Sesi Belajar Wanita - Bagian 2
◆ Sudut Pandang Hiiragi Haruka ◆
Yah, semoga beruntung hari ini, ucap Natsumi saat dia meninggalkan apartemenku di pagi
hari. Sepertinya hari ini adalah hari untuk shiftnya, jadi dia mungkin
langsung bekerja.
“…”
Kalau dipikir-pikir lagi
mengenai apa yang terjadi tadi malam, itu benar-benar memalukan ... Itu semua
dilakukan setelah minum sedikit, tapi tetap saja, melakukan semua itu masih dipertanyakan. Dan
mengapa aku harus mendapatkan saran dari Natsumi, yang tidak memiliki
pengalaman.
Saat aku membersihkan ruang
tamu yang berantakan karena tadi malam, Seiji-kun tiba.
“Halo?”
“Selamat datang. Ayo
masuk, masuk.”
Memberi salam yang cocok,
Seiji-kun masuk dan duduk di sofa seperti biasa. Hanya menatapnya saja
mengingatkanku pada percakapan yang aku lakukan dengan Natsumi saat mandi.
“Haru-chan
punya tetek yang cukup bagus, jadi jika kamu melakukan ini dan itu sedikit
saja, nanti Dorobo-kun langsung jadi ganas. Mungkin.”
Tetek yang bagus ...
Natsumi benar-benar mengatakan sesuatu yang mungkin dikatakan oleh paman
tua. Melirik sekilas pada Seiji-kun, aku melihatnya di tengah menguap
besar.
“Apa ada yang
salah? Apa kamu ngantuk?”
“Ah, ya. Aku akhirnya
bisa tidur setelah bermain gim dengan Sana ...”
“Kalian terlihat rukun, seperti
biasa.”
“Benarkah? Haruka-san
juga cukup dekat dengan Natsumi-chan, ‘kan? ”
“Yah, kurasa begitu?”
Daripada cukup dekat, kita
pada dasarnya teman dekat. Namun, Natsumi memang cenderung mengatakan
hal-hal yang melanggar batas hanya menjadi teman.
“Tetek
erotis Haru-chan akan menjadi asset penting untuk rencana kita dan membuat
Dorobo-kun senang!”
Dia pasti melewati batas
itu.
Lagian dari awal, tidak
satu pun dari kami yang memiliki pengalaman, dan tidak ada ide konstruktif di
antara kami. Jadi, aku akhirnya mengenakan sesuatu yang menonjolkan dadaku
hari ini! Namun, sepertinya Seiji-kun tidak menyadarinya sama sekali,
ketika dia terus menonton TV dengan mata mengantuk.
Setelah membuat dua cangkir
kopi, dan begitu aku meletakkannya di atas meja, aku duduk di sebelahnya dan
menyilangkan tangan.
“…”
Aku mencoba menyentuh
dadaku dengan tanganku.
……
... Tidak ada reaksi ...
Aku juga memakai bra yang
sedikit erotis yang mana pernah membuat Seiji-kun benar-benar tertarik.
“Kopi, apa aku harus
membantumu dengan meminumnya?”
“Ya…?”
Suaranya tampak lebih
mengantuk daripada sebelumnya.
“Mulut ke mulut.”
“Fuun ...”
Ah, ini takkan
berhasil. Dia sangat ngantuk sekali sampai-sampai dia tidak peduli dengan
lingkungan sekitarnya.
Biasanya akan seperti ini….
“Kenapa
dari mulut ke mulut !? Aku akan meminumnya sendiri!”
Atau sesuatu seperti itu,
saat dia memberikan jawaban setengah serius.
“Aku akan meniupnya supaya
agak hangat untuk diminum.”
“Ya…”
Aku mengambil cangkir
Seiji-kun dan mulai meniupnya.
Dia berusaha keras untuk
tetap membuka matanya. Kelopak matanya tampak sangat berat. Namun,
entah bagaimana itu agak lucu ... Setelah menutup matanya selama sekitar tiga
detik, dia tiba-tiba akan membukanya lagi seolah-olah mengingat sesuatu.
“Jangan terlalu banyak main
gim, oke?”
“Ya…”
“Apa kamu mencintaiku?”
“Yeah…….”
“Sangat mencintaiku dari
seluruh dunia?”
“... Ye …… ah ...”
“Seiji-kun, antara tipe
Onee-san, dan tipe Imouto, mana yang lebih
kamu suka?”
“……Ya…”
Mouu ...
Nampaknya, kesadarannya
agak kabur sekarang. Aku bahkan sudah menyiapkan semua rencana ini. Walau
bilang begitu, aku masih belum memiliki keberanian untuk menjalankan rencana.
“...? Hmmm? Apa
dia akhirnya tertidur?”
Aku menyolek
pipinya. Dia sama sekali tidak bereaksi.
“Ah, itu dia. Jika aku
mencoba merayu Seiji-kun saat dia tertidur, pasti nggak memalukan. ”
Seperti yang diharapkan, rasanya
masih agak memalukan untuk melakukan hal erotis saat dia masih bangun, jadi aku
harus berlatih sementara aku memiliki kesempatan.
“Biarkan aku melakukannya
sebentar ...”
Aku mengerutkan sikuku dan
menunjukkan sedikit lembah-ku. Dan
kemudian, dengan mata menengadah, aku menyebut namanya.
“Seiji-kun ...?”
Tentu saja, karena dia
sedang tidur, jadi tidak ada jawaban.
“Ya ya. Ini akan menjadi
latihan yang bagus.”
Selanjutnya, melepas bajuku
setengah , aku sedikit memiringkan daguku sambil menunjukkan bahu.
“Lalu, aku meletakkan
tanganku ke mulutku ... dan menatapnya dengan mata berkedip ...”
Aku mencoba melakukan hal
yang aku bahas kemarin dengan Natsumi.
“Bukannya
ini akan meninggalkan sedikit memar?”
“Itu
baik-baik saja. Khususnya untuk Dorobo-kun, ada garis pertahanan kuat yang
diberikan olehmu. Melakukan sedikit berlebihan kurasa tak masalah.”
Natsumi memang bilang begitu,
tapi aku merasa mungkin lebih baik kalau aku jujur saja dan mengatakan kalau
larangan seks itu dicabut.
“Tetap saja, melakukannya
sendiri, itu artinya ... aku ... ummm ... akan menunjukkan kalau aku ingin
melakukan hal-hal mesum seperti itu ... sangat memalukan ...”
Dikira seperti itu bukanlah
sesuatu yang aku inginkan. Itu tidak benar-benar salah ... tapi aku juga tak
berpikir kalau itu benar.
Pada akhirnya, aku
menggunakan pose dalam gambar gravure sebagai referensi. Buku mesum yang
dibawa Natsumi terlalu mesum, jadi aku tidak bisa menggunakannya.
“Kamu belum bangun ‘kan,
Seiji-kun?”
Aku bertanya sambil
berpikir tidak ada gunanya, tapi aku mengkonfirmasi untuk jaga-jaga.
“Tidak ada
respon. Baik. Kalau begitu…”
Duduk di seberang
Seiji-kun, aku perlahan-lahan melepas bajuku dan membiarkannya
jatuh. Sekarang aku hanya mengenakan kutang saja di bagian tubuhku.
Mufufu. Aku dalam
kondisi setengah telanjang begini, tapi Seiji-kun masih belum bangun.
... Seorang gadis yang
perlahan melepas pakaiannya di depan pacarnya yang tertidur ...
“...... Apa jangan-jangan
aku ini ... cabul?”
Aku menggelengkan
kepala. Aku akan kalah jika aku berpikir dua kali tentang itu. Meski
aku tidak tahu aku kalah dari apa.
Lagipula tidak ada yang
melihat, jadi itu oke~ ♪
“Selanjutnya,
kamu akan membuat pose seperti seekor macan kumbang betina!”
“Kenapa
macan kumbang?”
“Karena
itu memberi sensasi yang fleksibel!”
Ketika mengenai
mengeluarkan perasaan yang fleksibel, itu benar-benar masih misteri seberapa banyak
efek yang akan terjadi, tapi untuk sekarang, aku mencoba melakukan seperti yang
sudah didiskusikan.
“Haru-chan,
selanjutnya kamu menangis. Tangisan macan kumbang betina.”
“Nyaaah!”
“Macan
kumbang betina takkan bersuara nyaah begitu!”
“Eh? Tapi
itu dari keluarga kucing, kan ??”
“Hewan
karnicora takkan menangis dengan cara yang imut begitu. Suaranya harus
gaoo. Gaoo.”
Nggak. Seperti yang
diharapkan, aku masih tidak bisa yakin kalau suaranya gaoo.
“Nyaaaaaaaaaaannnnn.”
Di depan pacarku sendiri,
dengan setengah telanjang, aku berteriak nyaah ...
Tidak, tidak, tidak, aku
menggelengkan kepala lagi. Jika aku berpikir dua kali aku kalah. Jika
aku berpikir dua kali aku kalah. Jika aku berpikir dua kali aku kalah.
Aku mendekatinya sambil
merangkak. Selanjutnya adalah bagian terakhir.
Kamu bisa melakukan ini, Haruka!
Sambil mengangkangi dia, aku
akhirnya berhadapan dengan Seiji-kun, yang benar-benar tertidur di sofa.
“Bahkan
Dorobo-kun mungkin akan bilang, Mama, dan membenamkan wajahnya ke dadamu.”
“Seiji-kun
takkan pernah mengatakan sesuatu yang menjijikkan begitu.”
Seiji-kun adalah pria yang
kalem. Natsumi tidak mengerti sama sekali.
“Ba-Baiklah ...!”
Aku meregangkan tangan ke
punggungku, dan membuka kait bra-ku.
* Disensor *
“——Aku tidak bisa
meneruskannya. Aku tidak bisa. Mending pakai baju.”
Tiba-tiba aku turun dari
pangkuan Seiji-kun, dan satu per satu, aku mmakai pakaian yang sudah kulepas. Aku
telah menyelesaikan misi yang telah aku rencanakan untuk dilakukan.
Jam menunjukkan sudah jam
dua belas siang.
“Mending aku menyiapkan
makan siang.”
Apa yang harus aku
buat? Sambil memikirkan bahan-bahan yang ada di dalam lemari es, aku pergi
menuju ke dapur.
◆ Sudut Pandang Sanada Seiji ◆
…… A-apa ... itu.
Apa-apaan ... itu (kedua
kalinya).
Apa-apaan itu tadi !?
Aku pikir itu cuma mimpi,
tapi sepertinya tidak begitu.
Ketika aku mendengar dia
berteriak nyaaaaaan, aku sedikit membuka mataku, dan melihat Hiiragi-chan
mengangkangiku dengan pakaian dalamnya saja.
Ah, ini mimpi.
Atau begitulah yang aku
pikirkan.
Namun, bukan itu
masalahnya. Itu adalah situasi seperti mimpi . Hanya
memikirkannya saja membuatku tidak bisa berdiri dari sofa.
... Hiiragi-chan, apa jangan-jangan
dia itu orang cabul ...?
Sepertinya dia mengira aku
sedang tertidur, jadi lebih baik aku tidak bertanya kejadian tadi padanya.
kenapa ada sensor. Hey, hey, anda sangat tidak rasional terhadap kaum eue...
BalasHapus