The Result when I Time Leaped Chapter 77


W Seiji

“Seiji-kun, kamu tidak boleh melakukan itu, kamu tidak boleh menggoyangkan pinggulmu seperti itu di sana, oke? Itu pilar, tau? ”
……………..
……..
…..
“Aaahh ya ampun, Seiji-kun, kamu denger enggak, sih? Sebelum makan, kamu harus —— Fugyaaaah !? Kamu enggak boleh kencing di sanaaaaaaaaaaaaa! ”
Setelah melihat Hiiragi-chan yang panik dari sudut mataku, aku kembali menonton televisi lagi
Anjing yang dia rawat tampaknya memiliki nama, Seiji, dan demi bisa akrab, dia menambahkan sebutan ‘–kun’. Karena rasanya benar-benar membingungkan, aku ingin dia berhenti memanggilnya Seiji-kun ...
Seiji adalah anjing jantan jenis dachshund. Sejauh penampilannya, dia terlihat lucu.
“Emangnya siapa pemilik asli dari anjing itu?.”
Saat aku mampir di akhir pekan, anjing itu sudah duduk di sofa yang biasanya aku duduki. Hiiragi-chan berjuang sendirian dengan itu.
“Punya Joujima-sensei, dia memohon padaku untuk mengurusnya selama sehari saja ... Aku tidak bisa terus-terusan mengurusnya sebagai hewan peliharaan, tapi kalau cuman sehari, aku pikir itu akan baik-baik saja, jadi aku bilang oke.”
Bertentangan dengan pikirannya, Seiji cukup sulit diurus.
“Memelihara anjing benar-benar sulit ...”
“Apa kau tidak pernah punya hewan peliharaan di rumah?”
“Kami memang punya hewan peliharaan, tapi semuanya diurus oleh para pembantu ... Yang aku lakukan cuma membawanya jalan-jalan sesekali.”
Keluarga Sanada tidak memelihara hewan peliharaan. Kami menyukai anjing, tapi merawatnya akan merepotkan, jadi kami tidak mempunyainya. Ketika masih kecil, Sana menangis dan mengeluh tentang hal itu sekali, tetapi kami masih belum boleh mempunyainya.
Sementara Hiiragi-chan memalingkan muka, Seiji mengambil kesempatan dan mulai memakan makanan di wadah yang Hiiragi-chan pegang.
“Aaaaaah! Aku diberitahu untuk tidak memberikannya kecuali dia berjabat tangan dengan benar! Mouu, Seiji-kun. ”
“Apa?”
“Bukan kamu, tapi yang ini!”
“Ini membingungkan.”
Di sisi lain, Seiji tampak dalam suasana hati yang girang, itu terlihat dari ekornya yang bergoyang-goyang sambil memakan makanannya. Melihat pemandangan ini saja, sudah membuat hadi menjadi damai. Namun, itu berbeda untuk pihak penjaga. Bagi Hiiragi-chan, ini baru Sabtu pagi, tapi dia sudah benar-benar kehabisan tenaga.
Seiji-kun tidak mendengarkan apa pun yang aku katakan ...”
“Rasanya bikin bingung, jadi apa kau bisa berhenti menambahkan -kun?”
Tapi, rencana kebahagiaanku di masa depan termasuk memelihara satu ekor anjing.
... Hiiragi-chan, mungkin dia lebih condong ke tipe orang pecinta kucing?
Hiiragi-chan menyeka lantai dengan kain dengan wajah tertekan.
“Haruka-san, mungkinkah kau tidak suka anjing?”
“Aku ini pecinta kucing.”
Aku suka keduanya, tapi jika disuruh memilih, aku lebih menyukai anjing.
“Lalu, kalau kita punya hewan peliharaan di masa depan, kau mau pilih yang mana?”
“Seekor kucing, kita harus memelihara kucing!”
Dia tampaknya kena trauma karena kejadian ini. Dorongannya untuk memlihara kucing cukup kuat. Aku ingin punya anjing. Jadi, aku perlu memastikan untuk mengubahnya. Setidaknya sampai dia mempertimbangkan seekor anjing, itu akan membuatku bahagia.
“Pertama-tama, bagian baiknya dari anjing adalah kau bisa mengajari mereka banyak trik. --tangan.”
Fui, Seiji menatapku, lalu menjulurkan kakinya yang pendek, dan meletakkannya di tanganku.
... itu lucu.
“Ah. Ketika aku disuruh mengurusnya, aku juga diberi banyak mainan. Ini.”
Hiiragi-chan mengeluarkan bola yang berisi lonceng di dalamnya.
“Ei!”
Setelah melemparnya, suara dering bisa terdengar, dan Seiji bereaksi dengan melompat untuk mengejar bola tersebut. Dia kemudian kembali ke hadapan Hiiragi-chan dengan bola.
“Terima kasih.”
“Kau barusan berpikir dia agak imut, ‘kan?”
“Uuu ... A-jika kamu menggunakan mainan kucing, kamu juga bisa bermain dengan mereka.”
“Tapi, jika mereka tidak tertarik, mereka akan kesal dan pergi begitu saja.”
Aku belum pernah memiliki kucing, tapi aku punya gambaran seperti itu. Aku sering mendengar kalau mereka seperti tsundere. Di sisi lain, anjing memiliki sifat deredere.
Begitu ya ... Hiiragi-chan mirip seperti anjing. Kepribadiannya seperti itu. Ketika dia bersamaku, kegembiraannya selalu seperti, bermain denganku, bermain denganku, atau perhatian denganku, perhatian denganku.
“Aku akan melakukan sedikit bersih-bersih dan mencuci. Seiji-kun tolong jaga dia. ”
“…”
“Seiji-kun?”
“Ah, maksudmu aku?.”
Itu sebabnya, kubilang ini membingungkan.
Aku mengambil bola dan bermain dengan Seiji sebentar. Sepertinya dia agak mulai nurut karena aku bisa menyuruhnya berjabat tangan, duduk, dan berbaring. Demi Hiiragi-chan dan diriku, aku ingin membuatnya berpikir kalau anjing juga bagus untuk dipelihara.
“Haruka-san, mau jalan-jalan bareng?”
Saat aku mengenakan kerah pada Seiji, Hiiragi-chan berkata, "tolong tunggu sebentar," sebelum kembali berpakaian seperti Yukiko-san.
“Kalau seperti ini, enggak ada yang akan mengenaliku, kan?”
“Itu benar, kau membelinya buat penyamaran.”
Sambil berpegangan tangan, kami berdua meninggalkan apartemen.
Penampilannya berjalan dengan kaki pendeknya terlihat imut.
“Lihat. Memang butuh banyak perawatan, tapi dia terlihat lucu, kan? ”
“Mungkin?”
Sebelum aku datang, sepertinya dia sudah menderita, membangun banyak poin negatif untuk itu.
"Guk guk!"
Tiba-tiba menggonggong, Seiji mulai berlari dan menarikku.
“Hei, hei, kau mau pergi kemana?”
Dia berlari dan akhirnya tiba di depan mesin penjual otomatis.
“Guk!”
“Heh !? Anjing!? A-apa !? ”
Sepertinya Sana baru saja akan membeli minuman dari mesin tersebut.
“Ah, Nii-san! Apa yang sedang kamu lakukan?"
“Seperti yang bisa kamu lihat, aku sedang mengajak anjing berjalan-jalan.”
“Anjing siapa?”
“Ah ... Ummm ... Ini anjing Yukiko-san. Aku baru saja mengenalnya.”
Aku menunjuk dengan jari telunjukku, lalu Hiiragi-chan akhirnya tiba setelah mengejar dengan nafas ngos-ngosan.
“Siapa dia…?”
“Dia wanita kantoran, biasanya dia bekerja di perusahaan manufaktur.”
Aku secara acak memilih cerita yang cocok untuk Yukiko-san.
Hah hah hah, dengan napas kasar, Seiji bergerak menuju kaki Sana dan mulai menggoyangkan pinggulnya ke samping.
“Tu-tunggu! Nii-san, apa yang dilakukannya ~ !? ”
“Apa yang kamu lakukan pada adik perempuanku, dasar anjing?”
Aku memegang erat tali kekangnya dan mencoba untuk menahannya. Kekuatan dari hasrat seksual benar-benar tidak bisa diremehkan. Memeluknya dari belakang, aku akhirnya bisa membuatnya menjauh dari Sana.
“Grrrrrrrrrrrrr.”
Dia memelototiku.
Hiiragi-chan memarahinya karena apa yang baru saja terjadi.
“Seiji-kun? Kamu tidak boleh menggoyangkan pinggulmu seperti itu, oke? Kamu melakukannya berkali-kali pagi ini juga. ”
Heeeeey! Jangan memanggilnya dengan nama itu!
“Nii-san, idiot! Apa yang kamu lakukan sambil menggoyangkan pinggulmu di pagi hari !? Kamu melakukannya berkali-kali !? ”
“Sana, ini bukan tentang aku, ini anjingnya—“
“Diam! Nii-san mesum yang menyukai wanita paruh baya! Kamu bener-bener terburuk! Selamat atas kelulusanmu dari status perjaka! ”
Minuman kaleng yang baru saja dia beli langsung melayang dan mendarat indah diwajahku.
“Aduh!? Apa yang kau lakukan, dengarkan dulu apa yang ingin aku katakan— "
“Kamu melakukan hal mesum dengan wanita itu sejak pagi ini, ‘kan !? Aku tidak ingin tahu lagi!”
Sana pun lari dan pergi.
... Uwaaah. Pulang nanti bakal susah nih ...
Aku menurunkan Seiji dan mengirimi Sana SMS pencegahan ketika Hiiragi-chan menjadi depresi.
“Se-Setengah baya ... Ap-Apa aku benar-benar terlihat jauh lebih tua dengan penyamaran ini ...”
Di mata anak SMA, seorang wanita berusia dua puluhan mungkin akan dianggap setengah baya. Jika aku bilang begitu, dia mungkin akan menerima lebih banyak kejutan.
“Jika usiamu terlihat lebih tua dari Hiiragi Haruka saat mengenakan penyamaran, maka itu artinya penyaranmu sukses besar!"
“It-Itu benar ...!”
Kemudian, aku ingat apa yang kita bicarakan sebelumnya. Aku menyerahkan tali pengikat pada Hiiragi-chan dan menyuruhnya mengajak anjing itu berjalan.
“Jadi?”
“... Kurasa, aku bisa mengerti apa yang ingin Seiji-kun katakan ...?”
“Bukankah dia lucu? Penampilannya yang menggoyangkan ekornya sambil berjalan. ”
“Y-ya ...”
Sepertinya masih ada harapan baginya untuk menjadi pecinta anjing.
“Yah, jika aku harus memilih, aku lebih memilih anjing. Tapi aku juga menyukai kucing, jadi aku tak masalah hewan peliharaan apa yang kita pelihara nanti.”
“Itu benar, tapi ...”
Jawaban Hiiragi-chan menjadi tidak jelas.
“Apa ada yang salah?”
Sambil menunduk ke bawah dan gelisah, dia mengatakan sesuatu dengan volume yang tidak bisa kudengar.
“Eh, apa?”
“Ummm ... Memelihara anjing atau kucing ... …kurasa, kita baru bisa mendiskusikan itu setelah kita menikah atau mulai hidup bersama.”
Usai mengatakan itu, kali ini, Hiiragi-chan yang melarikan diri.
"Kurasa masih terlalu dini untuk membicarakan hal itu ..."
“Guk”
Seiji menyalak dari samping kakiku.
Ketika aku kembali ke apartemen Hiiragi-chan, dia sudah kembali.
“... Berjalan-jalan bersama, kami bisa lebih dekat, dan kupikir itu sangat bagus. Aku juga mengerti daya tarik anjing. ”
Pemikiran Hiiragi-chan tampaknya berubah menjadi positif sekarang.
“Na-Namun, masih terlalu dini bagi kita untuk memutuskan hewan peliharaan apa yang akan kita pelihara, oke? Kita seharusnya baru memikirkannya setelah kita menikah atau hidup bersama …... Jika kita memutuskan sekarang ... Aku nanti akan memiliki delusi tentang apa yang akan terjadi dalam dua tahun, lima tahun, atau bahkan sepuluh tahun dari sekarang. Aku sangat menantikannya sampai-sampai aku tidak bisa merasakan dengan tanganku ... ”
Melihatnya mengatakan itu dengan wajah yang merah padam, bahkan aku pun langsung menyerah. Sekali lagi aku dibuat percaya bahwa Hiiragi-chan adalah gadis yang paling lucu.


Note:
Ini gambaran anjing dachshund:

close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

  1. “Apa yang kamu lakukan pada adik perempuanku, dasar anjing?” Seiji nya nge gas Mantap!👍

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama