saja, aku telah membuat saran
itu, tapi tak satu pun dari mereka yang mau mendengar saranku.
“Bukannya tak masalah asal
kita semua menikmati apa yang kita buat ...”
“Buatan tangan Nii-san.”
“... Benda yang dibuat oleh
Seiji-kun.”
“Sei ... Sanada-kun akan
membuatnya.”
“ “ “Aku mau!” ” ”
Mereka bertiga serempak
jika pada hal-hal yang aneh.
Bersama dengan tiga gadis
itu, aku mulai membandingkan berbagai jenis benang. Karena aku juga akan
membuatny, aku mengambil beberapa jenis benang dan membelinya.
“Sana punya senjata terkuat
kasih sayang antar saudara.”
“... Dengan kata lain, kamu
cuma punya kasih sayang antar saudara saja.”
Kanata benar-benar tanpa
ampun.
“Sensei punya kasih sayang
antara murid dan guru, atau lebih tepatnya cinta itu sendiri——itu dipenuhi dengan cinta."
Hei, Hiiragi
Haruka. Jangan bilang hal yang tidak perlu.
Hiiragi-chan masih
kekanak-kanakkan seperti biasa, karena dia dengan cepat ikut bergabung dalam
kompetisi antar sesama murid. Dari sudut pandang seorang guru, Kupikir kau
akan mengambil selangkah, dua langkah, tidak, bahkan mungkin tiga langkah ke
belakang untuk menahan diri. Namun, dia bergerak maju dengan akselerasi
penuh. Bachi bachi, mereka
bertiga saling memandang dan ada semacam ilusi mereka mengeluarkan percikan
api.
“Tenggat waktunya hari Kamis,
tiga hari dari sekarang. Sepulang sekolah, kita berkumpul lagi di sini dan
menyuruh Sanada-kun untuk memilih. ”
“… Aku tak keberatan.”
“Sama seperti yang aku
inginkan!”
Dan begitulah, kami diberi
waktu tiga hari untuk mengerjakannya.
uuuu
Ketika aku menggunakan
komputer di rumah untuk mencari video tentang cara membuat misanga, aku
mendengar suara ribut dari dapur.
“Okaa-saaan !? Ini
bagaimana caranya !? ”
Meski dia berbicara sok,
Sana masih kikuk seperti biasa ...
Sebaliknya, memangnya
Kaa-san tahu jika kamu bertanya padanya?
“Mou, kenapa enggak tahu,
sih !? Sana juga tidak tahu!”
Tampaknya rencananya dengan
cepat terhenti.
Saat aku melanjutkan punyaku,
aku merasakan tatapan seseorang ...
Sana mengintip melalui
celah pintu padaku.
“Uwah !? Kau
mengagetkanku ... ada apa? ”
“Se-Sepertinya kamu
mengalami kemajuan dengan baik? Sana cuma mau melihat kemajuan Nii-san. ”
Oke, oke. Karena aku melakukannya
dengan lancar, kau mungkin datang untuk mengintip bagaimana aku
melakukannya. Sepertinya dia terserang penyakit yang mencegahnya untuk
jujur meminta bantuan.
“Jika kamu bertukar dengan
orang aneh, Sana takkan menyukainya.”
“Bisakah kau benar-benar
berbicara tentang orang lain?”
Pletak, Sana
memberiku jitakan ringan.
“Coba aku lihat.”
Aku meminjam benang yang
Sana buat berantakan total.
“Lihat baik-baik,
oke? Dengan ini, kau melakukan ini, dan di sini akan menjadi seperti
ini. Lalu kau melakukan ini ...”
Sana meletakkan tangannya
di pangkuanku dan mencondongkan tubuhnya ke depan, menatap erat ke tanganku.
Wajahnya terlalu
dekat. Pipi putih dan bulu mata yang panjang, gadis ini ... padahal aku
menggunakan sampo yang sama dengannya, tapi apa ini cuma perasaanku atau emang Sana
yang lebih harum.
“Ini mirip seperti
mengepang rambut. Karena kau anak cewek,
kau bisa melakukannya? ”
“Sana belum pernah
mengepang rambutnya sendiri ... dari dulu jarang dikepang.”
Sekarang dia menyebutkannya,
rambut Sana memang jarang dikepang. Seringnya sih dibiarkan tergerai. Paling-paling, rambunya cuma dikuncir kuda. Saat dia
kecil, kadang-kadang rambutnya bergaya twin-tail.
“Sekarang kau coba sendiri,”
Ucapku saat mengembalikannya ke Sana.
Dia mencoba menggerakkan
jari-jarinya dengan cara yang benar, tapi dia sangat kikuk dan tidak berkembang
dengan baik.
“... Ni-Nii-san ... Siapa
yang kamu inginkan?”
“…Eh?”
“Ti-tidak jadi!”
Karena panik, Sana langsung
meninggalkan kamarku.
Saat terbiasa melakukannya,
membuat misanga ternyata sangat menyenangkan juga.
Lebih penting lagi, kenapa
dia menginginkan misanga yang aku buat ...? Jika Kau membuatnya sendiri, kau
bisa membuat apapun yang kau suka ...
“Yah, Sana punya sifat
keras kepala dan tidak mau kalah ... jadi dia mungkin ikut terbawa suasana saja.”
Mungkin itu adalah motif
nomor satu Sana.
Thanks for the chapter!
BalasHapusKenapa semua MC Harem bego semua