The Result when I Time Leaped Chapter 76



Yukiko-san
Pada hari Minggu, aku pergi mengunjungi apartemen Hiiragi-chan. Karena entah bagaimana dia akhirnya terlibat dalam acara sekolah, dia punya banyak pekerjaan yang menumpuk dan bahkan sibuk pada hari Sabtu. Ngomong-ngomong, hari ini kita mungkin cuma buang-buang waktu di tempatnya sepanjang hari. Sambil membayangkan kencan rumahan seperti itu, aku membunyikan bel pintu apartemen Hiiragi-chan.
“Iya….tunggu sebentar~.”
Orang yang membuka pintu adalah Onee-san berambut pendek. Dia memakai kacamata dengan bingkai hitam tipis. Penampilannya agak sembrono karena dia mengenakan celana jins dan t-shirt. Dia tampak berumur akhir dua puluhan.
Si-Siapa dia ...? Teman Hiiragi-chan ...?
“Ummm, apa Hiiragi Haruka-san sedang tidak ada ... di sini ...?”
“Eh? ……Ah~”
Si Onee-san terus-terusan menatapku ketika senyum penuh misteri menghiasi wajahnya. Perasaan yang aku dapat dari mata dan bibirnya sangat mirip dengan Hiiragi-chan. Ah. Mungkin dia kakak perempuannya?
“Ummmm, aku kakak Haruka ... Yukiko. Masuk, masuk. Haruka-chan sepertinya baru saja keluar. ”
“Eh. Tapi jika dia tidak ada di sini, aku akan pulang saja… ”
“Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Ayo cepat masuk.”
Yukiko-san menarik lenganku dengan paksa, dan akhirnya aku memasuki aprtemen Hiiragi-chan. Mungkin, dia mendengar tentang diriku dari Natsumi-chan atau Papa Hiiragi. Jika memang begitu, maka tak aneh baginya untuk memiliki minat padaku.
Demi bisa mendapatkan sekutu lain, aku harus menunjukkan padanya. Aku serius dan tulus, dalam berpacaran dengan Hiiiragi-chan. Yah, meski kita sering berciuman, sih.
“Kenapa kamu tidak duduk dulu? Kupikir Hiiragi-chan pasti segera kembali. ”
“Ah. Oke ... kalau begitu, maaf mengganggu.”
Yukiko-san yang duduk di seberangku, terus menatapku sambil tersenyum. Dia masih belum bertanya apa-apa padaku, dan masih tersenyum. Hal itu membuatnya sulit ditebak apa yang dia pikirkan.
“Pacar Haruka-chan, ‘kan?”
Aku sudah memberi tahu Natsumi-chan, jadi seharusnya tidak ada masalah untuk memberi tahu dia.
“Iya. Namaku Sanada Seiji. Aku adalah murid SMA, dan juga murid dari sekolah Haruka-san, tetapi kami saat ini sedang serius berpacaran. ”
Aku mulai dengan menjawab dengan cara yang sama seperti aku akan wawancara kerja. Salam yang seperti ini mungkin tidak cocok dari murid SMA biasa.
“Aku punya sedikit pertanyaan. Kamu ‘kan masih murid SMA, jadi bagaimana bisa kamu menyukai Haruka-chan? ”
“Itu ... hal tersebut tidak ada hubungannya dengan dia menjadi guru atau sesuatu seperti itu ... Aku pikir penampilan dan kepribadiannya cukup imut—”
Gufuu, geho geho.”
Yukiko-san tersedak setelah mendengar jawabanku yang terlalu blak-blakan. Mungkin karena batuknya, atau karena alasan lain, wajahnya terlihat memerah.
“Be-Begitu ya ... Ah, ya, terus, lanjutkan?”
“Karena dia lebih tua dariku dan berprofesi seorang guru, aku pikir kalau dia punya pemahaman yang baik tentang banyak hal, tapi kadang-kadang dia agak labil, dan sedikit bego.”
“Bego ...? Benarkah?”
Sepertinya dia tidak bisa menerima itu. Aku tak tahu bagaimana sikap Hiiragi-chan sebagai adik perempuan, tapi dari sudut pandang Yukiko-san, evaluasiku mungkin kelihatan tidak bagus.
“Walau sudah dewasa tapi ceroboh, kadang-kadang dirinya yang depresi membuatnya terlihat lebih manis ...”
Aku juga mulai merasa malu saat mengatakan ini.
Guffuuu ...”
Yukiko-san mendadak berjongkok.
“Ap-Apa anda baik-baik saja?”
“Te-Terus lanjutkan ...”
“... dia cenderung bertindak sebagai orang yang dewasa, dan suka memanjakanku, dia juga pandai mengerjakan urusan rumah dan memasak, kulitnya juga cukup lembut dan cantik ...”
Mo-Mou, aku sudah tidak tahan mendengarkan ini terus...”
Berdiri dari sofa, Yukiko-san berkata, “Aku akan pergi mencari Haruka-chan!”, Dan meninggalkan ruang tamu.
Hmmm ... Aku kira aku terlalu membanggakan. Namun, dia harus tahu kalau aku benar-benar mencintai Hiiragi-chan sekarang. Sekitar lima menit kemudian, Hiiragi-chan datang ke ruang tamu.
“Ah, Seiji-kun, selamat datang.”
“Ya, maaf untuk gangguannya.”
Hiiragi-chan sedang mengipasi wajahnya dengan tangannya.
“Kakak perempuanmu barusan  ada di sini, dia bilang kalau dia pergi mencarimu. Kurasa kalian tidak saling berpapasan. ”
“Ya, mungkin.Kurasa kita tidak saling berpapasan.”
Setelah mengatakan itu, dia duduk di sebelaaku, lalu memeluk leherku dan masuk ke mode manja.
“Tu-tu-tunggu dulu...”
“Mou, jangan lari
“Ki-Kita tidak tahu kapan kakakmu akan kembali ...”
“Sebentar saja enggak masalah.”
Aku penasaran apakah dia sudah mengunci pintu atau semacamnya.
Sambil memiringkan kepalaku, aku akhirnya menuruti kemauannya, memeluk Hiiragi-chan dan memberinya ciuman. Jika dia memberitahu kakaknya kalau mereka tidak saling berpapasan ketimbang menggunakan ponselnya, kakak perempuannya mungkin akan segera kembali.
“Ah, mungkin—?”
Di antara bibir kami, aku menjulurkan tangan dan menerima ciuman Hiiragi-chan dengan tanganku.
“Fumyuu !? A-apa ...? ”
“Apa kau punya hubungan buruk dengan kakakmu?”
“It-Itu tidak benar!”
“Mungkin kau mengira kedatangannya ke sini cukup merepotkan. Kau sama sekali tidak menghubunginya, kau juga tidak mencarinya. ”
“Bukan itu masalahnya sama sekali! … Onee-chan mungkin akan segera kembali. ”
“Benarkah?”
“Aku mau pergi ke kamar mandi sebentar ...”
Pada saat itu, aku menyadari ada sesuatu yang aneh pada bokong Hiiragi-chan.
... Tapi, itu mungkin cuma perasaanku saja?
Setelah itu, Yukiko-san dengan cepat kembali?
“Apa Haruka-chan sudah kembali?”
“Ya. Dia baru saja pergi ke kamar kecil. ”
Begitu ya, begitu ya, Yukiko-san menatapku dengan gembira.
“Apa yang harus aku tanyakan sekarang? ... Bagaimana dengan ... ada yang tidak kamu sukai darinya? Kamu sudah berpacaran cukup lama, ‘kan ?”
Sambil mengalihkan matanya dariku, dia menyilangkan kakinya. Gerakannya yang cukup anggun juga adalah sesuatu yang Natsumi-chan dan Hiiragi-chan miliki.
“Bagian yang aku tidak suka ... Ketika dia membalik sakelar, dia akan kehilangan pandangan sekelilingnya dan terus lari.”
“Eh? Itu bukan…”
“Itu bukan ... apa?”
“Tidak ada, terus lanjutkan?”
Yukiko-san menutupi kepanikannya dengan senyum.
“Dan…”
“Ma-Masih ada lagi ...!?”
Meski dia sendiri yang bertanya, Yukiko-san entah kenapa sepertinya tidak menyukainya. Mata di balik kacamatanya tampak cemas ketika mulutnya terus cemberut.
“Teteknya sering menyentuhku. Terutama ketika dia menempel padaku.”
“Kamu, tidak menyukai itu?”
“Aku tidak menyukainya. Tapi kadang-kadang aku penasaran kenapa dia ingin itu terjadi ...”
“Itu karena reaksimu yang malu-malu terlihat imut, jadi aku kadang-kadang akhirnya melakukannya …... atau begitulah yang kudengar dari Haruka-chan.”
“Begitu ya…? Tetap saja, Haruka-san kelihatannya lama banget di kamar mandi. ”
“It-itu benar. Biar aku periksa ke sana.”
Yukiko-san berdiri dan meninggalkan ruang tamu. Bokongnya mulai terlihat.
… Ah. Seperti yang kuduga.
Mendengar suaraku berdiri dari tempat duduk, Yukiko berbalik.
“Eeeh !? Ka-Kamu mau kemana ...? ”
“Enggak kemana-mana, aku ingin pergi ke kamar mandi juga.”
“Ka-Kamu mending duduk saja. Haruka-chan pasti akan segera kembali. ”
“Lalu? Kali ini Yukiko-san yang akan menghilang?”
“……”
Aku memeluk Yukiko-san yang mencoba melarikan diri, dari belakang dan menangkapnya.
“Uuuu ... Le-lepaskan.”
“Seharusnya jangan dilepaskan, iya ‘kan? Haruka-san.”
“... Ba-Bagaimana kamu bisa tahu?”
Lalu, Yukiko-san berbalik.
Melepaskan kacamatanya, lalu memakainya pada diriku sendiri. Sudah kuduga, ini kacamata palsu.
“Yang artinya, rambutnya ...”
“Ini, yah ... rambut palsu ...”
Haruka-chan melepasnya, dan rambutnya sendiri langsung menggebyar.
“Sejak kapan kamu mengetahuinya?”
“Bentuk kantong celanamu. Yang dipakai Yukiko-san sama dengan yang Haruka-san pakai. Kukira itu mungkin kebetulan, tapi kemudian aku pikir kalau noda kotor di tempat yang sama rasanya sedikit aneh. "
“Maaf. Aku baru saja membeli beberapa alat penyamaran baru, jadi aku ingin mencobanya ... Pada awalnya, aku hanya ingin membuka pintu dan mengejutkanmu. Tapi kemudian, Seiji-kun, kamu sama sekali tidak menyadarinya, jadi aku keterusan.”
Melihat ke dalam kamar mandi, aku bisa melihat kaos yang barusan Hiiragi-chan lepas.
“Jadi, kau akhirnya mengajukan pertanyaan yang biasanya sulit untuk ditanyakan.”
“Ya ... maaf, aku tidak bermaksud menipumu.”
Aku sekali lagi menaruh kacamata palsu pada Hiiragi-chan.
“Bagaimana? Apa kacamatanya terlihat bagus?”
“Sensasi mirip guru-mu terasa meningkat.”
“Muuu ~ Apa maksudmu mirip guru? Aku memang seorang guru tulen, tahu.”
Setelah merajuk sedikit bercanda, dia tertawa.
“Seiji-kun, kamu tidak suka kalau payudaraku menyentuhmu?”
Sambil mengatakan itu, payudaranya menyentuhku. Orang ini adalah wanita jahat.
“Bukannya aku tidak menyukainya ... Melainkan reaksi yang menyusahkan ... fakta kalau mereka menyentuh adalah sesuatu ...... yang aku suka ...”
Sambil tersenyum, Hiiragi-chan menunjukkan niat penuh untuk menggodaku.
“Ini adalah hubungan yang saling menguntungkan, jadi bukannya ini baik-baik saja? Seiji-kun yang merasa senang karena menyentuhnya, dan aku ingin melihat reaksi imutmu. Tuh, bukannya ini bagus? ”
Ketika dia mengenakan kacamatanya, dia terlihat seperti itu, tetapi sifat jahatnya tampaknya meningkat.
“Lakukan saja apa yang kamu inginkan.”
Ahaha, Hiiragi-chan tertawa senang.
“Seberapa besar Seiji-kun mencintaiku, sekarang aku sangaaaaaat~ mengetahuinya dengan baik. Sensei, pasti bisa bekerja keras besok. Terima kasih ♪ ”
Hiiragi-chan mencium pipiku. Ketika dia memakai kacamata palsu itu, sepertinya dia berubah menjadi wanita jahat tapi seksi.


close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama