Eiyuu to Majo Jilid 2 Bab 2 Bagian 2

Bab 2 Bagian 2

 (Sudut Pandang Shiina Mai)

 

... Kira-kira apa yang sedang Ia lakukan sekarang?

Setiap kali aku membiarkan pikiranku mengembara seperti ini, aku selalu memikirkan Godou.

“Godou…” Aku menggumamkan namanya. Entah bagaimana, rasanya memalukan ketika aku melakukan itu.

Aku dulu memanggilnya 'Pahlawan', tapi Ia bersikeras kalau dirinya bukan pahlawan lagi, jadi aku memanggilnya dengan namanya. Aku tahu sudah terlambat untuk memikirkan hal ini, tapi aku masih tidak tahu kenapa aku memanggilnya 'Godou' bukannya 'Shiraishi.'

Yah, semuanya sudah tidak terlalu penting karena aku merasa nyaman memanggilnya 'Godou'.

...Sebaliknya, aku merasa jengkel karena dia terus memanggilku 'Shiina'. Setidaknya itu lebih baik daripada dipanggil 'Penyihir', tapi, tetap saja...

Karena aku memanggilnya 'Godou', jadi Ia harus mulai memanggilku 'Mai'.

… Tunggu, memangnya itu masuk akal? Tenanglah, diriku! Rasanya tidak adil, iya memang begitu, tapi aku tidak boleh memikirkan hal seperti itu!

Aku membayangkan Godou memanggilku dengan namaku.

“Hng!!~”

Aku mengeluarkan erangan aneh dan berguling-guling tidak karuan di tempat tidur.

Kemudian, aku mengambil salah satu boneka kolekku dan memeluknya dengan erat.

Jalan-jalan ke kolam tempo jari terasa menyenangkan.

Aku tidak bisa berenang, jadi aku hanya menghabiskan waktuku melayang-layang dengan ban pelampung, tapi bersama Godou dan semua orang di sana, tidak pernah ada momen yang membosankan. Berada di sekitar teman-teman yang bisa aku percaya terasa menyenangkan dan menyegarkan.

…Meskipun, aku tidak merasa cukup bahagia untuk menangis.

Aku merasakan otot-otot di wajahku mengendur saat mengingat wajah konyol Godou yang menangis.

Akhir-akhir ini, aku merasakan sesuatu yang aneh terjadi pada diriku. Jantungku akan berdenyut tanpa peringatan.

Apa aku sedang sakit?

Tidak, tentu saja tidak. Itu mungkin karena 'kutukan' yang menggerogoti hatiku.

Aku mengingat wajah orang yang 'mengutuk'ku, Godou. Setiap kali aku mencoba memikirkannya, pikiranku menjadi kosong tanpa sadar.

Sejak hari itu…

Hari dimana dirinya memintaku untuk menjadi temannya...

Hubungan kami menjadi aneh. Setiap kali aku melakukan kontak mata dengannya, aku tanpa sadar memalingkan muka. Setiap kali aku bersamanya, pipiku akan semakin panas dan aku menjadi gelisah. Untuk beberapa alasan, aku mendapati diriku menatapnya tanpa kusadari. Apakah ini efek samping dari persahabatan?

Jika memang demikian, maka yang namanya persahabatan sungguh luar biasa sekali. Hal tersebut membuat hatiku merasa hangat dan gembira.

Aku ingin bertemu dengannya lagi. Kapan kami bisa bertemu lagi?

Meskipun aku 'dikutuk', aku sudah menemukan obatnya.

Sejak pertama kalinya dalam hidupku, aku merasa diberkati meskipun aku 'dikutuk'.

Saat aku berguling-guling di tempat tidur sambil memikirkan hal-hal seperti itu, ponselku tiba-tiba berdering.

Aku segera berdiri dan meraihnya, karena mengira itu dari Godou. Sayangnya, ternyata bukan. Tapi aku tidak terlalu kecewa karenanya.

Orang yang menelponku ternyata adalah Kirishima-san.

Aku menghela nafas panjang sebelum menjawabnya. Suara ceria datang dari sisi lain.

{Ah, heyo, Mai-chan~ Apa kabar?~}

“A-Aku baik-baik saja… Ha-Hanya saja, di luar sangat panas, jadi aku tetap berada di dalam kamarku…”

Sejak jalan-jalan ke kolam renang, aku mencoba berbicara dengan mereka lebih santai.

Ketika aku secara tidak sengaja mengubah nada normalku kembali ketika aku menyangkal menjadi orang bebal, Kirishima-san dan Shindou-san menyambutnya dengan gembira. Itu sebabnya aku mencoba memperlakukan mereka dengan lebih santai.

…Rasanya aku semakin dekat dengan mereka. Rasanya bagus.

Namun, aku masih merasa gugup memperlakukan semua orang dengan santai seperti itu.

Saat aku merasa bertentangan, aku mendengar suara Kirishima-san.

{Ahaha, paham banget! Sejujurnya, jika aku tidak memiliki aktivitas klub, aku akan melakukan hal yang sama sepertimu!}

Jadi dia pergi latihan di klubnya hari ini juga. Kirishima-san benar-benar luar biasa. Jika aku menjadi dirinya, aku bahkan takkan berusaha lari di tengah panas seperti ini.

Sebenarnya, aku akan pingsan saat aku mencoba melakukannya.

{Oiya, Mai-chan, kamu suka novel, ‘kan? Apa kamu sudah membaca novel yang satu itu? Yang sedang tren sekarang?}

Novel apa yang dia bicarakan? Dia tidak menyebutkan judulnya sama sekali.

Aku menebak-nebak dan menyebutkan judul populer yang sedang tren karena mendapat adaptasi live action. Sepertinya tebakanku benar. Sebenarnya, itu adalah salah satu judul favoritku sepanjang masa. Meski aku kebanyakan membaca novel ringan akhir-akhir ini, aku biasanya juga membaca buku semacam itu.

Genre romantis adalah salah satu genre favoritku. Aku selalu menemukan diriku mencarinya setiap kali mengunjungi toko buku.

{Kamu tahu filmnya sedang tayang, ‘kan? Jadi, Yuuka dan aku membicarakan tentang menontonnya bersama. Apa kamu ingin pergi bersama kami?}

“Y-Ya! A-aku ingin sekali!”

Ketika aku menjawab itu, aku bisa mendengar pekikannya yang bersemangat dari sisi lain.

Akhir-akhir ini, Kirishima-san memanggilku seperti ini untuk mengajakku jalan-jalan.

Secara kebetulan, apa dia menyukaiku? Jika demikian, aku akan sangat senang!

Bisakah aku menganggapnya sebagai temanku? Aku ingin tahu apakah dia menganggapku sebagai temannya.

Kalau saja dia memberitahuku langsung seperti yang Godou lakukan.

Tapi biasanya orang normal tidak mengatakan hal ini dengan lantang, bukan?

Lagipula itulah yang Godou katakan padaku. Berbeda denganku, dia punya banyak teman, jadi dia harus tahu banyak tentang ini.

Oh benar, aku harus bertanya pada Kirishima-san tentang itu.

“…Apa kamu mengajak Godou dan Kudou-kun?”

{Ah… Yah, mereka tidak terlalu suka film romantis. Bahkan jika kami mengajak mereka, mereka akan menolaknya. Aku belum bertanya pada Godou, Yuuka juga belum bertanya pada Shinji, kurasa.}

“Begitu ya…”

Aku tidak sabar untuk menonton filmnya karena aku menyukai novelnya. Tapi aku merasa sedikit kecewa karena Godou tidak akan ada disana.

Kalau dipikir-pikir, di kehidupan sebelumnya, Ia pernah berkata kalau Ia tidak begitu mengerti kisah cinta.

Padahal cinta adalah emosi yang indah. Sayang sekali dia tidak bisa memahami perasaan itu.

…Lagipula, aku juga tidak pernah jatuh cinta, jadi aku tidak terlalu memahaminya.

Tiba-tiba, wajah Godou muncul di benakku. Aku menggelengkan kepalaku dengan panik.

A-Apa sih yang kupikirkan?! Godou cuma teman!

Selain itu, walaupun kami sudah menjadi teman, kami adalah musuh di kehidupan kami sebelumnya. Mana mungkin dia menganggapku seperti itu.

{…Apa ada yang salah?}

Saat aku membuat alasan seperti itu di dalam kepalaku, Kirishima-san memanggilku.

“Bu-Bukan apa-apa. Jangan pedulikan aku.”

Ahem.

Apa aku melakukan sesuatu yang aneh? Kirishima-san terdiam beberapa saat…

{Ngomong-ngomong, apakah kamu ingin bertemu sekarang? Aku baru saja kembali dari aktivitas klubku.}

Aku setuju untuk bertemu dengannya. Tidak seperti dia atau Godou, aku tidak punya aktivitas klub maupun pekerjaan paruh waktu, jadi aku punya banyak waktu luang.

 

◇◇◇◇

 

Aku meninggalkan rumahku dan berjalan menuju sebuah taman yang tidak terlalu jauh. Di sana, aku menemukan Kirishima-san sedang duduk di bangku di bawah naungan.

Dia mengenakan kemeja lengan pendek, seragam klubnya. Ada handuk yang tersampir di lehernya.

“Hai, Mai-chan~! Kamu juga terlihat manis hari ini! Yay~”

Ketika dia menyadari keberadaanku, dia mengangkat tangannya dengan semangat tinggi.

“Y-Yay?”

Aku mengikutinya dan membalas dengan mengangkat tangan. Sebagai tanggapan, dia segera bertepuk tangan dengan tangannya. Sepertinya aku membuat tanggapan yang tepat. Itu adalah pertama kalinya aku melakukan tos. Entah bagaimana, rasanya cukup tersentuh.

Dia kemudian menepuk area kosong di sebelahnya. Aku dengan patuh duduk di sana.

Setelah melihatnya dari dekat seperti ini, aku menyadari sekali lagi bahwa dia sangat cantik dan bergaya.

Dia memiliki sepasang payudara yang besar, kaki dan pinggang yang ramping. Secara keseluruhan, dia mengalahkanku dalam setiap aspek.

Kepribadiannya juga periang, cerah dan baik hati. Aku ingin menjadi seseorang seperti dirinya.

“Hari ini masih panas seperti biasanya, ya. Ah, jangan terlalu dekat denganku, aku berkeringat, jadi kurasa aku tidak akan berbau harum.”

“Ah maaf…”

Aku mencoba menyelinap lebih dekat dengannya, tapi sepertinya dia menyadarinya.

Dia meneguk minuman lemon yang dia beli dari mesin penjual otomatis. Bagaimana aku harus mengatakannya? Dia tampak sedikit erotis? …Tunggu, apa sih yang kupikirkan? Tenanglah diriku!

Ngomong-ngomong, kenapa dia memanggilku ke sini?

Apa mungkin dia hanya ingin bertemu denganku? Jika demikian, aku merasa sangat tersanjung. Hehe~

“Aku ingin berbicara tentang jadwal menonton film. Aku tahu kita bisa membicarakannya lewat telepon, tapi mumpung aku sedang berada di dekat sini, kupikir aku bisa membicarakannya langsung saja. Maaf jika itu membuatmu tidak nyaman!”

“Ti-Tidak, tidak sama sekali, kok!”

Dia bertepuk tangan dengan tatapan minta maaf. Aku menggelengkan kepala sebagai tanggapan.

Setelah itu, kami mengecek jadwal film dan memutuskan tanggal.

Karena Shindou-san dan aku bebas selama masa liburan, kami hanya perlu menyesuaikan dengan jadwal Kirishima-san. Setelah mengetahui hari-hari ketika dia tidak memiliki kegiatan klubnya, kami memutuskan untuk tanggalnya dengan mudah. Aku sangat menantikan hari menonton nanti.

Ketika aku berpikir tentang filmnya, aku melihat Kirishima-san tersenyum bahagia sambil melihat ponselnya.

Aku memiringkan kepalaku dengan bingung. Menyadari itu, dia meminta maaf kepadaku sebelum menunjukkan layar ponselnya.

Itu adalah RINE dari Godou.

“Jadi aku mencoba mengajaknya untuk menonton film itu. Anehnya, Ia mengatakan kalau Ia sedikit tertarik.”

…Itu berarti Godou akan datang juga? Ah gawat, lalu baju apa yang harus kupakai? Aku tidak bisa memakai gaun yang sama dengan yang kugunakan kemarin, bukan? Aku harus memakai beberapa pakaian lucu.

Aku mulai memeras otakku, namun tiba-tiba respon Godou selanjutnya datang dan memadamkan semua kegembiraanku.

[Ah, tapi aku ada jadwa shift hari itu.]

“Duhh, dasar.”

Kirishima-san terlihat sangat tidak senang ketika melihat balasan tersebut.

Aku memahami perasaannya. Aku seperti bodoh saja karena kegirangan sendiri. Bahuku merosot.

Setelah itu, mereka berdua mencoba bekerja sesuai jadwal.

“Ngh… kurasa ini tidak akan berhasil. Kalau begitu, ayo pergi dengan kita bertiga saja.”

Itulah kesimpulan akhirnya. Sepertinya semua orang cukup sibuk selama liburan musim panas.

Tapi tetap saja, mereka berdua selalu berkomunikasi dengan santai seperti ini, ya?

… Enak, ya. Sosok mereka berdua berjalan bersama muncul di benakku.

Mereka berdua sangat serasi satu sama lain. Siapa pun dapat melihat bahwa Kirishima-san sangat cantik sehingga orang dapat dengan mudah salah mengira dia sebagai artis idola. Sedangkan Godou, meski aku benci mengakuinya, Ia adalah pria paling keren di dunia ini.

Apalagi mereka sudah saling kenal sejak kecil.

“Apa ada yang salah?”

Saat aku tenggelam dalam pikiranku sendiri, Kirishima-san tiba-tiba memanggilku.

“Bu-Bukan apa-apa. Ha-Hanya saja, kamu dan Godou sepertinya dekat sekali ya, Kirishima-san.”

“… Tapi dari sudut pandangku, hubunganmu lebih dekat dengannya, tau.”

Aku dan Godou? Apa benar-benar memang begitu yang terjadi?

Memang benar kami menjadi lebih dekat dari sebelumnya sejak kami berdamai, tapi hubungan kami tidak sebanding dengan hubungannya dengan Kirishima-san. Maksudku, kami masih saja sering bertengkar dan berdebat.

“…Mai-chan, apa pendapatmu tentang Godou?”

“Eh...?”

Aku tidak bisa segera memberikan jawaban.

Apa yang kupikirkan tentang Godou?

Sejujurnya, aku tidak tahu. Aku bahkan tidak tahu mengapa aku tidak tahu.

Pada kehidupan kami sebelumnya, kami adalah musuh, tapi sekarang kami adalah teman.

Dialah orang yang menyelamatkanku

Ia mengajariku seperti apa yang namanya kebahagiaan sejati.

Godou adalah pahlawanku.

Setiap kali bersamanya, aku merasa dibuat gugup, tetapi pada saat yang sama, aku merasa bahagia. Setiap kali melihatnya, aku menyadari bahwa dialah pria yang paling keren di dunia. Setiap kali Ia menemukanku melakukan sesuatu yang konyol, meskipun Godou menertawakanku, senyumnya tetap membuatku sangat bahagia.

Perkataan saja tidak sanggup menggambarkan perasaan yang kumiliki terhadapnya.

Tapi sepertinya Kirishima-san mengerti perasaanku.

“Mai-chan, kamu terlihat seperti seorang gadis yang sedang jatuh cinta, apa kamu tidak menyadari itu?”

“Eh ….?”

Aku membeku sejenak, tidak tahu apa yang dia maksud dengan itu.

Kemudian, dia mengeluarkan cermin tangan dan mengarahkannya ke arahku.

Cermin itu memantulkan wajahku yang merah cerah dari pangkal leher hingga ujung telingaku.

… Itu persis seperti ekspresi yang akan dibuat oleh seorang heroine setiap kali dia memikirkan tentang sang pahlawan.

“Kamu mencintai Godou, bukan?”

Ketika dia bertanya padaku tanpa kepura-puraan seperti itu, aku tidak bisa membuat alasan untuk menyangkalnya.

Selama ini, aku pura-pura tidak menyadari perasaan ini.

Padahal aku tahu persis apa perasaan ini. Perasaan yang selama ini memenuhi hatiku.

Perasaan ingin bertemu dengannya, perasaan rindu akan sentuhannya.

Aku ingin Ia memelukku erat-erat, menciumku dengan bibirnya lagi…

Aku ingin menjadi kekasihnya.

Ketika Kirishima-san menghadapiku dengan berani seperti itu, rantai yang menahan perasaan ini hancur berkeping-keping. Dengan begitu, kesadaran datang kepadaku.

Aku kecewa pada diriku sendiri.

Aku tidak bisa mengakui perasaan ini.

Jika aku mengakuinya, aku takkan bisa memaafkan diriku sendiri.

Karena Godou memintaku untuk menjadi temannya.

Ia mengulurkan tangan kepadaku untuk memulai hubungan baru denganku. Sebuah hubungan yang penuh dengan kehangatan.

Jika aku meminta sesuatu yang lebih, aku justru akan mengkhianati perasaannya.

Godou takkan mengatakan apa-apa, tapi aku tahu kalau dirinya akan kesal jika mengetahui perasaanku. Itu sebabnya, akan lebih baik bagiku untuk menyimpan perasaan ini untuk diriku sendiri.

“Tidak, aku tidak …”

Jadi aku menggelengkan kepala dan menyangkal perasaanku. Itulah satu-satunya pilihan yang tersedia bagiku.

“Mana mungkin aku jatuh cinta padanya…”

Saat aku mengatakan itu, Kirishima-san menutup mulutnya untuk waktu yang lama.

Tatapanku menghadap ke bawah, jadi aku tidak tahu wajah seperti apa yang dia buat.

Dia mungkin merasa tidak nyaman karena nada suaraku keluar dengan kuat.

“… Begitu ya. Maaf sudah menanyakan pertanyaan aneh padamu.”

Dia meminta maaf dengan suara rendah.

“Aku juga. Maaf, aku tidak bermaksud menyangkalnya dengan ngotot seperti itu… ”

“Tidak, jangan meminta maaf segala. Akulah yang bersalah di sini. Kepo dengan perasaan orang adalah hal terburuk yang bisa dilakukan seseorang…”

Suasana ceria Kirishima-san hilang.

Aku ingin menghiburnya, tapi karena kurangnya keterampilan sosialku, jadi aku tidak tahu caranya.

Itu sebabnya aku meminta maaf padanya, berpikir kalau hal tersebut mampu membuatnya merasa lebih baik. Tapi, senyum cerianya tidak pernah kembali lagi.

“… Baiklah, itu saja. Sampai jumpa di bioskop nanti, oke?”

Dia tersenyum lemah dan berjalan pergi.

Aku tidak bisa mengatakan apa-apa untuk menghentikannya.

 

 

Sebelumnya || Daftar isi || Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama