The Result when I Time Leaped Chapter 83



Festival Olahraga - Bagian 3

Karena menjadi anggota panitia penyelenggara festival olahraga, aku  bisa mengetahui banyak hal terkait perlombaan makan roti yang aku ikuti. Tepatnya, ini lebih sulit ketimbang lomba halang rintang, yang mana memiliki aspek makan roti yang dirangkum ke dalamnya.
Tahap pertama perlombaan adalah mencari marshmallow. Tujuannya adalah menempelkan wajahmu di ember kecil penuh tepung, menemukan marshmallow, dan kemudian memakannya. Tahap kedua melibatkan minum sekaleng susu secepat mungkin. Dan tahap terakhir adalah makan roti yang diikat tali.
Dibandingkan dengan perlombaan estafet dan kompetisi serius lainnya, perlombaan makan roti adalah kompetisi yang relatif biasa dan santai. Selama perlombaan, biasanya diiringi gelak tawa dan suasana yang menyenangkan.
Setelah menunggu sebentar, akhirnya tiba saatnya giliranku untuk berlomba.
Fujimoto sudah melakukan peran komentator cukup lama. Ia melakukannya dengan cukup serius juga — saat aku sedang memikirkan hal-hal seperti itu, bayangan misterius muncul di area perlombaan, dan kemudian langsung menghilang begitu saja.
Sebaliknya, aku yakin sosok bayangan itu adalah Hiiragi-chan. Apa dia merencanakan sesuatu lagi?
Dengan santai aku mencoba berbisik ke telinga Fujimoto. Tapi dia terus berkata, terlalu dekat, terlalu dekat, dan menunjukkan wajah cabul.
Setelah mengambil posisi di garis start, suara pistol bergema di seluruh lapangan. Empat peserta, termasuk diriku, berlari menuju ke tahap pertama dan mulai mencari marshmallow.
“Semua peserta memulai awalan yang bagus. Sekarang, mari kita lihat siapa yang akan lebih dulu menyelesaikan tahap pertama! ”
Saat aku hendak memasukkan wajahku ke ember kecil, aku menyadari ada catatan kecil yang ditempatkan di samping.
“Pastikan untuk kasih banyak tepung!”
Orang yang menempatkannya adalah Hiiragi-chan, ‘kan? Apa yang dia maksud? Seharusnya semuanya sudah setelah makan marshmallow, ‘kan? Emang sih wajahku nanti akan putih semua karena tepung.
Ketika aku terus mencari marshmallow, aku akhirnya menemukannya. Gunyuu, entah bagaimana, rasanya seperti mirip daging ...
“Haah?”
Karena penasaran, tanpa sadar aku meraihnya dengan tangan.
“Ap-Apa-apaan iniiiiiiiiiiiiiiiii!?”
Itu adalah daging ayam yang ditaburi tepung dengan hati-hati. Ini mungkin daging paha.
“Sajian khusus hari ini! Khusus untuk peserta ke-4 , sajian khusus sudah disiapkan di tahapan lain! ”
Fujimoto mulai membaca catatan yang ada di tangannya.
“Dengan daging ayam yang kamu temukan di tahap pertama, tolong terus lanjutkan ke tahap kedua!”
Padahal, aku akan baik-baik saja dengan marshmallow normal.
“Yaaah! Sei ... Wajahmu putih ditutupi tepung. Lucu sekali ~!”
Dia nyaris tidak bisa menahan diri untuk tidak memanggil namaku. Hiiragi-chan melompat-lompat dengan kamera video di tangannya.
Sialan. Aku harus menyelesaikan ini dengan cepat ...!
Sedikit terlambat, aku mengambil daging ayam misterius, dan bergegas menuju tahap kedua. Berbagai barang disiapkan di atas meja panjang. Dari jalur perlombaan, ada susu, susu, susu, dan minyak panas di atas kompor portabel.
Jalur keempat ini, jelas-jelas ada yang aneh! Seperangkat benda yang disiapkan adalah sesuatu yang sering aku lihat ketika ibuku membuat makanan goreng di rumah!
“Nah, untuk jalur ke-empat — Peserta Sanada, tolong masukkan daging ayam yang ada di tanganmu, ke dalam minyak salad panas!”
... Aku tidak ingin memikirkannya, tapi apa ini jangan-jangan...
Aku menaruh daging ayam ke dalam wajan yang sudah terisi minyak panas. Pachi pachi, suaranya terdengar renyah.
Kelihatannya bagus…
Melihat ketiga peserta lainnya, mereka masih meminum susu dari sedotan.
“Baiklah, dengan begini aku sudah selesai, ‘kan !?”
“Peserta Sanada, masih ada beberapa sentuhan akhir yang harus kamu tambahkan, jadi tolong jangan meninggalkan lokasi tahap kedua.”
“Bukankah ini aneh !? Kalau sudah begini, ini bukan namanya perlombaan lagi!? Perlombaanku sudah jauh berbeda dari peserta lain!”
“Ummm, sesuai dengan catatan yang aku miliki, kamu tidak harus bergantung pada matamu. Gunakan termometer untuk memastikan suhu di sekitaran 65 derajat dan kamu bisa membuat ayam goreng yang enak.”
Seperti yang aku duga!
“Apa yang membuatku melakukan lomba makan roti ini ?!”
Kalian sampai menyiapkan termometer, sumpit, dan bahkan piring segala!!
Semua peserta selesai meminum susu dan mulai berlari lagi, namun cuma aku yang menatap ayam yang sedang digoreng.
Ummm, menggunakan termometer ... 65 derajat ... Ah, masih terlalu rendah.
Pachi pachi ...
“…..…”
Para penonton mulai membuat keributan. Mereka kemungkinan besar adalah orang-orang yang tidak bisa mendengar penjelasan dengan sangat baik.
“ “ “I-Ia beneran menggoreng ayam di perlombaan makan roti !?” ” ”
Bukannya aku menggorengnya karena aku mau, oke !?
Sialan ... Ah, sudah selesai.
“Ummm, Peserta Sanada, tolong bawa ayam goreng panas itu bersamamu dan silahkan melanjutkan ke tahap ketiga."
“Bukannya ini sudah berubah menjadi sesuatu yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan perlombaan makan roti !?”
“Tolong berhenti mengeluh terus, Peserta Sanada.”
Apa-apaan ini? Ya ampun ... 
Usai menempatkan ayam goreng di atas piring, aku berlari dengan waspada. Peserta lainnya sedang melompat-lompat untuk mencapai anpan yang digantung. (TN : Anpan = Roti isi kacang merah)
“Ummm, bukannya ini cuma ada tiga anpan?”
Dengan nada tidak puas, aku berteriak ke stan komentator.
“Siapa bilang anpan adalah satu-satunya roti di sana !? Silakan melihat ke samping.”
Diberitahu begitu, aku melihat ke sisi di mana anpan digantung. Di atas meja yang biasanya ada di dalam kelas, ada roti hotdog dan wadah dengan sendok di dalamnya.
“Peserta Sanada, tolong buat semacam kombinasi antara ayam goreng dengan roti hotdog!”
Aku tidak terlalu mengerti. Jadi aku langsung duduk di kursi, dan melihat roti hotdog yang sudah dipotong jadi dua.
“Jadi begitu ya!”
Aku memasukkan ayam goreng ke dalam roti yang sudah dipotong. Roti hot dog dan ayam goreng ... tapi, ini tidak bisa disebut sandwich ayam goreng yang enak .
“Sialan! Jika hanya ini, setelah memakan satu potong ini, satu-satunya yang tersisa cuma bahan pelengkap ...! ”
“Ummm, menurut catatan yang ada di tanganku, hari ini adalah saus tartar ♪”
Setelah mengintip ke dalam wadah yang ada sendoknya, di dalamnya beneran ada saus tartar.
“Dengan ini, selesai sudah!”
Aku menuangkan semua saus tartar ke atas roti. Baiklah, selesai.
“Sandwich ayam goreng sudah siaaaaaaaaaaaaaaaappppppppp!”
Kenapa kau yang paling bersemangat?
“Yay !”
Hiiragi-chan, yang juga dipenuhi dengan kegembiraan, membuat kepalan dan melompat-lompat senang. Perlombaan makan roti bukanlah perlombaan dimana seseorang membuat sandwich sendiri dan memakannya, oke!?!? Karena dia imut, jadi aku akan memaafkannya.
Para penonton sekali lagi membuat keriuhan.
“ “ “Dia membuat sandwich-nya sendiri di perlombaan makan roti !?” ” ”
Berkat saus tartar yang disiapkan Hiiragi-chan, aku perlahan-lahan melanjutkan roti hot dog.
“Peserta Sanada, sembari memakan sandwich, berpura-puralah menjadi heroine yang baru pindah ke sekolah! Bayangkan berbelok di tikungan dan bertabrakan dengan cowok dan tanpa sengaja menunjukkan kancutmu padanya! Tolong beraktinglah seperti itu! "
Setelah diberitahu begitu, aku melewati garis finish. Aku melakukannya sambil berpikir seperti heroine yang pindah ke kelas karakter utama. Tentu saja, aku berada di tempat terakhir.
“Sanada-kun, bagaimana sandwichnya?”
Hiiragi-chan, bertingkah optimis namun pemalu, mendekati aku.
“Saus tartar adalah yang terbaik. Rasanya enak.”
“Iya, ‘kan? Aku punya kepercayaan diri dengan itu ♪ ”
“Aku berharap kau tidak merusak hal-hal aneh.”
“Tapi, dibandingkan dengan anpan yang dibeli dari toko, sandwich hangat yang baru dibuat rasanya lebih enak, ‘kan? Jika kamu akan memakannya, aku hanya berpikir kalau yang ini pasti akan lebih baik "
Aku cukup kagum kalau dia berusaha begitu keras dalam hal ini.
“Sensei, mungkinkah kamu adalah tipe orang yang setia pada satu orang?”
“Itu bukan kemungkinan lagi, tapi aku memang orang setia.”
Sama seperti ini, festival olahraga kelas 2 SMA-ku (yang kedua kalinya), aku tidak punya sesuatu yang dipamerkan, tetapi berakhir dengan akhir yang bahagia.



close

2 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama