Omae wo Onii-chan Vol.3 Chapter 03 Bahasa Indonesia


Rabu, 8 Mei - Mau Makan? Tidak Mau Makan? Permintaan.

Makan siang bersama Mariko sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Atau lebih tepatnya, aku diberi bekal makan siang untuk makan ... .
Dari waktu ke waktu aku merasa ingin membuat bekal makan siang dan membalas budi padanya, tapi makanan yang bisa kumasak hanyalah kari. Dan kari ... tidak peduli seberapa keras aku mencoba, takkan cocok untuk dijadikan bekal makan siang.
Ketika aku mengatakan itu padanya, Mariko menanggapinya dengan “Kamu benar, itu benar-benar tidak pas" dan tertawa polos.
Sementara percakapan berubah menjadi "Cowok yang bisa memasak itu populer", tapi hal itu sangat mustahil untukku.
Sebenarnya, untuk memasak, ada adik yang bisa menjadi guru yang baik, tapi ... aku mengakhiri pembicaraan tanpa memberitahu hal itu pada Mariko.
Jika aku bilang kepadanya bahwa aku tiba-tiba mendapat lima adik, dia takkan percaya dan mungkin akan menganggapnya sebagai omong kosong belaka.
Sementara mengingat semua itu, aku menekan bel interkom dari pintu apartmen Sayuri.
“Aku sudah menunggu dengan tidak sabar, Onii-sama!”
Sayuri, yang membuka pintu demi menyambutku, membungkuk hormat.
“Itu berlebihan ...”
“Tidak ada yang namanya berlebihan di antara kita. Ini adalah takdir khusus adik.”
Dia mengangkat wajahnya dan tersenyum indah.
Sambil tanganku ditarik, aku melewati ruang tamu. Kyuu-chan si burung beo ... dia sangat tenang hari ini.
“Halo, Kyuu-chan.”
Ketika aku memanggilnya, kepala Kyuu-chan bergeleng ke kiri dan kanan di dalam kandang.
'Berperilaku baik saat ada Onii-sama di sini.'
Sepertinya Kyuu-chan mematuhi perintah Sayuri. Meski, masih dengan sempurna meniru apa yang Sayuri katakan kepadanya.
Dengan pipinya yang tersipu, Sayuri berbicara dengan suara gemetar.
“U-umm ... Kyuu-chan, jangan katakan itu!”
'Kyuu-chan, jangan katakan itu!'
Jadi begitu beo berperilaku. Meskipun, Kyuu-chan bukan burung beo tapi burung myna.
Sepertinya dia menyerah pada Kyuu-chan, jadi Sayuri hanya menunduk ke bawah.
Nah, bagaimana aku menghabiskan waktuku dengan Sayuri hari ini.
“U-umm, Sayuri?”
Ketika aku memanggilnya, Sayuri dengan penuh semangat mengangkat kepalanya.
“Ya, Onii-sama! Minta apa pun yang kamu inginkan dariku!”
“Tidak, tidak, tidak, aku tidak punya permintaan apa-apa.”
“Aku senang bisa berguna bagi Onii-sama.”
Sayuri menggeliat dengan penuh semangat. Saat aku melihat dia berperilaku seperti ini …... dia sedikit mirip seperti anjing. Pada pantatnya, aku merasa seolah-olah telah melihat ilusi dari ekor yang bergoyang-goyang.
“Ehh ... oh benar! Terima kasih buat Maumauland. Berkat panduanmu, kita bisa menikmati waktu yang sangat menyenangkan.”
“Benarkah?”
Matanya berbinar.
“Ya, beneran. Kali ini kau sangat membantuku. Itu sebabnya, jika ada sesuatu yang kau inginkan, jangan sungkan untuk bilang.”
“Um, kalau begitu Onii-sama, aku punya permintaan.”
“Apa?”
“To-To-Tolong hadiahi aku karena sudah melakukan yang terbaik.”
Seluruh tubuh Sayuri mulai gemetaran sedikit demi sedikit.
Baru-baru ini, dia membeli beberapa pakaian, tapi dia masih meminta hadiah. Apa yang sebenarny dia inginkan?
“Apa ada sesuatu yang kau inginkan?”
“Hati Onii-sama!”
Jadi itu permintaannya !! Tapi, itu berarti ... suatu hal yang melampaui cinta saudara.
“Bahkan jika itu permintaan adikku yang lucu, aku tidak bisa memberikan hatiku. Aku akan mati.”
“Bukan itu yang aku maksud saat aku mengatakan 'hati'! Aku ingin hati Onii-sama, dengan cara non-anatomis!”
“Jadi, jika aku memberikannya kepadamu, apa yang akan kau lakukan dengan itu?”
“Aku akan menindihkan hati kita dan saling menumpang tindihkan hal penting Onii-sama dengan hal penting milikku. Um, ya …... secara fisik.”
Wajahnya memerah seperti tomat dan menggeliat, tapi apa yang dikatakannya terlalu balk-blakan ?!
Meski aku sudah menegur dia kalau kita ini bersaudara  ... apa yang harus aku lakukan.
“Sayuri, kita ini saudara kandung.”
“Onii-sama, sudah berapa banyak flag yang kamu patahkan sampai kamu merasa puas? Apa kamu tidak tahu pepatah 'itu adalah hal yang memalukan bagi seorang kakak untuk tidak menerima rayuan sang adik'?”
“Jangan seenaknya memodifikasi pepatah.”
“Tapi, aku sudah melakukan yang terbaik, ‘kan? Aku benar-benar, benar-benar melakukan yang terbaik!”
Sambil menggunakan cara bicara formal, Sayuri mendekatiku dari depan. Payudaranya yang masih dalam tahap berkembang menyentuh tubuhku ...
Aku heran, kenapa adik-adikku sangat suka dengan kontak fisik.
Ketika aku melihat ke bawah, Sayuri menatap wajahku.
“Onii-sama. Aku punya ide bagus.”
“I-Ide apa?”
Karena dia tampak serius, aku akhirnya menggunakan cara bicara formal.
“Menginginkan hatimu, um ... itu hanya dasar untuk negosiasi, aku sudah meminta hal ceroboh, itu adalah ayunan pertama sebelum meminta Onii-sama sesuatu dari rintangan yang lebih rendah.”
“Dengan kau menjelaskan kepadaku, bukannya teknik negosiasimu kurang baik?”
“Ha ... uu, Onii-sama hebat dalam negosiasi.”
Tidak, tidak, Kau sendiri yang menggali kuburanmu. Biasanya dia bersikap tenang, tapi temperamen Sayuri sering tidak stabil.
“Umm, jadi apa permintaanmu yang sebenarnya?”
“Ja-Jadilah orang pertamaku. Tolong renggut punyaku yang penting.”
Ini hampir tidak berubah ?!
Impossibru. Rintangannya tidak turun sama sekali. Sebagai orang, sebagai kakak, sebagai pria dan sebagai manusia, aku memiliki sesuatu yang penting untuk dilindungi. Tolong sadari hal itu, wahai adikku.
“Dengar Sayuri, hal semacam itu ...”
“Hal semacam itu, tepatnya situasi seperti apa yang sudah kamu bayangkan, Onii-sama?”
Sayuri tersenyum seperti setan kecil. Tidak baik, tadi itu pertanyaan menjebak?
“Ap-Apa yang kau minta ... um, pertama kalinya Sayuri  ... berarti, dengan kata lain .... eh.”
“Onii-sama? Tolong katakan dengan jelas.”
“Se-Seperti yang sudah kubilang, merenggut hal penting dari seorang gadis…. ... oh benar! Ini adalah sesuatu yang tidak boleh direnggut.”
Saat aku menekankan pada hal itu, Sayuri mengelak dengan mudah ... atau lebih tepatnya, dia melakukan serangan balik.
“Aku dengan senang hati mendedikasikan semua yang aku punya kepada Onii-sama.”
Sayuri lalu melingkar lengannya di leherku. Tidak baik, jika aku mendorongnya menjauh di sini aku akan menyakiti perasaannya, jika tidak ... ap-apa yang akan terjadi ?!
“Onii-sama, ada sesuatu yang disebut kecerobohan. Saat kakak dan adik semakin rukun dan dekat, mereka jadi ceroboh. Kecelakaan! Ayo kita buat seperti kecelakaan!”
Dengan wajah benar-benar merah Sayuri memohon kepadaku. Jika dia sampai merasa malu begitu seharusnya dia jangan bilang ........Astaga, Sayuri menjadi lebih di luar kendali hari ini.
“Jangan berpura-pura jadi kecelakaan! Cara terbaik untuk menjalani hidup adalah cara yang aman!”
Tiba-tiba, wajah Sayuri berubah serius. Dia menatapku dengan ekspresi kesepian.
Tidak baik. Jika aku ditatap Sayuri dengan ekspresi transien seperti itu, aku merasa menggigil.
“Apa Onii-sama membenciku?”
Pertanyaan itu... tidak adil.
“Ak-Aku menyukaimu ...”
Sekali lagi, ekspresi Sayuri kembali senang dan malu-malu.
“Lalu bukannya ini baik-baik saja? Di bawah persetujuan kita berdua, ayo buat kecelakaan besar.”
“Sayuri, ap-apa kau baik-baik saja dengan kecelakaan?”
“Tentu saja. Bagiku, tidak peduli bagaimana, melakukan hal seperti ini dengan Onii-sama pertama adalah lebih penting daripada apa pun, itu adalah hal yang indah dan beruntung.”
Ini tidak baik. Sepertinya aku tidak bisa membujuknya bagaimanapun caranya. Kalau begitu …... hanya itu satu-satunya jalan keluar situasi ini.
Supaya tidak menyebabkan kecelakaan besar, aku perlu menghancurkan itu.
Aku memeluk Sayuri dengan lembut untuk mendekapnya, aku perlahan-lahan mendekatkan wajahku ke wajahnya. Sayuri menjinjitkan kakinya dan menutup matanya.
"Ahh! Akhirnya Onii-sama membuat kecelakaan denganku. Ini seperti mobil yang tergelincir dari tebing dan menyebabkan kebakaran besar!"
Aku dengan lembut mencium …….. dahi Sayuri.
Segera dia menatapku dengan penuh kebingungan, dan pandangan penuh kritik. Sayuri menggembungkan pipinya dan protes.
“Um, Onii-sama? Sekarang, bempernya sedang menjorok.”
“Apa-apaan dengan perbandingan itu. Yang begini saja sudah membuatku sangat gugup sampai-sampai jantungku ingin copot.”
“Be-Begitu ya! Ciuman di dahiku menjadi seperti bagian paling atas gunung kegembiraan ... oh Onii-sama ... dasar pendaki nafsu.”
perbandingannya sangat aneh!
Sayuri menempelkan telinganya di sekitar dadaku dan fokus mendengarkan detak jantungku. Itu berdebar cepat dan kuat seolah-olah aku sehabis berlari.
Yang bisa aku lakukan hanyalah menenangkan pernapasanku.
Untuk sementara, Sayuri teerus menempel denganku tanpa melakukan apa-apa. Secara bertahap, pernapasan dan detak jantungku telah kembali ke ritme asli.
Ketika hatiku sudah benar-benar tenang, Sayuri diam-diam menjauh dariku.
“Jika aku merangsang Onii-sama lebih dari ini, Onii-sama takkan bertahan sampai malam.”
Apa yang dia maksud dengan takkan bertahan.
Aku tidak tahu harus membalas apa kepada adikku yang bahagia menyipitkan matanya.
Onii-chan khawatir tentang kekuatan khayalan Sayuri. Atau lebih tepatnya, aku ... aku mencium adikku. Meski di dahi sekalipun.
“Onii-sama, wajahmu memerah.”
“Te-Te-Te-Tentu saja! Aku belum pernah melakukan kontak fisik seperti itu dengan orang lain!”
Ketika aku masih kecil, dan masih polos, Mariko pernah mengatakan "Nyium di dahi! Lakukan. Di pipi juga boleh kok!” Aku akhirnya melakukan hal itu, tapi aku belum mencium siapa pun sejak itu.
Kami ini bersaudara, tapi aku …….. yeah, apa yang sudah aku lakukan ...
“Mungkinkah kamu menyesali itu?”
“Ti-Tidak.”
Jika aku bilang iya, aku akan menyakiti perasaan Sayuri.
“Tidak perlu berpura-pura. Jujur saja. Onii-sama tidak puas dengan di dahi saja, ‘kan?”
Menempatkan jarinya pada kancing baju, dia menatapku dengan antusias.
“Aku baru ingat ada sesuatu yang harus dilakukan, jadi ayo kita hentikan itu untuk hari ini.”
“Tidak perlu takut, oke? Tapi, apa boleh buat. Kita adalah orang asing beberapa minggu yang lalu, sampai Onii-sama menjadi jujur dan bercinta denganku, adiknya, aku harus bekerjasama rehabilitasi kakak. .. singkatnya, brohabilitation.”
“Jangan membuat istilah baru!”
“Onii-sama, sampai kamu setidaknya berhenti menolak untuk mandi bersama adikmu, aku akan terus membuatmu menjadi kakak terhormat.”
Sayuri membusungkan dadanya saat mengatakan itu, dan aku hanya menepak jidatku mengenai situasi ini.
“Sebaliknya, bukannya kau baru saja menyatakan kalau kau akan jadi adikku?”
Mengingat hal itu, Sayuri memalingkan wajahnya.
“Ah! Apa yang sudah aku lakukan, aku bahkan lupa menghidangkan teh. Onii-sama, silahkan duduk dulu.”
Dalam kasus Sayuri, terlepas dia menjadi adikku atau tidak, aku merasa dia masih akan menjadi berbahaya ...
Bagaimana pun juga, aku akhirnya bisa bernapas lega. Aku duduk di atas sofa. Sementara, Sayuri menyeduhkan teh biasa untukku.
“Tehnya sudah siap, Onii-sama.”
“Ya, terima kasih, Sayuri.”
Teh Sayuri suguhkan tidak pahit, namun kaya akan aroma dan lezat. Percakapan aneh beberapa saat lalu tampak seperti sebuah kebohongan, suasana sekarang terasa tenang setelah jeda singkat.
Sayuri adalah adik yang baik dan tidak membuat malu. Namun, kepribadiannya terlalu ekstrim dalam beberapa aspek, seperti lalat pada salep, itu membuatku khawatir.
Dia membasahi bibirnya dengan teh dan menatapku lekat-lekat. Jika itu kelanjutan dari percakapan dari sebelumnya, maka ampuni aku.
“Onii-sama, boleh aku mengajukan pertanyaan?”
“Umm, apa itu?”
Di antara para adik, aku tidak ingin mencoba menolak Sayuri sebisa mungkin. Ketika adik-adiknya yang ada, Sayuri bertindak dewasa dan menahan diri, jadi saat kita sendirian, dia akhirnya berperilaku lebih ekstrim.
Meski, sebelumnya, dia terlalu sedikit berlebihan.
“Kalau begitu, Onii-sama, apa makanan favoritmu?”
“Makanan favoritku?”
“Ya. Makanan favorit.”
Dokumentasi yang berisi informasiku yang sudah Murasaki-san siapkan seharusnya mengatakan kalau aku suka makanan Jepang dan nikujaga ... dan seharusnya Sayuri sudah membaca lebih menyeluruh daripada orang lain, apa maksudnya ini?
“Um, makanan Jepang.”
“Jika memungkinkan, makanan ala barat.”
Apa penelitian tentang makanan favorit orang semakin populer akhir-akhir ini? Mariko juga memintaku hal itu ...
Omong-omong, aku melakukan sesuatu yang buruk pada Mariko. Pada akhirnya, aku tidak tahu preferensiku sendiri dan tidak bisa bekerja sama dengan penelitiannya.
Sayuri masih berdiri seperti patung, menunggu jawabanku.
“Hmm ... biar kupikir-pikir dulu.”
Apa saja tak masalah ‘kan? Sesuatu ala barat ...
Belakangan ini aku melihat mimpi yang aneh. Aku tidak bisa mengingatnya dengan baik, tapi aku makan seperti sedang berpesta. Bersama dengan seseorang ...
“Oh! Omurice!”
“Omurice, Onii-sama?”
Mata Sayuri berubah seperti kucing yang terkejut.
“Itu benar. Omurice.”
“Itu tak disangka. Tapi, sempurna, kalau begitu….”
Meski aku bilang begitu, itu pasti tak terduga. Atau lebih tepatnya, apa maksudnya "sempurna" ...? Ketika aku penasaran dengan hal itu, Sayuri memiringkan kepalanya.
“Omong-omong, kenapa omurice?”
“Aku juga tidak mengerti  ... tidak! Memang benar kalau aku ingin memakannya, aku tidak berbohong atau memaksa. Benar-benar ... Aku tidak tahu alasannya, tapi aku merasa seperti makan omurice . Apa itu terlalu kekanak-kanakan? Juga, karena Nenek tidak pernah membuatnya, aku sendiri merasa terkejut.”
Sayuri mengangguk.
“Itu bagus. Onii-sama meminta sesuatu dariku. Aku merasa senang.”
“Be-Begitu ya.”
“Serahkan saja padaku, Onii-sama. Aku akan menyiapkan omurice terbaik untukmu. Omong-omong, untuk bagian telurnya, apa mau yang lengket, atau digoreng ringan?”
“Digoreng ringan saja. Dan, dengan bendera di atasnya.”
“Bendera?”
“Ah, tidak. Bukan apa-apa. Lupakan saja.”
Kenapa aku bilang "bendera"? Juga caraku mengatakannya terasa aneh meski aku sendiri yang berkata begitu.
“Kalau begitu Onii-sama. Cukup sudah waktu buat menggoda dan pertanyaan untuk saat ini ... ayo lakukan yang terbaik untuk belajar hari ini. Demi mendaftarkan aku ke dalam Shichiyou Akademi, tempat dimana Onii-sama masuk!”
“Eh? Ah ... ya.”
Tiba-tiba berubah kalau kita akan belajar. Meski aku berterima kasih untuk itu.
Untuk sementara Sayuri dan aku duduk berdampingan untuk mempelajari catatan dan buku referensi.
Saat kami istirahat, Sayuri diam-diam berdiri.
“Sudah waktunya untuk menyiapkan makan malam, ‘kan.”
“Apa ada sesuatu yang bisa aku bantu?”
“Onii-sama pasti lelah karena, silakan beristirahat saja.”
Sayuri mengenakan celemek di dapur dan mulai menyiapkan makan malam.
Aroma nasi yang dimasak melayang menuju ruang tamu. Lalu aroma sup miso, aroma ikan bakar ... e-eh?
Saat aku mengintip ke dapur dan bertanya.
“Bukannya kau mau membuat omurice?”
Sayuri mengangkat menolehkan wajahnya, tampak bermasalah.
“It-Itu ... um, aku kehabisan bahan ...”
“Ma-Maaf. Kau benar. Ini cuma permintaanku yang mendadak.”
“Aku akan membuat omurice pada kesempatan berikutnya ... sampai saat itu, aku akan berlatih.”
Dia adalah seorang gadis yang penuh persiapan, bisa melakukan apa saja. Tapi jika dia tidak mempersiapkan, dia akan terlalu kikuk dan selalu berakhir gagal. Dan kegagalan itu akan mengakibatkan lebih banyak kegagalan.
Itu sebabnya, waktu persiapan lebih penting ketimbang apa pun untuk Sayuri.
“Aku sangat menantikan omurice buatanmu.”
Dan, malam hari ini adalah makanan Jepang.



close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama