The Result when I Time Leaped Chapter 75



Kekuatan Perubahan Penampilan!

Saat liburan musim panas yang paling menyenangkan dan paling menarik berakhir, aku menyambut semester kedua sekolah. Sambil melihat orang-orang yang kukenal datang ke ruang kelas, seorang cowok playboy yang tidak dikenal tiba-tiba berjalan memasuki kelas.
“Hei, Sanada, lama tak jumpa—”
“Ummm, kau ini siapa?”
“Hei, hei, sobatku yang budiman, bisa-bisanya lupa sama wajahku. Apa-apaan maksudmu heih— ”
Usai membalas seperti itu, cowok playboy tersebut duduk di kursi Fujimoto.
“Tapi itu kursi Fujimoto. Si perjaka ting-ting yang membosankan itu. ”
“Siapa yang kau panggil perjaka yang membosankan?!”
“... Hah? Kau ini Fujimoto?”
“Bukannya kau terlalu telat menyadarinya!?”
Oi, oi, Ucapnya sembari beberapa kali menepak bahuku. Ia terlihat sangat bersemangat.
“Cowok perjaka yang membosankan, apa yang terjadi padamu? Penampilan itu. Apa kau gagal operasi plastik sama dokter gadungan?”
“Siapa yang kau panggil cowok perjaka yang membosankan? Ini bukan gagal. Malah sebaliknya, ini cukup sukses. Aku menyadarinya, kalau ... …“
Ketika Fujimoto memalingkan matanya ke arah langit yang jauh, Ia mulai berbicara tentang sesuatu, tapi karena kelihatannya terlalu lama jadi aku akan menyimpulkannya.
Singkatnya, si bego Fujimoto memutuskan untuk melakukan debut kelas 2 SMA-nya di semester kedua. Kalau ini sih bukan debut kelas 2 atau debut semester kedua, melainkan telat debut setelah setengah dari kehidupan SMA-nya hampir berakhir.
Kombinasi antara fakta kalau Ia menganggap dirinya tampan serta keseharian tanpa pacar, sepertinya Ia memutuskan selama liburan musim panas untuk mengubah dirinya. Ia sepertinya berpikir kalau penampilan playpoy seperti ini terlihat tampan, tapi  bukan berarti Fujimoto terlihat keren dan bergaya.
Aku lalu membawa topik itu dengan tiga orang yang berkumpul di klub tata boga selama istirahat makan siang.
“Hmmmm. Lalu, kapan Nii-san memulai debutnya?”
“Haah? Jika begitu, itu bakal menjadi undebut.”
“Sei ... Sanada-kun baik-baik saja tanpa debut.”
Sambil memakan bekal, pembicaraan debut menjadi resmi.
“... ngomong-ngomong Hiiragi-sensei, kapan debut anda?”
“Eh? Aku ... entahlah ... aku merasa kalau aku selalu seperti ini.”
Aaah. Bisa ketebak sih. Sana dan Kanata juga bisa menerimanya karena mereka mengangguk berulang kali.
“Kenapa Nii-san juga tidak mencobanya? Kamu mungkin masih akan tetap membosankan. ”
“Ia pasti akan terlihat keren!”
Hiiragi-chan bereaksi lebih cepat dariku.
Mengabaikan tatapan keduanya, aku menahan diri dan menutup mulut.
Kembali ke garis waktu di mana masa lalu tidak diubah, debutku mungkin selama masa kuliah. Itu bukan pada tingkat perubahan penampilan atau karakter, tetapi aku lebih memerhatikan gaya rambut dan pakaianku.
“…… Jika seseorang itu keren, maka orang yang berada didekat mereka bisa merasa bangga.”
“Be-Begitu ya ... Karena Nii-san selalu berantakan seperti ini, sulit bagi Sanna untuk memanggilnya kakakku."
“Apa aku benar-benar eksistensi yang memalukan?”
“Aku tidak bilang kamu memalukan! Ta-Tapi, Nii-san ... atau, bukan itu. Jika Sana ingin punya anggota keluarga yang keren maka Sana akan sangat senang ... jadi Sana cuma memikirkan hal itu. Itu saja.”
Hiiragi-chan yang sedari tadi diam, melirikku, dan setelah berpikir sebentar, dia lalu mengangguk.
“Aku mengerti apa yang ingin Sana-chan coba katakan. Aku tak berpikir Sanada-kun itu aneh, tapi menjadi istimewa mengenai dirimu sendiri dan memoles diri, benar-benar menambah sedikit daya tarikmu. ”
Sepertinya Hiiragi-chan ingin menyampaikan kalau aku sudah cukup menawan, tapi sedikit lebih dipoles akan membuatnya lebih bahagia. Di sisi lain, jika rambut Hiiragi-chan acak-acakan ditambah mengenakan baju yang berantakan, pesona aslinya pasti akan tertutupi—
Begitu ya, jadi begitu adanya.
“Oke, aku mengerti. Aku akan melakukannya. Aku juga akan memulai debut kelas 2 SMA di semester kedua ini.”
Perawatan yang aku lakukan saat masa kuliah dulu, aku akan menampilkannya kembali untukmu. Hal tersebut sepertinya membuat Hiiragi-chan lebih bahagia.
Sepulang sekolah, aku tidak pergi ke salon yang biasa aku kunjungi, melainkan ke salon yang lebih modis yang terletak di dalam kota. Salon yang aku kunjungi adalah tempat dengan jendela kaca yang memungkinkanmu untuk melihat ke dalam, dan tampaknya sedikit lebih mahal daripada salon biasa.
Setelah melihat-lihat isi majalah untuk menemukan gaya yang bagus, aku memberi tahu penata rambut "Sesuatu seperti ini," dan meminta potongan yang sama.
Ini akan menjadi yang kedua kalinya aku memoles diriku sendiri, jadi aku tidak merasa malu. Aku tahu apa yang cocok untukku.
Karena aku tahu bagaimana diriku memoles diri sebelum mengalami lompatan waktu.
Saat aku kembali ke rumah, ibuku adalah orang pertama yang berkomentar dengan tatapan curiga, “Apa yang terjadi padamu?”
Di meja makan ketika Sana melihat wajahku, dia bersembunyi di balik sesuatu.
“Si-Siapa ...?”
“Aku tidak terlalu berubah, ‘kan?”
“Jika itu Nii-san ... Ia seharusnya lebih tidak modis, kamu, orang yang tidak Sana kenal...”
Perubahanku sudah cukup untuk mengaktifkan rasa malunya. Aku cuma mengikuti gaya rambut pendek yang menyegarkan dari majalah, seharusnya ini bukan perubahan besar.
“Ok-Okaa-san !? Ni-Nii-san berubah menjadi orang yang tidak dikenal!”
“Kau sudah tahu siapa aku, bukan?”
Tetap saja, jika Sana bereaksi seperti ini, debutku besok  pasti akan sukses.

uuuu

Keesokan harinya, dalam perjalanan menuju ke sekolah, ada beberapa tatapan yang tertuju padaku.
“Pandangan ke arah Nii-san yang diupgrade sangat menakjubkan ... terutama dari para cewek.”
“Aku tidak merasakan adanya tatapan cewek, setidaknya sampai pada titik yang kau bicarakan.”
“Mereka diam-diam melirikmu. Nii-san saja tidak peka ... “
Seperti yang diharapkan, versi upgrade diriku tampaknya memiliki efek yang cukup besar. Aku benar-benar tak sabar untuk bertemu dengan Hiiragi-chan.
“Sana seharusnya tidak memaksanya untuk debut ...”
“Ke-Kenapa memangnya?”
“Ti-ti-ti-tidak! Itu tidak ada hubungannya dengan Nii-san!”
Memalingkan pandangan dariku, Sana berlari menuju loker sepatunya sendiri.
Sambil kebingungan akan reaksi Sana, aku memasuki ruang kelas dan reaksinya luar biasa. Terutama dari para cewek.
Topik pembicaraan tentang debut Fujimoto dari kemarin, beralih ke perubahan semalam penampilanku. Gadis-gadis itu membuat keributan, sangat mirip seperti bagaimana anak cowok selama Hari Valentine.
Bahkan ketika aku membagikan lembaran wali kelas ke cewek yang ada di belakangku, dia menjawab dengan “Te-Terima kasih ...” wajahnya memerah sambil memandang ke bawah. Sampai kemarin, dia bahkan tak pernah mengucapkan sepatah katapun terima kasih.
Begitu istirahat dimulai, cewek-cewek dari kelas sebelah datang mengintip melalui pintu. Rasanya seperti seorang gadis cantik yang pindah sekolah sebagai karakter utama.
“Sanada ... kau ... kau lebih menonjol daripada dirikuuuuuuu!”
Cowok perjaka yang membosankan di sebelahku akhirnya tersentak.
Begitu tiba waktunya untuk jam pelajaran pertama, guru yang bertugas datang.
“Baiklah, semuanya duduk di kursi kalian masing-masing. Pelajaran sejarah dunia ... akan ... dimulai sekarang ...  ... “
Curi-curi pandang denganku, Hiiragi-chan terkejut sebelum menatap sampai 3 kali seakan memastikan sesuatu.
“Sa-Sanada-kun ... Ap-Apa ada yang terjadi?”
Hiiragi-chan, yang menatapku, mulai tersipu. Efek pemolesan ini tak bisa diremehkan. Hiiragi-chan adalah orang yang bahkan menganjurkannya. Tampaknya debut semester keduaku telah melampaui harapannya.
“Tidak, bukan apa-apa ... hanya sedikit debut semester kedua.”
“Be-Begitu ya ...?”
Cewek-cewek di kelas mulai menggoda Hiiragi-chan yang sedang tersipu.
“Bahkan Sensei merasa penasaran?”
“Keberadaan yang mampu membuat wanita dewasa tertarik? Sanada-kun agak menakjubkan. ”
“Ia terlihat seperti aktor muda itu ...”
“Maksudku, ada sekitar 20-an cewek yang datang untuk melihatnya tadi pagi ...”
“Orang yang bergerak cepat mungkin mencoba untuk PDKT sepulang sekolah.”
Mendengarkan evaluasi para gadis, ekspresi Hiiragi-chan menegang.
“Ha-Hari ini adalah belajar sendiri ... Se-Sensei akan melakukan berbagai hal di ruang referensi.”
Melirik kembali untuk terakhir kalinya, Hiiragi-chan berjalan keluar sambil membawa lembar absen dan buku teks.
Pergi ke ruang referensi ….. apa itu berarti dia ingin aku pergi juga ...
“Kenapa semuanya cuma tertarik pada Sanada !?”
Baan, Fujimoto mulai menangis sambil memukul mejanya.
“Hei, hei, cowok playboy, tenanglah. Hapus airmatamu.”
“Siapa yang kau panggil cowok playboy !? Perutku akan sakit! Kau membuatku terlihat seperti badut.”
“Karaktermu sangat luar biasa. Jangan mengeluh padaku hanya karena kau tidak terlalu menonjol di hari kedua. ”
“Sialan! Aku tidak bisa membantahnya ...!”
Mengesampingkan cowok playboy yang menangis, aku berdiri dari tempat dudukku untuk pergi ke kamar kecil. Lalu mengambil sedikit jalan memutar, aku tiba di ruang referensi sejarah dunia. Kemudian, setelah memastikan kalau tidak ada siapa-siapa di sekelilingku, aku menuju ke dalam.
“Haruka-san, belajar sendiri di awal semester 2, apa itu tidak apa-apa?”
Hiiragi-chan bersembunyi di balik benda-benda di atas meja, sementara diam-diam mengintip ke arahku.
“... Seiji-kun, ya, ‘kan?”
“Ya. Aku Sanada yang Haruka-san kenal dengan baik. Sebaliknya, aku seharusnya tidak terlalu banyak berubah, ‘kan?”
“Ka-Kamu berubah 180 derajat! Kamu menjadi sangat keren! Bukankah para cewek dari kelas juga mengatakannya !? ”
“Keberhasilan di bagian itu bagus, pikirku.”
“It-Itu tidak baik!”
“Kenapa!?”
“Aku setuju jika Seiji-kun menjadi lebih keren, tapi aku sangat menentang kalau kamu semakin populer dengan cewek-cewek di sekolah !!”
Itu adalah suara nyaring yang sepertinya bisa kau dengar di seluruh dunia.
Mou, Hiiragi-chan cemberut.
“Memang aku kemarin bilang kalau kamu bisa lebih menawan, tapi ada batasnya juga, tau. Bukankah kamu menjadi lebih keren daripada murid SMA lainnya? ”
“Walau kamu membuat klaim itu ... ini cuma sedikit perubahan dalam gaya rambut. Kau terlalu melebih-lebihkan.”
“Perasaan percaya diri yang meluap-lupa itu sangat menakjubkan! Seperti ada feromon yang keluar!”
“Be-Benarkah ...?”
“Betul. Ini tidak adil ... Bagiku, bahkan sekarang, melihat matamu langsung saja sedikit memalukan ...”
Ya. Dari tadi dia tidak melihat mataku langsung sama sekali.
Mendekati dia, aku meraih Hiiragi-chan dan memaksanya untuk menatapku.
“... Eng-Enggaak ...”
Wajahnya langsung berubah merah padam.
“Aku biasanya selalu khawatir ... jadi sekarang lebih mengkhawatirkan ... segerombolan cewek mungkin akan menyukai Seiji-kun ...”
Ah, begitu. Karena aku memiliki Hiiragi-chan, tidak masalah untuk tidak menjadi populer. Aku mencoba mengikuti saran Hiiragi-chan dan Sana dengan mengubah gaya rambutku, tetapi karena mereka sekarang tahu bagaimana keadaannya sekarang, seharusnya bisa dibilang kalau mereka sudah merasa puas.
“Baiklah, aku akan menghentikannya.”
Aku tidak bisa berbuat apa-apa mengenai rambut yang sudah dipotong, tapi jika aku hanya mencuci minyak rambut yang ada di rambutku, kesan itu harus kembali ke aslinya.
“Ya. Maaf, aku menarik kembali perkataanku meski aku menyuruhmu untuk melakukannya. ”
“Tidak. Tidak apa-apa. Aku senang Haruka-san memujiku. ”
Mo-Mouuu ... Seiji-kun ... aku mencintaimu
Aku menerima pelukan dari Hiiragi-chan.
“Aku selalu, selalu mengerti ini dari dulu. Seiji-kun itu memang keren. ”
Dia dalam mode pacar bodoh yang biasa, Hiiragi-chan.
Setelah itu, aku pergi ke kamar kecil dan mencuci rambutku, mengembalikannya seperti sebelumnya. Setelah aku melakukan itu, aku menyambut akhir periode populerku yang menghilang sekejap setelah dua jam.


close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama