Watashi no Shiranai, Senpai no Hyakko no Koto Chapter 10



Chapter 10 – Apa Kau Hapal Semua Peraturan Sekolah Kita?

uSudut Pandang si Kouhai u
Kemarin benar-benar bahaya.
Itu benar-benar gawat. Bagaimanapun juga, aku menggali kuburanku sendiri dengan mengatakan Aku menyukaimu begitu saja.
Tentu saja, aku sudah menyiapkan beberapa alasan. Aku bilang kalau aku menyukainya sebagai subjek pengamatan manusia dalam hobiku, dan Ia sesuai dengan seleraku. Aku juga bilang kalau aku belum pernah bertemu seseorang seperti Ia sebelumnya, jadi aku tidak pernah bosan berbicara dengannya.
Aku juga bilang kalau aku ingin lebih mengenal tentang Senpai.
Itu seharusnya menjadi alasan, tapi aku merasa tersipu ketika mengatakan semua itu, dan membuat wajahku merah padam.
Aku menggigit lidahku, pipiku menjadi sedikit lebih panas, dan Senpai menjadi dirinya yang biasa mengalihkan pandangannya dariku, dengan telinganya yang memerah.
Uhn ... Sudah kuduga, mungkin aku menyukai Senpai itu dalam artian romantis. Meskipun ini tentang perasaanku, aku sendiri tidak begitu yakin tentang itu.
Ngomong-ngomong, berkat kejadian kemarin, sudah diputuskan kalau ketertarikanku pada Senpai sebagai target pengamatan bakal abadi selamanya. Itulah kesimpulannya.
Nah, aku harus berangkat ke sekolah hari ini juga.
Aku penasaran apa yang harus aku tanyakan pada Senpai ketika aku bertemu dengannya?

u Sudut Pandang si Senpai u
Kemarin, Aku benar-benar terkejut.
Kouhai-chan mengatakan sesuatu seperti hobinya mengamati manusia, yang tidak terlalu aku pahami. Eh, mungkin aku masih mengerti sampai bagian itu.
Masalahnya adalah kalimat yang dia katakan selanjutnya. Tiba-tiba, dia membisikkan sesuatu seperti Aku menyukaimu, loh?, Dan aku merasa kalau jantungku akan copot.
Sebagaimana penampilanku, tentu saja aku tak pernah menyatakan perasaanku kepada siapa pun, atau sebaliknya. Bukan berarti penampilanku berada di level yang akan membuat orang lain merasa tidak nyaman saat melihat wajahku, tapi aku bukanlah laki-laki yang tampan, dan aku juga tidak memiliki apa pun yang akan membuatku menonjol. Tapi karena aku mampu belajar dengan baik, hubunganku dengan teman sekelas tidak seburuk itu.
Jadi, wajar-wajar saja bila orang seperti diriku merasa terkejut ketika seseorang tiba-tiba berkata “Aku suka kamu”  secara langsung, ‘kan?
Yah, sepertinya apa yang dimaksud “suka” Kouhai-chan hanya sebagai target pengamatan saja.
Karena dia adalah tipe orang yang selalu menyiapkan jebakan di suatu tempat, dia juga pasti meletakkan jebakan dalam kata-kata ini.
Setelah berpikir semalaman, aku berpikir untuk memperingatkannya kalau mengatakan hal semacam ini kepada sembarang pria sangatlah tidak baik.
Namun, aku tidak memiliki keterampilan percakapan yang cukup untuk secara alami memunculkan diskusi semacam itu . Itu sebabnya, aku memutuskan kalau aku akan mengajukan pertanyaan terlebih dahulu hari ini.
Selamat pagi, Senpai ♪
Dia akhirnya datang juga.
Ya, pagi.
Kalau begitu, akan lebih bagus jika dia bisa menerima saran dariku.

u Sudut Pandang si Kouhai u
... Senpai bertingkah biasa. Padahal kemarin ada insiden seperti itu terjadi.
Mungkin Ia benar-benar mempercayai alasanku, dan tidak memikirkan sesuatu yang khusus?
“Hei. Apa aku boleh mengajukan “pertanyaan hari ini” duluan?”
... Jadi menurut Senpai ini, tidak ada yang khusus tentang insiden kemarin. Sebaliknya, aku merasa agak lega.
Kita belum memutuskan urutannya, ‘kan? Aku juga tidak dalam posisi untuk mengeluh hal itu juga.”
Jika aku tidak salah, 10 hari sudah berlalu sejak aku pertama kali berbicara dengan Senpai, ya.
Aku merasa cukup senang kalau Ia bersedia mengendalikan aliran pembicaraan sekarang.
Kalau begitu, aku takkan menahan diri lagi. Pertama-tama, ini adalah pertanyaan hari ini dariku.”
Aku mendengarkan kata-kata Senpai dari tempatku yang biasa. Aku ingin tahu pertanyaan macam apa yang akan Ia tanyakan?
Kouhai-chan, apa kau mengetahui semua regulasi di SMA kita?
“Iya?”
Re ... apa? Restriksi?
Regulasi, maksudnya peraturan sekolah. Ah, secara resmi disebut Regulasi OSIS. Bagaimanapun, itu adalah sesuatu yang bisa kau baca di buku panduan saat kau pertama kali memasuki sekolah.”
Ah, jadi maksudnya peraturan sekolah?
Mana mungkin aku mau mengingat sesuatu yang merepotkan seperti itu, ‘kan?
“Ya. Kupikir kau bakal bilang begitu.”
Lalu, ada apa dengan peraturan sekolah?
Ini mengenai Pasal 51 regulasi OSIS.”
Aku bahkan lebih terkejut kalau ada 51 pasal dalam peraturan sekolah kita.
Kalau dalam pemerintahan, mungkin regulasi ada di pihak DPR?
“Padahal masih ada lagi, sih ... Tapi bagaimanapun,Pasal 51. Para siswa di sekolah ini tidak diperbolehkan untuk melakukan pergaulan dengan lawan jenis.”
Apa-apaan dengan peraturan itu, kedengarannya seperti aturan pada jaman di mana kesalahan kecil saja akan menimbulkan hukuman berat.
“Lagipula SMA kita memiliki sejarah panjang. Aku pikir semua peraturan tersebut telah diwarisi sejak lama, mungkin.”
“Terus? Apa Senpai akan menjadi orang keras kepala yang berpikir kalau setiap orang harus mematuhi peraturan lama seperti itu?”
Bukankah caramu berbicara terlalu kejam?
Meski Senpai tidak tampak seperti orang yang asertif dalam urusan cinta, aku yakin Ia tidak sepenuhnya tertarik dalam hal itu.
Dan, ada satu alasan lagi. Pasal 8. Ketua OSIS sekolah ini harus dipilih dari antara siswa berprestasi dengan nilai bagus dan sikap yang baik. Mereka harus selalu sadar sebagai siswa teladan kareana akan menjadi contoh untuk siswa lain.
Hee ... Jadi maksudnya itu, ya?
Ketua OSIS?
Jangan membuat ekspresi mempertanyakan siapa itu! Waalau begini-begini, aku adalah ketua OSIS, oke? Bukannya aku sudah pernah mengatakannya!”
Ufufu. Jangan khawatir, aku ingat, kok.”
Tidak, Kau pasti melupakan tentang itu sekarang.
“Enggak kok. Lagi pula, mereka memajang nama lengkap ketua OSIS di website resmi sekolah, jadi tentu saja aku akan tahu.”
Eh? Apa kau serius? Mereka memajang namaku di sana? Aku tidak tahu tentang itu ...”
Ini adalah wajah seseorang yang benar-benar tidak tahu tentang sesuatu. Aku melakukan pekerjaan dengan baik.
Pokoknya, Senpai, jadi kamu benar-benar menghafal semua peraturan sekolah? Ketimbang luar biasa, aku merasa kalau itu lebih tidak menyenangkan, mengapa kamu menyia-nyiakan kapasitas otakmu seperti itu?”
Jangan mengatakannya sejelas itu ... Aku tidak hapal seluruhnya. Aku Cuma mengingat garis besar isinya, dan kemudian menambahkan beberapa kata untuk membuatnya terdengar otentik. Murid-murid yang akan memeriksanya kembali hanya sedikit, jadi tidak ada yang akan menyadarinya.”
Pasal 32
Waktu buka dan tutup sekolah.
Pasal 108
“Tidak ada hal seperti itu.”
Pasal 334
Apa lagi, itu tidak ada hubungannya dengan Hanshin, oi!” (TN: Ini candaan khas orang jepang. Yah, mimin aja taunya dari catatan yang TL versi bahasa inggris :v lol. Kalau pengen tau lebih lanjut: https://wikiwiki.jp/livejupiter/33-4)

u Sudut Pandang si Senpai u
“Jadi, karena kamu adalah ketua OSIS, kamu ingin memastikan untuk tidak melanggar peraturan sekolah, begitu maksud Senpai?”
“Tepat sekali. Meski tidak ada yang peduli, aku tetap peduli. Bukannya kau akan menjadi gelisah jika kau melanggarnya?”
Senpai, kau akan menjadi budak perusahaan yang bagus di masa depan. Selamat.”
Aku tidak ingin mati karena terlalu banyak pekerjaan. Hentikan itu.”
Aku merasa belakangan ini, Kouhai-chan cukup tenang.
Daripada terus memaksaku, sepertinya dia menjadi lebih ramah tamah.
Sekarang juga seperti itu. Jika dia adalah orang dari lima hari yang lalu, dia pasti akan membuatku mengatakan kesimpulan terakhir, mengambilnya, dan menggodaku dengan kata-kataku sendiri.
Aku tidak yakin apakah dia sedang merencanakan sesuatu, atau dia benar-benar berhenti merencanakan apapun.
Kouhai-chan menegakkan tubuhnya yang bersandar di pintu kereta, dan menatapku.
Apa? Apa yang sedang terjadi?
Tapi, Senpai, bukan berarti kamu tidak ingin jatuh cinta, ‘kan?
Bukannya aku tidak mau, tapi aku tidak berpikir itu sesuatu yang sangat berharga untuk melanggar peraturan sekolah.
Jika ini adalah novel komedi romantis atau percintaan, beberapa orang mungkin merasa cukup senang menghadapi aturan semacam itu, tapi jika itu terjadi pada diriku sendiri, sepertinya itu akan sangat mengganggu.
Bagaimanapun juga, fiksi dan kenyataan adalah dunia yang sama sekali berbeda.
Tunggu sebentar….
... Aku baru menyadarinya sekarang.
Karena dia memperbaiki sikapnya, aku pikir dia akan menanyakan sesuatu yang serius, jadi aku hanya menjawabnya dengan jujur. Tapi, Kouhai-chan belum mengajukan “pertanyaan hari ini”. Dengan kata lain, pertanyaan utamanya akan muncul mulai sekarang?
Aku tertipu? Mungkin, aku sudah kejebak sekarang?
Hee. Jadi bukan berarti kamu tidak mau, ya.”
Kouhai-chan menjulurkan lidahnya dan menjilat bibirnya, lalu dia melontarkanku pertanyaan dengan senyum provokatif.
Ini adalah pertanyaan hari ini” dariku. Peraturan sekolah itu, Pasal 51, pernahkah terlintas dipikiran Senpai, kalau kamu ingin mengubahnya?”
Ha ha. Mengubahnya, ya.
Ada kalanya saat aku merasa heran aturan macam apa ini. Aku juga memeriksa apa yang harus aku lakukan untuk dapat merevisinya. Itu sebabnya, jika dia memintaku untuk menjawab, maka ...
... aku bakal membohongi diriku jika aku bilang tidak.
Aku tidak punya pilihan selain menjawabnya.
                                                          
u Sudut Pandang si Kouhai u
Jadi begitu ya.
Jadi Senpai juga sedikit memikirkan tentang itu, ya.
Jika kita berbicara mengenai apakah Senpai bisa mengubahnya atau tidak, Senpai bisa mengubahnya, ‘kan?
Aku akan mengkonfirmasinya untuk jaga-jaga.
Nn? Ya. Lagipula, Itu akan menjadi neraka jika ada aturan yang tidak bisa diubah.”
Karena itu belum berubah sejak lama, maka situasi kita saat ini adalah neraka, ‘kan?
Itu ... mungkin benar.”
Bagaimana seseorang bisa mengubahnya?
Rasanya akan sangat sulit, oke? Setelah melewati rapat anggota OSIS, mendapatkan persetujuan guru, dan mendapat persetujuan dari mayoritas siswa, maka peraturan tersebut bisa diubah dan dapat disahkan.”
Rintangannya cukup tinggi juga, ya. Daripada sulit, ini lebih seperti prosesnya akan sangat merepotkan.
Yah, tapi kemudian, ini terlihat lebih menarik dengan itu.
Berpikir demikian, aku membuat usulan untuk senpai.
Senpai, apa kamu mau mengubah peraturan sekolah konyol ini bersamaku?
Senpai, ayo bekerja keras pada proyek kolaborasi pertama kita, oke?




Hal yang kuketahui tentang Senpai-ku, nomor
Seperti yang kuduga, Ia memang orang yang super duper serius.


close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama